Disclaimer: Saya mengagumi daya imajinasi Odachi!!!!!!!!!!!!!!

TITLE: The GrandLine High School: We Are Mugiwara The 'Jayus' Gank!

SUMMARY: Luffy sebagai murid SMA paling badung di sekolahnya. Tidak, bukan di sekolahnya… tapi bahkan di kotanya. Ia membentuk sebuah Geng… Penasaran? Oh, ya… virus KOCAK, AU, dan ROMANCE cepat menular dari fanfic ini lho…

A/N: Salam kenal, minna. Ini fanfic One Piece pertama saya… Mohon dukungannya!! Kritik dan saran termasuk flammer sangat diharamkan, eh, maksudnya diharapkan… hehe..


[Singkat Cerita:]

Monkey D. Luffy, seorang siswa SMA kelas satu yang paling badung di antara kawan-kawannya. Namun, penilaian itu tak jauh dari hanya sudut pandang para guru dan orang-orang yang tak mengenal Luffy dari dekat. Sesungguhnya, Luffy orang yang penuh perhatian dan kekanak-kanakan. Baik, dan tentu saja… seorang anak kecil yang sedang mengalami proses pendewasaan yang sering kita sebut 'masa remaja'.

Tidakkah itu baik? Luffy yang kita kenal sebagai orang yang kekanak-kanakan ini akan mengalami berbagai masalah dari mulai pertengkaran antar teman, kisah cinta dan klise, sampai dikejar SatPol PP (lho? Banci dong??). Looking for funny fanfic? Here's the place!!

[The Actor:]

Oke… Karena ini fanfic AU, saya akan memberitahukan letak-letak peran anggota Mugiwara dalam fanfic ini supaya kalian gak bingung dengan alur ceritanya. Gak wajib dibaca, asal nanti jangan merasa bingung dengan penempatan karakter yang saya buat…

Monkey D. Luffy: Sebagai anak remaja SMA kelas satu yang cenderung tak peduli dengan statusnya sebagai anak paling badung seantero kota, Luffy terbilang anak yang penuh sikap optimis. Ibunya meninggal ketika ia berumur lima tahun. Ayahnya yang merupakan penjahat kriminal papan atas memilih pergi dari rumah demi keselamatan keluarganya dari pihak kepolisian dan ancaman-ancaman buruk lain yang mungkin terjadi. Sejak saat itu, Luffy dan kakak angkatnya Ace, diasuh oleh Shanks dan Garp yang merupakan seorang Pengusaha sekaligus nelayan. Beliau memimpin sendiri kapal nelayan miliknya dan pulang ke rumah setiap satu bulan sekali. Sadar bahwa ada beberapa teman yang senasib dengannya, ia dan kawan-kawannya membentuk Geng Mugiwara.

Roronoa Zorro: Anak remaja SMA yang doyan banget sama pedang, kendo, pertarungan, dan sejenisnya. Zorro memiliki kisah hidup yang lebih parah dari Luffy. Bahkan, Zorro sempat putus sekolah selama setahun karena kedua orang tuanya meninggal bunuh diri tak sanggup menahan malu kebangkrutan perusahaan yang dimiliki Ayah Zorro. Usut punya usut, Zorro menemukan fakta bahwa kebangkrutan perusahaan ayahnya adalah sabotase oleh seorang lelaki yang merupakan musuh besar keluarga Roronoa. Dengan keinginannya yang tangguh ingin mengajak lelaki itu berduel, Zorro memutuskan untuk bergabung dengan Luffy yang telah berjanji akan membantunya menemukan laki-laki itu.

Nami: Cewek jutek, matre, dan egois, begitulah bila orang luar melihat Nami dengan sekilas. Namun, tidak untuk Geng Mugiwara. Nami adalah sosok wanita paling pengertian terhadap teman-temannya. Nami bahkan merupakan tempat curhat paling enak (menurut Luffy dan Sanji) karena selalu berpikir luas. Nami juga paling aktif dalam mendukung teman-temannya. Meski demikian, Nami juga sebenarnya memilki masa lalu yang sangat kelam. Ia pernah di'cap' sebagai seorang pelacur saat SMP, karena semua teman-temannya tahu, ibunya seorang wanita yang bertransaksi 'kawin kontrak'. Nami sempat menangisi hal itu. Namun Luffy datang dan mengulurkan tangannya pada Nami, ia juga meminta Nami berjanji agar tak pernah mau lagi menunjukkan wajah sedih di hadapan Luffy. Hubungannya dengan Robin cukup dekat. Ia sudah menganggap Robin sebagai kakaknya sendiri.

