Author : Akhirnya! Fanfic ini bisa meluncur dengan sukses! Walaupun pada awalnya penuh perjuangan!*sambil tereak-tereak kayak orgil*
Inuyasha : Kenapa nggak langsung aja?! Dasar banyak omong!
Author : Lho, kok kamu bisa muncul sih?! Kan belom disuruh!*marah sambil berkacakpinggang, norak*
Inuyasha : Ya suka-suka gue-lah, mau muncul mau nggak! Cepetan mulai, nggak usah banyak bullshit!!
Autor : Ya udah deh, daripada mendengarkan omongan orang gaje ini, lebih bae, kita mulai aja yea…??
Inuyasha : Siapa orang gaje, hah?!*Autor mau di-cakar angin sama Inuyasha*
Autor : Nggak usah dengar omongan orang itu ya… mulai yuk…*innocent*
Inuyasha : CAKAR ANGIN!!!
Autor :*bener-bener mati*
LOVE IS BEAUTIFUL (Annica-Icha fanfic)
Chapter 1 ; Inuyasha's First Love
Inuyasha menerawang, mata elang orange-nya sedang sibuk memperhatikan gumpalan awan di langit biru yang cerah. Inuyasha memetik sebuah bunga kamelia putih yang berada didekatnya, kemudian menciumnya dengan mata tertutup, seolah merasakan keharuman didalamnya. Badannya yang direbahkan diatas rerumputan pun ikut merasakan keharuman bunga itu. Tiba-tiba, seorang gadis berpakaian miko datang, dan tak sengaja menginjak kaki Inuyasha. Spontan, Inuyasha mengerang kesakitan.
"ARGH!! Apa yang kau laku…" Inuyasha tak sempat melanjutkan kata-katanya karena dipotong dengan getas oleh gadis itu,
"Sedang apa kau disini, Hanyo?! Kalau kau ingin mencuri bola shikon-no-tama dariku, takkan kuampuni!!!" gadis itu mengarahkan anak panahnya tepat didepan wajah Inuyasha. Inuyasha hanya terpana melihat gadis itu. Lama mereka berada dalam kondisi seperti itu.
"Kenapa kau melihatku seperti itu, hanyo?!" sinis gadis itu. Karena merasakan tak ada hawa jahat yang keluar dari Inuyasha, gadis itu menarik kembali busur dan anak panahnya. Inuyasha berdiri didepan gadis itu. Memandangnya dengan tatapan seolah bertanya, 'siapa namamu?' tapi gadis itu tidak membalas tatapan Inuyasha, dan pergi menjauhinya. Tiba-tiba Inuyasha memanggilnya, entah apa yang menggerakan bibirnya untuk memanggil gadis manis itu.
"Hei!"
Gadis itu menghentikkan langkahnya sambil berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan hanya sekedar untuk mengatakan 'ada apa' pada Inuyasha.
"Kau seorang miko? Kenapa ada disini?"
"Bukan urusanmu." katanya dingin, lalu kembali berbalik dan berjalan menjauhi Inuyasha. Karena merasa penasaran pada gadis itu, Inuyasha pun mengikutinya kemanapun gadis itu pergi.
Tiba disebuah Desa, Inuyasha berhenti disebuah pohon besar sambil terus mengamati gadis berpakaian miko itu. Banyak anak-anak yang menghampirinya dan menyebut-nyebutnya 'Kikyo-sama...'
Oh, jadi namanya Kikyo...
Setelah seharian penuh mengintai gadis yang ternyata bernama Kikyo itu sampai sore, Inuyasha memutuskan untuk pergi. Tapi, saat ia hendak pergi, Kikyo keluar dari kuil sambil membawa barang yang selalu berada dipundaknya, busur dan panah. Inuyasha mengurungkan niatnya, dan berdiam ditempat itu. Kikyo berjalan ke arah hutan. Karena khawatir terjadi sesuatu, Inuyasha kembali membuntutinya. Mereka sampai disebuah danau yang cukup sepi. Setelah itu Kikyo memperhatikan sekelilingnya, 'hm... tak ada siapa-siapa' pikirnya. Lalu dia meletakkan busur dan panahnya didekat danau dan melepas ikatan rambutnya. Inuyasha sempat memerah ketika melihat Kikyo dengan rambut panjangnya yang terurai. Kikyo lalu melepas pakaian miko-nya (tapi memakai pakaian polos) dan berendam di air. Inuyasha terus menunggui Kikyo sambil memperhatikannya dengan wajah memerah. Baru kali ini ia merasakan perasaan seperti ini kepada seorang wanita. Setelah beberapa lama, Kikyo keluar dari air dan mengganti pakaiannya ditempat lain. Inuyasha yang hendak melompat dari pohon untuk mengikutinya, tiba-tiba saja terjatuh, karena kakinya tersangkut ranting pohon. Kikyo yang baru selesai berganti pakaian langsung kaget dan buru-buru kembali ke arah danau. Dan lebih kaget lagi ketika melihat seorang hanyo berpakaian serba merah dan berambut perak panjang terurai itu sedang meringis kesakitan memegangi bahu kanannya, karena ketika jatuh, bahu kanannya terbentur duluan. Kikyo cepat-cepat menghampiri Inuyasha.
