AkaKuro Diary; Jealousy
Pairing: GOMxKuroko, AkaKuro
Genre: Romance and Friendship
Rate M
Warning!: OOC, Typo(s), BL, Sho-ai, Yaoi, etc
Suara decitan sepatu dan pantulan bola basket bisa terdengar dari gym siang itu. Anggota klub basket Seirin sedang berlatih basket seperti rutinitas mereka setiap pulang sekolah. Hari ini sang coach, Aida Riko menambah latihan mereka menjadi 2 kali lipat dari biasanya. Jam 4 sore mereka sudah selesai latihan, Aida pun membubarkan anggotanya.
"Hari ini cukup sampai sini. Kalian boleh pulang."
"Ha'i, coach."
Anggota klub basket Seirin pun melangkahkan kaki menuju ke bangku untuk mengelap keringat mereka dan minum. Setelah itu, mereka mengganti baju dan pulang ke rumah.
"Naa, Kuroko. Mau ke Maji Burger?" ajak Kagami pada Kuroko.
"Boleh, Kagami-kun."
Kuroko mengiyakan tawaran Kagami. Bagaimana tidak? Vanilla milkshake setelah latihan membuat dirinya semangat. Mereka berdua pamit pada para senpai dan teman mereka. Mereka berdua berjalan, melangkahkan kaki menuju ke Maji Burger. Tidak ada obrolan diantara mereka, lagipula mereka sudah biasa berjalan bersama dalam diam seperti ini. Pikiran Kuroko memutar memorinya saat di Teiko dulu.
FLASHBACK
"Istirahat 10 menit." Sang kapten, Akashi Seijuuro menyuruh para anggotanya istirahat. 5 pemuda lainnya langsung berjalan menuju ke bangku. Mereka mengambil botol minum masing-masing dan meneguk minum itu. Keringat mengucur dari pelipis mereka. Latihan bagai neraka itu dilipat gandakan 3 kali dari biasanya.
"Haah.. capek-ssu.." keluh pemuda bersurai kuning, Kise Ryouta.
"Berisik, Kise." Aomine Daiki, sang surai navy membalas.
"Aominecchi hidoi-ssu!"
Begitulah rutinitas mereka setiap hari saat latihan, pasti ada saja yang diributkan oleh Aomine dan Kise. Sedangkan Midorima, Murasakibara, dan Kuroko pasti diam saja. Mereka berlima duduk berjejer di bangku kayu coklat itu, sedangkan kapten mereka sedang berbicara dengan sang manager, Momoi Satsuki tentang menu latihan mereka. Akashi menolehkan kepalanya, ia merasa ada seseorang yang memandanginya dari tadi. Manik heterokrom scarlet-gold nya menangkap Kuroko Tetsuya sedang mengamati dirinya. Akashi pun tersenyum pada Kuroko, membuat Kuroko langsung merah padam dan mengalihkan pandangannya.
"Mulai lagi" Akashi memerintahkan anggotanya untuk kembali latihan. Latihan mereka berlangsung hingga pukul 5 sore. Selesai latihan, mereka semua mengganti baju di loker lalu mengambil barang mereka dan langsung pulang ke rumah. Kise seperti biasa, dengan kelewat ceria memeluk Kuroko.
"Nee, nee.. Kurokocchi, ayo ke Maji Burger!" ajak Kise
"Aku juga ikut.." timpal Aomine
"Tidak boleh, ini kencanku dengan Kurokocchi!" balas Kise pada Aomine.
"A..ano.. Kise-kun.."
Tampaknya ucapan Kuroko itu tidak dihiraukan oleh Kise maupun Aomine. Sedangkan Akashi yang dari tadi diam langsung membalas,
"Kalau begitu, bagaimana kalau aku ikut, hm Ryouta?" Tanya Akashi dengan aura hitam di sekelilingnya.
Kise yang dari tadi bertengkar dengan Aomine langsung diam membatu. 'Raja iblis telah bangkit' batin Kise
"Siapa yang kau katai iblis, Ryouta?"
Kise langsung menegang. 'Akashicchi bisa baca pikiran ya-ssu?' ia kembali membatin.
"Aku tidak bisa membaca pikiran, Ryouta."
"A..ah…"
"Bagaiman kalau kita ke Maji Burger bareng aja?" usul Murasakibara yang akhirnya buka suara setelah menghabiskan segunung snack nya.
