Author: Ritsuya gum

Katekyo Hitman Reborn milik Akira Amano-sensei

Warning: Mungkin ada typo karena author terlalu malas membaca ulang, humor(?), OOC

.

.

.

Chapter 1: Awal

Ketika Tsuna membuka mata, yang pertama kali dilihat nya adalah cahaya dari lampu di ruangan itu. Tsuna berusaha mengespors cahaya yang menghalangi pandangannya, ketika Tsuna sudah bisa menyesuaikan pandangannya, dia melihat banyak orang dengan tampang khawatir mereka.

"Juudaime"

"Tsuna"

"Sawada"

"Tsunayoshi"

"Herbivore"

"Tsuna-nii"

"Bossu"

Tsuna hanya terdiam ketika orang-orang mengelilinya.

"Apa dia sudah bangun?"

Tsuna otomatis langsung menengok dan melihat dibelakang orang-orang yang mengelilingi Tsuna, ada tiga orang yang seperti habis berbincang dan langsung menghampiri begitu mendengar orang-orang memanggil nama Tsuna.

"Kora! Kau sudah berkali-kali diperingatkan jangan pergi sendiri kan? Kenapa kau selalu melawan, untung kami datang tepat waktu" kata pemuda tinggi yang memakai baju tentara dan bandana tentara kepada Tsuna.

"Jangan memarahinya dulu Colonello, bocah itu kelihatan masih kebingungan. Kita ada dirumah sakit" kata salah satu perempuan diantara mereka bertiga, dia mempunyai tato di pipi kanannya.

Satu lagi pemuda tinggi yang memakai jas dan memakai topi fendora hanya diam saja, dia hanya menatap Tsuna dari tadi, ketika pemuda yang memakai fendora itu ingin membuka mulut, Tsuna tiba-tiba bicara dan perkataannya langsung membuat semua orang diruangan itu tidak dapat berkata apa-apa dan memandang Tsuna tidak percaya.

"Siapa kalian?"

"Apa kau ingat pernah tinggal disini?" tanya Colonello ketika mereka sampai di depan rumah yang bertulisan 'Sawada'. Tsuna hanya menggeleng tanda ia tak tau. Mereka hanya memandang Tsuna dan menyuruh masuk kedalam rumah.

"Dengan siapa Tsuna tinggal? Kenapa sepi sekali disini?"

Mereka bingung harus menjawab apa karena perkataan Tsuna benar-benar diluar dugaan.

"Kau tinggal dengan papa mu" otomatis seluruh penghuni disitu kecuali Tsuna langsung menatap horor Colonello.

"Papa? Dimana papa?" tanya Tsuna sambil menatap Colonello agar pertanyaan nya cepat dijawab.

"Ini papa mu" Colonello menepuk punggung Reborn agar Reborn bisa sedikit maju dan mendekat kearah Tsuna, tapi Colonello malah mendapat death glare dari uhuk-papa Tsuna-uhuk

"Papa!" Tsuna langsung memeluk Reborn walau Tsuna hanya memeluk bagian kakinya karena Reborn terlalu tinggi.

Reborn hampir saja ingin memukul kepala Tsuna tapi dia urungkan niatnya.

"Tsuna pikir Tsuna tinggal sendirian atau karena Tsuna adalah anak yang merepotkan jadi orang tua Tsuna mendapatkan kesempatan dengan berpura-pura tidak kenal dengan Tsuna, tapi setelah tau papa tidak membenci Tsuna, Tsuna senang" kata Tsuna masih memeluk kaki Reborn sambil menenggakan kepalanya untuk melihat Reborn.

Reborn terdiam, akhirnya dia menggendong Tsuna dan berkata, "Itu tidak akan terjadi da- tsuna" sambil mengelus kepala Tsuna, Reborn mengeluarkan death glare ke Colonello. Colonello sendiri hanya mendengus walau dia tau apa maksud dari death glare itu.

Hari sudah sore, mereka semua sudah pulang. Didalam rumah hanya ada Tsuna yang sedang bermain dengan boneka beruang dan Reborn yang sedang menyerup ekspresonya sambil sesekali melirik kearah Tsuna.

Tiba-tiba pintu rumah berbunyi, Tsuna langsung lari ke depan sambil berkata, "Tsuna saja yang buka" Reborn hanya melihat Tsuna aneh karena belum terbiasa dengan situasi tersebut.

