Converse High
.
.
.
[NamGi/NamjoonxYoongi]
.
.
Rate T
.
.
.
Lelaki tinggi nan tampan itu sedang melakukan kebiasaannya. Menunggu bis datang dihalte dekat studio tempatnya berkerja.Namjoon bukan menunggu untuk pulang atau berpergian, namun menjaga seorang namja mungil itu agar tetap aman sampai rumah kediamannya.
Yang aneh adalah mereka duduk saling berjauhan, tepatnya mereka bukan sepasang kekasih. Sebut saja Yoongi, Yoongi tidak pernah menyadari bahwa Namjoon selalu mengantarnya.
Semua pasti tau ini hanya cinta diam-diam seorang Namjoon. Tidak jarang Namjoon melalaikan perkerjaannya hanya untuk melihat Yoongi selamat dalam perjalanannya.
Saat itu,
Namjoon pulang menggunankan bis karna mobilnya harus bermalam dibengkel sementara waktu.
Ia duduk didekat jendela, bis berhenti dihalte berikutnya.
Seseorang dengan sweater turtleneck berwarna merah marun menutupi hampir sebagian tubuh bagian atasnya. Tidak lupa sepatu converse high merah dan beannie abu-abu menambah kesan manis didirinya.
Namjoon membulatkan matanya, orang itu terlalu cantik untuk ukuran namja. Duduk dibarisan samping bangku Namjoon. Kakinya menyilang, tangannya sibuk memainkan tab dipangkuannya.
Namjoon masih ditempat, senyum lembut tanpa sadar ia tampilkan.
Untuk pertama kalinya, hanya dalam waktu sesingkat ini Namjoon tertarik.
Kepalanya bersandar dikaca bus sambil memandang namja tadi. Entah lelah atau karna ini sudah malam namja itu mematikan tabnya lalu menutup mulut menguap.
Ia mulai memejamkan mata, tidak lama kemudian ia sudah tertidur sambil menunduk. Namjoon mendekat dan duduk disebelahnya. Menyandarkan punggung demi mencari kenyamanan duduk disebelah namja manis tadi.
Ia mulai tak tega karna orang disebelahnya tidur dalam posisi menunduk. Diraihnya kepala Yoongi dengan amat halus takut membangunkan, lalu meletakkan dibahu lebar Namjoon.
Halte pemberhentian Namjoon sudah lewat sejak tadi. Namjoon tidak peduli, asal ia berada didekat Yoongi, tidak akan menjadi masalah. Toh ia juga tidak perlu cepat-cepat pulang kerumah.
Namjoon menyukai aroma yang keluar dari Yoongi, manis ujarnya.
Entah sudah berapa halte terlewat, Yoongi masih enggan membuka mata. Namun beberapa saat ia terbangun lalu menatap jendela dan berdiri dengan cepat, membuat Namjoon terhentak dikursinya.
"Ahh ahh, ajusshi berhenti ajusshi!"
Namjoon tersenyum mendengar suara nan halus itu. Akhirnya bis berhenti, Yoongi turun dan segera berlari.
Yoongi tidak sadar kehadiran Namjoon. Namjoon hanya bisa kembali tersenyum sambil memutar kepala menatap kepergian Yoongi.
Sampai hari ini, entah sudah beberapa hari, kebiasaan tadi tetap berlanjut. Belum lagi, Namjoon tau dimana tempat berkerjanya Yoongi. Disebuah agensi yang sama dengan agensi tempatnya berkerja.
Hanya saja Namjoon tidak tau Yoongi berkerja dibagian mana. Ia hanya duduk manis dihalte setiap sorenya. Ada waktu dimana ia hanya menunggu tanpa hasil karna Yoongi yang tidak keluar untuk pulang.
.
.
.
.
Hari ini Namjoon mendapat tugas dari bosnya, untuk mengkomposer lagu bersama komposer bernama Suga. Ia sebelumnya belum pernah melihat komposer itu melainkan hanya membaca lirik demi lirik manis yang dibuatnya.
