ByunJaehyunee

Present

JustOne Hour

"Maafkan aku yang tidak bisa mencintai mu bahkan disisa hidupku, tapi apabila Tuhan mengijinkannya aku hanya akan meminta waktu meski hanya satu jam saja untuk bisa mencintai mu dengan sepenuh hatiku – Baekhyun"

Cast :

Park Chanyeol

Lallice Park

Byun Baekhyun

Oh Sehun

Kim Jisoo

And others

Genre : Drama, Romance, Family

Rate : T

Warning ! This is Genderswitch

If You Don't Like Please Don't Read

.

.

.

.

Happy Reading

PROLOG

Aku seorang gadis berambut panjang dengan poni, hidung kecil, bibir merah alami yang tipis dengan sepasang mata bulat yang seperti kelereng dan memiliki postur tubuh yang sedikit mungil. Besok umurku genap 20 tahun. Aku hanya tinggal seorang diri di Seoul, ayahku seorang Arsitek ternama yang mengharuskan ia untuk sering pergi keluar Negeri untuk menyelesaikan pekerjaannya. Mungkin karena ayahku seorang Arsitek, ada darah seni Ayah yang mengalir dalam diriku yang menyebabkan aku memilih mengambil Jurusan Digital & Art Design untuk program studiku. Aku berkuliah di Kyung Hee University dan ini adalah tahun ketiga aku kuliah disini.

"Allicee..." aku berbalik dan menemukan sahabat baikku Kim Jisoo.

Baiklah mari perkenalkan diriku. Namaku Lallice Park, atau kalian bisa memanggilku Allice. Aku putri tunggal dari seorang Arsitek tampan bernama Park Chanyeol. Siapa yang tidak mengenal ayahku. Ia seorang Arsitek mapan, pria terkaya nomer 3 di Korea Selatan, sudah bukan hal yang asing bila melihatnya manjadi cover sebuah majalah atau bintang iklan. Selain Arsitek ayah pun memiliki hobby lain yaitu investasi dibidang Real Estate dan Restaurant. Aku sendiri heran mengapa ayah menyebutnya sebagai hobby dan hal yang paling penting dari semua ini adalah ia seorang lajang, pria single dengan sejuta pesona meski sudah memiliki putri berusia 20 tahun tapi ia tetap terlihat tampan. Tidak heran banyak wanita yang ingin menjadi istrinya.

"Haii Zee.." sapaku seperti biasa.

"Allice, besok adalah hari ulang tahun mu bukan ? Kali ini alasan apalagi yang akan kau buat agar Daddy mu itu tidak merayakannya dengan mewah ? Aku heran mengapa kau tidak suka dengan pesta Allice ?"

"hahaha.. aku kira kau akan melupakan hari itu Zee. Emhhh~~ mari kita lihat, mungkin aku akan pergi kerumah Halmeoni di Bucheon seperti tahun lalu. Kau tau sendiri Zee, aku tidak terlalu suka keramaian"

"Wooooow! Nona cantik aku tidak mungkin melupakan hari spesial sahabatku. Ayolah Allice, kau sudah dewasa okee. Apa salahnya hanya menghargai sedikit saja hasil jerih payah Daddy mu itu. Diusia mu yang segini bahkan kau tidak pernah minum Soju. Aku heran masih ada gadis seperti mu Allice"

"Kau terlalu berlebihan Zee. Yaa aku hanya benar – benar tidak suka keramaian. Kau tau bahkan teman dekat ku pun hanya beberapa orang saja. Jadi aku fikir itu cukup hanya dengan pesta sederhana. Lagi pula sebenarnya aku benci hari ulang tahun ku sendiri Zee" Allice hanya bisa tertunduk lesu bila membicarakan hal yang menyangkut hari ulang tahunnya.

"Please jangan pasang wajah sendu itu. Oke aku mengerti, maafkan aku. Aku hanya ingin kau terlepas dari bayang – bayang itu. Ini sudah 20 tahun berlalu Allice, aku yakin Daddy mu sudah merelakannya. Ini bukan salah mu Allice, berhentilah merasa bersalah"

"Kau tau Zee, seperti tahun – tahun yang lalu. Hari ini pun ritual ayah masih terjadi. Apa itu yang kau bilang sudah merelakan Zee ? Kau tidak akan tau rasanya ketika melihat ayah yang kau kenal sangat bersemangat, ayah yang kau lihat selalu tersenyum akan berubah 180 derajat ketika satu hari sebelum ulang tahun mu berlangsung. Yaa meski pun ia masih tersenyum dan hangat seperti biasa tapi sorot matanya kosong. Aku selalu merasa bersalah bila melihat itu Zee"

