Hai Minna-saaan!

Natsu kembaliii… Yah, Natsu udah mulai kembali sekolah, dan menjalani aktivitas Natsu seperti biasanya…

Mungkin Natsu bakalan jarang update, karena Natsu sibuk. Tapi Natsu bakalan usahain agar cepat update lah!

Oh ya, sebelumnya, makasih buat yang udah nge-review fic-fic Natsu sebelumnya. Sekali lagi makasiiiiiiiih!

Ya udah, langsung baca aja!

Disclaimer : Masashi Khisimoto

Tittle : I choose you

Story : Natsu Hiru chan

Rated : T

Genre : Romance and Family

Pairing : NaruXhina

Warning : Abal, Gaje, Norak, OOC, OC, pokoknya, hancur lah!

Summary : Semua orang juga tahu, kalau Hinata adalah seorang gadis yang lemah. Bahkan untuk ayahnya sendiri. Ketika ia mulai putus asa, sang pujaan hatinya, malah datang dan mengatakan sesuatu yang di impikan Hinata selama ini. Siapa yang akan Hinata pilih?

.

.

.

.

Hinata's pov

Mata levenderku terlihat sendu ketika memandangi seorang pria paruh baya, bermata lavender sama sepertiku, saat ini tengah melatih seorang gadis berambut coklat bermata lavender pula. Yah, pria paruh baya itu adalah Tou-sanku, Hyuuga Hiashi, sedangkan gadis itu adalah adikku, Hyuuga Hanabi. Saat ini mereka tengah latihan bersama.

Aku, Hyuuga Hinata, dikenal sebagai anak yang lemah dan tak bisa apa-apa. Tou-sanku bahkan menganggapku sebagai aib, di keluarga Hyuuga. 'Neji saja, yang berasal dari kalangan bawah, bisa menguasai jurus, putaran Jyuuken. Bahkan Hanabi, yang lebih muda darimu, juga bisa. Kenapa kau, pewaris klan Hyuuga, tidak bisa melakukannya?' begitulah kira-kira yang Tou-san beritahu padaku.

Sedih? Marah? Kesal? Iri? Itulah perasaanku jika aku melihat Tou-san melatih Neji nii-san, ataupun Hanabi-chan. tapi aku hanya menutupi perasaanku dengan senyuman manisku.

"Hinata, buatkan kami the gandum!" perintah Tou-sanku dari seberang, tempat ia kini tengah melatih Hanabi. Aku hanya mengangguk kecil lalu menuruti perintah ayahku.

Normal pov.

"Waah, selamat pagi Hinata!" sapa seorang pemuda, berambut coklat dengan tatoo berbentuk taring merah di kedua pipinya.

"Se, selamat pagi, Kiba-kun…" balas Hinata tersenyum lembut.

"Guk,guk!" kata seekor anjing putih sebesar yang sebesar singa.

"Akamaru juga menyapamu!" ujar Kiba pada Hinata.

Hinata hanya tertawa kecil, "selamat pagi Akamaru…" sapa Hinata.

"Kau mau menjenguk Naruto?" tanya Kiba.

"A,apa dia sakit?"

"Ya, sejak kejadian Pein, menyerang Konoha, dua bulan yang lalu, Naruto katanya menjadi malas makan! Hehe~ mungkin karena kedai ramen kesayangannya itu hancur!" ujar Kiba.

'Oh ya, sejak itu, aku tidak pernah bertemu Naruto!' umpat Hinata dalam hati.

"A,aku ikut ya, Kiba-kun !" ucap Hinata dengan sedikit rona merah di pipi mulusnya.

Mereka pun pergi bersama ke rumah sakit Konoha.

Di rumah sakit,

Terlihat Naruto kini sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Mata sapphirenya menerawang entah kemana. 'Karena, aku mencintaimu Naruto-kun…' kalimat itu terdengar di telinga Naruto. Wajahnya langsung memerah.

"Hinata-chan…" gumam Naruto pelan.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka dengan keras. Sontak Naruto menoleh kearah sumber suara, berharap yang datang adalah orang yang baru saja dia pikirkan dari tadi.

Mata sapphirenya terlihat kecewa ketika melihat yang datang, adalah Kiba, tak lupa dengan Akamaru.

"Hoi Naruto! Kau baik-baik saja?" tanya Kiba kasar.

"Cih! ini bukan rumah sakit hewan bodoh!" balas Naruto melirik kearah Akamaru.

"Kau ini…" kesal Kiba.

"Ohya, Hinata! Kenapa kau masih di luar? Ayo masuk!" panggil Kiba kearah pintu.

