We're Perfect Bride, Right?

Author : tiannunna

Cast : Jeon Wonwoo, Kim Mingyu

Rating : M

Genre : Romance, Drama, Humor

Disclaimer : Semua tokoh-tokoh yang tampan rupawan ini bukan milik saya. Saya cuma author abal-abal yang minjem nama mereka untuk kepentingan pribadi. Tapi cerita ini murni dari otak saya. Dan fic ini mungkin akan terdapat beberapa kata yang vulgar atau bahkan adegan dewasa. Jadi jika merasa tidak nyaman atau merasa belum cukup umur dipersilahkan untuk meninggalkan fic ini.

Warning : GenderSwitch, OOC, AU, TYPO Bertebaran, DLDR

.

.

.

"Oh, Wonnie! Disini disini!" Jihoon, gadis berambut cerah itu melambaikan tangannya semangat begitu melihat orang yang sedari tadi ditunggunya akhirnya datang juga.

"Ahh... Tubuhku remuk karena macet tadi" gadis yang dipanggil Wonnie itu menempatkan diri didepan Jihoon, sambil mengusap peluh yang sedikit membasahi wajah cantiknya"Mana Seungkwan?"

"Seungkwan tidak jadi datang. Acara mendadak dengan suaminya" ujar Jihoon.

Gadis yang satunya hanya mengangguk dan menyesap minuman yang sengaja dipesankan Jihoon.

"Jadi... mana pria itu hm, Jihoonie?" Wonwoo menopangkan dagunya dan berkedip jahil, berusaha menggoda sahabatnya. Dan senyumannya merekah ketika melihat semu kemerahan mulai merambat dipipi Jihoon.

"Tentu saja belum datang" cicit Jihoon. Perhatiannya sedang ia pusatkan pada gelas milkshake didepannya. Tak ingin Wonwoo mengetahui warna kemerahan yang tengah merambat dipipinya"Lagipula kami janji untuk bertemu di restoran ujung jalan"

"Lalu kenapa kita disini? Mau kesana sekarang?" Wonwoo kembali menyesap minumannya.

"Masih ada waktu setengah jam, kita bisa minum dulu atau sedikit berbenah diri...mungkin" Jihoon menggigit bibirnya gugup.

"Oh, Jihoonie... Kau sudah sempurna. Tidak perlu segugup itu" Wonwoo tak bisa tak terkekeh begitu mendengar ucapan Jihoon. "Yah, mungkin sedikit polesan akan membuatmu lebih sempurna"

Jihoon mengangkat wajahnya begitu merasakan tangan Wonwoo menyentuh rambutnya. Matanya terbuka lebih lebar begitu merasakan ikatan rambutnya dilepas. Ia bahkan tidak menyadari sejak kapan Wonwoo sudah berpindah tempat menjadi disampingnya.

"Begini lebih manis" jari-jari Wonwoo menata rambut Jihoon sedemikian rupa. Rambut berwarna cokelat terang itu sekarang tergerai dipundak Jihoon dengan cantiknya. "Tidak akan ada yang bisa menolak dirimu jika begini, Ji"

"Apa tidak apa-apa? Kupikir aku harus berpenampilan senatural mungkin" Jihoon sangat ingat dengan perkataan Wonwoo sendiri mengenai penampilan didepan seorang pria. Pria lebih menyukai gadis yang cantik apa adanya tanpa harus menjadi orang lain, begitulah kata Wonwoo.

"Tampil apa adanya bukan berarti tidak mencoba tampil lebih cantik, kan? Lagipula Jihoonie, kau akan bertemu seorang pria yang katamu tampan, bukannya menghadiri meeting dengan para orang tua yang kolot" Wonwoo mengacak isi tasnya. Tangannya mengeluarkan beberapa benda.

Dengan telaten Wonwoo menyapukan bedak dan blush on dipipi Jihoon yang terlihat pucat. Hanya sedikit namun berhasil membuat wajah Jihoon lebih hidup. Wonwoo yakin sekali jika sahabatnya ini hanya memakai pelembab diwajahnya. Sedangkan Jihoon hanya diam ditempat dengan mata yang beberapa kali berkedip lucu.

"Astaga Jihoonie kau benar-benar apa adanya" Wonwoo menggeleng pelan. Sahabatnya ini memang terlampau cuek dengan penampilan. Bukannya Jihoon tidak bisa memakai make up, hanya saja ia terlalu malas untuk mengaplikasikannya di wajahnya.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Jihoon membuka bibirnya sedikit begitu Wonwoo memoleskan lipstik berwarna peach dibibirnya.

"Ini hanya lipstik, semua wanita dewasa seharusnya memakainya. Hentikan kebiasaanmu menggunakan lip tint, kau bukan gadis remaja lagi, sayang"Jihoon agak sebal mendengar Wonwoo berkata begitu. Jihoon dan Wonwoo bahkan masih dua puluh lima tahun, menurut Jihoon itu belum terlalu dewasa.

