Disclaimer :
Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*
.
TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.
.
Warning :
OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!
.
Catatan :
Fic ini terinpirasi dari beberapa kasus tentang persahabatan antara cowok dan cewek yang kadang sedikit mustahil, mungkin beberapa kasus masih bisa terselamat, jika mereka murni hanya teman.
.
Peringatan...!
Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.
.
Enjoy for read
.
But
.
! Don't like Don't Read !
.
.
~ Girl-(friend) ~
[ Chapter 1 ]
.
.
.
.
Pertemanan antara seorang gadis dan seorang pemuda itu,
Mustahil,
Tidak mungkin ada yang benar-benar murni,
Adakalanya,
Salah satunya pasti akan merasakan perasaan lebih,
Lebih menyayangi,
Lebih menginginkan,
Lebih melindungi,
Lebih peduli,
Lebih dari sekedar 'pertemanan',
Pertemanan antara seorang gadis dan seorang pemuda itu,
Tidak akan abadi.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke pov.
Ini bukan sebuah takdir, kami hanya tetangga yang berhadapan rumah, para ibu-ibu sangat senang jika anak mereka punya teman main di masa kecil.
Dia, menunjuk ke arah anak kecil yang seumuran denganku, sekarang umur kami masih 2 tahun, gadis kecil itu sudah sering di titip ke rumahku, memangnya rumahku tempat penitipan anak! Ibunya adalah seorang dokter, bibi Mebuki akan sibuk dan menitipkan anaknya pada ibuku, ibu tidak bekerja, karena ayah meminta ibu lebih baik tinggal di rumah dari pada sibuk bekerja tidak mengurus anak-anaknya, aku pikir dia anak tenang dan akan sibuk sendiri, tapi.
Saat ini aku benar-benar marah padanya, dia selalu merampas apapun milikku dan ibuku.
"Sasuke, mengalah yaa." Ucap ibuku.
Ibu! Dia selalu saja mengambil mainan kesukaanku dan juga.
"Sakura, sini-sini kakak akan membacakan cerita untukmu." Ucap kakakku, Uchiha itachi, dia adalah satu-satunya kakakku. Aku jadi yakin jika kakakku tidak begitu menyukai adik laki-laki, jika Sakura ada, dia mengabaikanku, hey kakak bodoh, aku adikmu bukan dia.
Dia juga mengambil kakakku! Dia benar-benar keterlaluan! Aku tidak pernah menyukainya dan jika aku melawan.
Plak!
Dia berani memukulku, jika aku membalas, dia akan mengadu pada ibuku, dia sungguh keterlaluan, jika aku yang mengadu, ibuku tidak percaya, anak perempuan tidak mungkin memukul anak laki-laki, begitu yang ibu pikirkan, kenapa dia sangat jahat! Anak perempuan macam apa dia! Jahat! Kejam! Tidak tahu diri! Merebut segalanya yang aku punya!
Hingga.
.
.
"Sasukeee...! Main yuk...!" Ucapnya.
Gadis berambut softpink sebahu, terlalu hyperaktif, terlalu berisik, tomboy, setiap harinya dia akan datang ke rumahku dan mengatakan hal yang sama 'Sasuke, main yuk!', setiap harinya aku akan mendengar teriakan cempreng itu, ibuku bahkan tidak peduli dan lebih senang ada yang mengajakku bermain, ibu juga membiarkannya masuk ke kamarku seenaknya, gadis dengan mata hijau zambrut dan kulitnya sedikit gelap, bagaimana tidak? Hobinya berlarian di terik matahari hingga menghilangkan warna kulit aslinya, sekarang umur kami sudah 5 tahun, tapi aku tidak begitu suka bermain diluar dan aku lebih senang membaca buku di dalam kamarku, aku sudah kesal padanya sejak dulu dan tetap tidak akan peduli padanya.
"Sudah aku katakan padamu, aku tidak mau main di luar!" Teriakku kesal padanya, tapi apa tanggapannya?
"Kau harus main di luar, kau tidak akan sehat jika di sini saja!" Ucapnya, dia malah lebih menantangku, dia sampai menarikku keluar dari kamar dan sekali lagi ibuku tidak peduli. Ibunya seorang dokter dan dia seakan mengerti akan masalah kesehatan, padahal dia hanya gadis bodoh yang asal mengerti saja.