Mata Naruto membulat sempurna, ketika melihat seorang gadis berambut indigo, bermata lavender, dengan rona merah di pipi putihnya, masuk kedalam kamar Naruto.

'Aduh, bagaimana ini? Aku baru saja menyatakan perasaanku pada Naruto dua bulan yang laluuu! Apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya?' batin Hinata.

"Waaah! Selamat datang Hinata-chan!" sambut Naruto bersemangat. Hinata hanya membalasnya dengan senyuman kecil tak lupa dengan semburat merah di wajahnya.

"Wah, tadi kau mengejekku dan Akamaru! Pas Hinata yang datang, kau menyapanya dengan senang hati!" kesal Kiba melipat kedua tangannya di dadanya.

"Cerewat kau Kiba!"

"Ohya! Aku lupa! Hari ini aku ada misi dari Hokage-sama!" ujar Kiba menepuk keras dahinya. "Aku pergi dulu ya Dobe! Hinata!" kata Kiba lalu berlari meninggalkan Naruto dan Hinata, disusul oleh Akamaru.

Hening…

"Err, Hinata-chan…" ucap Naruto pelan namun dapat didengar oleh Hinata.

"Em?" kata Hinata memalingkan wajah dari Naruto, berusaha menyembunyikan wajah merahnya.

'Jangan bicara soal itu, jangan bicara soal itu! Jangan bicara soal itu!" ucap Hinata dalam hati secara berulang kali.

.

"Apa kau… benar-benar menyukaiku?" tanya Naruto to the point, dengan sedikit rona pink di pipinya.

JDWARRR !

Hati Hinata serasa disambar petir mendengar pertanyaan Naruto. Wajahnya langsung memerah, pikirannya sudah melayang entah kemana.

"I,itu… itu… a,anu, e… e… itu…" ucap Hinata gugup.

"Apa?" tanya Naruto turun dari tempat tidurnya mendekati Hinata. Sedangkan Hinata, kakinya sudah sangat bergetar. Dia tak menyangka bahwa Naruto akan mengingat 'kejadian' itu. Setaunya, Naruto hanya menyukai Sakura.

BRUK!

Saking gugupnya, Hinata sudah tidak menahan kakinya yang harus menopang tubuhnya yang bergetar. Akhirnya Hinata jatuh terduduk dengan wajah yang bersemu merah.

"K,kau tidak apa Hinata-chan?" tanya Naruto khawatir seraya berlari menuju Hinata dan memegang kedua bahu gadis indigo itu. Kini jarak antara mereka semakin dekat.

"Naru…" belum sempat menyelesaikan perkataannya, Hinata sudah keburu pingsan karena jarak antara ia dan pujaan hatinya itu kurang dari satu meter.

"Hinata? Hinata? Eh, Hinata-chan? aduuuuh! Kenapa kau harus pakai acara pingsan segala sih? Hei! Bangun Hinata-chan!" ujar Naruto mengguncang-guncang tubuh Hinata. Namun hasilnya nihil, Hinata tetap hilang kesadaran. Naruto hanya menghela nafas panjang. 'Satu-satunya yang lemah darimu adalah hatimu, Hinata-chan! kau terlalu baik!' batin Naruto memandang Hinata lembut.

"Ng? ummm…" gumam seorang gadis berambut indigo saat ini tengah mengucek pelan kedua mata lavendernya. Siapa lagi gadis ini? Kalau bukan Hyuuga Hinata?

Hinata baru sadah bahwa saat ini dia tengah berbaring di sebuah ranjang medium pun bangun, lalu memandang kearah sekelilingnya. Mata lavendernya menangkap alat-alat optik, dan beberapa ranjang lain disamping ranjangnya.

"Apa ini? Dimana aku?" gumam gadis itu pelan seraya berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi.

Mata lavendernya membulat sempurna, wajahnya langsung memerah, tubuhnya lalu memanas, ketika sang gadis baru saja mengingat apa yang telah terjadi padanya.

"Ta,tadi… Naruto-kun bertanya… dannn, aduuuh! Kok aku langsung pingsan sih?" gumam Hinata mengacak rambutnya sendiri.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu, sukses menyadarkan Hinata dari penyesalannya. Hinata pun menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya seorang gadis berambut soft pink memasuki ruangan itu.

"Sa,Sakura-chan?" gumam Hinata.

"Hai Hinata! Syukurlah! Kau sudah siuman!" ujar Sakura lalu duduk di sisi ranjang Hinata.

"Aku ada dimana?"

"Tadi kau pingsan, jadi Naruto membawamu ke sini!" jelas Sakura. Hinata hanya ber-oh-ria.

