"Ih, Hiruma-kun! Kau ini memang iblis!"

"Kekeke! Apa kau bilang, kuso mane? Aku ini setan tahu!"

Sosok pemuda dengan rambut spike miliknya tengah menatap asyik pada VAIO di hadapannya. Sesekali, mulutnya meletupkan balon dari bubble gum free sugar miliknya.

"Keh, iblis kau bilang? Lucu sekai, kuso mane," sosok itu mulai terkekeh sendiri. Tangannya menggerakkan mouse berkali-kali―tanda mencari sesuatu di laman yang ia buka.

Clubhouse Deimon High yang sepi menggemakan suara jemari yang menari di keyboard. Kekehan terdengar lagi ketika suara jemari terhenti sejenak.

"Setan dan iblis itu berbeda, kuso mane."

Pemuda yang dikenal dengan nama Hiruma Youichi itu terdiam. Berpikir dan memutar otak cerdas―licik―yang ia miliki. Sedetik kemudian, ia bergegas mematikan VAIO miliknya. Begitu layar menggelap, ia menenteng VAIO dan AK-47 miliknya keluar clubhouse. Namun, saat ia ada di ambang pintu, ia memilih berucap dengan seringai―sebelum membuka gagang pintu.

"Kekeke, akan menarik rasanya. Bagaimana kalau aku bertemu iblis, ya?"


Devil isn't Demon

―preview of Demon or Devil; Devil's side

Warning: Typo, diusahakan IC, AR―di tahun 2011, semi Xover―Eyeshield 21 & Kuroshitsuji. Short Oneshoot; Preview―The Trailer.

Don't Like Don't Read!

Devil isn't Demon: 2011: M. Gabriella


"Kuso mane, ikut aku ke Sonson membeli peralatan amefuto! Tidak pakai lama, ya!" perintah Hiruma pada sang manajer―Mamori―yang tengah meletakkan sapu ke dalam clubhouse. Mamori yang mendengar teriakan itu, segera mempercepat kegiatannya.

"Iya iya, Hiruma-kun!"

.

.

.

Beberapa saat berlalu, dan Mamori telah membereskan segalanya. Clubhouse sudah sepi karena anggota Deimon Devil Bats hampir pulang semua.

Yah, kalau ditanya tinggal siapa di lapangan Deimon High sore-sore begini, tinggal Mamori, Hiruma, Suzuna, Sena, serta Monta.

Begitu Mamori keluar dari clubhouse, ia segera berlari kecil menyusul Hiruma yang sudah menunggunya di gerbang. Suzuna yang melihat ini segera berteriak kecil.

"Selamat menikmati berduaan dengan You -nii, Mamo-nee!"

Dapat ditebak, beberapa detik setelah ucapan itu diperdengarkan, delikan tajam Hiruma dan Mamori menyambar Suzuna. Sayangnya, Suzuna sudah pergi sambil menyeret Sena dan Monta.


Langit sudah semakin gelap ketika Hiruma dan Mamori menyelesaikan kegiatan belanja mereka. Hiruma sedikit merapat ke arah Mamori entah mengapa―mungkin ingin melindungi Mamori? Hahaha...

"Err... Hiruma-kun, kenapa kau membantah ketika kupanggil iblis? Setahuku, iblis dan setan itu sama-sama dari neraka," ucap Mamori membuka pembicaraan. Hiruma tak menoleh padanya, dan tetap memandang lurus ke jalanan saat menjawab.

"Keh, tentu kami berbeda, kuso mane. Aku pun belum pernah melihat iblis. Mungkin akan menarik melihat iblis suatu saat nanti. Kekeke!" kekeh Hiruma di akhir. Mamori di sebelahnya sudah mulai cemberut.

"Mou, Hiruma-kun! Setan sepertimu saja sudah menyusahkan! Apalagi kalau ada iblis lain! Aku tidak tahu bagaimana jadinya Jepang!" rutuk Mamori sambil menggelembungkan pipinya. Hiruma di sebelahnya masih tidak meliriknya―namun Hiruma tertawa terbahak di sebelahnya; lalu berhenti beberapa waktu kemudian.

"Kau tidak mau melihat iblis, kuso mane? Siapa tahu... iblis itu ternyata tampan―" potong Hiruma untuk melihat reaksi Mamori. Ternyata benar, Mamori menatap horor pada Hiruma. Melihat hal itu, Hiruma melanjutkan, "―atau kau sudah puas dengan melihat ketampanan setan... yaitu aku?"

Reaksi selanjutnya dapat ditebak. Wajah Mamori memerah luar biasa, dan ia memilih menunduk. Sementara Hiruma, ia tertawa semakin keras hingga mengeluarkan air mata di sudut matanya. Reaksi orang-orang di sekitar? Ah, mereka tidak berani menatap Hiruma, kendati ingin.

.

.

.

"―Aku pun ingin melihat iblis, kuso mane."

Entah angin apa, tiba-tiba Hiruma berkata seperti itu dengan wajah datar tanpa ekspresi. Mamori di sebelahnya hanya menggelengkan kepala tanda prihatin.

Ketika mereka semakin jauh berjalan setelah kembali dari Sonson, Mamori dan Hiruma berpapasan dengan dua sosok. Sosok berambut hitam kelam dan kelabu.

Bagaikan slow motion, Hiruma seperti mendapat suatu pencerahan. Dengan cepat, ia langsung menoleh ke arah pemuda berambut hitam yang tadi melewatinya. Merasakan aura yang dihadirkan pemuda serba hitam itu, Hiruma menyeringai.

Ia melanjutkan perjalanannya dengan Mamori, sambil menengoki sosok pemuda yang semakin menjauh. Seringai lebar milik Hiruma semakin terkembang, bersamaan dengan aura pekat yang ia keluarkan. Aura yang sedikit membuat Mamori terganggu.

'Gotcha you, Demon!'


.

~fin~

.

continue-to-Demon-or-Devil-soon

.


A/N: Err... OOC abis? Yak, inilah preview dari sisi Eyeshield 21. Dari sisi Kuroshitsuji sudah saya publish kemaren. Yang ini ketunda gegara saya tergoda membuka Fb dan nge-net ria...

.

Main story akan hadir bulan Juli. Maaf, saya tak bisa menghadirkan sekarang, karena banyak yang harus saya bereskan. Kira-kira, kalian menunggu Xover saya tidak? Dan bagi kalian yang suka dengan Kuroshitsuji, pasti tahu, siapa yang dilewati Hiruma dan Mamori tadi. *ketawa laknat*

.

Akhir kata, REVIEW!