TITLE : Into You

AUTHOR : GresikaS

CAST : Oh Sehun , Do Kyungsoo , etc

GENRE : Romance , etc

DISCLAIMER : Semua cast milik Sment & cerita ini milik saya (-,)

NOTE : Hai I'm Back , kali ini Hunsoo , happy reading :D

New York , 2016

Lagit cerah hari bersinar sebagaimana mestinya di langit cosmopolitan yang berhembus masuk membuatnya sedikit bergidik , ini musim gugur , musim gugur yang cukup indah , setidaknya ada bunga yang terbawa masuk bersama hembusan angin tadi ke dalam ruangannya.

Menatap beberapa tas berisi semua pakaian juga akan kembali hari ini , dua jam dari sekarang lebih ke negara dimana ia di lahirkan dulu.

Bukan apa-apa , pekerjaan memanggilnya , dan ia mau tidak mau , siap tidak siap harus mengiyakan pekerjaan ini , tak ada alasan khusus , hanya ingin sesuatu yang baru saja , sedikit jenuh , yah kurag lebih seperti itu.

Menyesap kopi pertamanya di pagi ini , berjalan menuju pintu apartementnya , melihat siapa yang 'berkunjung' di pagi mengembang , menggeser tubuh tingginya sedikit , mempersilahkan tamunya tersenyum melihat apa yang dibawa tamunya , pesanannya , juga dengan sedikit 'tambahan' rasa baik didalamnya.

"aku tahu kau belum sarapan pagi"

"ya kau memang tahu , walaupun sudah ada ini" ia mengangkat cangkir kopinya yang tinggal separuh.

Tamunya menghela napas "dengan cara hidupmu yang seperti itu sejak datang kemari aku ingin bertepuk tangan karea kau masih hidup"

Ia terkekeh "aku masih makan Kris , dan juga coffetarian"

Tamunya menyodorkan satu set sarapan untuknya , mengambil kopi dari tangannya , menyesapnya sedikit , lalu mengerutkan kening "seperti double americano"

Ia tertawa , memasukkan salad ke dalam mulutnya "kau yakin tidak ikut bersamaku ?"

"untuk waktu dekat sih tidak , mungkin nanti jika kontrakku yang beberapa bulan lagi habis aku akan menyusulmu kesana"

"kau sudah lihat atelierku disana ?"

Kris , tamu itu menggeleng "belum , kenapa ? tidak sesuai instruksimu ?"

"tidak , hanya saja aku terlalu suka"

Kris menatapya , "jangan sampai kau menjadikannya 'hunian' juga seperti yang kau lakukan disini , belilah rumah atau apartement , tidur , dan juga kurangi kopimu , tapi sudah bagus kau berhenti merokok"

"aku sudah bosan merokok , penawaran terakhir , ikut denganku atau tinggal ?"

"tinggal untuk sementara , aku akan mengurus semuanya lalu menyusulmu"

"ok ! bawa kekasihmu juga"

"what ?"

Ia tertawa "jangan kau pikir aku tidak tahu , yang bersamamu di club dua hari yang lalu , aku ragu sampai kau menciumnya saat itu"

"Oh God ! Kau melihatku ?"

"ya , ah berarti benar , kau beruntung saat itu aku tidak membawa kamera , itu termasuk seni juga"

Tamunya tertawa "aku akan minta kau memasangnya sebagai cover ateliermu kalau begitu"

Ia pun juga tertawa , "terima kasih makanannya , dan juga tripodnya"

Kris mengangguk "ya dan sulit sekali mendapatkan seri seperti yang kau minta , jangan kau pakai untuk menghajar orang lagi , aku harus ke galeri sekarang aku mengadakan rapat pagi ini , mau datang ?"

"oh tidak-tidak terima kasih"

"see ya Hun , kabari aku jika kau sampai"

"hmm , see ya Kris"

Pria tinggi itu kini terheran sendiri , ia baru sadar makanan yang dimakannya barusan untuk dua orang , ia tersenyum kecil , orang tadi benar-benar tahu jika dirinya tidak makan sejak tadi malam.

Ia menghembuskan napasnya , menyeret koper-koper besar itu "ok ! bye New York"

Seoul , 2016

Suara dentingan merdu menyapa indera pendengaran seluruh penghuni rumah pagi itu , walaupun faktanya hanya ada dirinya dan pria paruh baya yang biasa ia panggil 'ayah' berdiri tak jauh darinya , ikut mendegarkan , juga meneliti.

Rutinitas paginya selalu seperti itu , jika orang normalnya sarapan , makan bersama anggota keluarganya , ia jauh dari hal menyenangkan disinilah ia berada tiap paginya , mendentingkan not-not piano , dan menahan rasa kesalnya jika dirasa apa yang ia mainkan tidak sesuai.

"lagu ini andante"

"kecepatan rata-rata orang berjalan" sahutnya

"kau terlalu cepat satu not"

kurasa begitulah aku berjalan.