Akhirnya aku menyerah, entah mengapa dia jauh lebih kuat dariku, sejak dulu dia memang seperti ini.
"Sasuke, main saja di luar, sekali-kali lah, matahari itu baik juga untuk tubuh." Ucap ibu, ibu pun menasehatiku.
"Benar 'kan? Bahkan bibi Mikoto percaya padaku." Ucapnya, senang.
Menyebalkan.
Berjalan keluar dan aku tetap tidak akan peduli.
Di taman dekat rumah kami, kenapa hanya dia yang selalu mengajakku bermain? Anak-anak tetangga yang lain saja tidak peduli, apa mungkin karena sejak dulu kami selalu bersama dan dia terus di titipkan oleh ibunya? Aku tetap tidak suka padanya.
Hom pim pa...~
Aku tidak peduli, Sakura suka bermain, dia tidak sendirian, anak-anak di sekitar rumah kami pun akan ikut dan hanya dia seorang gadis, yang lainnya adalah anak laki-laki, aku memilih duduk di kursi taman tepat di bawah pohon sambil membaca buku, aku benar-benar keluar, tapi tidak pernah bermain dengannya, dia hanya akan bermain dengan anak-anak itu, berlarian, bermain kejar-kejaran, semua itu hanya membuang tenaga.
"Sasuke, ayo bermain!" Ucapnya dan menghampiriku.
"Tidak, dan menjauh dariku, kau bau matahari." Ucapku dan menutup hidung.
"Apa? kau ini benar-benar kejam yaa." Ucapnya, aku selalu akan di tantangnya kembali.
Dia mengambil bukuku dan berlari menjauh.
"Kembalikan!" kesalku padanya, akhirnya aku harus mengejarnya, tapi belum sempat menjauh dari tempat dudukku aku sudah kelelahan, dari mana dia mendapat tenaga sebanyak itu? Aku sudah tidak kuat dan memilih kembali ke kursiku.
"Sudah menyerah? Sasuke payah!" Ucapnya.
"Sasuke payah, hahaha."
"Sasuke payah!"
"Payah! Hahahah."
Aku jadi mendengar ucapan anak-anak lain, mereka meniru apa yang Sakura ucapkan, sial!
.
.
Hari berikutnya.
"Sasuke!"
Cih, aku sudah mendengar suaranya, segera mengunci pintu kamarku dan berdiam diri di dalam kamar, aku tidak akan keluar jika dia akan memaksaku bermain, merampas bukuku dan membiarkanku berlari seperti orang bodoh.
"Bibi, Sasuke terkunci di kamarnya." Aku mendengar suaranya itu.
"Apa! Sasuke, tunggu ibu akan buka pintunya." Ucap ibuku dan terdengar panik.
Dia punya banyak cara kotor untuk menggangguku, aku sampai harus mengatakan yang sebenarnya pada ibuku, sekarang, dia menatapku dengan tatapan cerianya.
"Apa? Aku tidak mau main hari ini." Ucapku dan menatap dingin padanya.
"Benarkah? Padahal kemarin kau senang sekali berlarian." Ucapnya, polos atau bego? Dua-duanya cocok untuknya.
"Kau yang memaksaku! Bodoh!" Kesalku.
"Sasuke, tidak boleh ngomong kasar pada Sakura." Tegur ibuku.
Menatapnya kesal dan aku sudah tahu yang di inginkannya.
"Ayo bermain." Ajaknya.
"Tidak." Tolakku.
"Bermain?"
"Tidak! Pulang sana!" Usirku.
"Bibi, Sasuke berbicara kasar lagi." Adunya.
"Sasuke.." Lagi-lagi ibuku menegur.
Sabar Sasuke, Sabar Sasuke.
Kapan semua ini akan berakhir? Aku tidak suka akan sikap anak gadis menyebalkan ini, bisakah dia pindah rumah atau aku saja yang pindah, muncul sebuah ide.
.
.
.
Saat itu, mendatangi ayah dan mengatakan jika bagaimana kita pindah rumah.
"Tidak Sasuke, di sini tempatnya sangat strategis, tempat kerja ayah dekat, area tengah kota dekat, lingkungan bagus dan keamanannya terbaik, ayah tidak ingin pindah dari rumah ini, lagi pula ibumu lebih senang di sini." Ucap Ayah.