"Maafkan aku Allice, aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu sungguh aku hanya ingin melihat mu bahagia dan dapat tertawa lepas di hari ulang tahun mu meski hanya sekali. Maafkan aku Allice hiks"

Dan seperti tahun – tahun sebelumnya kedua sahabat itu akan saling memeluk dan menangis bersama apabila sudah membahas hal yang paling sensitif untuk Allice. Persahabatan mereka dimulai sejak JHS wajar mereka terlihat sangat dekat, bahkan Jisoo tidak segan memanggil Chanyeol dengan sebutan Daddy.
Lama mereka dalam posisi seperti itu, menangis bersama dibawah pohon dekat taman belakang kampus. Di antara mereka berdua Allice lah orang pertama mengurai pelukan mereka.

"hahaha Zee lihat wajah jelekmu itu, aku sampai takut melihatnya hihihi~ terima kasih selalu ada untukku Zee. Kau tau jika seperti ini kita terlihat seperti sepasang anak kembar, yaa kan eonnie ?"

"Yak! Kau yang lebih tua dariku meski hanya beberapa bulan, tapi tetap saja kau lebih tua Allice, seharusnya aku yang memanggilmu begitu Huuuh~ aku sayang padamu Allice. Itulah mengapa aku tidak ingin melihat mu terus seperti ini. Hmm yaa Allice apa wajahku benar – benar buruk ? Setelah ini aku akan bertemu Jaehyun. Aku tidak ingin terlihat buruk" rengeknya manja.

"Aigoo~~ lihatlah adik kecilku ini, sudah dewasa rupanya emmm ? Siapa tadi kau bilang ? Jaehyun ? Woaa sepertinya dia ada dibelakang mu saat ini" Allice terkekeh saat mengatakannya.

"Apaaa ?! Mana manaaa ? " dan Zee hanya bisa melihat Allice yang sedang terkekeh dan berjalan menjauh darinya.

"Yak! Aishhhh kau mengerjaiku. ALLLIICEEEEEEEE~~"

"Hahaha~~ Anneyoung Zee sampai bertemu dikelas"


"Aku pulanggggggg~"

Hanya kesunyian yang menyambutku. Apa yang aku harapkan ? Ini bahkan baru jam 5 sore, ayah pasti masih dikantor dan akan pulang larut seperti biasa. Kami hanya punya waktu Weekend saja untuk bertemu dan berkumpul bersama, tidak seperti dulu ayah selalu menemaniku. Yaa aku akui, mungkin ayah berfikir aku sudah cukup dewasa untuk ditinggal dirumah sendiri. Sebenarnya aku tidak sendiri, ada Mrs. Jung yang selalu menemaniku dan mengurus rumah. Tapi sepertinya dia sedang pergi ke pasar, mengingat besok adalah hari ulang tahunku, ahh yaa hari ulang tahun.

.

.

.

Jam menunjukan pukul 9 malam ketika aku mendengar seseorang membuka pintu utama, ku lirik sebentar melalui ekor mata ku dan ternyata itu ayah, ia masih mengenakan pakaian kerjanya. Meski dari kejauhan aku dapat melihat gurat kelelahan diwajahnya, namun ia tetap tersenyum ketika kami bertatap mata.

"Haii honey, apa yang kau lakukan hm ? Mengapa belum tidur ?" Ayah mencium keningku dan mengusak rambutku lembut. Hmm~ aku sangat merindukannya.

"Tumben ayah sudah pulang ? Apakah dikantor tidak terlalu sibuk ? Apa ayah sudah makan malam ? Aku akan menyiapkan air hangat untuk ayah dan menghangatkan makan malam yang sudah Mrs. Jung buat tadi arrachi. Ayah tunggu disini dulu ne."

"Aigooo~ baiklah. Ayah memang sengaja pulang cepat agar bisa menemani putri ayah. Haha baiklah baiklah ayah akan istirahat dulu setelah itu kita makan malam bersama arraseo"

"Ayay kapteennnn~"

.

.

.

"Allice, besok adalah hari ulang tahun mu. Ayah sudah menghubungi Kim ahjussi untuk mempersiapkan acaranya disalah satu hotel kita. Apa kau setuju sayang ?"

