-SWITCHING COUPLE 1-

Sepulang dari mempromosikan lagu baru mereka pada salah satu acara musik, para member seventeen diberikan waktu untuk beristirahat, sebelum memulai kembali latihan mereka di malam nanti. Jika sudah diberikan waktu istirahat, kebanyakan dari mereka akan lebih memilih tidur atau hanya menonton tv di dorm. Namun, tidak jarang juga ada yang memilih untuk melakukan aktivitas di luar. Seperti apa yang dilakukan oleh dua pasangan ini.

Jun, Minghao, Wonwoo, dan Mingyu. Keempat orang ini memutuskan untuk melakukan double date di salah satu restauran China yang berada di sekitar dorm mereka.

Saat itu, mereka sedang sibuk memilih makanan dari menu yang baru saja diberikan oleh pelayan.

"Minghao, kau harus coba mie dingin disini. Ini adalah menu spesial yang paling lezat." Seru Mingyu yang duduk di sebelah Minghao, sambil menunjuk-nunjuk gambar mie dingin pada menu.

Minghao berdecak. "Kau kan tahu aku tidak bisa makan makanan yang dingin. Perutku akan sakit nanti." Katanya.

"Oh, iya..." Kata Mingyu, kemudian kembali mengecek menu.

Lalu, Wonwoo berseru, "Aku saja yang pesan mie dingin. Rekomendasi makanan darimu biasanya selalu enak."

Mingyu menggeleng. "Tidak, tidak. Karena Minghao tidak bisa makan mie dingin, sebaiknya kita pesan jjajangmyeon saja." Ujar Mingyu. Ia kemudian beralih kepada pelayan, dan memesan empat porsi jjajangmyeon tanpa persetujuan dari yang lainnya. Terutama Wonwoo yang tadinya ingin memesan mie dingin.

Mereka menunggu datangnya pesanan dengan kegiatan masing-masing. Jun sibuk dengan ponselnya, Mingyu dan Minghao yang sibuk bercanda berdua, dan Wonwoo yang sibuk memperhatikan candaan Mingyu dan Minghao di depannya.

Tiba-tiba Wonwoo menggebrak meja, demi menyita perhatian ketiga orang tersebut.

"Hey, bagaimana kalau kita memainkan sebuah permainan? Aku punya permainan yang bagus." Tawar Wonwoo.

"Aku mau! Aku mau!" Sahut Minghao. Jika sudah mendengar kata permainan, maka Minghao akan menjadi yang paling bersemangat. Karena, dirinya sangat menyukai tantangan.

"Permainan apa, hyung?" Tanya Mingyu yang juga ikutan bersemangat.

Wonwoo tersenyum. "Nama permainannya adalah switching couple." Ia berhenti sejenak untuk melihat ekspresi kebingungan di wajah teman-temannya, kemudian melanjutkan, "Sesuai dengan namanya, permainan ini mengharuskan kita untuk berganti pasangan. Minghao menjadi pasangannya Mingyu, dan aku akan menjadi pasangannya Jun."

Jun menganga mendengarnya. Sementara, Mingyu dan Minghao terlihat semakin bersemangat.

"Waktunya adalah dua minggu. Jadi, selama dua minggu, kalian bisa melakukan apapun yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih, bersama pasangan kalian yang baru."

Mingyu menginterupsi, "Apa termasuk dengan bertukar kamar tidur?"

"Andwe!" Wonwoo berdeham setelah teriakan yang secara spontan keluar dari mulutnya. "Yaa... karena pasangannya berganti, maka kalian juga akan tidur bersama pasangan yang baru." Ujarnya kemudian.

"Kau gila?" Protes Jun. Tidak rela Minghaonya harus tidur bersama orang lain.

"Tidak, permainan ini terdengar menyenangkan!" Seru Minghao, yang disetujui dengan pasangan barunya, Mingyu.

"Jadi, kapan permainannya dimulai?" Tanya Mingyu dengan sangat antusias.

"Tepat saat jjajangmyeon itu sampai di meja kita." Jawab Wonwoo. Matanya menatap tajam empat mangkuk jjajangmyeon yang saat ini sedang dibawa oleh pelayan yang tadi mencatat pesanan mereka.

.

.

Karena permainan sudah dimulai, maka mereka berjalan pulang dengan menggandeng pasangannya masing-masing. Mingyu dan Minghao berjalan di depan, dengan pasangan Wonwoo dan Jun yang berjalan di belakang mereka.