"Aku ingin tinggal di tempat lain." Ucapku dan memasang wajah cemberutku.
"Kau ini ada-ada saja, bagaimana anak sekecilmu ini sudah memikirkan pindah rumah? Ada apa? Apa ada masalah?" Ucap Ayahku dan membelai kepalaku.
Menggelengkan kepalaku.
"Jika ada anak-anak yang mengganggumu, katakan pada ayah, mereka akan mendapat hukuman." Ucap ayahku, dia cukup memiliki kuasa, ayah seorang pengacara yang cukup terkenal.
Jika aku katakan, aku tidak menyukai anak tetangga kita, ayah mungkin tidak akan sependapat, lagi pula ayah dan ayah Sakura adalah teman lama dan cukup akrab, hanya saja paman Kizashi tidak pernah berada di rumah, kata Sakura ayahnya itu bajak laut, bajak laut? Bodoh, ayahnya seorang kapten kapal yang akan selalu berlayar keluar negeri dan beberapa tahun sekali akan pulang, dia jadi jarang bertemu ayahnya dan ayahku menjadi sasarannya, dia juga mengambil kasih sayang ayahku, dasar gadis jahat!
.
.
Aku sudah cukup sabar akan tingkah Sakura, sekarang aku benar-benar tidak akan menyerah melawannya, seperti biasa Sakura akan datang ke rumah, ke kamarku dan mengajakku main.
"Minum jus ini dulu sebelum kita pergi." Ucapku padanya.
"Wah, Sasuke kau baik sekali, aku cukup haus." Ucapnya.
Ya, terserah saja, minum saja jus itu, aku sudah tidak tahan akan sikap memaksamu, kita bukan teman bermain, kau saja yang terus memaksaku untuk bermain tanpa sadar jika aku sama sekali tidak menyukaimu seumur hidupku.
"Kau juga mau?" Ucapnya padaku.
"Tidak, habiskan semuanya." Ucapku.
Dia mendengar ucapanku, Sakura menghabiskan jus itu.
"Sudah, sekarang bermain?" Ucapnya, ceria.
"Tunggu, aku harus menyelesaikan buku ini." Ucapku.
Sakura terdiam, apa jus itu sudah berefek?
"Baiklah!" Ucapnya, lagi-lagi dengan wajah ceria, aku rasa itu belum berefek.
"Duduk di sana." Perintahku, menyuruhnya duduk di ranjangku, lagi pula dia sudah terbiasa duduk dan berbaring hingga kasurku berantakan.
Aku sedang tidak berbohong untuk membaca, kembali membaca buku dan membiarkannya duduk untuk menunggu, suasana begitu tenang, aku sampai tidak sadar jika anak berisik itu berada di kamarku, mencoba melirik ke arahnya, Sakura sedang berbaring, cepat juga yaa, aku pikir obat tidur ayah akan lama bekerja, aku sering melihat ayah meminum obat itu saat dia kesusahan tidur, aku memberikannya pada Sakura melalui jus yang diminumnya, aku hanya ingin dia tidur dan tidak perlu sibuk memaksaku untuk bermain, akhirnya, ketenangan yang selama ini aku dapatkan, baru kali ini aku merasa mendapat kebebasanku selama bertahun-tahun.
.
.
Jenuh, aku merasa bosan dengan bukuku, menatap Sakura dan dia masih tertidur nyenyak, biarkan saja, menyimpan bukuku di meja dan mencari ibu, aku ingin makan cemilan, mencari ibuku dan menemukannya sedang bersantai.
"Sakura dimana? Ibu pikir kalian sedang keluar." Ucap ibuku.
"Dia ada dikamar, katanya mengantuk dan ingin tidur jadi aku biarkan saja." Ucapku, tapi aku berbohong pada ibuku, akulah yang membuatnya tertidur.
Ibu mengambilkan cemilanku, memakan kue buatan ibuku dan nonton bersama, saat siang seperti ini, kak Itachi sedang bersekolah, kakakku jauh lebih tua dariku.
Hingga hari menjelang sore, berjalan masuk ke kamarku dan gadis berisik itu masih tertidur, ini sudah jam 5 sore dan dia belum bangun? Dasar, menghampirinya dan membangunkannya.