Yang lain mengatakan bahwa seorang Suga sendiri, memang tertutup dari yang lain. Bahkan jika ada perayaan-perayaan kecil dilakukan yang lain, ia memilih diam distudio dari pada bergabung. Yoongi berkerja sendiri atau bersama komposer lain distudio miliknya sendiri.
Membuat Namjoon harus menuruni lift di dua tingkat dari lantai studio miliknya. Suara 'ting' terdengar menandakan ia telah sampai dilantai yang dituju. Namjoon berjalan keluar, serta mencari tempat dimana seorang Suga bertempat.
Namjoon semakin bersemangat saat menemukan pintu yang ia cari. Lantas mengetuk pintu itu lalu membukanya setelah seseorang bergumam "Masuklah, tidak dikunci." dari dalam.
Ia masuk mendapati seseorang yang duduk menyandar dikursinya. "Permisi, aku datang setelah mendapat tugas dari pd-nim."
Kursinya berputar menghadap Namjoon, matanya tertutup, tangannya menempel didahi sambil memijit halus, "Kau rapmonster?"
"Oh, kau?" Namjoon kaget, ia itu, namja itu. Namja yang membuat Namjoon lupa pada mobilnya.
"Huh? Apa?"
"Ahh tidak, tidak apa-apa."
Yoongi berdiri mempersilahkan Namjoon untuk duduk disofa. Tangan Yoongi bergerak minta dijabat. Sedangkan Namjoon masih berada dalam perasaan terkejut dan ketidak percayaannya.
"Hei, kau melamun?-" Namjoon terbangun lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "-aku Suga. Nama asliku Yoongi, Min Yoongi."
Namjoon meraih dan menggenggam tangan yang jauh dari ukuran tangan besarnya. "Namjoon, Kim Namjoon."
Yoongi tersenyum dan Namjoon hampir terhanyut. Detak jantungnya tidak beraturan wajah lelah itu membuatnya terkagum serta khawatir. Apa Yoongi tidur, tadi malam?
Perkenalan hari ini berakhir, mereka berpisah setelah melakukan kesepakatan untuk mulai berkerja bersama besok pagi.
.
.
.
.
.
Hari-hari Namjoon menjadi lebih bersemangat. Bagaimana tidak, seminggu belakangan ia berkerja hanya distudio milik Yoongi.
Otomatis setiap hari pula ia bertemu namja manis itu, bukan? Yoongi juga mudah berteman dengan Namjoon karna bakat dan hobi keduanya yang sama.
Namjoon kadang dengan leluasa mengambil kesempatan, dengan menyentuh tangan itu saat menulis lirik, atau merangkulnya dari belakang dengan alasan memperbaiki instrumen yang salah. Namjoon sendiri menganggap dirinya adalah orang yang paling beruntung didunia.
.
.
.
.
.
Ini sudah hari ke9, Namjoon membawa kopi dan susu vanila ditangannya.
"Yoongi-yaa aku datang." mereka sudah terlalu akrab untuk bercakap dengan menggunakan bahasa sehari-hari, "-Yoongi?"
Namjoon memanggil sekali lagi, namun Yoongi masih diam duduk dikursinya. Ia mendekat dan menemukan Yoongi-nya sedang memejamkan mata dengan wajah yang pucat.
"Yoongi-aa, kau sakit?" Namjoon berjongkook dihadapan kursinya.
"Tidak Namjoon-ah, aku hanya lelah."
"Kau pasti tidak pulang lagi." Namjoon menyelipkan kedua tangannya ditengkuk dan tangan lain dipelipatan kaki Yoongi, lalu mengangkatnya.
"Buku lirik baruku hilang, dan harus melaporkannya dua hari lagi. Jadi, aku memilih lembur. Dan -ahh untung lirik kita dibuku yang lama."
Namjoon menggendong tubuh kecil itu, lalu medaratkan bokongnya dikursi dengan tubuh Yoongi dipangkuannya.