"Hei... Hei... kenapa...?!" tanya Kikyo panik, sambil memindahkan kepala Inuyasha ke pangkuannya. Itu terjadi begitu saja, dan tak ada yang tahu kenapa...
"Aduh..." Inuyasha terus meringis, memegangi bahu kanannya. Kikyo segera meletakkan tangannya di bahu kanan Inuyasha dan menyembuhkan Inuyasha dengan kekuatannya. Setelah sedikit sembuh, Inuyasha mengangkat kepalanya. Dengan hati-hati, Kikyo bertanya,
"Apa kau sudah agak baikan...?"
"Ya, Kikyo." kata Inuyasha, Kikyo merasa sedikit heran pada Inuyasha, "Kenapa kau tahu namaku?" tanya Kikyo, Inuyasha tersentak, dan kembali merasakan sakit dibahu kanannya, lalu memegang bahu kanannya. Kikyo spontan mendekatinya,
"Hei, jangan terlalu banyak bergerak!" Kikyo lalu kembali menyembuhkan Inuyasha. Sambil begitu, Inuyasha memandangi wajah Kikyo. Entah apa yang mendorongnya untuk mengucapkan kata "terimakasih"-nya pada Kikyo. Kikyo hanya tersenyum.
Setelah mengobati Inuyasha, Kikyo dan Inuyasha berjalan-jalan dihamparan padang rumput berbunga. Bunga-bunga yang terdapat disana adalah bunga kamelia, putih dan merah. Dan selebihnya hanya bunga-bunga liar yang tumbuh sembarangan. Kikyo duduk ditengah-tengah padang rumput sambil memetik sebuah kamelia merah. Inuyasha memandanginya sambil duduk didekatnya.
"Kau suka kamelia merah?" tanya Inuyasha, sambil memetik kamelia berwarna putih, "Aku suka yang berwarna putih."
Kikyo tersenyum. Inuyasha menatapnya, dia merasakan getaran aneh yang mengisi seluruh celah hatinya. Entah dari mana perasaan itu muncul, tapi yang pasti, ketika pertama kali dia melihat Kikyo, pada saat itu juga perasaan aneh ini muncul. 'akh, ada apa denganku?' batin Inuyasha.
"Lucu sekali, kalau kau suka bunga berwarna putih..." kata Kikyo, Inuyasha terus memperhatikannya, "Kenapa?"
"Biasanya laki-laki tidak suka warna putih."
"Memang kalau ada kenapa?"
"Aneh saja."
"Kau juga, kenapa suka warna merah?" Inuyasha mulai tertarik untuk lebih dekat dengan Kikyo.
"Hm... aku tidak tahu, dulu aku tidak begitu suka warna merah."
"Oh, kau tidak suka warna merah ya? Kalau putih?"
"Putih melambangkan kesucian, itulah yang kusukai dari warna putih."
"Ada yang kau sukai dari warna merah?" tanya Inuyasha, membuat kening Kikyo agak berkerut.
"Mungkin... melambangkan cinta?" kata Kikyo. Inuyasha segera menyadari kalau warna pakaiannya merah, jadi ia segera memindahkan topik pembicaraan.
"Oh iya, Kikyo. Kau sering datang ke tempat ini?"
"kadang-kadang... hm... sekarang sudah sore." kata Kikyo, sambil berdiri. Inuyasha ikut berdiri.
"Terimakasih sudah menemaniku kesini..." kata Kikyo sambil berbalik dan berjalan menjauh dari Inuyasha. Inuyasha menatap punggung siluet putih itu.
"Kikyo!" panggilnya. Kikyo berhenti berjalan dan berbalik, kali ini diiringi pertanyaan, "ada apa?" Inuyasha memasang wajah sedikit terkejut.
"Bagaimana kalau besok kau datang lagi ke sini?"
Kikyo menatapnya dengan pandangan lurus dan tidak menampakkan sedikitpun senyuman. Seketika Inuyasha mengalihkan wajahnya karena malu.
"Ah... itu... jika kau ada waktu saja..." kata Inuyasha. Kikyo tersenyum, "Boleh saja." katanya, lalu pergi meninggalkan Inuyasha.
TBC
Author : Huwaaa...!!! akhirnya fanfic yang ini udah beres, tolong di review yaa...!!
Inuyasha : Huh, selalu aja banyak omong!
Author : Ye...!! sirik aje lu! Terserah gue lah! Pokoknya di review ya...!! ingat, jangan pedulikan orang gile ini ye...*digampar sama Inuyasha*
Inuyasha : Mentang-mentang Author, huuu... tapi REVIEW aje yee… khan ad ague di fic ini! Hehehe…