"Hm.. begitu lebih baik." Tiba-tiba Kuroko muncul di tengah mereka.
"Whua! Tetsu! Jangan membuatku kaget!" Aomine langsung melompat begitu Kuroko muncul.
"Aku dari tadi di sini, Aomine-kun." Balas Kuroko dengan wajah datarnya.
"Aah.. aku belum terbiasa." Ujar Aomine sambil merangkul Kuroko.
Akashi yang melihat pemandangan itu langsung bad mood. Akashi langsung ke pojok ruangan, ngomel-ngomel sendiri dengan tidak jelasnya, pakai ada aura hitam pula. Aomine, Kise, dan Midorima pun langsung mundur 5 langkah, bisa aja kan nanti ada gunting terbang. Bahaya kalau mereka kena, mereka kan masih sayang nyawa. Tapi, melihat Akashi ngomel-ngomel sambil pundung di pojok ruangan membuat mereka sweat drop, jarang-jarang Akashi OOC kayak gitu. Murasakibara sih ga peduli, asal dia punya snacknya. Kuroko mendatangi Akashi yang sedang pundung di pojok ruangan.
"Ano.. Akashi-kun.."
Tiba-tiba aura hitam itu hilang. Diganti dengan aura bahagia, itu lho.. dengan background pink dan bunga-bunga nya bertebaran. Akashi menoleh ke arah Kuroko yang memangilnya.
"Ya?" Tanya Akashi dengan wajah bahagia setelah disapa Tetsuya-nya.
Kuroko pun sweat drop melihat kelakuan Akashi yang OOC. "Akashi-kun kenapa? Kok pundung di pojokan?"
Tiba-tiba, Akashi langsung berdiri dan memeluk Kuroko. "E..Eh? Akashi-kun? Ada apa?" Kuroko panik, wajahnya langsung merah padam. Ah, bukan hanya Kuroko yang panik, seluruh anggota Kiseki no Sedai pun ikut panik melihat sang pemain bayangan yang oh begitu kawaii dipeluk raja iblis. Saat yang lain panik, Akashi mengambil kesempatan. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga kiri Kuroko. Akashi menggigit lembut cuping telinga Kuroko, membuat yang diserang langsung mendesah.
"A..ahn.. Akashi-kun.." Wajah Kuroko merah padam, matanya sayu. Kise nangis-nangis gaje setelah melihat kejadian itu, Aomine langsung menutup hidungnya yang mulai mengalirkan darah segar, Midorima mencari persediaan kacamata nya karena kacamata yang ia pakai retak, Murasakibara langsung mencari tissue untuk menyumpal hidungnya. Semuanya tergoda akibat wajah Kuroko yang terlalu kawaii. Akashi pun tersenyum bangga. Wajah Akashi muncul dari samping pundak Kuroko, ia menjulurkan lidahnya pada 4 anggota Kiseki no Sedai lain yang iri padanya. 4 anggota Kiseki no Sedai yang lain hanya bisa mengutuki Akashi dalam hati. Akashi pun melepaskan pelukannya pada Kuroko setelah membisikan sesuatu di telinga Kuroko yang membuat Kuroko merah padam.
"Naa, Tetsu, Akashi tadi membisikan apa?"
"A..a..itu rahasia, Aomine-kun.."
"Tch, tidak seru,ah.."
"Minna, lebih baik kita pergi ke MajiBa sekarang, nanti keburu malam-ssu.." kata Kise.
"Ah, Kise-kun benar." Balas Kuroko dengan wajah datar dan nada monoton.