Ussop: Cowok remaja teman sekelas Zorro dan Chopper yang paling penakut dan tukang bohong. Ia punya cita-cita ingin bergabung dengan agen rahasia sebagai seorang penembak jitu. Semua orang menertawakan mimpinya itu, tapi tidak bagi Luffy. Saat Ussop menceritakan mimpinya, Luffy tersenyum penuh makna dan berkata, "Aku yakin kau bisa mencapai mimpi itu!". Ussop cukup terkejut tapi kemudian dia menangis dan mengatakan bahwa Luffy merupakan orang pertama yang mengatakan hal itu. Ussop berjanji akan menggapai mimpinya itu apapun yang terjadi.

Sanji: Cowok berotak paling omesh, tapi juga cerdas dalam hal memasak. Sanji dan Robin merupakan kakak kelas Zorro, Nami, Luffy, Ussop dan Chopper. Meski mereka berbeda tingkat, tapi daya solidaritas mereka tak ada kepura-puraan. Sanji 'tanpa sadar' sering kali dimanfaatkan menjadi koki saat Geng Mugiwara berkumpul. Tapi Sanji tak mempermasalahkan hal itu. Dari semua anggota Geng Mugiwara, yang memiliki nasib cukup baik adalah Sanji. Sanji berasal dari keluarga bangsawan layaknya Zorro, bedanya, status bangsawan itu ia sandang hingga kini. Satu-satunya masalah yang ia hadapi adalah rasa kesepian. Ia paling benci melihat kedaan rumah yang sepi dan hanya ada beberapa pembantu rumah tangga. Jauh berbeda dengan keadaan Geng Mugiwara yang selalu dalam keadaan ramai. Maka dari itu, Sanji hampir tak pernah sepulang sekolah langsung pulang ke rumah.

Tony Tony Chopper: Tak jelas asal-usulnya kenapa Rusa Kutub ini dapat berbicara, merubah bentuk fisik sesuai yang ia inginkan, dan yang paling penting… bersekolah di SMA GrandLine sebagai SISWA! Yang jelas, rusa kutub yang bercita-cita ingin menjadi dokter hebat satu ini sering kali terlihat membantu merawat luka-luka Luffy dan laki-laki di Geng Mugiwara yang lainnya setelah 'adu jontos' dengan siswa SMA lain. Saat itu, Chopper mau merawat luka-luka geng Mugiwara karena ia kagum dengan solidaritas yang mereka miliki. Setelah ditawari gabung oleh Luffy dan menerima tawarannya, Chopper makin kelihatan optimis dengan cita-citanya sebagai dokter.

Nico Robin: Gadis pendiam dan merupakan juara kelas di angkatannya. Dikatakan kecantikannya memiliki peringkat kedua setelah kakak kelasnya, Boa Hancock yang tergila-gila pada Luffy. Masa lalunya tak banyak diketahui. Tapi ia nampak sangat tertarik dengan Geng Mugiwara. Robin juga memiliki ketertarikan hati dengan Zorro. Mengapa? Zorro satu-satunya lelaki yang pernah berani menggamparnya. Zorro dan Nami nampaknya sangat tahu masa lalu Robin, tapi sayang mulut mereka selalu terkatup rapih. Robin memohon pada mereka untuk tak membeberkan masa lalunya. Otak Robin sebenarnya mampu untuk masuk kelas berjurusan IPA, hanya saja minatnya akan Sejarah lebih besar, maka ia memutuskan masuk kelas IPS.

Franky: Satu-satunya anggota Geng Mugiwara yang bersekolah di SMK (sekolah kejuruan) GrandLine, jurusan Mesin dan Mekanika. Franky membuat tubuhnya sendiri seorang Cyborg. Pernah hampir dikeluarkan oleh sekolah karena mengusulkan seragam sekolah yang hanya mengenakan celana dalam. Kehidupan masa lalunya cukup mengerikan mengingat Franky pernah hampir menghadapi maut di tengah lautan. Ia dulu merupakan murid Tom, seorang nelayan pesaing berat Shanks. Namun, sejak sepeninggalan Tom, ia sudah tak pernah lagi menyentuh laut.

