Chap 01 – The Angel

Dibawah langit musim semi yang cerah seseorang bersurai pelagi sedang melakukan latihan dengan lari keliling lapangan sekolah. Mereka terlihat kelelahan namun masih tetap berlari saat seseorang bersurai merah membawa gunting kesayangannya sambil bertetika "Percepat lari kalian atau siap-siap terkena gunting ini". Siapapun yang mendengar nya pasti akan langsung menuruti perkataan sang kapten dari Kiseki no Sedai itu. Di saat sang kapten sedang memperhatikan anggota tim inti nya berlari sesuatu dari langir tiba-tiba jatuh di hadapan sang kapten.

"Eh?" kagetnya yang hanya diam memperhatikan benda jatuh yang sedang terkapar di hadapannya.

"Aaaaaa! Burung itu terluka Akashicchi!" teriak Kise yang langsung menghapiri Akashi yang masih terdiam.

"Kenapa bisa ada burung yang latuh kesini? Padahal sejak tadi tidak melihat adanya kawanan burung yang melintas di langit" tanya Aomine yang ikut mengampiri Akashi.

"Padahal hanya jatuh kenapa banyak sekali darahnya" tanya Midorima yang ikut pernasaran.

"Aka-chin kenapa burung nya kau lukai" tanya Murasakibara sambil memakan maiubo nya.

Tanpa pikir panjang lagi Akashi langsung mengambil burung itu dengan hati-hati dan langsung mengobati lukanya di Ruang Kesehatan sekolah.

oOo oOo

Setelah mengobati luka burung yang terjatuh tadi anggota Kisedai hanya memperhatikan si burung yang tidak kunjung bagun.

"Apa burung merpati ini sudah mati?" tanya Aomine yang hanya di jawab gelengan dari semua anggota kecuali Akashi.

"Burung ini masih hidup" jawab Akashi dengan muka tenang.

"Tapi kenapa Aka-chin melukai burung yang malang ini" tanya Murasakibara yang masih setia dengan maiubo nya.

"Aku tidak melukainya Atsushi, burung ini tiba-tiba saja jatuh di hadapanku" elak Akashi dengan mengatakan hal yang sebenarnya.

"Tapi kenapa burung merpatinya berwarna biru-ssu" tanya Kise

Tanpa menjawab pertanyaan dari Kise, Akashi langsung membawa burung merpati biru itu kedalam pelukannya dan berjalan pulang di ikuti dengan yang lain.

oOo oOo

Di dalam apartemen mewah tersebut Akashi hanya tinggal sendiri tidak berniat untuk tinggal bersama ayahnya di Mansion Keluarga Akashi dengan alasan ingin hidup mandiri. Dan disini lah Akashi sedang memperhatikan burung merpati yang sejak tadi masih belum menapkan kehidupan.

"Apa burung ini sudah mati" tanya Akashi pada diri nya sendiri sambil memperhatikannya burung tersebut. "Tapi kenapa ada burung merpati berwarna biru" tanya Akashi kembali. Tapi tetap saja hanya kesunyian yang menjadi jawaban. Melirik ke arah jam yang ada di dekat meja belajarnya, Akashi segera memindahkan sangkar burung tersebut ke dekat jendela kamarnya dan memulai belajarnya dengan khidmat.

oOo oOo

Sinar matahari muncul melaui sela-sela jendela menganggu tidur nenyak sang empu kasur yang masih dalam mimpi indahnya. Berusaha menyesuaikan pandangan dengan sinar matahari yang masih memancarkan cahanya, akhirnya Akashi dapat bangun dengan sempurna. Tapi kebinggungan tiba-tiba datang ke dalam pikirannya.

"Sepertinya semalam aku tertidur di meja belajarku, kenapa tiba-tiba ada di kasur?" gumamnya sambil memperhatikan sekeliling kamarnya yang terlihat lebih bersih dan rapih dari sebelumnya dan seragam SMA Teiko nya sudah tergantung rapih di lemarinya. "Kenapa seragamnya tergantung? Bukannya aku belum menganti seramanku kemarin?" binggungnya kembali.

Merasa ada yang aneh dengan keadaan kamarnya, Akashi segera bangkit dari kasurnya dan beralan keluar dari kamarnya. Betapa kagetnya Akashi saat melihat ruangan yang ada di apartemen nya bersih dah rapih. Ah, jangan lupakan meja makan yang sudah terjadi berbagai macam makanan yang entah darimana datangnya.

"Siapa yang melakukan ini semua?" ucapnya yang masih di penuhi rasa penasaran.

Walau Akashi selalu di katakana mutlak dan tahu segalanya, tapi tetap saja sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak di ketahui darimana asal usulnya tetap membuat Akashi yang mutlak kebinggungan. Dirasa tidak akan menemukan jawaban jika hanya terdiam saja, Akashi mulai berbenah diri dengan memulainya dari mandi pagi untuk bersiap pergi ke sekolahnya.

Selesai mandi, dan memakai seragamnya, Akashi melihat burung yang kemarin hampir mati itu sedang dalam keadaan baik.

"Sepertinya sudah baik-baik saja" ucap Akashi sambil memberikan makan dan minum untuk burung merpati biru itu. "Maaf merpati sepertinya aku harus berangkat sekarang" ucapnya pada sang burung yang hanya memperhatikan gerak gerik Akashi sedari tadi dan segera pergi ke sekolahnya dengan melupakan sarapan.

oOo oOo

SMA Teiko

"Akashicchi!" teriak Kise menghampiri bangku Akashi. "Ne ne ini ada yang menitipkan ini padamu" ucap Kise sambil memberikan sembuah kotak bento. Akashi yang menerimanya hanya diam dan menatap tajam pada Kise meminta penjelasan.