Mereka pun lalu pergi keluar dari gym. Setelah Akashi selesai mengunci pintu gym, mereka semua plus Momoi melangkahkan kaki menuju ke MajiBa, tempat favorit mereka untuk berkumpul. Sampai di MajiBa, mereka memesan makanan masing-masing, Kuroko tentu vanilla milkshake, Aomine pesan 15 buah burger, Murasakibara 3 paket jumbo, Midorima, Akashi, dan Momoi memesan paket yang normal ( karena nafsu makan mereka normal ). Mereka duduk di dekat jendela dengan pemandangan ke jalan raya di luar. Ocehan Kise yang ribut serta pertengkaran Kise-Aomine membuat para pengunjung mengalihkan perhatian ke meja mereka. Tanpa rasa malu sedikitpun, mereka membuat keributan di dalam restoran ( kecuali Midorima, Kuroko, dan Akashi ) Selesai makan mereka berpisah di tikungan jalan dan pulang ke rumah masing-masing. Akashi dan Kuroko berjalan berdampingan, kebetulan rumah mereka satu arah. Mereka berdua diam, tidak ada yang memulai obrolan. Kuroko merasa ada sesuatu yang menggandeng tangannya. Ia melihat ke tangan kanannya yang ternyata digandeng oleh Akashi. Kuroko mendongak untuk menatap Akashi. Akashi memberikan senyumannya yang paling manis pada Kuroko. Kuroko pun merah padam, ia diam saja. Lagipula, ia tidak benci— ah bukan.. ia suka jika Akashi menggandeng tangannya. Kuroko tersenyum tipis, menikmati perjalanan mereka berdua. Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Kuroko. Akashi melepaskan gandengan mereka, Kuroko pun sedikit kecewa.
"Are? Apa Tetsuya kecewa aku melepaskan gandengan kita?" goda Akashi.
Kuroko langsung merah padam. "A..a…aku.." ia bingung harus menjawab bagaimana.
Akashi terkekeh kecil. "Lain kali, masih ada kesempatan lain, Tetsuya.." ujar Akashi sambil mengelus surai baby blue milik Kuroko.
"Uhm.." Kuroko mengangguk kecil.
Akashi tiba-tiba mencium kening Kuroko. "Oyasumi, Tetsuya."
"O..oyasumi.. Akashi-kun.." balas Kuroko dengan wajah yang sudah semerah rambut Akashi.
"Jaa na.. sampai ketemu besok." Akashi melambaikan tangannya pada Kuroko.
"Uhm, jaa.. hati-hati dalam perjalanan, Akashi-kun.." ucap Kuroko sambil membalas lambaian tangan Akashi. Lalu Akashi membalikan badannya dan melangkahkan kaki menuju ke rumahnya sendiri. Kata-kata yang dibisikan Akashi tadi terngian-ngiang di telinganya.
"Aku cemburu, Tetsuya..yang tadi itu hukuman untukmu."
Wajah Kuroko langsung merah padam. Ia bergegas masuk ke dalam rumah. Kuroko naik ke lantai dua, dimana kamar tidurnya berada. Kuroko mengganti bajunya setelah mandi. Ia merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan memejamkan kedua matanya, tersenyum. Ketika ia memejamkan mata, ia bisa melihat wajah tampan kekasihnya yang usil dan sering menggodanya itu.
"Akashi-kun, daisuki.."
Lalu Kuroko pun terlelap dan masuk ke alam mimpi, tidur dengan wajah tersenyum karena mimpi indahnya.
FLASHBACK END
"Ko..OI! Kuroko!"
Sapaan Kagami membuat Kuroko sadar dari lamunannya. "Ah, Kagami-kun."
Kagami menghela nafas. "Kenapa bengong? Kita sudah sampai di Maji Burger."
Kuroko lalu melihat bangunan yang didominasi kaca di depannya itu. "Ah, benar." Nada monoton seperti biasa. Kagami pun kesal, sudah dia bengong sekarang nadanya datar banget sedatar talenan.
"Ayo masuk. Aku sudah lapar." Kata Kagami.
"Ha'i, Kagami-kun."
Mereka berdua lalu masuk ke Maji Burger. Kuroko memesan vanilla milkshake kesukaannya dan Kagami memesan 20 buah burger. Mereka lalu duduk di dekat jendela yang menghadap ke jalan raya. Kuroko menyesap minuman favoritnya itu sambil memandangi Kagami yang memakan burgernya dengan lahap. Tiba-tiba Kuroko dikagetkan dengan pelukan dari belakang. Ia langsung menoleh kebelakang dan mendapati kekasihnya tersayang sedang berdiri.
"Akashi-kun?!" Kuroko kaget.
Kagami yang sedari tadi makan burger dengan lahap langsung tersedak—"Ohok..Ohok..ohok..ohok.." –dengan tidak elitnya. Setelah minum air, ia langsung berteriak membuat para pelanggan lain menoleh ke arahnya. "AKASHI?! KENAPA KAU DI SINI?"