Brook 'Oni Dake ni': Lagi-lagi kita menemukan penyandang 'satu-satunya dalam geng Mugiwara'. Brook merupakan satu-satunya anggota Geng Mugiwara yang BUKAN manusia. Brook merupakan seorang 'penghuni sekaligus pengunggu' rumah Luffy. Ia tertarik dengan Luffy yang tak pernah takut akan dirinya. Malah sering kali menganggap Brook sebagai kakeknya (Garp sering merasa kesal akan hal ini) dimana memang, Brook sudah ada beberapa abad lamanya. Ia memang bukan anggota Geng Mugiwara pada awalnya (terjadi banyak penolakan dari Ussop dan Chopper), tapi karena sering berkumpul saat para anggota geng muncul, secara tak langsung, ia menjadi bagian dari Geng Mugiwara.


__CHAPTER ONE__

Kehebohan Geng Mugiwara

Zorro ngorek hidung selama dua jam di koridor depan kelasnya. Tak lupa ia melempari 'hasil' jerih payahnya pada sembarang tempat.

"Hoy, Marimo… gak ada kerjaan laen yang lebih berguna apa selain ngorek idung…" sewot Sanji melototin Zoro.

"Kenapa jadi elo yang sewot… elo tertarik ya sama hidung gue yang indah ini? Ato jangan-jangan elo ngefans sama gue?"

"Idih! Mending nyabutin bulu idung Nenek Kokoro deh daripada ngefans elo!" umpatnya, "Cowok dekil kayak elo tu gak pantes punya fans…! Malah gak pantes idup!!"

"Elo nantangin gue ya, alis aneh?!" Zorro naik pitam, ia mengambil pedang kendo yang berada tepat mengadah tembok yang ada di sampingnya, kemudian melayangkannya ke atas kepala kuning Sanji. Tapi segera di tahan dengan kaki Sanji.

Gak mau kalah, Zorro melayangkan sang pedang kendo ke arah lain.

TENG NONG… TENG NONG…

Pedang Zorro ngerem dadakan pas ngedenger suara bel berbunyi.

"Cih, nyebelin!"

"Bel masuk noh!! Masuk ke kelas lo sana!!" seru Sanji sambil nendang bokong Zorro terus ngacir entah kemana.

"SIALAN LO, ALIS ANEH!! GUE BALES NANTI DI MARKAS!!!" Zorro mendengus kemudian menyeret pedang kendonya dengan malas memasuki kelas.

"Roronoa!! Sudah ibu bilang jangan bawa pedang kendo ke kelas!! Ini peringatan yang ke 158, Roronoa!" Seru Cindory bertolak pinggang. Tampang angker (apalagi ditambah jahitan-jahitan aneh di seluruh wajahnya) memberi kesan horor dan mencekam pada seluruh penghuni kelas. Tampak Ussop dan Chopper siap-siap masang salib dengan jumlah banyak kayak mau dagang. Murid-murid yang lain pun turut sibuk ngupasin bawang putih dan bawang bombay.

Tapi, tentu saja, yang kayak gitu mana ngefek sama Zorro. "Cih, bawel…" gerutu Zorro dengan mengekspresikan tampang 'males-banget-deh-ih' sama guru berwajah es batu itu.

Dengan asal-usul yang tak jelas darimana keberadaan piring-piring itu, Bu Cindory melemparinya. Zorro menghindar, ciaattt! Hea… gak kena… dilempar lagi… Hup! Hea… Zorro loncat… dilempar lagi… hea!! JEDOAAGHHH!!!

Zorro tewas mengenaskan. Anak-anak kelas berteriak 'BANZAI!'.


Di Rumah Luffy alias markas…

"Zorro… hidung en kepala lo kenapa?" Tanya Luffy dengan innocent sambil melototin hidung yang disumpal kapas dan kepala yang diperban milik Zorro dengan tekun.