Pasangan baru itu memasuki dorm dengan sangat gembira. Jeonghan yang saat itu sedang membaca majalah di depan tv, ditemani dengan Seungcheol, terheran-heran melihat pemandangan yang tidak biasa itu.

"Mataku yang terbalik atau pasangan mereka memang bertukar?" Tanya Jeonghan pada Seungcheol yang sedang menyeruput kopinya. Ia kemudian mengalihkan perhatian pada empat anaknya yang sedang melepaskan sepatu.

Seungcheol mengerjap dan mengucek-ngucek matanya. "Kurasa mataku juga terbalik." Ujarnya, yang dihadiahi sebuah pukulan di lengan oleh Jeonghan.

"Hey, hey, hey! Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?" Tegur Jeonghan saat kedua pasangan itu berjalan melewatinya.

"Oh, hyung! Saat ini kami sedang-mmphh!"

Wonwoo buru-buru menutup mulut Minghao dengan tangannya, sebelum Minghao menjelaskan lebih lanjut.

Ia kemudian beralih pada Jeonghan yang menunggu penjelasan darinya. "Tidak ada yang terjadi kok, hyung. Memangnya ada yang aneh?" Tanya Wonwoo dengan wajah polosnya.

Kening Jeonghan berkerut, menambah kecurigaannya. "Tidak, biasanya kan kalian-"

"Hyung, kami mau istirahat di kamar dulu, ya! Rasanya lelah sekali berjalan-jalan seharian. Annyeong, hyung!"

Setelah mengatakan itu, Wonwoo buru-buru mendorong ketiga temannya yang lain untuk masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar, Wonwoo kembali menjelaskan aturan permainan yang dibuatnya sendiri, kepada ketiga orang itu.

"Dengar, kita harus merahasiakan permainan ini dari siapapun. Terutama dari Jeonghan hyung dan Seungcheol hyung. Bisa gawat kalau sampai mereka tahu tentang hal ini." Ujar Wonwoo.

Baik Jun, Mingyu, maupun Minghao, ketiganya sama-sama mengangguk mengerti.

Setelah itu, Mingyu kembali menginterupsi. "Bisa kita pindah kamar sekarang?"

Wonwoo menghela napas berat. Kenapa pacarnya ini sangat tidak sabaran untuk sekamar dengan pasangan barunya.

Tapi akhirnya Wonwoo mengangguk juga. "Ya, kau bisa pindah ke kamar Minghao. Biar Jun yang pindah kesini." Balas Wonwoo jutek.

Jadi, Mingyu mulai mengemasi barang-barangnya dari kamar itu, dibantu oleh Minghao. Sementara Jun mengemasi barang-barangnya di kamarnya yang lama, sendirian. Wonwoo sedang tidak ada mood untuk membantu.

Jun memasuki kamar barunya tepat ketika Mingyu selesai mengemasi barang-barangnya.

"Hyung, tidur yang nyaman bersama Wonwoo hyung disini, ya." Pesan Minghao pada Jun saat ia akan keluar kamar.

"Kau juga." Kata Jun, meskipun ada nada tidak rela disana.

Berbanding terbalik dengan Minghao yang justru melambai-lambai dengan sangat bersamangat bersama Mingyu.

"Annyeong, hyung~" Kata mereka berbarengan, lalu tertawa setelahnya karena merasa lucu bisa mengucapkan hal yang sama bersamaan.

"Kenapa mereka terlihat bahagia sekali, sih." Gerutu Jun.

Setelah itu, ia menutup pintu, dan berbalik menatap Wonwoo yang sedang tiduran di atas kasur.

"Wonwoo-ya!" Seru Jun. Ia kemudian menghampiri pasangan barunya itu, lalu duduk di atas kasur. "Apa maksudmu sebenarnya dibalik permainan ini?" Tanya Jun sedikit emosi.

Yang ditanya malah berguling, menghindari tatapan Jun. "Ini hanya permainan biasa." Balas Wonwoo asal.

"Ya! Jangan berbohong!" Jun membalik badan Wonwoo hingga menghadapnya. "Katakan yang sebenarnya!" Paksa Jun, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Wonwoo dengan kesal.