Akashi dan Kuroko pun harus menutup telinga mereka akibat suara Kagami yang cetar membahana badai halilintar ( halah, lebay ). Setelah Kagami selesai berteriak, ia tersedak lagi,
'Sukurin dah lo..' batin Akahsi dan Kuroko bersamaan ( dasar pasangan sadis ._.) walau wajah mereka tetap datar-datar aja.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi pacarku di Tokyo?" jawab Akashi.
"PACAR?!" Kagami kembali berteriak.
"Bisakah kau tidak berteriak? Kau mengganggu pelanggan lain." Ujar Akashi.
"Ah, capslock nya tadi jebol. Tee hee" kata Kagami dengan pose moe, itu lho.. yang kaya Aida. Tangan dikepal di kening ituuu… iya yang itu. Seketika itu juga hening, restoran Maji Burger langsung hening. Beberapa orang muntah melihat kelakuan Kagami yang OOC tingkat tinggi, termasuk Akashi dan Kuroko.
"Hidoi! Kenapa kalian pake muntah, sih?" Tanya Kagami pada Akashi dan Kuroko.
"Kagami-kun sudah tidak waras, aku tidak mau jadi bayanganmu lagi." Ucap Kuroko sambil membuang muka.
"E..eh?!" Kagami langsung membatu. "Ta..tapi.."
"Sukurin." Ejek Akashi sambil menjulurkan lidahnya kepada Kagami.
"Tu kan, dia juga OOC, Kuroko!" ujar Kagami sambil menunjuk Akashi yang sedang menjulurkan lidahnya.
"Setidaknya masih lebih baik dari Kagami-kun." Ujar Kuroko dengan wajah sedatar dinding #plakk.
#Jlebb. 'Bagaimana bisa Kuroko mengucapkan kalimat yang menohok hati dengan wajah sedatar jalan raya itu, sih?' batin Kagami.
Akashi dan Kuroko pun sibuk melakukan tos ria karena berhasil membuat Kagami kesal. Namanya juga pasangan sadis =w= .
"Ah, lalu siapa pacarmu, Akashi?" Tanya Kagami.
Akashi sweat drop. Dari tadi ia mesra-mesraan dengan Kuroko, Kagami tidak tahu? Tidak tahu?! Yang bener aja gitu?! Helloo?! Plis deh?! *author dilempar sandal* ehem.. oke balik ke cerita. Sepertinya daritadi Akashi mesra sama Kuroko deh. Buktinya aja, sekarang Kuroko sedang duduk di pangku Akashi.
"Bakagami-kun." Sahut Kuroko dengan wajah datar.
Kagami langsung kesal. "Apa maksudmu memanggilku baka, hah?"
"Memang benar, kok. Dari tadi aku mesra sama Tetsuya. Apa penglihatan matamu buruk, Taiga?" Tanya Akashi.
Kagami lalu melirik posisi duduk Kuroko. "Ah, benar." Kata Kagami dengan datar. "HAH?!" Kagami tiba-tiba berteriak. Oh, sepertinya sih dari tadi otaknya masih loading. "A..Ka..Kau…Kuroko..dia..kau..pacaran..?!" Kagami panik sendiri, sambil dipandangi Akashi dan Kuroko dengan wajah datar.
"Kagami-kun, tolong jangan buat kami malu." Ucap Kuroko dengan wajah datar.
"Ah, gomen." Kagami lalu duduk setelah menyahut. Ia lalu duduk berpandang-pandangan dengan kedua orang dari pasangan sadis itu. Suasana di meja itupun hening. Tiba-tiba Akashi memecah keheningan.
"Ah, aku dan Tetsuya harus pergi."
"Ah, ya. Silahkan." Balas Kagami.
"Ayo, Tetsuya." Ajak Akashi sambil mengulurkan tangannya.
Kuroko pun menyambut uluran tangan Akashi. "Kita mau ke mana, Akashi-kun?"
Akashi mendekatkan bibirnya ke telinga Kuroko lalu berbisik dengan suara seduktif, "Ke apartemenmu?"
Wajah Kuroko langsung merah padam. "U..um.. baiklah.."
"Hey! Berhenti lovey dovey di sini, donk!" protes Kagami begitu melihat pasangan sadis ini berlovey dovey ria.