Zorro kelabakan menerima serangan pertanyaan sang Pemimpin Geng 'Mugiwara' itu. Ia takut akan ditertawakan Luffy dan yang lainnya bila ia menceritakan hal yang sebenarnya. "Biasa… gue bertarung demi harga diri," sahutnya asal.

Sanji nyengir ganas, "Lo pikir gue gak tau? Lo kena hantem piring-piringnya Cindory-sensei kan?"

Pipi Zorro memerah seiring memori singkat saat memasuki pelajaran Tata Boga tadi terlintas di kepalanya. "Berisik!! Kata sapa gue kena hantem? HAH?!! Lagian orang sekeren gue mana mungkin kena hantem segitu gampangnya!!"

"Ussop dan Chopper yang ngasih tau gue. Elo sekelas kan sama mereka…" kali ini Sanji tak hanya nyengir ganas, tapi juga masang muka bejad bertuliskan 'gue-siap-ngetawain-elo-kapan-aja' pada Zorro.

"H-hoy!! Lo dah janji gak bakal ngasih tau Zorro kan kalo kita yang cerita?!!" protes Ussop ngacungin hidungnya ke arah Sanji sebagai pengganti jari telunjuk. Praktis juga ya hidung Ussop…

"Iya!! Betul!!" seru Chopper meng'iya'kan.

"Temme… jadi kalian yang ngasih tau?!!" serunya sambil bergaya yakuza siap ngerampok anak kecil.

"HIIIYYYAAA!!! GOMEN NASAIIII~!!" seru Ussop dan Chopper kalang kabut sambil berpelukan. Ussop tanpa sadar pipis di celana.

"Ussop! Bau tau gak!!" teriak Nami dengan suara 'ngirung' karena sambil menjepit hidungnya.

"Bukan gue! Itu Chopper!!"

"HEH?! Sudah jelas dan fakta kalau celana lo yang basah!!" elak Chopper mempertahankan harga diri.

"Udah jelas celana elo yang basah… kenapa lo masih gak mau ngaku?!" seru Sanji sambil berusaha nutupin bahan masakan dengan tudung saji. 'Gawat… baunya bisa berpengaruh sama cita rasa makanan gue…' pikirnya.

"Lo makan jengkol ya?" gumam Zorro sambil nyolong-nyolong penjepit jemuran Luffy sebagai 'alat medis' paling tepat menangani penyakit ke'bau'an.

Luffy mengendus-endus udara ruangan. "Kok ada bau aneh sih…? Bau bangkai tikus ya?" tanyanya dengan innocent.

Nami dengan suka rela dan ikhlas menggeplak kepala Luffy. "LO GAK NYIMAK PEMBICARAAN KITA DARI TADI?!!"

"Ugh… tampaknya aku mengalami sakit 'dituduh-pipis-di-celana'…" lirih Ussop ngesot dramatis di lantai sambil sesekali muntah darah.

Semua (kecuali Luffy, Robin, dan Brook) tarik napas… "KITA GAK NUDUH! EMANG KENYATAAN, BAKAYARO!!!"

"Hey, minna, besok kan Sabtu, besoknya lagi Minggu…" seru Luffy tiba-tiba setelah beberapa menit mereka berdiam diri dengan kesibukan masing-masing.

"Gue tau!! Gue tau!!!" acung Chopper.

"Apa?"

"Nama-nama hari kan?"

"SOTOY!!!" sewot Luffy monyongin bibir. "Gue cuman mau nanya… Kalian hari ini mau gak nginep sini?"

"Bener juga… weekend ya? Oke deh daripada gak ada kerjaan pasti di rumah…" ujar Zorro sambil berngoap ria.

"Nami-swaaaaaann!!! Kita sekamar yuuuu…!!!—UUUGHHHH!!!" Sanji mendapat tendangan maut dari Nami.

"Baiklah, kalau gitu gue pulang dulu mengepak barang-barang keperluan gue, nanti malam kemari lagi…" sahut Robin tampak gembira. Disusul Nami yang juga akan melakukan hal sama. Sanji mengikuti mereka dengan tingkahnya yang aneh seperti biasa. Zorro rasanya ingin mengeluarkan pedangnya yang asli untuk menebas rambut kuning Sanji hingga gundul.