"Oi, bangun, bodoh, cepat bangun." Ucapku, berusaha berbicara lebih keras ke arahnya.
Hening, tidak ada jawaban bahkan Sakura seperti tidak terusik, mencubit kedua pipinya dan memaksanya bangun.
"Sakura, bangun! Apa kau akan tidur di situ terus?" Ucapku, sedikit kesal, apa dia sedang mempermainkanku?
Jalan terakhir, menggoncangkan tubuhnya agar dia bangun.
"Sakura! Sakura! Bangun! Bangun!" Teriakku.
Suaraku sampai terdengar oleh ibu, ibu masuk ke kamar dan melihat Sakura.
"Ada apa Sasuke?" Tanya ibu.
"Aku tidak tahu, bu, Sakura tidak juga bangun." Ucapku.
"Benarkah?" Ucap ibu dan tidak percaya.
Sekarang ibu yang membangunkan Sakura dan gadis kecil itu benar-benar tidak bangun dan tidak terusik sedikit pun.
"Sejak kapan Sakura tertidur?" Tanya ibu padaku dan dia terlihat khawatir.
"Se-sejak dia datang ke kamarku." Ucapku, aku jadi sedikit takut, apa dia tidak akan bangun gara-gara obat itu?
"Sakura, bangun sayang." Ucap ibu, masih berusaha membangunkannya, namun setelah beberapa menit berlalu Sakura sama sekali tidak bangun.
Ibu semakin khawatir, pada akhirnya ibu membawa Sakura ke rumah sakit dimana bibi Mebuki bekerja. Sementara Sakura di periksa, aku duduk menunggu bersama ibuku di ruang tunggu, menggenggam tangan ibuku, apa aku sudah berbuat salah? Apa dia benar tidak akan bangun lagi? Aku hanya memberinya obat tidur dan bukan obat aneh.
"Tenanglah, Sasuke, Sakura akan baik-baik saja." Ucap ibu, dia mencoba menenangkanku, bukannya aku takut akan hal itu, tapi aku takut karena membuatnya tidak bangun kembali, aku hanya ingin dia tenang dan lebih baik tidur siang dari pada harus bermain.
Kami menunggu cukup lama hingga bibi Mebuki datang dan ingin berbicara dengan ibuku. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, wajah ibu sangat khawatir dan bibi Mebuki menenangkannya, ada apa? Aku ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan.
.
.
TBC
.
.
halo...~
apa kabar? seperti lama tidak buat fic padahal baru beberapa hari yang lalu menyelesaikan beberapa fic. XD
karena author sudah menyelesaikan beberapa fanfic TBC, akhirnya author kembali berani membuat karya baru, tapi untuk sementara fanfic dengan judul "Sweet blood" belum bisa di kerjakan. *maaf*
author melihat kembali beberapa fic milik author dan hampir semuanya adalah sudut pandang Sakura (tokoh utama wanita), kali ini, di kesempatan ini, semoga author bisa bertahan untuk menyelesaikannya, fic ini akan mengambil sudut pandang Sasuke yang lebih dominan dari pada sudut pandang tokoh utama cewek, siapa lagi, kalau bukan si sakura.
ini cukup sulit, karena sudut pandang Sasuke, author harus terus berandai-andai jika author itu seorang Sasuke, apa aja yang ada di isi kepalanya, apa saja yang selama ini sering di pendamnya, menjadi sebuah tantangan baru, sulit pakai banget, author hanya ingin membuat watak Sasuke tidak terlalu OOC.
awalnya fic ini adalah fic oneShoot, setelah kelar, author memikirkan jika bagaimana di buat TBC, ini sampai galau antara di bikin TBC atau oneshoot, akhirnya dengan sedikit dorongan bikin TBC aja. iseng-iseng lagi kerja beginian, heheheh, sekalian menghibur, tidak buat fanfic rasanya kok ada yang kurang gitu, eeaaa...,
untuk wordnya, kemungkinan akan seperti fic "to be princes", author rasa, jika wordnya seperti itu, author mudah menyelesaikannya, updatennya belum tentu yaa, author belum berpikiran akan update setiap hari, jadi di tunggu aja lanjutannya. alurnya akan cukup lambat.
.
.
See you next chapte...~
~ Sasuke Fans ~