"Terserah kita donk." Jawab Kuroko dengan wajah oh sangat datar.
"Tch.. sana.. pergi.." ujar Kagami mengusir mereka.
Akashi dan Kuroko pun berjalan berdampingan keluar MajiBa dengan aura bahagia, bunga-bunga bertaburan. Mereka menyusuri kota Tokyo yang ramai dengan pejalan kaki malam itu. Sejak lulus SMP, Kuroko tinggal sendiri di apartemen dekat Seirin. Akhirnya, mereka sampai di apartemen Kuroko. Begitu Kuroko membuka pintu, Akashi langsung menariknya ke dalam, mengunci pintu dan menggendong Kuroko bridal style ke tempat tidur.
"Aku akan menghukum Tetsuya malam ini." Ujar Akashi
"Aku salah apa, Akashi-kun?"
"Kau pergi berdua dengan Taiga." Ucap Akashi sambil menggembungkan pipinya.
'Akashi-kun kawaii' batin Kuroko. "Apa Akahsi-kun cemburu?" goda Kuroko.
"Ya, aku cemburu." Akashi membalas dengan wajah serius. Akashi lalu membuka seragam hitam Seirin milik Kuroko dilanjutkan dengan celana hitamnya dan boxer Kuroko.
"A..Akashi-kun! Jangan.." Kuroko menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kedua tangannya.
"Jangan? Benarkah, Tetsuya? Kau yakin?" Tanya Akashi sambil melepas dasi seragam Rakuzan.
"Uuh.. Akashi-kun curang.." Kuroko menggembungkan kedua pipinya, membuat Akashi gemas. Akashi lalu mulai mencium dan menjilat leher putih Kuroko hingga membuat Kuroko mengerang dan mendesah.
"A..ah..ahn.. Akashi-kun.."
Akashi terus melanjutkan kegiatannya. Satu tangannya meraba dada Kuroko, menemukan titik sensitif pink itu.
"Ahhn~ Akashi-kun.."
Akashi lalu membungkam bibir cherry pink milik Kuroko dengan bibirnya sendiri. Akashi memasukan lidahnya ke dalam mulut Kuroko, menjelajahi tiap sudutnya, memberikan ciuman panas dan memabukkan bagi Kuroko. French Kiss. Saliva lolos dari sudut bibir Kuroko, jatuh ke lehernya. Akashi lalu melepaskan ciuman panas itu karena mereka butuh oksigen. Kuroko mengelus pipi Akashi yang duduk berhadapan dengannya di atas tempat tidur.
"Aishiteru, Akashi-kun.."
"Aishiteru, Tetsuya.."
Tanpa tunggu lebih lama lagi, Akashi kembali melanjutkan kegiatannya tadi. Tangan kanannya memainkan titik sensitif di dada Kuroko sedangkan tangan kirinya mulai bergerak ke bawah, memainkan 'milik' Tetsuya-nya yang sudah mulai tegang.
"AAh~ Akashi..kun.. Aaan..unggh.." Kuroko mendesah nikmat akibat perbuatan tangan Akashi padanya. Ia begitu menikmati saat-saat seperti ini bersama kekasihnya. Akashi menjilat bibirnya sendiri dengan seduktif. Ia lalu melepaskan seragam Rakuzannya hingga tak tersisa sehelai kain pun yang menempel pada tubuhnya. Kuroko memandangi tubuh sang kekasih dengan oh terpesona, bentuk tubuhnya sangat oke ( ehem ;) ).
"Suka dengan apa yang kau lihat, Tetsuya?" goda Akashi.
"Uuh.. Akashi-kun.." wajah Kuroko merah padam. Akashi lalu membuat Kuroko tiduran di atas tempat tidur dan ia mulai menciumi tubuh kekasihnya itu. Akashi menjilat kedua nipple Kuroko, lalu ia mulai mencium turun melewati perut Kuroko hingga sampailah ia pada 'milik' Kuroko. Akashi memasukan 'milik' Kuroko ke dalam mulutnya. Ia menghisapnya kuat-kuat lalu menaik turunkan kepalanya.