"E…etto tadi ada seseorang memberikan ini padaku, katanya ini untukmu karena belum sarapan" ucap Kise gelalapan karena aura yang diberikan Akashi sangat mencekam.

"Siapa dia?" tanya Akashi yang masih memancarkan aura mencekam.

"Di…dia tidak mengatakan siapa namanya" balas Kise masih dengan keadaan yang sama.

"Kenapa tidak kau tanya namanya Ryouta" protes Akashi.

"Etto dia terlalu cantik jadi aku tidak sempat menanyakan namanya" balas Kise membela dirinya sendiri.

Akashi yang sudah terlanjur kesal hanya menatap binggung kotak bento yang ada di hadapannya. 'Siapa yang membuat bento ini?' ucapnya dalam hati, mengira-ngira siapa yang memberikan bento ini padanya.

"Aku tidak tahu kalau Akashicchi punya pacar-ssu, dia cantik sekali dengan rambut baby blue nya" puji Kise sambil membayangkan orang tadi.

"Aku tidak punya pacar, Ryouta" balas Akashi yang hanya memandang datar bento yang ada di hadapannya.

"Eh? Kalau dia bukan pacar Akashicchi boleh kan dia jadi pacarku-ssu" balas Kise dengan semangat. Namun hanya tatapan membunuh saja yang Akashi berikan sebagai jawaban. Melihat itu Kise langsung lari ketakutan dan segera menghampiri Aomine di kelasnya.

oOo oOo

Break Time

"Akashicchi tidak makan bekal yang tadi di bawakan oleh pacarmu itu?" tanya Kise yang sontak membuat Kisedai yang lain kaget, Aomine memasang wajah kaget tidak percaya, kacamata milik Midorima retak dan Murasakibara yang masih sibuk memakan makan siangnya.

"Sudah kubilang aku tidak memiliki pacar, Ryouta" balas Akashi dengan tenang sambil memakan roti yang tadi di belinya.

"Eh tapi sayang jika tidak di makan bento nya-ssu" kesal Kise.

"Aka-chin, jika bento nya tidak mau di makan biar aku saja yang memakannya" ucap Murasakibara sambil mengambil kotak bento yang ada di sebelah Akashi dan langsung membuka kain pembungkusnya dan membuka bentonya.

"Huwaaa sepertinya ini enak" ucap Murasakibara dengan air liur yang sudah menetes.

"Oi, Murasakibara! Air liurmu menetes!" kesal Midorima.

"Hey Murasakibara berikan setengahnya untukku juga" pinta Aomine.

Sementara yang lain sibuk dengan omelan dan pintaannya Akashi hanya diam, masih memikirkan siapa yang memberikan bento itu padanya. 'Seseorang dengan rambut baby blue? Siapa dia? Aku tidak pernah kenal dengan orang seperti itu' pikir Akashi.

Selagi Akashi berfikir seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan dengan muka kesal. 'Susah-susah ku buat bekal itu untukmu tapi tidak di makan, tidak menghargai sekali' omel nya dalam hati dan langsung pergi begitu saja dengan meninggalkan sehelai benda tipis yang jatuh tepat di hadapan Akashi "Bulu burung biru?" ucapnya dengan pelan sambil memperhatikan bulu tersebut.

"Tunggu, warna bulunya sama seperti burung merpati kemarin. Apa mungkin burung itu melarikan diri?" pikir Akashi sambil memperhatikan sekita, dan tiba-tiba sesuatu menarik perhatiannya. "Daiki, itu kotak makan punyaku" ucap Akashi sambil menujuk kotak makan yang di pegang oleh Aomine.

"Hah? Ini kan memang punyamu, kenapa kau lapar? Lalu kenapa kau memberikan ini pada kami?" kesal Aomine sambil menyerahkan kotak makan itu pada Akashi yang hanya di jawab dengan tatapan binggung. 'Kenapa bisa kotak makan itu ada di sini?' tanya nya dalam hati.

"Akashi, apa ada sesuatu?" tanya Midorima yang merasa ada sesuatu hal yang sedang di pikirkan oleh Akashi "Aku hanya bertanya saja, bukan khawatir" elaknya.

"Tidak ada apa-apa" balas Akashi sambil mengambil kotak makannya dan pergi meninggalkan yang lain dengan kebinggungan yang melanda.

oOo oOo

Pulang Sekolah

Hari ini untuk pertama kalinya Klub Basket Teiko tidak melakukan latihan dengan alasan sang Kapten ada keperluan mendadak walau sebenarnya hanya ingin memastikan sesuatu hal yang sejak tadi menganggu pikirannya.

'Sepertinya memang ada yang aneh dengan burung merpati biru itu' ucap Akashi dalam hati sambil berjalan cepat menuju apartemennya.

Setelah sampai di apartemennya, Akashi segera membuka pintu apartemenya dengan perlahan dan betapa kagetnya Akashi saat melihat seseorang bersayap yang warna sama dengan surai baby bluenya sedang membersihakan apartemenya.

'Siapa dia? Kenapa bisa masuk ke apartemenku?' pikir Akashi dalam hati 'Tunggu, warna surai dan sayapnya sama dengan …..' ucapan dalam hati Akashi terhenti karena mendengar suapa piring pecah.

"Ke…kenapa kau sudah pulang…" ucap seseorang yang melihat Akashi di depan pintu rumah.

TBC / DELETE