"Yohohohoho!!! Para Ladies ikut!! Makin seru saja…! Aku sangat senang sampai-sampai ingin menangis! Tunggu… aku sudah tak memilki kelopak mata… Yohohohohohoo!!! Skull Joke!!" canda Brook dengan super garing, tapi selalu saja berhasil membuat Luffy tertawa, keduanya berteriak 'Skull Joke' bersamaan sambil tepuk tangan geje.

"Chopper dan Ussop akan ikut?" tanya Franky. Ussop dan Chopper menatapnya seolah bertanya 'Lo?'. "Super~! Pastinya!! Gue bakal ikut! Gue sih gak usah pulang dulu, gue langsung nunggu kalian di sini. Luffy, kita main kartu yuk!"

"OSH!!" semangat Luffy kemudian mengikuti Franky masuk ruang tengah. Disusul pula Brook setelah Luffy menariknya untuk ikutan.

"Oke, kalian mau ikut kan? Ayo kita pulang dulu, nanti kemari lagi!" ajak Zorro pada Ussop dan Chopper.

"OKE!!!" sahut mereka dengan semangat.


Malam harinya…

"Nah minna!! Sekarang penentuan kamar!!!" Teriak Luffy menggunakan toa yang ia pinjam dari senam lansia lapangan RT 01.

"HEEEEE???!!!" teriak geng Mugiwara gak mutu.

"Yah, seperti yang kalian tau… Rumah gue gak cukup luas. Di rumah ini hanya ada lima kamar. Satu kamar udah dipake sama Ace nii-chan, jadi tinggal empat!!" jelas Luffy dengan riang. Jarinya menunjukkan jumlah tiga, tapi Nami benerin jadi jumlahnya empat.

"Lha? Berarti satu kamar dua orang dong…?" tanya Ussop.

"Luffy… kamarku dimana??" tanya Brook.

"O-Jii-chan kan sudah hantu! Masa' butuh kamar?!" protes Luffy.

Brook memukul telapak tangannya dengan kepalan tangan satunya, "Aa… benar juga ya… aku lupa, yohohohohoo!!"

"Pembagiannya terserah kau saja Luffy! Asal jangan sekali-kali lo tempatin gue dengan orang gila di samping gue ini," komen Zorro kalem diiringi tatapan death glare dari orang yang ia maksud (Sanji). Tak lama, mereka pun adu jontos.

"Luffy, cewek sama cewek kan?" tanya Nami sambil merangkul Robin.

"Kalian lesbi?" tanya Luffy polos.

"MAKSUDNYA KAMARNYA, DOGOL!!!" sewot Nami dengan aksen muka ganas yang siap menerkam mangsa kapan saja.

"Hoo… kirain…" sahut Luffy riang. "Yah, terserah kalian sih… tapi kalo Nami pengen sekamarsama aku juga boleh kok… Gak ada yang ngelarang!"

"WHAATTSSS?!!!" sontak semua yang tak percaya Luffy berkata sedemikian rupa ngeresnya. Dengan intonasi riang pula.

Sementara itu, efek petir menghiasi background inner Sanji. 'Luffy…???!!'

"Eh? Kenapa kalian masang ekspresi kayak gitu?" tanya Luffy. Wajahnya menunjukkan indikasi POLOS. (A/N: Maksud Luffy di sini sebenarnya hanya sekedar ajakan sebagai seorang teman. Gak lebih. Tapi yang lain menganggapnya sesuatu yang 'menjurus').

"O-oy! Nami! Lo gak apa-apa?? Hidung lo berdarah!!" jerit Robin mencoba memapah Nami yang tampak wajahnya sangat merah.

"Tuh! Hasil perbuatan elo yang bejad!" marah Sanji pada Luffy. Sementara itu Chopper teriak-teriak geje manggilin dokter.

"Eh? Oy! Nami! Gue ambilin kapas ya?" tanya Luffy khawatir dan (sebetulnya) masih belum sadar kalau Nami begitu karena hasil perbuatannya.

"Eng-enggak usah… Luffy… tuh, darahnya udah berhenti kan?" senyum Nami. Ia mendongak ke atas dan mendapati Luffy sedang mengamatinya dari dekat karena cemas. Spontan, cairan berwarna merah itu turun lagi dari hidung Nami.