"Jyuukeennn…" teriak Hinata yang saat ini tengah berlatih bersama Neji. Sayangnya, serangan Hinata dapat dihindari oleh Neji. Hinata menoleh kearah Hiashi yang saat ini tengah mengawasi mereka. Tatapannya sangat tajam, membuat Hinata agak tegang.

"Ughh…"

BRAKKK

Neji dengan suksesnya berhasil menyerang Hinata yang sempat kehilangan kosentrasinya. Neji pun berjalan mendekati sepupu sulungnya itu dan membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Neji datar.

"I,iya Neji nii-kun… Te,terima kasih…" ucap Hinata menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor.

"Baiklah, kau boleh istirahat dulu! Kau terlihat kelelahan," ujar Naji lalu meninggalkan Hinata.

Hinata's pov.

Aku pun berjalan mengekor di belakang Neji nii-kun. Kulihat Tou-san menatapku super tajam, sehingga membuatku agak takut. Aku pun hanya bisa memainkan jariku entah untuk apa. Yah, itu memang kebiasaanku jika aku sedang gugup.

"T,tou-san…" kataku pada Tou-san dengan gugup. Tou-san hanya melirik kecil kearahku.

"B,boleh aku keluar main?" tanyaku gugup.

"Kau itu mau apa lagi? Kau harus berlatih!" ucap Tou-san dingin.

Kecewa? Itu yang kurasakan saat ini. Kenapa jika Hanabi, Tou-san selalu saja mengabulkan keinginannya. Kadang aku merasa sedikit iri pada Neji nii-kun dan Hanabi-chan, jika Tou-san memuji kehebatan mereka? Sedangkan aku? 'Langkah kakimu lemah!' 'Apa kau tidak bisa lebih kuat lagi?' 'Putaran Jyuuken itu adalah jurus keturunan Hyuuga! Kenapa kau tidak bisa melakukannya?' hanya itu yang sering kudengar dari Tou-san. Tapi aku harus tabah. Aku percaya, Tou-san pasti menyayangiku lebih dari apapun.


Aku bejalan menyusuri desa Konoha yang terlihat sibuk. Para penduduk terlihat sedang bergotong royong memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Tak sedikit orang yang menyapaku dengan ramah, aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman lembut tulus dari hatiku.

Mata lavenderku membulat dengan sempurna, ketika melihat sesosok pujaan hatiku selama ini, berada di depanku. 'Aduuuh, kenapa aku bisa berpapasan dengan Naruto-kunnn?' sesalku dalam hati.

"Hai Hinata-chan!" sapa Naruto padaku tak lupa dengan cengir khasnya yang membuat jantungku, err… berdebar-debar!

"Ya, Naruto-kun, maaf, aku harus pergi!" ucapku berusaha menghindar darinya.

Belum sempatku melangkahkan kakiku, Naruto sudah keburu memegang tanganku, sukses membuatku bersemu merah."Na,Na,Naruto-kunnn…" ucapku lirih.

"Aku ingin bicara padamu…" ucap Naruto dengan nada serius.

.

Normal pov

Di sebuah padang rumput yang luas, terlihat dua orang remaja yang saat ini sedang bersama. Si pemuda nampak berdiri sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya. Di depan pemuda itu terdapat seorang gadis yang terlihat gugup, sambil memainkan kedua jari telunjuknya. Wajahnya saat ini sudah semerah kepiting rebus.

"Hinata-chan…" ucap pemuda itu.

"I,iya Naruto-kun…" lirih gadis yang dipanggil Hinata itu.

"Kenapa kau selalu menghindar dariku akhir-akhir ini?" tanya Naruto polos. Hinata hanya memalingkan wajahnya dari Naruto, tanpa menjawab pertanyaannya.

"Apa gara-gara kejadian di rumah sakit itu?" sambung Naruto. Hinata masih tidak menjawab. Lututnya terlihat bergetar.

"Hinata?" tanya Naruto berusaha melihat ekspresi Hinata yang saat ini tengah menunduk malu.

Hinata sedikit mengangkat wajahnya, dilihatnya sesosok pemuda yang saat ini berada di depannya.

"A,aku… Ti,tidak menghindarimu, Naruto-kun…" lirih Hinata.

"Kau jagan bohong! Tadi saja kau juga menghindariku! Aku tahu, dari dulu kau memang selalu menghindar dariku, tapi ini berbeda! Dulu kau menghindariku, kalau aku melihatmu, tapi sekarang, walaupun aku tidak melihatmu, kau tetap menghindar!" jelas Naruto.

