Hai, salam kenal! Saya author baru disini! Perkenalkan, pen-name saya Jonathan Ryousuke. Sebagai perkenalan, saya ingin mempersembahkan sebuah fanfict humor untuk kalian! Gomen, kalo fict ini terlalu garing, dan terlalu banyak crossovernya. Saya bingung mau nge-publish ini fict di fandom mana, jadi saya putusin buat ngepublishnya di fandom Naruto, secara mayoritas karakter yang saya pakai adalah Akatsuki. Gomen juga kalo fict ini super abal, dan terkesan nyampah, maklum saya masih newbie, sih. Para senpai, saya berharap bimbingan dari anda semua. Semua review akan saya terima dengan senang hati. Bagi yang mau nge-flame, silahkan! Tapi jangan terlalu 'moe' ya...dan nanti tolong beritahu saya nomor telepon pemadam kebakaran terdekat. OK, silahkan dibaca dulu.
Warning: OOC, Gaje, Garing, Typo, dkk
Disclaimer: Bukannya udah pada di-klaim Malaysia, ya? Ehehehe
Naruto Masashi Kishimoto
Eyeshield 21 © Yuusuke Murata & Riichiro Inagaki
Fairy Tail © Hiro Mashima
Nurarihyon no Mago © Hiroshi Shiibashi
K-On! © kakifly
Neon Genesis Evangelion © Yoshiyuki Sadamoto
The Melancholy of Haruhi Suzumiya © Nagaru Tanizawa & Noizi Ito
Lucky Star Kagami Yoshimizu
Bleach Tite Kubo
Phineas and Ferb Dan Povenmire & Jeff Marsh
Junior High School Maniacal
By: Jonathan Ryousuke
Hari itu masih pagi. Ya, pagi yang cerah banget malah. Saking cerahnya, awan-awan mendung menyelimuti langit, dan menangisi bumi dengan hujannya. Hujan deras yang gak kunjung reda memang selalu meredakan semangat orang (kecuali udah minum MIZONE seember), tetapi satu hal yang gak bisa diredakan hujan deras: meredakan keributan para penghuni kelas 7-6 SMP Ichigaku Gakuen.
"Kelas Terpintar", itulah julukan bagi para manusia dan mahluk-mahluk aneh lain yang mendiami kelas 7-6. Gimana nggak, catatan pelanggaran pada buku laporan siswa mereka telah penuh, sampai-sampai harus numpang nulis di dinding. Belum lagi urusan nilai mereka yang dikenal selalu menghabiskan tinta merah para pengajar. Juga keonaran yang sering mereka lakukan di mana saja, mulai dari sekolahan sampai ke kutub utara. Out of control, sehingga para guru yang otaknya masih cukup waras untuk makan dengan tangan menjadi benar-benar pusing untuk mengajar mereka. Hanya sedikit guru yang mau menghabiskan waktu untuk, yah setidaknya mengajar mereka. Salah satunya adalah Dr. Heinz Doofenschmirtz, wali kelas, sekaligus guru matematika mereka. Doof-sensei harus membawa setidaknya seperangkat alat shalat, eh obat-obatan anti pusing jika memasuki ruangan kelas yang menjadi bimbingannya ini.
oOo
"Dan, pala lo ngalangin tuh, gua kagak ngeliat!" seru seorang cowok berambut oren jabrik dan punya tindikan yang merajalela di tubuhnya.
"Kok elo bisa kagak ngeliat, Leader-sama? Bukannya elo punya rinnegan?" jawab cowok penganut aliran sesat Jashinisme itu.
"Rinnegan kan bukan Byakugan, Dan! Udah, pala lo minggir, gak? Kalo gak gue kawinin juga lo sama seme lo si Kakuzu!"
"Iya..iya...lagian siapa yang jadi uke-nya Kakuzu sih, leader-sama? Kagak level tauk, biar tajir tapi pelitnya nyaingin Paman Gober!"
Sementara itu, yang diomongin lagi nagih utang di kelas sebelah. Sejurus kemudian, semua anak kelas sebelah langsung kabur menyelamatkan jemurannya akibat bersin-bersin akut yang dialami Kakuzu dan dikhawatirkan dapat menular dalam radius 1 km.
"Ah, lo berdua nyalin PR aja pada ribut, ah! Gue aja gak heboh-heboh amat kali.." cerocos Itachi yang sedari tadi bergelantungan di kipas angin dengan maksud, supaya gak ada polusi pandangan.