"Wahh!! Nami pingsan!!" seru Luffy menangkap tubuh Nami yang tiba-tiba hilang keseimbangan dan kesadaran. "Chopper!!"

"Oh, kan gue ya dokternya…" Chopper berhenti bergeje ria dan segera menolong Nami, mereka menggotongnya ke atas sofa. Beberapa lama kemudian, Robin sibuk mengipasi Nami dengan kipas, Chopper sibuk milih-milih obat buat Nami, Sanji sibuk mengangin tangan Nami, Luffy sibuk membongkar kulkas, Zorro sibuk ngorok, dan Ussop, Franky, dan Brook sibuk ngelanjutin maen kartu.

"Hey," Ujar Chopper tiba-tiba mengalihkan perhatian semua orang di situ. "Nami kenapa ya? Gue rasa ada yang aneh deh…"

"Kenapa? Apa yang aneh?" Tanya Sanji masih sambil mengelus-elus tangan Nami. Di dahinya bertuliskan huruf balok 'AJI MUMPUNG'.

"Nami kan… gak punya penyakit dalam… Kenapa dia tiba-tiba mimisan?"

"Itu normal kan?" sahut Robin. Lawan bicara yang mendengarnya menyahut 'eh?'. "Nami pasti berpikir yang tidak-tidak ketika Luffy tadi berkata seperti itu," lanjutnya yang diiringi tawa kecil.

Ussop yang setengah menguping ikutan nimbrung. "Berpikir yang tidak-tidak ya? Hem…" Ussop mengusap dagunya, "Memang sih kata-kata Luffy itu 'menjurus'. Tapi, tak perlu bereaksi berlebihan sampai mimisan kan?"

Semua terdiam dan memikirkan jawabannya, kecuali Luffy (yang sedang ada di dapur) dan Nami (yang sedang pingsan), jadi tentu saja sama sekali tidak mendengarkan.

"…Ja… jangan-jangan…" lirih Robin tiba-tiba. Semua menatapnya dengan perasaan siaga satu.

"Jangan-jangan apa, Robin?!" tanya Chopper penasaran.

"Nami mungkin me—"

JDAAAR~!

"HOOAA!! Kuttakutta…!!" seru Luffy tiba-tiba membanting pintu dari arah dapur. Perutnya membuncit besar melibihi gajah bengkak yang sedang hamil. Robin mengurungkan niat untuk melanjutkan kalimatnya karena semua perhatian sekarang jadi tertuju pada Luffy yang sedang sendawa ria dan membersihkan giginya dengan tusuk gigi. Zorro membuka matanya setengah karena merasa terganggu dengan kehebohan anak-anak.

"HEY!! LO NGABISIN SISA BAHAN MAKANAN BUAT BESOK, HAH??!!" Teriak Ussop dan Sanji.

"Shi shi shi…" tawa Luffy.

Sanji dan Ussop pun membentuk kombinasi kompak untuk menjitaknya, "BESOK KITA SARAPANNYA GIMANA?!!!"

"Ayolah… bukan masalah besar kan?" protes Luffy, menekukan kedua alisnya ke atas.

"PANTAS UANG INVENTARIS JEBLOK TERUS…!!!" teriak Sanji di telinga Luffy.

"Tidak dengar… tidak dengar…" ledek Luffy menutup kedua telinganya. Luffy memang begitu. Kalau orang selain Nami yang memarahinya mengenai masalah uang, ia selalu berpura-pura tidak dengar. Karena ia selalu berpendapat, hanya Nami yang pantas memarahinya soal uang karena memang Nami yang memegang uang inventaris.

"Gak usah sibuk deh," gerutu Franky. "Besok kita makan di luar! Gue yang traktir! Gue baru aja dapet uang dari pekerjaan paruh waktu di Perusahan 'Enies Lobby, corp.'" lanjutnya sambil melemparkan satu kartu ke atas meja, disusul kartu milik Brook.

"Tuh… denger kan?" riang Luffy karena Sanji gak jadi menggoroknya dengan pisau daging. Tak lama, mata Luffy kembali tertuju pada Nami yang masih belum siuman. "Nami belum bangun ya?" tanyanya kemudian. Pertanyaan itu mendapat sahutan berupa suara menahan nafas dan menelan air ludah orang-orang yang memperhatikannya.