Selalu begitu , ia tidak bisa membantah apa yang dikatakan ayahnya , hanya mengangguk ,menjawabnya , dan mengulanginya sampai ayahnya merasa seperti yang diharapkannya.

Ia muak , jujur juga ingin hidup normal seperti anak lain , bermain , belajar bersama , pulang sekolah dengan bis umum , makan siang bersama teman , sungguh ia akan menukar apa saja yang dimilikinya saat ini untuk hal -hal yang menurutnya lebih 'manusiawi' , lebih seperti apa yang diinginkannya.

"cukup untuk pagi ini , ayah berangkat , siang nanti kau harus berlatih untuk resital , jangan lupa"

"ya"

Hanya seperti itu akhir paginya , dan itu membuatnya dalam perasaan yang biasa ia hanya meminum serealnya sedikit , agar ia mempunyai alasan untuk makan bersama lebih suka kelaparan bersama temannya dibanding makan sendirian seperti ini.

"tidak dihabiskan ?"

"tidak , aku berangkat bibi"

Pemuda manis itu menghentikan langkahnya sejenak melihat pintu mobilnya yang sudah napasnya dan mencoba mengingat hal-hal menyenangkan dalam hidupnya , walaupun faktanya ia hampir tidak punya hal yag membuatnya senang selama ia ada di rumah , oh lagipula dirinya tidak pernah keluar rumah selain ke sekolah seninya dan tempat ia berlatih.

"ada apa tuan muda ?"

"tidak , tidak ada"

Hanya 15 menit lalu kau keluar dari rumah , yah begitu isi hatinya setiap hari , keluar dan jauh dari ada yang menyenangkan dirumahnya , ayahnya selalu pulang saat lewat makan malam , memberinya lagu baru untuk dimainkan pagi harinya.

"apa aku bisa berangkat ke tempat latihan sendiri nanti ?"

"... ayah tuan muda ..."

"oh ok !" ia sudah tahu jawabannya , aturannya , tidak ya berarti tidak , tidak ada penawaran apapun , bagi ayahnya perkataannya sama dengan perintah.

"tuan muda ..."

"tidak apa-apa aku tahu , memang selalu seperti itu kan ? , aku turun , sampai nanti paman"

Akhirnya , jauh dari rumah , matanya berbinar dan itu tanpa disadari olehnya hari ia begitu , kata ceria setiap melewati pintu besar masuk sekolah tinggi seninya , dan yang ia jawab jika seseorang bertanya kenapa ia seperti itu , sama , 'baunya menyenangkan'.

Pemuda tinggi itu menguap berkali-kali sambil menolehkan dia bisa membeli kopi panas , ia lupa jalanan negaranya sendiri , sepuluh tahun dan banyak yang berubah pasti ia melewatkan banyak hal selama ada di negara cosmopolitannya selama ini.

Beruntung ia tidak lupa bagaimana caranya berbicara dalam bahasa Korea , bahasa negaranya , negara tempat dimana ia tumbuh.

Mengatakan sebuah alamat setelah ia menaiki tubuhnya sedikit sambil menikmati pemandangan beranjak sedikit dan bertanya apa ia bisa singgah sebentar untuk membeli kopi , yang ternyata bisa , dan membuatnya sedikit senang , oh ayolah dia coffetarian , maniak kopi.

Beberapa saat taksi kembali berjalan , melewati hotel , pertokoan , kedai , juga club malam yang mampu menggoda siapa saja untuk bisa saja masuk tapi ia tidak sebodoh itu dalam keadaan jetlag , dan banyak barang masuk ke club malam , ia bisa tidak berwujud esok paginya.

"ini , terima kasih"

Setibanya ditempat yang ia tuju , rumah maksudnya , ia disambut 'bell boy' yang menawarkan membantu membawa semua mengangguk saja , ia bukan tipe orang yang suka repot membawa barang-barang , dan juga ia masih lelah.

"baru tiba di Korea , tuan ?"

"ya , seperti itu" jawabnya

"ini kamarnya , dan ini keycardnya"

"terima kasih , ini"

Bell boy tadi menatapnya sekilas tidak percaya pada apa yang diterimanya , tipnya terlalu besar , dan membuatnya mengucapkan terima kasih tiga kali sebelum menghilang di balik tinggi itu tidak ambil pusing , baginya semua pekerjaan itu berat , apalagi pekerjaan seperti 'bellboy' sudah sepantasnya ia menerima itu.

Mencari tempat tidur membuka pakaiannya , dan menjatuhkan diri ia sudah harus bekerja , melihat atelier , bertemu klien , lalu 'bebas' itu yang paling ia nantikan.

Kepalanya beralih pada balkon yang tak jauh dari tempat tidurnya , beranjak dari tempatnya , membuka lebar pintu balkon , kembali merebahkan tubuh di tempat suka hawa berangin seperti ini , angin yang menyapu tubuhnya , seolah seperti belaian sebuah tangan yang lembut , menyapu kulitnya , dingin dan menyengangkan.

"dini hari , yeah , welcome to Seoul"

TBC