Wonwoo kemudian mendudukkan dirinya, demi menghentikan kelakuan aneh pasangannya itu. "Aku melakukan ini karena Mingyu!" Serunya frustasi.

"Mingyu?" Tanya Jun dengan dahi berkerut.

"Iya. Kau tahu kan, Mingyu itu sering sekali menempel dengan member yang lain. Sementara aku yang pacarnya sendiri justru diabaikan. Aku jadi merasa dia itu sebenarnya tidak mencintaiku. Makanya, aku ingin mengujinya dengan permainan ini."

Jun menganga mendengarnya. Ia tidak mengerti, mengapa masalah seperti itu justru diselesaikan dengan permainan seperti ini.

"Kau kan bisa bicara baik-baik dengannya. Tidak perlu sampai menciptakan permainan bodoh seperti ini." Ujar Jun. "Lagipula, kau tidak seharusnya melibatkan hubunganku dan Minghao dalam masalahmu!" Tambah Jun kemudian.

"Itu karena... hanya kau yang bisa kupercaya." Cicit Wonwo, membuat Jun menjadi prihatin melihatnya.

Tapi, sedetik kemudian Wonwoo kembali mengeraskan suaranya dan membuat Jun kembali merasa kesal. "Memangnya kau tidak lihat tadi, bagaimana Minghao menjadi yang paling bersemangat dalam permainan ini? Kau tidak curiga padanya?"

Jun membuka mulutnya hendak melayangkan protes, namun tidak jadi setelah dirasa kata-kata Wonwoo barusan ada benarnya juga.

Jadi, ia hanya berkata, "Tapi, bagaimana jika dalam dua minggu, mereka justru jatuh cinta sungguhan?"

Wonwoo terdiam sejenak, sebelum kemudian menjawab, "Kalau itu yang terjadi, maka kita seharusnya tidak melanjutkan hubungan ini."

.

.

Waktu makan malam telah tiba. Seperti biasa, Jeonghan akan menyiapkan makanan untuk anak-anaknya, dibantu dengan Seungcheol, Seokmin dan Mingyu. Malam kali ini sedikit berbeda, karena ada Minghao yang ikut membantu. Meskipun sedikit heran, namun Jeonghan tidak mau banyak bertanya sih, karena bersyukur pekerjaannya menjadi lebih ringan.

"Anak-anak, makanan sudah siap~" Panggil Jeonghan. Suranya yang melengking menyebar ke seluruh penjuru dorm.

Seluruh member seventeen yang tidak ikut menyiapkan makan malam, segera meninggalkan aktivitas masing-masing, dan menuju dapur demi mendapatkan makan malam.

Suasana makan di dorm memang selalu riuh, namun malam ini menjadi lebih riuh lagi karena adanya pemandangan yang tidak biasa.

"Minghao-ya, katakan ahh~" Pinta Mingyu yang ingin menyuapi Minghao.

Minghao tersipu malu, tapi tetap mengikuti keinginan Mingyu juga. "ahh~"

"Lezat, kan?" Tanya Mingyu antusias.

Minghao mengangguk-angguk. "Iya, sup buatanmu memang yang paling lezat!" Serunya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Sementara itu, di meja seberangnya.

"Jun-ie, katakan ahh~" Pinta Wonwoo yang ingin menyuapi Jun dengan sesendok penuh nasi dan daging.

Jun memandang Wonwoo geli. "Kau ini sedang apa, sih?" Katanya.

"Ayo, katakan ahh~" Pinta Wonwoo sekali lagi.

"Aku tidak ma-ackk!" Dan Wonwoo tersenyum senang, setelah berhasil menyuapi Jun yang ingin berteriak akibat cubitan di perut.

Jun hampir tersedak, tapi ia dapat mengunyah nasi yang disuapi Wonwoo dengan baik.

"Bagaimana? Lezat ka-duhh!"

Wonwoo tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, akibat Jun yang menyikut rusuknya sebagai serangan balasan.

Jun terkekeh. "Tentu saja. Ini lezat sekali." Katanya, diiringi dengan gerutuan oleh Wonwoo.

Pasangan di seberang mereka sepertinya tidak terpengaruh sama sekali, karena mereka masih saja saling menyuapi satu sama lain. Lalu, keduanya akan saling tersipu malu. Persis sekali seperti pasangan yang baru berpacaran.

"Ya ya ya ya!" Seru Jeonghan menginterupsi. Ia merasa jengah karena aktivitas makannya menjadi tidak nyaman. "Kalian ini sedang apa?"