Hinata hanya diam. Sedangkan Naruto terlihat tidak sabar mendengar kelanjutan dari perkataan sang gadis.

Hening…

"Sudahlah, kalau kau tidak mau menjawabnya, aku pulang saja…" ucap Naruto kesal seraya berbalik hendak meninggalkan Hinata.

JLEBB…

Hati Hinata terasa ditusuk puluhan kunai beracun. Ia tak menyangka kalau Naruto akan marah. "Na,Naruto-kunnn!" panggil Hinata setelah mengumpulkan segala keberanian yang ada di hatinya. Yang dipanggil hanya berbalik dengan wajah yang sedikit terkejut.

"A,aku 'kan sudah bilang! A,aku… sus,su,suka Naruto-kunnn…" ujar Hinata dengan wajah yang semakin memerah. Naruto terlihat sangat terkejut dengan pernyataan Hinata. Terlihat rona merah di pipi tan-nya.

"Ta,tapi… Aku gak ada maksud untuk me, menghindarimu, Naruto-kunn…" ucap Hinata tergagap.

Naruto hanya diam mendengar parkataan gadis tang ada di hadapannya saat ini.

"Hinata…"

"Aku… juga menyukaimu…" lirih Naruto dengan rona merah di wajahnya. Hinata langsung blushing di tempat. Wajahnya tak kalah merah dengan wajah Naruto. Dia hanya bisa membekap mulutnya, menahan rasa senang sekalugus terharunya.

Tanpa Hinata sadari, sepasang tangan kekar dan besar langsung membekapnya dengan erat. Wajah Hinata menjadi 3x lebih merah lagi. "Na,Naruto-kunnn" ucap Hinata gugup. Kakinya kini sudah bergetar hebat.

"Waktu kau menolongku dari Pain dulu… aku sangat marah, sekaligus kagum atas kenekat-an dan keberanianmu. Aku baru sadar dengan perasaanku yang sebenarnya, setelah kau menyatakan perasaanmu. Aku baru sadar kalau kau lah cinta sejatiku yang sebenarnya…" ujar Naruto.

Dengan mengumpulkan segala keberanian, dan membuang rasa malu dan takutnya, Hinata lalu membalas pelukan Naruto dengan pelan. Naruto sempat sedikit terkejut, namun ia makin mempererat dekapannya.

"Waktu kau tak sadarkan diri… pada waktu itu… aku takut… aku sangat takut…" lirih Naruto semakin mempererat dekapannya. Hinata hanya diam tak lupa dengan rona merah di pipinya. Saat ini wajah Hinata pasti sudah semerah kepiting yang sudah direbus, dan direbus, dan direbus lagi, lalu diberi saus tomat.

"Hnnn…" gumam Hinata.

.

Depan mension Hyuuga, terlihat seorang pemuda berambut jabrik pirang, tengah berdiri di hadapan seorang gadis yang setinggi dengan dadanya. Rambutnya berwarna indigo, dan matanya berwarna lavender pekat.

"K,kau boleh pulang Naruto-kun…" ucap gadis itu lirih.

"Iya,iya! Aku akan mematuhi keinginan 'PACAR' baruku!" ujar Naruto dengan cengiran khasnya, seakan menekan kata 'pacar'. Naruto pun mengacak pelan rambut Hinata, "Aku pulang dulu," ucapnya lembut seraya berlari meninggalkan Hinata. Hinata hanya tersenyum kecil memandang punggung pacar barunya yang semakin menjauh. Entah yang kesekian kalinya, wajahnya memerah. Dia tak menyangka, bahwa orang yang selama ini menjadi pujaan Hatinya. Hinata pun masuk kedalam rumahnya.

.

.

.

~TO BE CONTINUED~

Waaaah! Akhirnya selesai juga…

Natsu jadi legaaa *kipas-kipas*

Ohya, Natsu pingin ngucapin, 'selamat kembali beraktivitas seperti biasa' *emang ada?*

Mungkin para reader-san agak kecewa ama sifatnya Hiashi! *sok tahu*

Natsu ngedapat inspirasi tentang fict ini, setelah ngebaca komik Naruto, (Aih! Natsu lupa volume berapa) waktu itu, ujian chuunin, Hinata vs Neji. Guru Kurenai sempat membayangkan, ketika dulu dia pergi ke kediaman keluarga Hyuuga, dan Hiashi bilang kalau 'Hinata tidak di perlukan lagi di keluarga Hyuuga.'

Saat itu lah, otak Natsu yang udah karatan(?) ini, akhirnya mulai bekerja. Akhirnya, jadi lah fict gaje iniiii!

HOREEEE!

Akhir kata, Don't forget to review.

~Arigatou~