As a SasuSaku Shipper Proudly Present :)


"哀惜: aiseki"

Story © Joanna Katharina

Naruto is not mine but Uncle MK

Warning: Canon, Sexual Content, I hope not OOC but I doubt it, Typos
TS, Bad EyD, NC-17, Taken random time & place from anime/manga
-SasuSakuCentric-

Jika kamu tidak suka jangan baca ya. Jangan buang waktu berhargamu!


"Mata kondo na."

Sasuke mengetuk pelan dahi putrinya, Sarada Uchiha. Setelah ia, Naruto, dan Boruto melawan Momonshiki Ootsutsuki dan Kinshiki Ootsutsuki dan dibantu dari beberapa Kage lainnya. Lalu istrinya, Sakura Uchiha, memberinya sebuah bento untuk makan siangnya, saat Sakura memberinya bento, Sakura memajukan sedikit tubuhnya dan gestur tubuhnya seolah berbicara, sepertinya Sakura meminta sesuatu, misalnya saja... Kecupan atau semacamnya. Pada waktu itu Sarada sudah menjadi genin, mereka bertiga berjalan lamban menuju pintu gerbang perbatasan Konoha dengan dunia luar atau desa lainnya. Sungguh, hal ini seperti de javu saja, dua belas tahun yang lalu samahalnya seperti ini waktu itu-

Flashback ON

Sakura mengendong Sarada yang tengah tertidur pulas dalam dekapannya dan tangan kanan Sasuke menggandeng tangan kiri Sakura, tangan kanan Sakura memegang sebuah bento. Mereka berdua berjalan beriringan terlihat sangat serasi. Pada saat itu usia Sasuke dan Sakura genap dua puluh tahun dengan ditemani bayi mereka yang masih merah yang berusia tiga bulan, bayi perempuan itu mewarisi mata kelam dan rambut gelap Papanya dan bentuk mata yang indah seperti Mamanya, seskali bayi perempuan itu mengerak-gerakan bibirnya bentuk bibirnya mirip dengan bibir Sakura, hal ini terkadang membuat Sasuke sangat menyukai ketika putri mereka tersenyum, hatinya tiba-tiba menghangat. Oh Kami-sama, terima-kasih karena ada Sakura dan Sarada hidupnya terasa lengkap dan ia begitu semangat menjalani sisa hidupnya sebagai Shinobi Konoha.

"Anata, kita sudah sampai," tutur Sakura lembut kepada suaminya yang menjelma menjadi pria yang begitu hangat baginya.

"Hn." ujar Sasuke singkat dan tangannya terus mengenggam erat tangan kiri Sakura, istrinya yang begitu ia sayangi.

Sakura memberikan ia bento yang tadi ia pegang, seulas senyuman manis terpatri diwajahnya.

"Arigatou," ujar Sasuke, lalu ia melihat sebentar putrinya yang masih tertidur dalam dekapan sang istri.

Ia pun berkata lagi "Sakura, aku akan pergi dalam waktu yang tidak sebentar. Jaga Sarada-"

Setelah menatap putrinya ia menatap mata hijau terang sang istri "-dan jaga dirimu baik-baik. Mata kondo na."

Setelah mengatakan kata-kata itu ia mengetuk pelan kening sang istri merah mudahnya dan ia mencium bibir Sakura lembut dengan penuh cinta dan sayang.

"Hmmpp...hmm.." wajah Sakura merona dibuatnya, Sasuke hanya menarik sudut bibir bawahnya melengkung tipis. Betapa Sasuke bersyukur memilih Sakura menjadi istrinya, yang selalu mencintainya dan telah mewujudkan impiannya waktu kecil dulu, mengembalikan Klannya. Membangkitkan kejayaan Klan Uchiha.

Sasuke memeluk lembut istrinya, sejenak ia menghirup aroma khas bunga Sakura dari tubuh istrinya.

Sasuke membatin dalam dirinya lirih~'Tsuma, arigatou.'

Sasuke pun membalikkan tubuhnya dan pergi. Entah mengapa ia sedikit tidak rela meninggalkan keluarga kecilnya yang baru ia bina. Sudut mata kelamnya berair, ingin rasanya ia terus-menerus memeluk Sakura dan menciumnya dan menggendong putri kecilnya, Sarada. ~'Sakura, Sarada... Aku pasti kembali.'

Flasback OFF

Bento yang dibuatkan sang istri telah ada dalam genggamannya, namun ia tidak mencium lembut seperti dulu. Ah, mana mungkin ia mencium mesra Sakura di depan putri mereka. Sasuke tidak mau Sarada melihat yang seharusnya memang tidak boleh ia lihat. Sarada masih anak-anak, usianya sebentar lagi beranjak tiga belas tahun dua minggu lagi. Sasuke membalikkan tubuhnya dan berjalan. Oh... Sakura sepertinya sedikit kecewa. Tidak mendapat kecupan selamat tinggal dari sang suami tersayang. Ah sudahlah, keberadaan Sarada sudah cukup baginya. Sarada adalah penghubung dia dan Sasuke, buah cinta mereka. tanda ikatan mereka berdua, tali yang tak kasat mata yang terhubung satu-sama lain. Ikatan yang begitu kuat tak terpatahkan.

