Disclaimer: Naruto, shikamaru ataupun Ino bukan milikku. Mereka buatan Kishimoto Masashi-Sensei

Seorang pria berambut nanas dan gadis berambut pirang terlihat tengah berjalan beriringan menuju kantor Hokage. Sang pria hanya berjalan dalam diam sementara sang gadis sibuk bercerita entah apa sambil sesekali tersenyum kepada penduduk desa yang menyapanya. Shikamaru beberapa kali menguap bosan

"Jadi Shika kapan kau kembali dari Suna?" Tanya sang gadis pirang

"Kemarin" gumam sang nanas

"Sepertinya Hokage itu sangat menyayangimu Shika, buktinya kau langsung diberi misi lagi" sang pirang kembali berucap dengan nada menggoda, sepertinya suasana hati gadis itu hari ini sangat baik

"Mendokusei, Ino" sang nanas hanya menjawab dengan trademark-nya

Ooo

"Aku minta maaf Shika karena harus memberimu misi lagi padahal kau baru kembali dari Suna" Ucap sang Hokage dengan ekspresi datar, apa yang diucapkannya benar-benar tak tergambar pada wajahnya

"Hn"

"tapi hanya kalian Shinobi yang tersisa, Naruto Hinata sedang menjalankan misi, begitu juga dengan Neji dan aku tak mungkin mengirim Chouji dengan Tenten" Otak jenius Shikamaru menemukan kejanggalan pada kalimat sang hokage

"Apakah ini misi berpasangan?" Shiakamaru menyuarakan pikirannya

"Benar, ini misi berpasangan dan aku disarankan mengirim Shinobi yang dekat satu sama lain"

"Lalu mengapa kau tak mengirim Ino dan Chouji saja?" Shikamaru kembali bertanya tanpa menyadari perubahan ekspresi gadis di sampingnya. Sang Hokage mendesah pelan lalu mencoba menjawab pertanyaan muridnya yang paling cerdas namun tidak peka sedikitpun

"Chouji tak cocok dengan misi seperti ini" hanya itu yang bisa Ia katakan

…..

"Baiklah, misi kalian adalah mengambil sebuah benda yang berada di Gua Shimakaji. Gua ini berada pada perbatasan antara Desa Shimarasi dan Desa Makajira. Ingatlah ketika kalian sudah memasuki Gua itu, maka kalian hanya punya waktu 3 hari sebelum Gua itu hancur" papar sang Hokage. Setelah menerima misi dari sang Hokage maka keduanya langsung pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadapi misi yang diberikan sang hokage.

Ooo

Kaki sang nanas terus beranjak dari satu pohon ke pohon lainnya dengan cepat tanpa memperhatikan sang pirang yang sepertinya cukup lelah mengikuti jejak sang nanas yang terlalu cepat

"Hey, Shika kenapa kau begitu terburu-buru? Aku tak bisa mengikutimu" keluh sang pirang ketika kakinya kembali menyamai langkah sang nanas

"mendokusei, Ino. Aku hanya ingin menyelesaikan misi ini secepatnya dan kembali ke Konoha untuk tidur. Nenek sihir itu, kenapa tak mengirim Choji saja sih" gerutu sang nanas. Langkahnya kembali berayun dengan cepat, semakin cepat misi ini selesai semakin cepat Ia tidur. Pikir Shikamaru. Namun langkahnya melambat begitu tak merasakan cakra Ino di dekatnya.

Mendokusei, kemana gadis itu? Batin Shikamaru. Shikamaru membalik langkah nya, menyusuri jalur yang tadi ditempuhnya dan seketika ia bernafas lega, mendapati gadis di sampingnya tengah terdiam di atas sebuah pohon

"Mendokusei, Ino. Kenapa kau berhenti?" tanya Shikamaru begitu berada di dekat Ino.

"maaf, tadi aku kelelahan jadi istirahat sebentar" jawab Ino kalem lalu kembali melompat, meninggalkan shikamaru yang sedikit terkejut dengan jawaban Ino. Seorang Ino meminta maaf, oh itu pasti bukan Ino. Pikir Shikamaru. Dalam hidupnya, seorang Ino takkan pernah mau disalahkan walaupun sebenarnya Ia yang salah, semua pertikaian akan diakhiri dengan permintaan maaf Shikamaru dan Chouji.