"Nah, sekarang jadi luar biasa sempurna" wajah Wonwoo berbinar begitu melihat hasil kerjanya. Tangannya menyodorkan cermin ketangan Jihoon karena teman mungilnya itu tampak tak sabar ingin melihat wajahnya sendiri.

" Wow! Aku...Cantik" kekehan kembali terdengar mengalun dari bibir Wonwoo. Jihoon meraba pipinya yang sudah berbalutkan blush on warna pink yang telihat natural. Wonwoo hebat bisa mendandaninya menjadi begitu cantik tanpa terkesan menor. Ia harus belajar memakai make up cantik seperti ini kepada Wonwoo besok.

"Aku memang punya bakat menjadi ibu peri, hm?" Wonwoo mengibaskan rambutnya sombong kemudian tertawa bersama Jihoon. "Apa sekarang saatnya kita pergi, Cinderella?"

Jihoon melirik jam tangannya. "Benar, kita harus segera berangkat"

Wonwoo menghabiskan minumannya dan kembali membereskan tasnya. Sedikit merapikan bagian bawah mini dressnya kemudian berdiri, sudah siap untuk pergi.

"Ji, kupikir kita harus segera pergi. Sekarang" ujar Wonwoo. Pasalnya Jihoon seperti belum ingin beranjak dari tempat duduknya.

"Aku gugup" Jihoon meremas tangannya diatas meja. "Bagaimana kalau dia kecewa dengan diriku yang sebenarnya, Wonnie?"

Wonwoo menghela napas pelan dan menarik tangan Jihoon untuk berdiri. Jihoon berusaha menolak, namun sayang tenaga Wonwoo lebih besar daripadanya.

"Kau cantik, pintar, punya karir bagus...Kau sempurna Lee Jihoon, hanya pria bodoh yang akan menolakmu. Ayolah aku tidak suka kau yang pesimis begini!"

"Ya, kau benar. Aku sempurna!" Jihoon menghela napas panjang. Tangannya membetulkan poni yang menutupi dahinya. "Semuanya harus berjalan seperti keinginanku. Fighting!" Jihoon berseru keras dan dengan mantap melangkahkan kakinya menyusuri jalan.

"Yey, fighting!"

.

.

"Hentikan tanganmu itu,hyung" lelaki berperawakan tinggi tersebut menyingkirkan tangan kawannya yang sedari tadi mengusik rambutnya. "Kau merusak rambutmu, bodoh"

"Benarkah? Cepat perbaiki, Ming. Uji sebentar lagi akan datang!" pemuda bersurai abu-abu itu menjadi gelagapan sendiri.

"Suruh tanganmu berhenti mengusik rambut tuamu ini, Soonyoung hyung. Aku bosan harus menatanya terus" Mingyu, pemuda berperawakan tinggi itu mendumal.

"Mau bagaimana lagi, aku sangat gugup. Apa menurutmu Uji akan menyukai model rambut begini?" ucap Soonyoung. Namun Mingyu hanya diam tak berniat menjawab. Dan Soonyoung juga seperti tak keberatan dengan sikap Mingyu. Terlanjur terbiasa.

"Aku ingin ke toilet. Ini terakhir kalinya aku menyentuh rambutmu hari ini,hyung" tanpa menunggu jawaban Soonyoung, Mingyu melangkahkan kakinya ke toilet.

Soonyoung sesekali mengedarkan pandangannya ke segala penjuru restoran dan berkali-kali pula mengecek ponselnya. Uji-nya mengatakan sedang dalam perjalanan dan akan segera tiba. Soonyoung jadi tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis yang dikenalnya selama empat bulan terakhir ini. Bukan apa, mereka berkenalan dari situs chatting online dan belum pernah bertatap muka secara langsung. Mereka akan bertemu untuk pertama kalinya. Perdana. Itu yang membuat Soonyoung senang sekaligus gugup setengah mati.

Soonyoung melihatnya. Dua orang gadis baru saja memasuki restoran. Namun mata Soonyoung langsung terkunci pada seorang gadis dengan setelan pink pastel yang tampak sangat manis. Itu Uji-nya, Soonyoung yakin sekali. Keyakinannya bertambah tatkala gadis manis itu bertatapan sebentar dengannya kemudian berjalan menuju kearahnya.

"Hoshi-ssi?" gadis manis itu menyapa Soonyoung yang masih tampak terpana. "Anda Hoshi-ssi?"

"Ah, iya...Saya. Maksudku aku Hoshi" Soonyoung berdiri dan mengulurkan tangannya. "Uji... sangat manis hari ini"

"Terima kasih" Jihoon tersipu dan balas menjabat tangan Soonyoung. "Ah, ini temanku, Jeon Wonwoo"

"Senang bertemu dengan anda" Soonyoung mengangguk sopan dan mempersilahkan kedua gadis cantik itu untuk duduk.