"Oh, Namjoon-ah." Yoongi kaget dan memberontak dipangkuan Namjoon.
"Tak apa, Yoongi-ah. Beristirahalah sebentar, aku bersumpah kau akan merasa nyaman." Yoongi menatap Namjoon dengan mata yang berbinar lalu mengangguk.
"Baumu nyaman, Namjoon!"
Namjoon hanya mampu tersenyum saat Yoongi memejamkan mata dan mengusak wajahnya didada Namjoon.
.
.
.
.
Dua jam sudah berlalu, Yoongi masih terlihat nyaman dalam tidurnya. Serta Namjoon yang masih setia menjaganya. Namjoon tidak hanya diam tangannya yang kosong mengusap halus pipi kenyal Yoongi.
"Yoongi, Min Yoongi! Ini aneh aku bisa tertarik dan ingin melindungi seseorang hanya karna pertemuan singkat. Kau membuatku jatuh cinta, Yoongi-aa. Tapi kau tidak pernah melihatku, terbukti dengan ketidak sadaraannya kau saat aku mengantarmu pulang hampir setiap hari. Aku-"
"Memangnya aku tidak tau? Aku sadar kau selalu memperhatikanku dikejauhan bahkan meminjamkan bahumu untukku. Yang tidak sadar disini adalah kau, kau tidak sadar sudah membuat seseorang nyaman, Namjoon-ah."
Kalimat Namjoon tadi terpotong karna ucapan dan terbukanya mata Yoongi. Kenyataannya, Yoongi tidak tidur. Ia sudah bangun sejak Namjoon mulai mengatakan sesuatu.
"Yoon-yoongi?" Yoongi mengangkat tangannya untuk mengusap bibir tebal Namjoon dengan telunjuknya, matanya pun hanya menatap bibir itu, tak berani menatap mata tajam Namjoon.
"Kemana kau akhir-akhir ini? Sejak kita berkenalan, dan berkerja bersama kau tidak lagi mengantar ku. Itu membuatku kesepian Namjoon."
Sentuhan itu membuat sorotan mata Namjoon menatap bibir plum tipis milik Yoongi. Ia membungkuk, kemudian mencium bibir Yoongi. Hanya menempel, namun dapat membuat Yoongi kembali nyaman. Mata keduanya tertutup,
"Maaf Yoongi, aku beranggapan bahwa melihatmu disepanjang waktu akhir-akhir ini sudah cukup membuatku berhenti menemanimu pulang, tolong maafkan aku."
Yoongi menggeleng dan tersenyum, "Permintaan maaf diterima!"
Namjoon membalas senyuman itu, "Ahh, ini memalukan kau sudah mendengarnya. Akan semakin memalukan jika aku menahannya. Jadi, jadilah kekasihku Yoongi!"
Tanpa aba-aba Yoongi meraih tengkuk Namjoon agar kembali menunduk. Ia meraup bibir penuh itu dengan agresifnya.
"Okay." seru Yoongi disela-sela ciumannya.
Namjoon tersenyun lalu membalas melumat bibir itu sama ganasnya. Yoongi semakin memeluk leher Namjoon, memperdalam pagutannnya.
Beberapa saat kemudian, hanya Namjoon yang memainkan bibir Yoongi. Lantas ia membuka mata dan menjauhkan wajah.
Ternyata Yoongi kembali tertidur, dengan bibir merah merekah dan membengkak.
"Manisnya." guman sang kekasih lalu mengecup sayang dahi Yoongi.
Aku mendapatkannya, Min Yoongi.
.
.
.
.
Selesai.
Oke sebelumnya maaf jika ada typo ngetiknya dihp soalnya. Ini iseng ngisi waktu daku masih dikampung.
Gak tau mau ngapain, dan jadilah ini.
Cuman drabble #ukeYoongi sama yang lain kok kecuali Jin yaa!
Semoga suka,
Next #taegi
©jimyoon/BornSinger