Tak ingin berpikiran macam-macam, Shikamaru kembali melanjutkan langkahnya mengikuti Ino. Mereka terus melompat beriringan, tanpa ada percakapan sama sekali. Mata kelam Shikamaru sesekali melirik gadis disampingnya yang terus menatap ke depan seakan-akan tak menyadari keberadaan shikamaru di sana.

Ada apa? Satu pertanyaan muncul di otak jenius shikamaru. Sungguh dalam hidup shikamaru, seorang Ino tak pernah diam untuk yang selama ini kecuali kalau gadis pirang itu tengah mempunyai masalah tapi sepengetahuaannya, Ino masih ceria saat memulai misi tadi. Mendokusei, dasar perempuan, selalu saja merepotkan. Pikir Shikamaru.

Mereka tengah berjalan beriringan, tak lagi melompat karena mereka telah memasuki perbatasan desa Shimakaji, tinggal mencari gua yang dimaksud Hokage. Langkah keduanya terhenti, di depan satu-satunya gua yang berdiri di daerah itu, namun bisakah disebut sebuah gua ketika keduanya tak menemukan satupun lubang untuk memasuki gua itu.

"Mendokusei, Seharusnya nenek sihir itu benar-benar mengirim Choji, satu pukulan pasti sudah bisa menghancurkan batu ini" Shikamaru memecah keheningan namun tak mendapati sedikitpun respon dari Ino.

Benar-benar, ada apa dengan Ino? Shikamaru kembali bertanya. Yamanaka Ino adalah gadis paling cerewet yang Shikamaru kenal selama 20 tahun hidupnya. Gadis itu tidak pernah kehabisan bahan untuk diceritakan dan tak pernah mengabaikan seseorang yang berkomunikasi dengannya, lalu ada apa dengan gadis itu hari ini? apa Ia punya masalah? Apa Ino sedang marah? Marah….dengannya?

"Mendokusei Ino, sebenarnya ada apa? Kenapa kau bersikap seperti ini?" Shikamaru akhirnya bertanya, takut-takut apa yang dipikirkan otaknya benar. Namun gadis itu tak merespon sama sekali, malah berjalan menjauhi Shikamaru

"Hei…." Shikamaru menahan Ino dengan memegang tangan gadis itu dan baru akan bersuara saat tiba-tiba terdengar suara reruntuhan batu. Di depan kedua manusia yang masih saling berpegangan tampak sebuah lubang menuju ke dalam gua, akibat batu yang tiba-tiba saja hancur. Keduanya masih terdiam, bagaimana tidak, tiada angin tiada hujan, batu yang tadinya berdiri kokoh tiba-tiba hancur dan anehnya batu-batu yang hancur membentuk sebuah pintu dan menyisakan batu-batu lain yang masih menyokong gua itu.

….

….

"Ehm….Ehm…" Ino berdehem dan segera direspon shikamaru dengan tatapan 'ada apa' lalu direspon Ino dengan dagu menunjuk kearah tangan shikamaru yang masih menggenggam erat tangannya. Mendapat tatapan seperti itu, sontak Shikamaru melepaskan tangannya dan memandang ke arah yang lain.

Oh ada apa dengan jantungnya? Kenapa organ itu berdetak begitu kencang? Ayolah, ini bukan pertama kalinya seorang shikamaru memegang tangan Ino, mereka pernah mandi bersama saat balita…tentu saja, tidur di ranjang yang sama saat anak-anak…tentu saja, lalu kenapa semuanya berbeda saat ini? Hanya karena Ia menyentuh tangan sahabat pirangnya lalu jantungnya seakan akan meledak.

Shikamaru menghentikan perdebatan batinnya begitu menyadari, Ino mulai berjalan masuk ke dalam gua. Sontak shikamaru kembali menahan Ino

"Ino, selesaikan masalah ini sebelum kita memulai misi" ucap Shikamaru

"masalah apa?"

"aku tahu kau sedang marah"

….

"Dengar, aku hanya lelah dan tiba-tiba saja nenek sihir itu kembali memberiku misi ja-"

"bilang saja, kau tak ingin menjalani misi denganku" ucap Ino dengan nada tinggi dan mata berkaca-kaca. Oh Ia benar-benar marah. Batin Shikamaru.