"Belum, Luffy," sahut Robin cepat dan singkat.

"Begitu ya? Hem… masalah kamar ini rumit… AH!! Gue tau!!" sontaknya kemudian dan berhasil membuat yang lain kena serangan jantung. "Kita semua tidur satu ruangan aja!!"

"EH~???!!!" teriak mereka berbarengan.

"Kenapa?" tanya Luffy memiringkan kepalanya dan mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali. "Ruang tengah rumahku cukup luas kok! Cukup untuk kita semua!"

"Ide bagus! Luffy!! Yohohohoho!!" komen Brook menari-nari lebay.

"Oh? Benar juga… kalau kita singkirkan barang-barang seperti sofa dan meja tamu, ruangan itu sangat luas…" nimbrung Zorro yang semangat begitu dengar kata-kata 'tidur satu ruangan'.

"Yang lainnya setuju?" tanya Luffy. Setelah mendapat jawaban dari nakamanya berupa senyuman, ia pun berseru, "Ayo semuanya!! Waktunya beres-beres!!!"

"OUGHH!!!"


Beberapa saat yang melelahkan kemudian…

"YOSHH!! Dekitta…!" seru Luffy mengibas-ngibaskan kedua tangannya. Tak lupa ia juga mengelap keringatnya, begitu juga dengan yang lain.

Ruangan ditata sedemikian rupa. Sofa, meja tamu, dan beberapa barang hias telah dipindahkan dan ditempatkan di sisi ruangan, hingga bagian tengah dari ruangan kosong dan tampak luas. Bagian kosong itu kemudian mereka tutupi dengan beberapa kasur busa tipis dimana dari ketebalannya tak jauh dengan ketebalan karpet. Mereka juga meletakkan banyak bantal di atasnya.

"Huwaaa!! Sepertinya nyaman~~!!!" teriak Luffy, Ussop, Chopper dan Brook berbarengan. Mereka lantas melompat ke atas kasur dan bermain-main perang bantal. Tak lama, disusul pula anggota geng Mugiwara lainnya tiduran di atas kasur.

"Nami-swaaaannn~~~!!!! Tidur disebelahku yuuuu~!!" Rayu Sanji berguling-guling di atas kasur kemudian mendekat pada Nami, matanya berubah menjadi bentuk hati dan berwarna pink. Ia mengelus-elus tangan Nami, yang tentu saja berakhir dengan gamparan dari Nami. Merasa tak berhasil merayu Nami, ia pun beralih menuju Robin.

"Robin-chwaaaaannn~~~!!! Tidur di sebel—"

BWUUSSSHHH!

Zorro menyerangnya dengan pedang asli yang sudah ia bawa dari rumah tadi. Ia menyabet pedangnya ke arah Sanji, Sanji pun melompat menjauh, walaupun beberapa helai rambutnya sempat terpotong. "Zorro, kenapa lo? Apa urusan lo? Kenapa lo nyerang gue?" tanya Sanji.

"Gue gak perlu menjawab itu."

"Oh~? Apa ada hubungannya dengan Robin?"

Zorro agak kelabakan, ia berusaha menyembunyikan pipinya yang merona sangat samar. "Berisik!" Serunya, kemudian melayangkan sabetan yang kedua. Robin hanya diam, tapi ia memperhatikan Zorro dengan serius.

'Kenapa dia?' tanyanya dalam hati.

"Wah… wah… malam ini mengasyikan!! Hey, minna! Kita main kartu yuk!!" seru Luffy, yang secara gak langsung memicu perhatian. Franky pun segera mengeluarkan kartu poker dari dalam bagasi tubuhnya.

"SUPEEERRR!! Ayo minna!" seru Franky dengan gayanya yang norak, "Yang gak ikutan, LOSEEEER~!!" tak lupa di akhir 'performa' gayanya dibubuhi two thums down.

Semua pun segera menghampiri Franky di kasur bagian pojok.

"Ne? NE??!" seru Luffy ribet seiring semuanya berkumpul.