"Nope ayah ~ aku lebih suka merayakannya secara sederhana. Aku ingin merayakannya di rumah Halmeoni saja ayah dan hanya mengundang beberapa temanku, ayah dapat mengundang beberapa kerabat ayah seperti tahun lalu. Aku tidak suka hingar bingar ayah"

"Tapi sayang, bahkan ulang tahun mu yang ke 17 kita hanya merayakannya dirumah ini ? Apa kau tidak ingin merayakannya sesekali ? Ini ulang tahun mu yang ke-20 sayang"

"Aku tidak peduli ! bagaimana mungkin aku bisa merayakannya disaat hari itu adalah hari yang bertepatan dengan hal yang membuat mu selalu menutup diri Ayah. Aku hanya ingin merayakannya seperti biasa ayah, aku hanya butuh Ayah, Halmeoni, Kim ahjussi, Zee dan Mrs. Jung serta Mutiara mu itu Ayah. Itu sudah cukup ayah. Aku selesai, bila ayah sudah menyelesaikan makan malamnya, simpan saja dimesin pencuci biar besok pagi aku yang membersihkannya. Goos night ayah, sarang"

"Yaa sayang baiklah bila itu keinginan mu, Good night honey, nado. Lihatlah bahkan ia mewarisi segala sifat sederhana mu, dia sudah dewasa sekarang. Semua yang ada pada dirimu kini ada padanya apa kau bisa melihatnya ? Nan Bogoshippo Shine"

.

.

.

Jam menunjukan pukul 2 malam ketika aku terbangun karena tenggorokan ku terasa kering. Aku melangkahkan kaki ku sepanjang koridor menuju dapur, dapat ku lihat lampu kamar ayah masih menyala. Hahhh ritual itu lagi. Meski ragu tapi aku tetap melangkahkan kaki ku menuju kamar ayah, entah menghilang kemana haus yang tadi melanda tenggorokan ku. Aku membuka pintu kamar ayah perlahan karena aku takut mengganggu kegiatan ayah.

Aku dapat melihat ayah, My Super Daddy, ayah yang selalu kuat. Ayah yang selalu ada untukku, ayah yang selalu tersenyum, ayah yang sangat – sangat hebat kini hanya bisa merenung melihat keluar jendela disertai isak tangis yang memilukan. Inilah ritual yang aku maksud, inilah kenapa aku benci hari ulang tahunku, inilah mengapa aku tidak pantas merayakannya. Aku dapat melihat sisi paling rapuh dalam hidup ayah, Ingin aku berlari untuk merengkuh ayah ke dalam pelukanku, aku pernah melakukannya sekali dan setelahnya aku menyesali itu. Karena setelah kejadian itu, ayah mendiamiku selama 1 bulan. Ayah tidak suka rang lain tau kelemahannya, meski itu adalah aku putrinya sendiri. Tapi bila kami membiarkan ayah dengan waktunya sendiri, esok pagi ayah akan kembali seperti semula, seakan iya tidak pernah serapuh ini. Aku tau selama ini aku hanya mengenal sosok itu dari cerita Halmeoni, Mrs. Jung dan Kim Ahjussi saja, sosok yang sekarang gambarnya sedang dipeluk ayah, sosok yang menjadikan seorang Park Chanyeol semenyedihkan ini, sosok yang bahkan belum sempat aku lihat wajahnya, sosok yang sering ayah panggil Shine, sosok cantik mendiang ibuku. Ayah tidak mengijinkanku untuk melihat wajah ibu, tapi ayah janji akan menceritakan semua tentang ibu ketika aku sudah siap. Ayah selalu bilang bahwa, bila aku ingin melihat ibu, aku hanya perlu melihatnya didepan cermin. Ayah bilang wajah kami benar – benar mirip. Hanya sebatas itu yang aku tau tentang sosok ibu, karena satu hal yang pasti cahaya kami, lentera hidup ayah telah padam ketika melahirkanku, yaa ibu meninggal ketika berjuang melahirkan aku.

Itulah alasan mengapa aku benci ulang tahunku, karena hari itu pula lah yang mengingatkan kami pada satu kenangan pahit, kami telah kehilangan cahaya kami, cahaya ayah. – Lallice Park.

.

.

.

.

TBC

Haii~~ Byunee datang dengan new story kkkkk \yangsatuberesinduluwoy/ okee maafkan, jujur cerita yang Twilight udah selesai tinggal edit dikit mungkin akhir minggu ini bisa update tapi gak janji yaaaa~~~ nah gimana buat prolognya ? Hmmm sekian dari aku

So, mind to review ?

thanksee~~~~