Disclaimer: Hetalia milik Himaruya-san dan selamanya akan begitu~

Warning: Pendek! Bukan canon(disini, mereka sebagai manusia). Takutnya mata ini luput akan typo. Dan entah kenapa saya takut Ivan terasa OOC disini, tapi semoga saja tidak. Berupa Fictogemino(Sebuah fanfiksi yang dapat dibaca dari atas ke bawah maupun bawah ke atas, tapi tetap kelihatan nyambung), dan saya harap sih alurnya bakal nyatu kalau dibaca terbalik...

Untuk #BiweeklyPrompt4 di grup Fanfiction. Net World. Selamat menikmati!


.

.

Suatu Malam Bersalju

[Fanfiction by Wiwitaku]

.

.

"Tak seharusnya kau meragukanku, Alfred…"

Ia berkata, suaranya terdengar agak berbisik di tengah heningnya malam. Suara tembakan pistol pun mendadak terdengar nyaring di telinga. Peluru yang terluncur asal tersebut menembus dada seorang lelaki yang tadinya sedang berjalan. Jalan lelaki tersebut terhenti, seiring dengan ambruknya ia ke tanah. Darah keluar dari tubuh tersebut.

"Wow, wow, tunggu sebentar, Ivan."

Tangan yang memegang pistol itu terangkat di udara. Sang pemuda berkacamata lantas mulai melangkahkan kakinya pelan, sementara bola mata biru itu diam-diam menatapi sang kawan asal Russia—teman bicaranya tadi.

"Tapi aku tak suka," yang dipanggil Ivan itu bergumam dengan raut wajah yang tidak mengenakkan. Ya, ia memang tidak suka diperlakukan seperti itu. Ia sangat benci ketika kemampuannya diragukan.

Alfred berusaha tersenyum—walau terlihat seperti senyum canggung—kemudian menanggapi, "Aku tahu. Maaf. Aku hanya bercanda, Ivan, bukan serius." Ungkapnya.

"Dan kau baru saja berpikir seakan-akan aku adalah seorang pengecut, Alfred. Jangan merendahkanku."

"Iya, iya," katanya singkat, kemudian melanjutkan. "Namun, memang… Jujur saja—aku rasa, sebaiknya kau tak perlu menembak mati orang tadi. Sungguh, aku tidak menyangka kau akan melakukannya secepat itu—" ucapannya ia gantung, "—dan segampang itu. Tak kusangka ternyata kau seberani itu."

Syal yang melingkari leher Ivan dijatuhi oleh butiran salju kecil. "Ucapanmu berbunyi seperti aku tidak pernah begini saja…"

"...Kau memang gila, Ivan... Hahaha," ucapnya mengakui ketika matanya kembali melihat mayat tak bernyawa di sana, beberapa meter dari mereka.

Ivan tak bersua, hanya menatap dengan tatapannya yang dingin. Alfred pun lantas diam—karena temannya itu tidak berkata-kata.

Salju turun semakin deras. Hari makin menggelap.


Silahkan dibaca ulang dari paragraf bawah ke atas.

-fin.


A/N: Apakah nyambung? Saya gak kuat bikin yang panjang-panjang(dan twist yang 'belok'). Bikin sependek ini aja, saya udah pusing duluan hahaha.

Dan oh, di awal, ceritanya Ivan menembaki orang tak berdosa yang kebetulan lagi lewat. Di cerita kedua(setelah dibalik), Ivan menembaki Alfred. :D

Terima kasih banyak sudah membaca! Silahkan tinggalkan jejak bila berkenan~

-Wiwitaku.