"Gak bisa diem nih anak atu!!" Komen Nami yang siap siaga nyipapin tangannya untuk menghajar Luffy bila sesuatu bodoh terjadi lagi seperti kejadian tadi.

"Ne, minna… pulang sekolah tadi gue liat orang maen kartu poker di bar milik paman Shanks! Tapi aneh deh!"

"Oya, oya! Aneh kenapa Luffy?" tanya Brook.

"Setiap kali mereka kalah, mereka melepas salah satu bajunya! Bahkan beberapa diantara mereka sampai telanjang. Itu permainan apa sih? Rame gak?" tanyanya innocent dan penuh semangat.

Tapi yang diajak bicara oleh Luffy, melototin Luffy dengan tampang gak mutu…

Dan… kali ini… gak hanya Nami yang mengucurkan darah dari hidungnya, tapi semua anggota Mugiwara kecuali Robin dan Chopper.

"Kenapa sih kalian? Kalian aneh deh hari ini… ngocorin darah mulu!" komen Luffy.

"LLLLLLUUUUFFFFFFFYYYYYYYYYYYY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak semua. Luffy gonjang-ganjing bingung mau lari kemana karena gempa dan 'hujan lokal' yang dialaminya.

"Astajim!! Kalian kenapa sih hari ini?? Kok gue dimarahin terus???" protes Luffy sambil sembunyi dibalik ketek Robin dan Chopper.

"Luffy, lo gak tahu itu permainan macam apa?" tanya Robin. Luffy menggeleng innocent masang wajah di-imut-imutin.

"Ano, gue juga sebenernya gak ngerti… permainan poker yang diceritain Luffy tadi apa ya?" tanya Chopper balik.

Robin tersenyum, tidak, lebih tepatnya menyeringai. "…Itu namanya 'Strip Poker'…"

"Strip Poker?" tanya Luffy dan Chopper penasaran sekaligus semangat pengen dengerin Robin (yang padahal hal itu TAK PANTAS di dengar oleh telinga seorang anak SMA).

"JANGAN CERITA ROBIIIINN!!!" Halang anggota Mugiwara yang lainnya.

Luffy monyongin bibir, "Kalian curang ih! Masa' kalian boleh tau, tapi gue sama chopper enggak!!"

"Betul!!" seru Chopper mendukung. Mereka pun demo massal, masang papan reklame bertuliskan 'Turunkan Harga BBM'.

Ussop sweatdrop masang muka males. "Kalian ini demo apa sih sebenernya…"

"Pokoknya gak boleh! Titik! Gak pake koma, gak pake spasi!" komen Nami nanggepin demo masal Luffy dan Chopper.

"Hey… ayolah Nami…" rajuk Luffy.

"Iya Nami…" rajuk Chopper.

Tak lama, Robin tertawa kecil. "Kalian ini… mengapa tidak kita coba saja permainan itu supaya kapten kecil kita ini mengerti?" tanya Robin menyeringai kembali dan lagi-lagi disambut meriah muncratan darah dari hidung anggota Mugiwara yang lain kecuali Luffy dan Chopper yang malah teriak kegirangan.

"H-hoy!! Robin!" komen Ussop sambil sibuk nyumpelin idung dengan kedua jempolnya.

"Robin! Lo mikir apa sih?!" komen Nami.

"Oya, oya! Aku setuju!!" teriak Brook, yang kemudian dihajar Nami.

"Iya… boleh juga…" komen Zorro yang merupakan kroban selanjutnya hajaran Nami.

"Nami, ikut main saja. Lo takut bakal kalah? Bagaimana kalau kita juga bertaruh dengan uang, hem?" rajuk Robin pada Nami. Semua makhluk di situ tegang kecuali Luffy dan Chopper yang berulang kali tereak 'SUGEEE~'.

"AYOOOOOO!!!!!!!" teriak Nami semangat.

"DASAR MATA DUITAN!" teriak Franky stress sendiri.

Nah, permainan gila pun dimulai… Gimana ya? Mereka kan belum cukup umur…?

Just wait and see the next chapter!

A/N: Next Chapter gak akan banyak lemon seperti yang kalian bayangkan kok… shi shi shi… Oh, ya, mohon reviewnya ya… soalnya saya baru pertama kali bikin fanfic OP… Yoroshiku onegaishimasu…!