Sakura dan Sarada kembali ke rumah mereka yang sudah direnovasi, rumah peninggalan orangtua Sasuke. Syukurlah, cukup waktu sebulan merenovasi rumah mereka tercinta. Waktu yang cukup singkat untuk merenovasi sebuah rumah, apalagi rumah yang mereka tinggali rumah yang paling besar di distrik Uchiha, mengingat mendiang mertua Sakura, Fugaku-sama seorang petinggi kepolisian Konoha dan juga ketua Klan Uchiha yang begitu dihormati dan disegani.

Sementara itu seorang pria berhelaian raven dengan wajah tampannya yang tak lekang dimakan usia, justru semakin tampan dan semakin matang jika ditilik lebih lagi. Ia melintasi hutan demi hutan, setelah berjalan cukup lama ia berteduh dibawah pohon rindang. Ia memakan bento yang tadi diberikan istrinya, Sakura Uchiha. Didalam bento terselip sebuah surat berwarna merah-muda yang sudutnya berlambangkan Klan Uchiha dihiasi setangkai bunga Sakura. Sasuke hafal benar tulisan siapa ini;

###

Untuk Sasuke-kun

Anata, selamat makan ya. Aku harap masakanku terasa enak, seperti kau tahu aku dulu tidak terlalu pandai memasak. Tetapi berkatmu dan putri kita, aku memang harus pandai memasak, haha... Selamat makan, anata. Jaga kesehatanmu baik-baik, semangat ya dalam menjalankan misi, dan jangan lupa jika kau melintasi sebuah kuil, kumohon berdoalah agar keluarga kecil kita selalu diberkati oleh Kami-sama. Ah, iya... Aku ada sebuah kejutan didalam rahimku sekarang ada calon seorang Uchiha, maaf hari-hari yang lalu aku tak memberitahu, sebenarnya aku ingin memberikan kejutan, namun aku lupa entah karena apa, sekali lagi maafkan aku Sasuke-kun. Hm, aku harap calon Uchiha kita baik-baik saja, aku berharap dia berjenis kelamin laki-laki dan mirip dengan Sasuke-kun, Jika ia laki-laki namun berambut sewarna rambutku, sepertinya imut juga, aku benar tidak Sasuke-kun. Ah iya, aku dan Sarada akan selalu mendoakanmu dan kami akan selalu merindukanmu.

Salam sayang
istrimu,

Sakura Uchiha

###

Seulas senyum tipis bahagia menghiasi wajah tampannya, ia meletakkan surat itu didadanya. Ia pun memakan bekalnya sendirian dibawah pohon rindang itu, tidak ada satu manusia pun disana kecuali dirinya. Di tempat itu hanya ada gemericik air terdengar dari air terjun, suara burung-burung berkicauan, semilir angin yang meniup pelan helaian rambut ravennya. Sasuke begitu menikmati makan siangnya, masakan Sakura juga tidak buruk, ia memakannya dengan lahap. Setelah selesai menikmati makan siangnya, ia berbaring sebentar di bawah pohon rindang itu, ia memikirkan istrinya merah mudahnya, Sasuke tersenyum penuh arti mengingat kejadian semalam, malam panjangnya dengan sang istri. Belum lagi berita bahagia tentang kehamilan Sakura, Sasuke merasa lengkap sekali hidupnya, pikirannya pun tertuju kepada Sarada, putrinya. Ah, Sarada tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan sedikit tomboi. Sasuke Sasuke... Hidupnya yang dulu penuh kegelapan kini digantikan dengan seberkas cahaya, cahaya harapan membangun kembali Klan Uchiha, klan paling dihormati di dunia Shinobi, dari lubuknya yang paling dalam Sasuke seolah-olah berbicara dengan Kami-sama; 'Kami-sama, terimakasih untuk semuanya, aku bahagia,' lagi-lagi Sasuke tersenyum tipis,hatinya begitu hangat.

.

.

.

.

-TBC-


A/N: Arigatou minna sudah mau membaca ff saya yang abal nan gaje ini, maaf jika ada penulisan kata yang salah dan banyak Typos dimana-mana, O iya jika teman-teman reader berkenan menjawab (semoga ada yang baca ff ini, wek) penulisan yang benar seperti apa ya:

(1.) Onyx? Oniks? atau apa ya?

(2.) Kalimat seperti ini mana yang benar: Membangun rumah tangga atau membina rumah tangga?

(3.) Tsuma itu benar tidak tulisannya? yang artinya panggilan sayang untuk istri?

Okay, itu saja pertanyaan saya. Seandainya jika ada yang mau jawab, saya persilahkan lewat kotak reviews atau PM juga boleh kok. Maaf, ya untuk kali ini saya menggunakan moderate reviews. Sedikit curcol gaje, ff ini sudah lama saya buat namun baru kali ini saya punya keinginan mem-publish-nya. Semoga teman-teman menyukainya. Aduh, aku happy banget tadi pagi habis ujian xxx di kampus, bagus. dosennya tidak hadir jadi, tidak gimana-gimana gitu pas aku lagi mempraktikkan mata kuliah xxx, deg-degan hati ini. Haha... Berasa ditembak sama Shisui-kun deh. Tadi pas di Library aku sempet menambahkan beberapa frasa (?) kalimat (?) untuk melengkapi ff ini. Whoa, terima kasih loh sudah mau baca :)

.

Reviews boleh?

Flame? BIG NO!

.

.

Lots of love,

xxx

Joan