"Kami sedang makan." Jawab Mingyu dengan polos, diikuti dengan anggukan yang sama polosnya oleh Minghao.

Hal itu justru membuat Jeonghan menjadi naik darah. "YA, Mingyu! Kau biasanya tidak pernah menyuapi Wonwoo seperti itu ketika makan!" Jeonghan kemudian beralih kepada Minghao. "Minghao! Kau juga biasanya tidak pernah mengumbar kemesraan di depan umum ketika bersama Jun!"

Jeonghan tidak sadar jika kata-katanya barusan telah menohok hati pasangan yang satunya.

"Ah, sungguh?" Kata Mingyu. Tapi, ia justru tidak menghentikan aktivitasnya, karena ia kembali menyuapi Minghao, disambut dengan Minghao yang tersipu malu.

Jeonghan memijat pelipisnya, akibat merasa pening. Ia kemudian menyikut Seungcheol yang dengan damai sedang menyantap makanannya. Hanya dengan kode saja, Seungcheol sudah mengerti apa yang harus ia lakukan.

Seungcheol pun berdeham. "Anak-anak, ayo makan makanan kalian dengan baik. Kita tidak punya banyak waktu, karena sebentar lagi harus berlatih." Seungcheol kemudian mengeraskan suaranya, karena pasangan baru itu seperti tidak memperhatikannya. "Mingyu-ya! Minghao-ya!"

Setelah itu, barulah pasangan baru itu menghentikan aktivitasnya, dan kembali makan dengan normal.

Dan makan malam pun berlanjut dengan hanya diiringi dentingan sendok dan piring yang beradu.

.

.

Di ruang latihan pun, Mingyu dan Minghao masih seperti pasangan baru yang masih berbunga-bunga.

"Bukan seperti itu, Mingyu. Kau seharusnya menarikannya seperti ini."

Lalu, Minghao mencontohkan gerakan tarian kepada Mingyu.

"Hmm, seperti ini."

Lalu, Mingyu kembali menari dengan kesalahan yang sama.

Lalu, Minghao akan tertawa karena menganggap kesalahan Mingyu itu lucu, dan kembali mencontohkan bagaimana tarian itu seharusnya digerakkan.

Begitu terus, sampai pasangan yang sejak tadi memperhatikan mereka dari sudut ruang latihan menjadi jengah.

"Kau lihat itu, kan? Mereka bersikap seolah-olah hanya ada mereka berdua yang tinggal di dunia ini. Menyadari keberadaan kita saja tidak." Ujar Wonwoo sarkastik.

Kata-kata Wonwoo sedikit berlebihan sih, tapi Jun mengangguk setuju juga.

"Kau benar. Permainannya saja bahkan baru dimulai beberapa jam yang lalu, dan sikap mereka sudah sedekat ini."

"Permainan apa yang kalian maksud?"

"AAAHHH!"

Pertanyaan tiba-tiba dari Jeonghan, membuat Jun dan Wonwoo sama-sama berteriak karena terkejut. Mereka tidak tahu jika sejak tadi ada yang menguping pembicaraan mereka.

Jeonghan bahkan harus mengetuk kepala mereka satu-satu, demi menghentikan teriakannya.

"Ayo, jawab! Permainan apa yang kalian bicarakan barusan?" Paksa Jeonghan sambil berkecak pinggang.

Jun dan Wonwoo sama-sama gelagapan. "Ti-Tidak. Kami hanya-"

Tiba-tiba suara tepukan tangan dari Soonyoung terdengar. "Waktu istirahat selesai. Ayo, kita lanjutkan latihannya."

Jun dan Wonwoo sama-sama menghela napas lega. Setelah ini, mereka harus berterimakasih pada Soonyoung, karena panggilan itu telah menyelamatkan nyawa mereka.

"Awas, ya! Hyung akan tetap memperhatikan kalian!" Ancam Jeonghan, sebelum bergabung bersama member lain yang telah siap dalam posisinya masing-masing.

Setelah ini, Jun dan Wonwoo berpikir bagaimana caranya dapat menyelesaikan permainan ini dengan baik, serta lebih berhati-hati dalam mencari tempat diskusi, agar tidak sampai diketahui oleh Jeonghan maupun Seungcheol.

-TBC-

Review juseyoo :3