Yo! Ketemu lagi dengan AlexanderiteWaterAngel.
Nah kali ini fanfic Naruto!
Uh-oh, jangan protes sama bahasa yang tidak baku yah, aku mencoba memasukkannya biar jadi agak lain!
Nah, happy reading!
-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-
Double S Rank Mission!? What The!?
Hari yang cerah di Konohagakure...
"APAAAA!?!!"
Brakkk!!! Kraaak!! Brukk!!
Seketika itu meja di depannya hancur. Benar-benar Hokage dengan tenaga super. Sekali gebrakan jadi puing.
"Tsu... Tsunade-sama..." Shizune yang memeluk Tonton mundur dua langkah, keduanya terlihat takut.
Dahi Tsunade berkerut dan matanya menatap tajam pada seorang gadis yang ada di depannya. "Kau bilang ini Double S Rank Mission!!? Yang bener aja! S aja udah susah! Kalo dobel mau jadi apaan!?"
"Haaaah..." Gadis dari Negara Hanabi itu menghela nafas lelah. "Terserah mau jadi apaan... Yang penting aku dapat ninjanya. Kami akan membayarnya sesuai kok, anggep aja dua kali dari bayaran Rank S Mission."
Tsunade duduk di kursinya. "Tapi, berarti ini misi yang sangat berbahaya..."
"Benar..."
"Beritahu aku detailnya..."
"Nggak bisa..."
"Apa!?" Tsunade berdiri lagi.
Shizune langsung membuka suara. "Tapi Hana-san, bagaimana kami bisa tahu seberapa bahayanya misi itu jika anda tidak memberitahukannya."
Gadis ninja dari negara Hanabi itu menoleh. "Aku hanya butuh bantuan 3 ninja untuk Double S Rank Mission ini. Aku akan memberi tahu resikonya jika kau mengizinkan aku menyewa 3 orang ninja dari desa ini."
"..." Tsunade duduk lagi, ia hanya diam.
"Pilihan sulit ya?" Hana menatap Tsunade lurus. "Kalo gitu aku akan balik lagi besok. Hokage-sama pikirin dulu aja deh." Lalu ia berjalan menuju pintu.
"Hana-san! Tunggu!" Teriak Shizune.
Telat, Hana keburu menutup pintu.
Hana terdiam sebentar di depan pintu. "Nggak banget deh. Masa nyewa ninja aja susah banget!" Gerutunya. "Emang sih, misinya susah banget sih." Hana melangkah ke arah pintu keluar. "Sampe resikonya bukan mati lagi, tapi jadi Anggota Akatsuki."
"Haaah... Tsunade no baa-chan bisa ngamuk lagi nih..."
"Hm?" Hana melihat ke arah depan, seorang ninja dengan baju orange terlihat takut untuk masuk gedung hokage.
"Kamu sih ngaco, Naruto! Misinya gagal nih!" Temannya yang berbaju merah memukul Naruto, si baju orange.
"Gya! Sakit, Sakura-chan!!" Naruto memegangi kepalanya.
"Ayo kita masuk, Sakura, Naruto." Kata teman yang satunya lagi sambil melangkah melewati Hana.
"Oh, tunggu Sai!" Sakura menyusulnya, lalu Naruto.
Hana memandangi Naruto sampai menghilang dari pandangannya. "Naruto...?"
Sampai angin bertiup kembali, Hana melanjutkan langkahnya. Ia berjalan sampai ke sebuah lapangan dengan beberapa batang kayu tertancap.
"Jyuuken hou!!!" Seorang gadis memukul batang-batang kayu itu dengan kecepatan tinggi, setiap ia memukul muncul batang-batang kayu dari berbagai arah menerjang lalu gadis itu menghajarnya. Hana melihat mata gadis itu, urat-urat terlihat di sekeliling matanya seperti memberikan kekuatan lebih pada mata itu.
"Hyaah!!" Brakk!! Gadis itu menghancurkan batang yang terakhir, lalu berdiri terdiam, membelakangi Hana. "Umm... Apa kau ada perlu denganku??"
"Hm?" Dahi Hana mengkerut bingung. Ia langsung ingat pada mata gadis itu, Klan Hyuuga. "Tidak. Aku hanya kebetulan lewat."
Gadis jaket biru langit itu berbalik, wajahnya memerah malu. "Umm... Maaf..."
"Boleh tahu namamu?"
"A...aku... Hinata..."
"Hunn?? Hmm...?" Hana memutar bola matanya. "Oh!" Lalu ia teringat sesuatu dan langsung berbalik. "Hinata, aku pergi dulu!"
Hana meninggalkan Hinata yang terbengong-bengong melihat kepergiannya.
"Duuh!!! Kelupaan! Aku kan mau beli Icha Icha Paradise Konoha Special!!! Itu tujuan keduaku ke Konoha!!" Hana berlari dengan kecepatan tinggi ke toko buku. Ia tidak peduli, sudah berapa orang yang tertabrak lalu memaki.