"Papa, paman Colonello kesini lagi" kata Tsuna yang sedang di gendong Colonello.

"Ada yang harus kita bicarakan" Colonello berubah menjadi serius ketika Tsuna ke kamarnya karena Reborn menyuruhnya, Tsuna menurut saja karena dia dibelikan kue oleh Colonello tadi.

"Tentang dame-tsuna kan?" kata Reborn menebak. Colonello hanya mengganguk lalu mengeluarkan selembar kertas dari baik bajunya.

"Kemarin pada saat kita menemukan Tsuna, dia sudah tergeletak di tanah dengan wujud seorang anak kecil yang berumur sekitar 6 tahun. Walau dokter bilang tidak ada luka sama sekali, tapi siapa yang akan menyangka kalau bocah itu akan hilang ingatan dan hanya ingat namanya saja. Kita bahkan tidak menemukan petunjuk sama sekali kenapa bocah itu bisa hilang ingatan. Dokter juga bilang kalau bocah itu tidak menerima obat apapun ditubuhnya" jelas Colonello.

Reborn hanya terdiam, sejak mereka menemukan Tsuna yang tergeletak tanpa luka dan berubah menjadi anak kecil, Reborn jadi lebih sering diam dan memilih mendengarkan saja.

"Aku akan mencari informasi lagi, tetap mainkan peran mu sebagai seorang ayah, itu satu-satu nya cara agar Tsuna bisa diawasi. Tetap jadi dirimu Reborn, jangan membuat khawatir dan menambah masalah" Colonello pun akhirnya pergi dan meninggalkan Reborn yang masih terdiam.

Reborn tau kalau sikapnya berubah semenjak menemukan Tsuna, apa lagi ketika tau Tsuna hilang ingatan. Masih banyak teka-teki yang belum terpecahkan, dan yang saat ini mengetahui situasinya adalah Tsuna sendiri. Tapi kalau Tsuna mengalami hilang ingatan, itu sama saja seperti menanyakan petunjuk kepada orang yang tidak tau apa-apa.

"Papa! Paman Colonello- loh? Dimana paman Colonello?" Tsuna celingak-celinguk ketika turun kebawah hanya menemukan ayahnya saja.

"Baru saja pulang, ada apa?" tanya Reborn ketika Tsuna menanyakan hal itu dan melihat Tsuna membawa kue yang tadi dibeli Colonello yang sudah dimakan setengah oleh Tsuna.

"Tsuna ingin memakan ini dengan papa dan paman Colonello, Tsuna juga belum bilang terima kasih ke paman Colonello" kata Tsuna sambil berjalan ke meja makan dan duduk di depan Reborn lalu melahap kue yang sempat Tsuna tunda tadi.

"Papa mau?" tanya Tsuna sambil menyodorkan sesendok kue kepada Reborn. Reborn memajukan tubuhnya dan menerima suapan dari Tsuna, Tsuna hanya nyengir ketika Reborn menerima suapan dari Tsuna dan memakannya.

"Tsuna kira papa tidak suka manis" kata Tsuna ketika memakan kue tersebut. Lalu suasana menjadi hening, Reborn tidak terlalu mempermasalahkan keheningan ini, begitu pula dengan Tsuna karena dia sedang asik memakan kue nya.

"Papa" Tsuna akhirnya bicara, "Dimana mama?"

Reborn sedikit tersentak, tapi dia mengetahui nya kalau cepat atau lambat Tsuna pasti akan menanyakannya juga.

"Kau akan mengetahui nya suatu hari nanti"

Tsuna hanya memiringkan kepalanya, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Reborn. Lalu Tsuna mengulang perkataan Reborn dan mengerti.

"Kapan?"

"Cepat atau lambat kau akan mengetahuinya" Reborn bangun dari tempat nya meninggalkan Tsuna yang semakin bingung dan menaruh cangkir yang berisi ekspreso tadi di tempat cuci piring dan mencucinya.

Tsuna menghampiri Reborn dan langsung menaruh piring bekas kue disitu. Sebelum Tsuna pergi, Reborn menarik kerah belakang Tsuna pelan, Tsuna otomatis berbalik dan melihat Reborn berjongkok agar tinggi nya dan tinggi Tsuna sama.

"Setelah makan jangan pergi kemana-mana kalau tangan dan mulut mu kotor" Reborn mengangkat Tsuna dan menyuruhnya mencuci tangan dan mulut nya di wastafel.

