Dahulu Kala...

Naruto: Tidak tolong! Autor ini kumat lagi penyakitnya! Begitu dapat ide untuk cerita lain dia harus langsung menulisnya tanpa menyelesaikan fanfic yang lainnya dulu!

Saya: (mata berbinar-binar) Ini gak bisa saya biarkan begitu saja, pokoknya harus saya tulis!

Gaara dan Ino dari Free Strawberries memiliki pandangan berkobar bahaya, Naruto dari Geng Ramen vs Geng Akatsuki sudah berdebu dengan banyak keriput dan gigi ompong, Sasuke dari Teruskanlah membawa senapan bazooka, siap untuk menembak sang autor.

Dahi Sakura dan Itachi dari Captured in His Eyes sweat drop melihat sang autor gemar menulis cerita yang lain.

Saya: Disclaimer plis!

Karin dari Kontak Jodoh ala Naruto: Para tokoh Naruto milik Masashi Kishimoto. Kecuali aku yang cantik dan seksi, aku hanya milik Sasuke-kun!

Warning: hm AU dan mungkin OOC? Cerita ini akan mirip seperti kisah dongeng, hanya saja ditambah banyak kekonyolan dan keisengan dari sang Autor - aduh mak! (Dikejar Sasuke dari Sorry Guys!)


Jiraiya tidak bisa tahan lagi. Bukan hanya ia telah bertengkar dengan Tsunade, pacarnya, tiba-tiba raja dan ratu ada pertemuan mendadak di negeri seberang di saat penting seperti ini. Bagaimanapun juga besok adalah hari ulang tahun si kembar. Menjaga anak-anak mereka selagi mereka gak ada juga bukan pekerjaan semudah menulis buku lanjutan Icha Icha Paradise. Sepuluh anak! Apalagi hampir semuanya mendapat tenaga hyperaktif dari salah satu orang tua mereka. Hanya tiga yang mau mirip dengan ibunya.

"Ayo Anak-Anak! Waktunya tidur!" Jiraiya menepuk tangan.

Hanya dua anak yang paling sulung yang mendengar perkataan Jiraiya. Si putra sulung Akihiko mengejar si kembar dan menangkap mereka untuk dibawa ke ruang tidur. Anak kedua, Aoi menutup buku yang baru saja dibacanya.

"Jira-sensei! Jira-sensei!" seorang gadis kecil dengan rambut pirang dan mata perak menarik-narik tangan Jiraiya.

"Ada apa Keiko?" Jiraiya tersenyum mengelus-elus kepala gadis kecil itu.

"Bacakan sebuah cerita sebelum kita semua pergi tidur!"

Permintaan Keiko disambut dengan baik oleh saudara-saudaranya yang lain. Mereka sangat suka dibacakan kisah oleh Jiraiya.

"Baiklah," Jiraya nyengir, ia tidak mampu menolak permintaan anak-anak itu kalau memandangnya dengan mata seperti anak anjing. Bahkan Aoi yang cool jadi melupakan bukunya yang lain kalau Jiraiya membacakan cerita. Lagipula ia tahu lumayan banyak cerita.

"Mau cerita apa? Apa tentang aku yang mengalahkan banyak iblis dan menyelamatkan sang putri bernama Tsunade?"

"Buuuuh!" Momoko si anak kedelapan menggelengkan kepala. "Bukankah putri Tsunade yang menyelamatkan Jira-sensei dari para iblis yang jahat?"

"Ya ditinju ke ujung langit yang jauh!" si kembar Sakuro dan Sasuko menangkat tangan mereka, menunjuk seberapa jauh para iblis ditunju.

"Yah yah," Jiraiya sweat drop. "Bagaimana kalau tentang wanita paling cantik di dunia yang diperebutkan oleh dua negara dan kuda kayu yang membawa kemenganan?"

"Maksud Jiraya-sensei adalah perang konyol yang terjadi karena Helen yang ikut Paris ke Troya? Kupikir ini bukan cerita layak untuk anak-anak," Aoi membetulkan posisi kacamatanya.

"Gadis pintar," Jiraiya tertawa gugup.

"Oh aku tahu!" Akihiko angkat tangannya tinggi-tinggi. "Bagaimana kalau si putri tercantik yang ada sebelum kita semua bahkan lahir? Bagaimana kalau tentang ayah dan ibu?"

"Yaaaaaaa!" semua berteriak riuh.

Jiraiya menggaruk dagunya, "ide bagus."

Kesepuluh anak itu duduk mendekat lebih rapat. Jiraiya menarik napas panjang lalu ia mulai.

"Dahulu kala, ada seorang putri yang sangat amat cantik, tertawan di menara yang dijaga oleh seorang siluman ular jahat bernama Orochimaru. Putri itu adalah gadis tercantik di dunia yang ada saat itu. Tujuh orang tangguh dan berani memulai pertualangan mereka untuk menyelamatkan purti itu. Karena siapa yang menyelamatkanya dan bisa membangunkannya dari tidur panjangnya, boleh menikahinya. Ini cerita yang terjadi sebelum kalian semua lahir."


Nah nah? Apa pendapat kalian? Soal nama, umur dan gender sepuluh anak itu saya post di chapter selanjutnya. Sekarang saatnya tidur. x.x