Papan kecil bertuliskan Sold Out Icha Icha Paradise Konoha Special yang tergantung di pintu toko buku membuat Hana menunduk kecewa dengan lemas. Ia membayangkan dirinya seperti berjalan di padang pasir yang luas dan panas, berjalan tidak tentu arah, lalu bertemu badai.
"Tidaaaaak... Kenapa nasibku buruk seperti ini..." Hana melangkah dengan lunglai meninggalkan toko buku itu. "Perasaan gue ga mimpi apa-apaan semalem..."
-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-
"Gimana Hokage-sama?" Tanya Hana, pagi-pagi dia sudah pergi ke tempat Hokagi.
Setelah beberapa saat terdiam dan menghela nafas, Tsunade mengangguk. "Baiklah aku setuju..."
Hana tersenyum senang. "Bagus."
"Beritahu aku resikonya..."
"Selain kematian juga ninjamu bisa menjadi Akatsuki"
"Apa!!!?"
"Tsunade-sama!!! Jangan hancurkan mejanya lagi!!" Teriak Shizune.
Tangan Tsunade yang akan menggebrak meja terhenti, ia berdehem dengan wajah agak memerah lalu duduk. "Jadi misi ini melibatkan Akatsuki?"
"Yep."
"Lalu, ninja yang akan menyertaimu adalah..."
"Aku akan memilihnya sendiri."
"Ha?"
"Boleh kan..."
"Terserah..." Kali ini Tsunade menyerah. "Siapa mereka?"
"Naruto, salah satu dari klan Hyuuga, dan salah satu dari klan Uchiha."
Tsunade menatap Hana . "...Kenapa Naruto?"
"Hmm..." Hana melirik ke arah atas. "Aku hanya tertarik padanya, walau mukanya kayak orang bego, rasanya dia punya kekuatan hebat."
"Begitu..." Lalu Tsunade mengambil kertas di depannya. "Kemarin Naruto gagal dari misi, yah, aku akan memberikan misi ini padanya untuk memperbaiki misi yang kemarin. Lalu dari klan Hyuuga dan Uchiha..."
"Siapa saja boleh." Kata Hana cepat. "Yang kutahu dua klan itu adalah klan yang terhebat, jadi aku memilihnya, tapi aku gak tau orang-orangnya siapa aja. Gak ada yang aku kenal. Kalau Hyuuga, aku hanya kenal satu orang, namanya Hinata."
Tsunade melihat ke kertas lagi. "Hinata ada misi hari ini. Yang bisa menjalankan misimu hanya Neji."
"Ya, sudahlah... Lalu Uchihanya?"
"... Hanya Uchiha Sasuke... Dia satu-satunya orang yang tersisa." Kata Tsunade sambil menatap Hana.
"Siapa ajalah, yang penting ada."
"Ya ud..."
"TSUNADE NO BAA-CHAN!!!!"
Brakkk!!! Pintu terbuka lebar beserta Naruto yang meluncur karena tersandung ketika masuk dan mendarat tepat di depan Hana.
"Aduuuh!" Naruto meringis, ia berusaha bangun.
"Dungu..." Keluh Hana.
"Ah... Kamu yang kemarin..." Kata Naruto ketika melihat Hana. "Tsunade no baa-chan! Jangan turunkan aku jadi Genin!! Aku hanya gagal misi yang kemarin!"
"Bodoh!" Bentak Tsunade.
"Ngeee?" Naruto bingung.
"Kemarin itu aku hanya bercanda..."
Sweatdrop. "Tsunade no baa-chan... kau..."
"Dari pada itu Naruto." Wajah Tsunade berubah serius. "Hari ini ada misi untukmu. Tolong kau panggilkan Neji dan Sasuke."
-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-
"APAA DOUBLE S RANK MISSION!???" Naruto ternganga. "Apaan tuh!?"
"Entahlah..." Kata Tsunade. "Aku pun tidak mengerti, ini permintaan dari negara Hanabi, dan dia." Beralih pada Hana. "Adalah Hana yang menyampaikan permintaan itu."
Hana menganggukkan kepala pada Naruto, Neji-yang berambut panjang dan bermata putih keunguan-, dan Sasuke-yang berambut spike dan memakai kaos biru bersimbol kipas di punggungnya.
"Aku tidak begitu mengerti detilnya, kalian tanyakan saja padanya." Kata Tsunade.
"Begini..." Hana maju selangkah. "Kita akan menjalani misi ini di negara Hanabi, kita harus melindungi pewaris Negara itu. Tapi, karena Akatsuki akan terlibat di dalam sini dan kemungkinan besar kalian bisa menjadi anggota itu."
"Bagaimana caranya? Mereka akan memasukkan kami ke anggota mereka?" Tanya Neji.
"Dengan cara yang paling tidak kalian duga. Penasaran kenapa Orochimaru pernah join di organisasi itu? Yah, caranya pun sangat tidak terduga. Karena itu butuh ke-eksta hati-hatian. Jika lengah sedikit saja, maka hancurlah semuanya. Aku sih tidak bisa menjelaskan dengan logis, kalo mau, cobain aja join sama mereka."
