We Needs A (New) Mom

CAST :

Cho Kyuhyun as Single Father

Oh Sehun as Cho Sehun

Lee Sungmin as a Beautiful Memories (Y)

Seo Joohyun as a Perfect Wife

Kim Heechul as The Queen of Cho

Tan Hanggeng as The Wise Dad

Park Jungsoo as The Angel of Lee

Kim Youngwoon as The Lee's Leader

Lee Hyukjae as A Good Friend

And Many More

Summary :

" Dibalik pria sukses, dibelakangnya pasti ada wanita hebat yang selalu mendukung", kutipan ini juga (mungkin) berlaku bagi Jaksa Agung Cho Kyuhyun. Duda mapan super sexy seantero Korea Selatan. Karir yang cemerlang, latar keluarga yang super, dan ayah dari remaja tampan berumur 18 tahun yang suka berbuat onar, 5 kali pindah sekolah dalam 6 bulan, tampan tapi brutal begitulah julukkannya. Jaksa Cho sampai bosan keluar masuk ruangan konseling dari setiap sekolah sang puter; Cho jr, Sehun. Sehun sangat dimanja oleh sang ratu keluarga Cho; halmoeni cantik yang mengurus Cho jr semenjak ditinggal wafat sang isteri; Cho Heechul.

CHAPTER ONE

" Namanya Cho Sehun. Ia pindahan dari Cina.. tapi, dia asli Korea," ujar seorang namja paruh baya menutup map kulit maroon berisikan data seorang murid baru dan menyodorkannya pada seorang guru yeoja muda bernama, Lee Hyukjae selaku guru sejarah dan geografi Korea dan wali kelas untuk si murid baru.

" Nde.. anak baru ini akan masuk ke kelasku?," ulangnya memastikan yang dijawab oleh anggukkan dari si atasannya, kepala sekolah Hwang sambil melepas kacamata plusnya yang tanpa frame.

" Ada satu hal yang harus kau ketahui. Lee Saenim," Lee saenim langsung memasang wajah antusias tapi lebih menjurus ke arah waspada.

" Kau.. ahlinya kan untuk mengatasi hal seperti ini?," tanya Kepala Sekolah Hwang menatap tenang Lee saenim.

" Dia. Murid yang CUKUP spesial. Tandanya.. dia butuh penanganan KHUSUS," sambungnya dengan memberi penekanan dan penegasan pada kata cukup dan khusus. Lee saenim bukan guru kemarin sore yang tidak tahu arti dan arah pembicaraan sang atasan. Ia berusaha mempertahankan ekspresi antusias dan tenangnya, walau dalam hati ia sedang menjerit penuh umpatan untuk sosok terbijak seantero sekolah SM Global High School. Dan walau sekarang beliau telah membuat keputusan yang paling tidak bijak saat ini, itu menurut suara hati Lee saenim.

" Dia putra tunggal dari Jaksa Agung Cho. Cho Kyuhyun," beber Kepala Hwang to the point. Dan membuat Lee saenim mengerjap untuk mencerna sebuah kalimat, lebih tepatnya sebuah nama dari masa lalu sang sahabat.

" Ch-cho.. K-kyu..Hy..un?," ulang Lee saenim sedikit tergagap untuk lebih memastikan bahwa telinganya masih berfungsi (sangat) terpandangnya Jaksa Agung itu yang akan menyekolahkan anak satu-satunya disekolah mereka yang merupakan sekolah terbaik, terbonafit, dan terfavorit kedua seKorea Selatan ini.

Lee saenim menelan ludahnya gugup dan mengalah dengan mengangguk mengerti. " Nde. Jaksa.. Agung Cho".

" Aku percayakan dia dibawah kelasmu. Besok hari pertamanya.. dan kalau kita beruntung, Tuan Cho akan mengantar anaknya dihari pertama," Kepala Hwang berdiri dari duduknya sambil masih menatap tenang Lee saenim yang sibuk bergelut dengan pemikirannya sendiri.

" Data lebih jelasnya. Semua ada dimap itu dan flashdisc data siswa," Kepala Hwang menunjuk map tersebut yang berada dimeja kerja Lee saenim.

" Flashdisc?," beo penuh kebingungan.