"He-eh, gue yang kagak ngerjain aja santai-santai aja, bro" ceracau mahluk antlantis, Kisame si Manusia Ikan.
"Iya elo santai, Kis...entar kalo si Rangiku-sensei datang, elo kebantai, un" kata Deidara.
Biarpun masih pagi, suasana ragunan telah tercipta di sebuah kelas, yang bilamana orang awam memasukinya, akan sulit membedakan apakah ini bangsal RSJ atau dasar jurang. Lima cowok ajaib berkerumun di sebuah bangku bagai kucing mengerumuni makanan, untuk apa lagi kalo bukan nyalin PR Fisika yang minggu lalu dikasih sama guru mereka yang galaxy, Rangiku Matsumoto.
Pain, si anak paling berandal sekaligus ketua geng preman Akatsuki, dari tadi sibuk menitahkan cowok sesat berambut putih bernama Hidan untuk minggirin kepalanya yang dari tadi sukses ngalangin pemandangan (emangnya kepala si Hidan segede apa, sih Pain?). Itachi Uchiha yang dijuluki Ojii-san oleh anak sekelas karena penuaan dini yang menimpanya, duduk dengan santai di baling-baling kipas angin tanpa mengasihani kipas angin tua yang hampir ambruk itu. 'Biarin, bukan kipas angin gue juga', pikirnya. ' Jangankan duduk, gue mau nungging, kayang atau roll depan roll belakang juga terserah gue'. Deidara si banci karton yang paling benci pelajaran fisika nulis sambil nyumpah-nyumpahin Rangiku-sensei agar dadanya kempes atau meledak aja sekalian. 'Ngapain sih ngurus-ngurusin perpindahan kalor, un, emang gue ketua RT un, ngurusin kepindahan orang?' umpatnya dalam hati. Sementara itu, mahluk cryptid air bernama Kisame Hoshigaki malah nyantai, ngapdet status FB sambil dengerin lagu dangdut yang mengalun dari iPod-nya. Jangankan mengerjakan PR, nyalin aja dia males banget.
OK, kita tinggalin dulu para insan (emang semuanya insan?) yang masih sibuk dengan urusan mereka itu. Sekarang mari kita liatin penghuni lainnya kelas ajaib ini. Sang ketua kelas Youichi Hiruma lagi nimbrung di atas meja, molesin senjata-senjata kesayangannya dengan krim anti keriput (duh, You-Nii, sejak kapan kau ketularan Giroro Gochou? Lagian lebih bagus tuh krim anti keriput kau polesin ke mukanya Itachi Ojii-san).
BRAK! BRUK! DUAR! PRANG! MEONG! BUAK! DHESS! Suara-suara yang sangat merdu berkumandang. Pembuatnya, tak lain dan tak bukan adalah Natsu Dragneel, cowok berambut pinky alay yang lagi berantem sama Gajeel Reddfox, cowok nyentrik dengan tindikan yang tak kalah merajalela dengan Pain. Penyebabnya cuma gara-gara ngeributin duluan mana, telor ato ayam.
"Ayam, soalnya abang tukang ayam yang sering lewat didepan rumah gue, Sasuke bilang begitu!" teriak Natsu.
"Kagak ada yang duluan, orang udah gue goreng dua-duanya dan gue makan, kok!" teriak Gajeel.
"Halaahh, ngotot elo Jeel, gue goreng juga elo pake Karyuu no Houka!"
Perkelahian dua orang Dragon Slayer itu langsung menambahkan ritme ke dalam suasana ragunan yang tercipta di kelas 7-6.
"Pagi-pagi elo berdua udah baku hantam aja, Jeel, Nat, kayak gak punya kerjaan lain aja..." Gumam seorang cowok ekhibisionis yang lagi berdiri di bangkunya (bosan duduk, ya mas?). Cowok bertelanjang dada ini bernama Gray Fullbuster. Entah kenapa di pagi sedingin ini dia malah ngumbar aurat, lagi nyari rematik mungkin.
"Ih, Gray Nii-san porno ah, masa gak pake baju di dalam kelas, ntar masuk api, lho" kata seorang cewek yang baru datang karena motornya mogok akibat banjir, dan terpaksa numpang mobil pengangkut tekstil. Cewek manis ini bernama Tsurara Oikawa, adiknya Gray.