Besoknya

TING TONG

TING TONG TING TONG

TING TONG TING TONG TING TONG

KRIEEKK

Colonello bisa merasakan aura mematikan ketika pintu terbuka dan memperlihatkan sosok Reborn. Salahkan Colonello menekan bel terlalu banyak. Tapi itu juga salah penghuni rumah karena tidak membukakan pintu ketika ada tamu.

"Jangan salahkan aku, kora! Pagi-pagi kau sudah membiarkan aku dan Lal menunggu diluar karena kau tidak membukakan pintu- tunggu, kau baru bangun tidur?"

Walaupun Reborn tidak menjawab, Colonello dan Lal bisa mengetahuinya karena rambut Reborn sedikit berantakan dan seperti muka orang baru bangun tidur.

"Tumben sekali kau bangun siang" kata Lal sambil menaikkan sebelah alisnya heran.

"Dame-tsuna bermimpi buruk. Dia ke kamarku dan bercerita kalau dia melihat ada banyak orang yang tergeletak tak bernyawa dengan banyak darah dan dia saja yang masih hidup" jelas Reborn.

"Maksud mu Tsuna yang hilang ingatan tanpa sengaja melihat kejadian pada saat kita menemukan Tsuna yang dikelilingi banyak mayat melalui mimpi?"

"Ya"

"Dan alasan kau bisa bangun kesiangan adalah..?"

"Karena dame-tsuna tidak bisa tidur dan terus bilang 'tidak ingin bermimpi itu lagi' jadi aku harus menunggunya tidur" kata Reborn sambil membuat ekspreso untuknya.

Colonello dan Lal hanya saling menatap satu sama lain dan membiarkannya karena tidak terlalu mempermasalah perkataan Reborn tadi.

"Dengar, aku akan pergi sehari. Besok aku akan pulang. Jangan bukakan pintu untuk siapapun yang tidak kau kenal" perintah Reborn kepada Tsuna. Tsuna hanya mengangguk dan melambaikan tangan kepada Reborn, Colonello dan Lal lalu masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.

Tsuna ditinggal sendiri sehari karena Reborn ada sebuah misi untuk menyelidiki penyebab Tsuna hilang ingatan dan menjadi anak berumur 6 tahun, tentu saja tanpa sepengetahuan Tsuna. Guardian Tsuna juga ikut dalam misi ini, jadi hanya ada Tsuna dirumah. Tsuna memutuskan sarapan pagi karena Reborn sudah menyiapkan makanan untuknya sampai besok.

Ketika malam hari, Tsuna mematikan tv dan ingin ke kamar untuk tidur. Tiba-tiba ada suara pintu seperti sedang berusaha dibuka, Tsuna kira itu Reborn. Tapi Tsuna ingat dengan apa yang dikatakan Reborn tadi pagi.

"Papa bilang dia akan pulang besok.. lalu itu siapa?" Tsuna takut dan panik, tapi tiba-tiba Tsuna ingat kalau ada tempat pesembunyian yang diberitahu Reborn, Tsuna masuk ke dalam kolong sofa dan membuka pintu rahasia di bawah sofa tersebut. Hanya muat untuk satu orang saja disitu, Tsuna pun masuk secepat mungkin dan menutup pintu rahasia itu.

Hening. Tiba-tiba terdengar pintu di dobrak. Masuk orang yang tak dikenal, awalnya orang itu berjalan pelan, lalu orang itu memasuki kamar di lantai satu dan ke lantai dua.

Tsuna sempat tenang sebentar, tapi itu tidak lama karena suara langkah kaki mendekat kearah ruang tv. Tiba-tiba terdengar suara benda-benda berjatuhan, ternyata orang itu mengacak-ngacak ruang tv tersebut.

"Cih, apa tak ada orang disini?" kata orang itu kesal. Sebelum pergi dia mengacak-ngacak barang lagi, mungkin untuk melampiaskan amarahnya. Hening lagi. Tsuna sangat ketakutan pada saat orang itu mengacak-ngacak rumah, bahkan ketika orang itu sudah pergi.

"Papa.. cepat pulang.." Tsuna pun tertidur karena kantuk sudah menyerangnya.

.

.

.

TBC

Etoo,, mohon RnR. Aku harap kalian menyukainya^^

Sankyuu~