"Aah..ahn..ungh..AAn~" Kuroko terus mendesah dan mengerang. Tangan kanannya mencengkram bantal yang ia gunakan sedangkan tangan kirinya mencengkram sprei putih. Akashi terus menaik turunkan kepalanya, menghisap 'milik' Kuroko yang sudah mengeluarkan cairan precum "Aahn~ Akashi-kun.. ah..aku.."
"Keluarlah, Tetsuya.." ujar Akashi disela-sela blow job nya.
"AAAHN~" Kuroko pun mengeluarkan cairan putih itu ke dalam mulut Akashi. Dengan senang hati Akashi menelannya.
"Hm~ Tetsuya oishii.." kata Akashi sambil menjilat bibirnya.
"Mou.. hah..hah.. Akashi-kun..hah..baka..hah.." Peluh memenuhi tubuh mungil Kuroko. Akashi lalu mencium bibir Kuroko.
"Tetsuya, hisap.." ujar Akashi sambil menyodorkan 3 jarinya ke bibir Kuroko. Kuroko pun menurut, ia menghisap ketiga jari Akashi. "Mmh.." Akashi lalu melepaskan jarinya dari mulut Kuroko dan memasukan 1 jari ke dalam lubang Kuroko.
"AAH! Akashi..kun.. ah.. sakit.." air mata mengalir dari kedua mata Kuroko.
"Sabar sedikit, Tetsuya.." ujar Akashi sambil menciumi wajah Kuroko. Akashi lalu memasukan jari keduanya. Ia membuat gerakan seperti gunting untuk melebarkan lubang sempit itu. "Aahn~ Akashi-kun.."
"Tetsuya.. panggil namaku.."
"Aka..shi-kun..ahn~"
"Namaku, Tetsuya.."
"Sei..kun..AHH!"
Akashi tersenyum puas setelah berhasil menemukan sweet spot Kuroko. "Ah.. sweet spot mu disitu ya, hm?"
"Mou.. hah..hah..Sei-kun.."
Akashi lalu mengangkat kedua kaki Kuroko dan meletakan kaki putih mulus itu di pundaknya. Akashi mencium paha putih milik Kuroko, membuat sang pemilik kembali mendesah. "Ahn.. Sei-kun.." Akashi memposisikan 'miliknya' di depan lubang Kuroko.
"Gomen, Tetsuya.. aku sudah tidak.. bisa menahan diriku.." kata Akashi.
"Tidak apa-apa, Sei-kun.." balas Kuroko sambil mengelus pipi kiri Akashi dengan tangan kanannya.
Dengan sekali dorongan, Akashi memasukan miliknya ke dalam lubang Kuroko. "AAH! Sei-kun.."
"Ugh.. Tetsuya.." Akashi mengerang nikmat, 'miliknya' berada di dalam lubang hangat dan sempit milik Kuroko. Akashi lalu mulai memaju mundurkan miliknya.
"Aahn~ ah..ahn..ung..Ah! Sei-kun.." Kuroko terus mendesah merasakan 'milik' Akashi keluar dan masuk.
"Agh.. Sei..kun.. aku..mau..ke..luar..Ah!"
"Keluarlah, Tetsuya.."
Kuroko pun mengeluarkan cairan putih kental itu. Tubuhnya melengkung akibat kenikmatan yang ia rasakan. "AAAHN~" Kuroko berteriak nikmat begitu keluar. Akashi masih terus memaju mundurkan 'miliknya' hingga.. "Agh.. Tetsuya.." Akashi pun klimaks, cairan putih miliknya keluar di dalam Kuroko.
Mereka berdua terengah-engah, Akashi jatuh ke pelukan Tetsuyanya masih sambil menahan berat tubuhnya dengan kedua lutut. Mereka berdua berusaha mengatur nafas masing-masing.
"Tetsuya, Aishiteru.."
"Boku mo.. Sei-kun.. aishiteru.."
Akashi lalu menarik selimut putih itu untuk menutupi kedua tubuh mereka dan mereka berdua tidur dengan nyenyak.
Author's note: ehehe.. gimana minna-san? Gomen ya.. ini baru pertama kali author nulis fanfic dengan unsur lemon =w= baru pertama kali nyoba, sih.. dari dulu udah kepingin. Habisnya author juga baru.. belasan sih.. 13 ke 14 gituu.. jujur, author malu banget bikin lemon . tolong reviewnya ya, mungkin ada yang kurang.. atau request episode juga boleh ^^ arigatou~