"Udah kebiasaan, kali Tsurara-chan" jawab sang abang.
"Tsurara kok gak ikutan buka baju juga kayak Nii-san-nya?" suara agak kurang ajar ini keluar dari mulut Akasuna no Sasori, cowok anggota geng Akatsuki yang hobi mengoleksi Figurin ecchi. Walhasil cowok ganteng tapi mesum ini tepar akibat dibekuin oleh Tsurara.
"Gua kagak pengen cari rematik aja kayak elo" kata Tsurara sambil melanggeng pergi.
Alunan melodi ragunan di kelas ini juga didukung oleh sekelompok anak-anak cewek yang memulai hari dengan nyerocos. Konan, yayang tercinta si Pain sekaligus wakil ketua kelas dan wakil ketua geng Akatsuki, bertindak layaknya seorang dirigen: memulai orkestra cerocosan para anak cewek.
"Eh, ciiiin, elo tau gak, katanya boyband Sueseahbo mau datang ke sini, lo...aduh, gue kagak sabar nunggu kedatangannya...gue nanti mau minta tanda tangan mereka, terus gue minta traktirin makan, terus gue juga mau minta poto-poto, aaahhh!" ceracau si Blue Print Girl ini.
"Masa iya, buuu? Aduh, gue pengen ketemu Kim A Hsu! Secara gue nge-fans banget!" teriak cewek berambut hitam panjang, Mio Akiyama.
"Kyaaaa, gue juga mau ketemu sama Hwa Ce Leng! Sumpah orangnya ganteng banget!" cewek berambut oren, Asuka Langley Soryu ikut dalam barisan.
"Paling ganteng calon suami gue, kali...Hwa Geon Deok! Aduh...senyumnya itu, lho...bikin gue gak bisa tidur!" seloroh cewek berambut pendek, Yuki Nagato (Sejak kapan kamu OOC, mbak? Lagian kamu kan gak bisa tidur gara-gara kamarmu banyak harimaunya).
"Duh, plis deh gals...yang paling ganteng udah tentu Ke Deon Deong, hyaaaa...jadi selingkuhannya pun gue mau, nyaaa~" Tsurara yang baru gabung turut memeriahkan.
Kelima cewek itu makin semangat ngegosipin boyband asal Korea kesayangan mereka yang, kata ibu-ibu arisan, mau datang ke Konoha City dalam rangka memperingati hari ulang tahun kucing peliharaannya walikota Konoha City, Minato Namikaze. Saking semangatnya, mereka ngomong sampai jumpalitan kiri-kanan, roll depan roll belakang kagak karuan.
Salah satu cewek yang gak ikutan nongkrong di situ adalah sang sleeping beauty kelas 7-6 ini. Yui Hirasawa, sang master dalam hal tidur (bukan ketiduran) di kelas. Akibat kebiasaannya yang tiap hari menonton kartun favorit-nya Chowder sampe jam 1 pagi, ditambah kegiatan band-nya, At Midnight Coffee Time yang sesuai namanya selalu nongkrong sampai tengah malam bolong, membuat sang lead guitarist ini selalu melanjutkan mimpi indahnya di ruangan kelas. Kadang Yui mulai ngebo di kelas sebelum bel masuk berbunyi, dan baru bangun setelah bel pulang berbunyi (sungguh bahagia kehidupanmu, Yui-chan).
Sama seperti Yui, ada seorang cewek lagi yang gak ikut berpartisipasi dalam habitat Konan dkk. Cewek maniak game bernama Konata Izumi ini lebih peduli pada game Angel May Laugh yang sedang dimainkannya dibanding dengan kelangsungan hidup teman sekelasnya.
Di jendela pojok kelas, duduklah seorang pemuda durjana yang sedang melantunkan tembang kesengsaraan akibat ditolak oleh pujaan hatinya (halah, bahasa apa nih). Akaba Hayato, rythym guitarist-nya At Midnight Coffee Time. Dengan nistanya cowok ini menyanyikan lagu patah hati-super cengeng-mellow lagi. Padahal ngakunya anak metal, gak suka lagu begituan (cinta memang kejam, Akaba-san).