"Hoshi-ssi, maaf aku membawa teman. Aku tidak tahu jika Hoshi-ssi akan datang sendirian" Jihoon berkata pelan.

"Ah, tidak apa-apa, aku juga bersama temanku. Dia sedang ke toilet" jawab Soonyoung. "Dan panggil aku Soonyoung, Kwon Soonyoung. Itu nama asliku"

Jihoon mengangguk. "Jihoon, namaku Lee Jihoon" Jihoon merasa ia harus memperkenalkan namanya begitu mendengar Soonyoung memberitahu namanya. Yah, walaupun sedikit awkward. Pertemuan pertama wajar sekali kan jika suasananya seperti ini.

Wonwoo sendiri duduk manis di tempatnya sambil mengutak-atik ponsel. Dia bukan tipe orang yang bisa menghidupkan suasana seperti Seungkwan, jadi akan lebih baik jika ia diam. Dan ia sedang tidak ingin menambah korban lelucon garingnya lagi, terlebih orang itu adalah kenalan Jihoon. Seseorang yang belum ia kenal sebelumnya. Membiarkan Jihoon dan pria bernama Soonyoung itu untuk membangun suasana sendiri terdengar seperti ide yang bagus.

"Hmm, ingin memesan makanan sekarang?" akhirnya Soonyoung berusaha memecah suasana.

"Ah, lebih baik kita tunggu temanmu dulu saja Soonyoungie... m-maksudku S-Soonyoung-ssi!" Jihoon merutuki mulutnya yang asal bicara. Saat ini ia hanya berharap semoga blush on dari Wonwoo mampu menyamarkan warna pipinya yang terasa mendidih.

"Ahaha, tidak apa-apa,Soonyoungie terdengar manis jika Jihoon-ssi yang mengucapkan. Aku suka" ujar Soonyoung dengan senyuman lebar. Jangan salahkan Jihoon jika pipinya semakin terbakar. Siapa yang tidak akan tersipu dengan senyum semanis itu? Apalagi dari pria seperti Soonyoung.

Tapi tidak dengan Wonwoo. Gadis itu hanya berkedip lucu menatap interaksi dua orang disampingnya. Ia sudah sering terkena segala macam rayuan ataupun gombalan ala-ala anak remaja dari mantannya terdahulu. Yang keluar dari mulut Soonyoung itu tidak ada apa-apanya. Tapi Jihoon, sahabatnya itu bisa jadi salah tingkah hanya dengan beberapa kata yang menurut Wonwoo biasa saja. Soonyoung hebat bisa membuat Jihoonienya yang dingin dan minim ekspresi menjadi tersipu tidak karuan. Wonwoo tersenyum manis. Sepertinya Jihoon sudah menemukan pria yang cocok untuk dirinya yang datar.

"Oh, kau sudah kembali!" Wonwoo mengangkat wajahnya begitu mendengar suara Soonyoung. sepertinya teman Soonyoung sudah kembali. Wonwoo menegakkan tubuhnya setidaknya untuk menyambut teman Soonyoung dengan ramah. "Ini Jihoon dan temannya, namanya Wonwoo"

"Hai, Jihoon..." DEG. "Dan oh, hai juga...Wonwoo. Mingyu imnida"

Wonwoo dan Jihoon terpaku. Bahkan Wonwoo sampai berdiri dari kursinya. Untung saja tangannya masih dapat dikontrol hingga tak kelepasan menuding teman Soonyoung ini. Dan untung juga, Wonwoo bisa mengontrol mulutnya dari sumpah serapah kepada pria yang dengan santainya mendudukan diri didepannya itu.

"Jadi... yang mana Uji-mu itu hyung? Apakah pink pastel yang imut atau... Hot pink yang seksi ini?" Wonwoo dapat melihat seringaian dari bibir Mingyu ketika menatapnya.

Sialan, batin Wonwoo.

.

.

.

TBC

.

.

.

Gimana gimana?

Karena ini masih awal jadi agak ngambang gimana gitu ya ceritanya, sengaja dibikin ga terlalu panjang biar kerasa kaya prolog gitu. Dan karena otak lagi stuck juga, jadi kepikiran lebih baik bikin cerita lain gitu. Lumayan lah nambah-nambah hutang.

Karena ceritanya ini prolog jadi Meanie cuman lewat sekelebat aja. Chapter depan pasti muncul banyak secara kan emang ini ff menaie kkk /ditabok massa/?

Kutaruh rated M karena sepertinya akan ada beberapa kata-kata kasar atau bahkan vulgar. Dan bisa aja aku sempilin adegan ranjang juga disini. Jadi buat jaga-jaga aja lebih baik langsung di rated dewasa.

Tertarik? So, Review juseyooooong