"Sinting..." Kata Sasuke.
"Tapi kenapa ada Klan Uchiha di sana juga eh?"
Sasuke langsung mendelik tajam ke Hana. Mereka saling bertatapan tajam. Tatapan marah, mengejek, dan tidak suka.
Hana mengalihkan wajah. "Aku tidak mau bertengkar sekarang, karena aku membutuhkan bantuanmu juga..."
"Apa di Negara Hanabi tidak ada prajurit atau ninja?" Tanya Shizune kemudian.
"Tentara sih ada, tapi kurang memadai, maka dari itu dibutuhkan ninja, tapi ninja di Hanabi cuma ada satu orang..."
"Eh? Satu?" Naruto menatap Hana bingung.
Semuanya menatap Hana dengan tatapan heran, lalu mereka menatap ke kening Hanabi secara bersamaan. "ITU!?"
Tangan Hana menyentuh Head Protector dengan lambang seperti percikan api. Ia tersenyum. "Yep! Ninja itu cuma aku!"
"Tunggu dulu! Bagaimana kau bisa..."
"Aku mengikuti ujian di tempat lain secara diam-diam, Tsunade-sama." Hana menggelengkan kepala. "Emang gak resmi sih, nyusup terus numpang. Inget waktu ujian Chuunin 4 tahun yang lalu nggak? Waktu itu aku ikut lho! Ujian ikut dengan cara menyamar, di hutan 2 Scrool aku curi dengan menghajar dua kelompok yang ada. Trus ngelanjutin ke menara tepat waktu. Tapi aku nggak masuk. Ngapain juga, toh nggak terdaftar. Lalu aku menganggap kalau aku sudah lolos ujian Chuunin. Beres, lalu aku adalah Chuunin, karena aku melakukannya sendiri. Ujian Jounin-nya nggak lulus, masalahnya aku nggak mengerti rule-nya."
Semuanya mendadak sweatdrop.
"Maaf ya, aku melakukannya di Konoha, abis lebih gampang."
"Lalu, apa Rank-mu sekarang?" Tanya Naruto.
"Jounin. Aku ikut ujian diam-diam lagi di Amegakure, di sana aku telah membunuh 7 orang, dan mengambil syarat yang ada. Itu sudah cukup."
"Kau membunuh mereka...?" Tsunade menatap Hana dengan ganjil. "Dan kau tetap tidak kabur. Benar-benar nekat..."
"Udah, tidak perlu dibahas lagi." Sasuke beralih pada Hanabi. "Lalu siapa pewaris itu?"
Hana terdiam sejenak sebelum menjawabnya. "Putri dari keluarga kerajaan, namanya Hana Hanabi, dialah satu-satunya pewaris di Negara Hanabi."
"Lalu siapa kau?"
"Aku? Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Bahkan pada Tsunade-sama juga. Aku hanya bilang kalau namaku Hana." Lalu Hana menyingkirkan poni yang sudah menutupi matanya ke samping. "Aku Jounin dari Hanabigakure di Negara Hanabi, namaku Hana Hanabi. Senang bertemu dengan kalian."
"Hana..." Naruto bengong.
"Hanabi...?" Tsunade juga ikutan.
Semuanya menatap dengan ternganga.
Hana tertawa kecil. "Akulah pewaris itu."
"Apa!!!!?"
"Ba...bagaimana bisa!!? Namamu..."
Belum sempat Tsunade melanjutkan, Hana langsung membuka suara. "Nama keluarga kami adalah Hana dan namaku Hanabi, tapi aku biasa dipanggil Hana sama keluarga ataupun orang lain."
"A...anak ini..."
-00-00-00-00-00-00-00-00-00-00-
"Cukup... Aku pusing dengan semua ini..." Keluh Naruto.
"Sama dunks!" Ujarku dengan senyum bego.
"Ngapain lo ke sini! Pergi sana!" Sasuke mengusirku.
"Hiks... Ya udah..." Aku pergi dari sana.
"Hana-sama, perjalanan kita ke sana akan makan waktu berapa lama?" Neji menghampiri Hana.
"Gak lama-lama amat, 2 jam juga nyampe."
"Hah?"
"Pake helikopter bego, hari gini gak pake teknologi? Lu kira ini zaman apaan sih?" Kata Hana dengan ketus, "Udah tungguin aja, ntar juga dijemput."
"Oi! Gue gak pernah liat ada helikopter!" Protesku.
"Author diem aja!" Bentak Hana, dia ngancem pake kunai.
"Aih..." Kabur.
"Sampai jumpa di part 2!!!"
"Udah dibilang! Cepetan pergi! Dasar Author gak tau malu!!"
"Galak amat sih lo Sasuke! Jangan kayak Hana deh!" Secepat mungkin aku langsung kabur. Sasuke udah pake sharingan masalahnya.