Seorang anak berkebutuhan khusus, Tobi a.k.a Uchiha Madara, lari-lari sprint keliling kelas, sambil bawa toa klenteng dan teriak-teriak: "Tobi anak baek! Tobi anak baek!" persis tukang roti keliling yang nawarin dagangan.
Sang bendahara (baca: rentenir) kelas, Kakuzu yang baru datang nagih utang, langsung menagih upeti pada kawan-kawannya.
"Uang kas minggu ini bayar!" perintahnya memakai toa yang baru direbut dari Tobi. Sementara Tobi langsung nangis guling-guling akibat toa kesayangannya diambil alih oleh Kakuzu.
"Ingat ya, yang ngutang minggu lalu bayar bunga 300%!" teriaknya lagi.
Kakuzu dengan nistanya merebut semua uang yang dikeluarkan secara tidak ikhlas oleh anak-anak 7-6. 'Aku kaya, aku kaya, hahahaha' pikirnya (kaya monyet sih iya, Kuz).
oOo
Bel masuk pun berbunyi. Tetapi anak-anak kelas 7-6 tetap melanjutkan aktifitas ajaib mereka. Sampai akhirnya, datanglah seorang pria berpakaian ala dokter RSJ, yang tak lain tak bukan adalah sang wali kelas sendiri, Doof-sensei. Dari wajahnya, udah bisa ditebak kalau kemaren beliau habis narik duit 10.000.000 ryo, tunai, buat bayarin tunjangan cerai dengan istrinya.
"Berdiri..." perintah Hiruma menirukan kartun favoritnya.
"Se~lamat pagi, sensei"
"Se~lamat pagi, sensei" teriak semua anak 7-6 gaje. Makin mengkeret aja mukanya Doof-sensei. Sweatdrop besar muncul di kepalanya.
"Selamat pagi, anak-anak, silahkan hubungi UGD" ceracau Doof-sensei. Giliran anak-anak yang sweatdrop.
Doof-sensei yang dijuluki 'burung bangke kesasar' akibat hidungnya yang wah gila itu, mengempaskan pantatnya ke kursi guru yang empuknya kayak batu karang itu.
"Nah, sekarang kita cocokin PR yang bapak tugasin kemaren" katanya datar, sedatar gunung Everest.
"Loh, yang kemaren mana, Doof-sensei? Bukannya kemaren sensei gak ngajar?" Tobi angkat bicara.
"Kiasan, Tob...maksudnya yang bapak kasih waktu pertemuan yang lalu" jelas Doof-sensei. Dalam hatinya heran juga, anak gak lulus TK kok bisa masuk SMP.
"Oh, begitu toh...oh iya sensei, kok dicocokin sih? Bentuk buku tugas kita gak ada yang sama, kali!"
"..." Doof-sensei gak habis pikir akan kelakuan Tobi. 'Untung gue masih sabar, Tob, kalo nggak udah gue kasih lo sebagai sajennya Dewa Jashin' ujarnya dalam hati.
"Tob, maksud sensei tuh, ini tugas kita dituker, terus diperiksa sama-sama" kata Itachi menjelaskan.
"Loh, kok dituker sih, Itachi Ojii-san? Nggak mau ah! Ini buku tugas kesayangan Tobi, gambarnya Powerpuff Girs, imut banget, Tobi gak mau tuker!"
"Tob, elo kok autis sih, belum pernah makan bangku sekolahan, yah?" tanya Pain.
"Belum pernah, Leader-sama! Emang enak, ya? Tobi mau coba!"
"Enak, Tob! Apalagi ditambah merica sekilo, maknyusss!" seloroh Kisame menirukan Bondan Winarno.
"Ah, kalo gitu nanti pulang Tobi mau minta dibuatin ah, sama Mikoto-san!" teriak Tobi senang. Walhasil seluruh kelas langsung kompak untuk sweatdrop.
Setelah pencocokan selesai, Doof-sensei mengambil nilai mereka masing-masing. Kali ini entah mengapa nilainya bagus semua. Kecuali Kisame, yang gak ngerjain juga gak nyalin. Juga Tobi, yang sesuai prinsip 'anak baik' ngebela-belain ngerjain sendiri, padahal gak satupun angka di soal Matematika tersebut yang Tobi mengerti.
Yak! TBC dulu sampai disini! Thanks untuk yang udah baca fict aneh ini. Kapan-kapan saya update! Pasti! Arigatou Minna-san~ saya kembali ke habitat saya dulu, yaa...