"Ino, aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya lelah, tapi sungguh aku bukannya tak ingin menjalani misi ini denganmu" Ucap shikamaru, namun gadis di depannya masih menunduk, menyembunyikan wajahnya. Ino mendongak begitu merasakan sebuah tangan menyentuhnya, menghapus liquid bening yang dihasilkan kedua matanya.

"kenapa kau jadi cengeng begini?"

"Siapa yang tidak sedih, Shika. Kau baru kembali dari Suna setelah satu tahun lebih, tapi begitu kita bertemu, yang ada kau hanya menampakan wajah gusar dan terus menggerutu mengatakan kalau lebih baik Choji yang ada disini seakan kau tak ingin menjalani misi ini denganku" Bentak Ino, wajahnya memerah menahan amarah, Shikamaru hanya tersenyum.

Benar kapan terakhir Ia melihat Ino seperti ini? 2 tahun yang lalu mungkin, benar mereka tak bertemu selama itu, mereka tak berkomunikasi selama itu, semenjak Shikamaru sering ditugaskan misi yang berhubungan dengan Desa Suna, hubungan mereka menjadi kaku. Shikamaru sibuk dengan misinya yang selalu di luar Konoha dan Ino sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit. Benar, jika ditelisik lebih dalam Ia juga menrindukan sahabatnya ini.

"kenapa kau terse-?" bentakan Ino terhenti, kala ia merasakan shikamaru menariknya ke dalam sebuah pelukan.

"maaf" bisik Shikamaru, tepat di telinga Ino. Gadis itu dapat merasakan hembusan nafas Shikamaru di leher, membuat sesuatu dalam tubuh Ino memanas.

…..

"aku juga sangat merindukanmu, Ino" ucap Shikamaru lagi. Pipi Ino semakin memerah, entah karena kata-kata Shikamaru atau sesuatu yang tengah mengendus lehernya.

….

"Shikahh.." lirih Ino yang terdengar seperti desahan. Shikamaru melepaskan pelukannya lalu memandang penuh Ino.

"ayo segera selesaikan misi ini, lalu aku akan mentraktirmu" Ucap Shikamaru yang beberapa detik kemudian direspon Ino dengan senyuman.

0oO

Mereka tengah memasuki Gua Shimakaji, berbeda dengan gua lain yang biasanya gelap, maka gua ini cukup terang karena adanya cahaya yang masuk dari bagian atas gua yang tak sepenuhnya tertutup.

"Shika, coba lihat ini" Ino menunjuk pada sebuah pahatan-pahatan di dinding gua berupa gambar yang sepertinya berisi suatu cerita. Gambar pertama menampilkan dua kelompok masyarakat yang tengah berperang . gambar kedua menampilkan dua manusia berbeda gender bersama, gambar ketika menampilkan sang gadis yang tengah dihukum oleh sekelompok masyarakat, gambar keemp-

"Shika tunggu, sepertinya aku mengerti ceritanya…. Sepertinya mereka adalah dua desa perbatasan gua Ini. lalu sang gadis berasal dari salah satu desa sementara sang pria berasal dari desa yang lain, itu sebabnya mereka tak direstui, lalu keduanya diusir dari desa dan masuk ke dalam gua ini. lalu apa?"

"kau benar Ino, tapi apakah mereka berdua meninggal dalam gua ini karena tak ada gambar kelanjutan ceritanya setelah mereka memasuki gua" Shikamaru masih sibuk mengamati dinding gua saat tiba-tiba Ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang

"Ino" Shikamaru membalik badannya dan mendapati bukan hanya satu Ino di sana melainkan ada tujuh manusia yang menyerupai bentuk seperti Ino.

"apa ini?" ucap salah satu Ino

"kenapa mereka sepertiku?" ucap Ino yang lain

"Shika, mereka palsu" ucap Ino yang berada paling dekat dengannya. Lalu keadaan menjadi bising, kala ketujuh Ino meyakinkan Shikamaru bahwa dirinyalah yang asli.

TBC

Menurut kalian, gimana caranya Shikamaru cari Ino yang asli?

Let me know what you think!

Don't be silent reader