" Dikirim dari sekolah anak itu sebelumnya bersama surat kepindahan. Kau akan tahu maksudku disana Lee saenim," Kepala Hwang melangkah menjauh dari meja kerja staf gurunya menuju pintu keluar ruang guru yang tampak sepi, karena ini masih terlalu pagi untuk mengajar. Ia sengaja meminta bertemu Lee saenim 1 jam lebih cepat dari jam belajar mengajar. Karena murid pindahan yang satu ini benar-benar bukan sembarangan -tentu selain background keluarganya- tapi tingkah lakunya di sekolahnya yang dulu. Anak seperti apa yang bisa 4-5 kali pindah sekolah dalam kurun waktu 1 tahun setengah. Saaat Kepala Sekolah Hwang membaca surat pindahan dan flashdisc dari sekolah terakhir, beliau hanya bisa menghela nafas pasrah sambil mengurut pangkal hidungnya sambil bergumam " Akan bertambah lagi satu begundal kecil" seperti itulah batin namja berusia 60an, cukup mampu membayangkan apa yang akan terjadi bila anak Jaksa Agung itu bertemu dengan si anak CEO pewaris perusahaan dibidang retail, terbesar di Korea dan Asia. Yang tak kalah jago membuat para penghuni sekolah kebakaran jenggot dengan ulahnya yang liar dan rebel. Dan anehnya namja itu memiliki banyak fan siswi. Ck! Anak zaman sekarang. Pasti akan seperti melihat persaingan sengit antara Hanamichi Sakuragi vs Rukawa dalam manga Slam Dunk atau menjadi partner in crime seperti Sponge Bob dan Patrick. Entahlah.

" Tahun ini sepertinya kau akan sangat bekerja keras bersama kelas F, Lee saenim. 2 bulan lagi ada ujiaan semester.. terutama.. Kim Jongin. Aku sudah mendapat laporan transkip nilai-nilai ulaangan harian dan perkembangan belajarnya dari beberapa guru. Saranku.. beritahukan orang tuanya dan beri anak itu teman untuk mengajarinya. Sepertinya bila kita (guru) saja tidak cukup untuk memotivasi anak itu. Aku ingin melihat Kim Jongin lulus bersama-sama teman yang lain, dia memiliki kesempatan yang sama," Kepala Sekolah Hwang menghentikan langkahnya sesaat menggeser pintu ruangan, lalu menoleh pada Lee saenim dan melempar senyum ramah yang menyenangkan.

Dibalas dengan senyuman kaku dari Lee Saenim, " Semoga hari Anda menyenangkan, Lee saenim!," seru Kepala Sekolah Hwang saat baru 3 langkah menjauh keluar.

Lee saenim berdiam berdiri diposisinya, ia menatap memelas pada map maroon tak berdosa itu. Lebih tepatnya pada isinya. Ia segera duduk dikurinya yang tadi sempat diduduki Kepala Sekolah Hwang. " Haah~~~," desahnya lelah sambil menyandarkan punggungnya.

" Cobaan apalagi ini…? Apa yang akan terjadi pada Sungmin bila tahu darah daging si Bastard Cho akan bersekolah disini…. Aigo.. aigooo~~," gumamnya bingung dan membanting kesal map tersebut ke sisi lain meja kerjanya itu.

" Sialnya lagi.. akan ada dua Jongin disekolah ini dan.. itu.. berada dalam kelasku! Haaah…," desahnya sebal tak habis pikir.

" Perasaanku tidak enak," ujarnya was-was pada dirinya sendiri. Dengan rasa setengah ingin tahu, ia membuka map maroon dan menimang-nimang flashdisc hitam berlogo emas -lambang sekolah Sehun sebelumnya di Cina- dapat dipastikan anak itu disekolahkan disekolah elit dengan kualitas terbaik bahkan sangat baik di Cina. Itu yang ada diotak Lee saenim. Segera ia menyalakan laptop kerjanya, menancapkan benda tersebut dan mulai larut dengan segala keingintahuannya.

" Mari kita lihat sehebat apa anak itu sehingga Si Bastard Cho sampai 5 kali memindahkannya? Hingga akhirnya membawa pulang anaknya untuk kembali ke Korea?," gumam Lee Hyukjae entah pada siapa? Ruang guru masih lengang, sepi. Telunjuk kurusnya mulai lihai menggunakan mouse. Ia tersenyum kecil saat membaca salah satu folder -dari 5 folder - bertuliskan; Transkip Nilai ( Score ).

Tiba-tiba sebuah senyum remeh terlukis diwajahnya, " Ternyata.. tak sejenius Ayahnya. Menelusuri daftar nilai tersebut, tak lama ekspresi remehnya itu berubah sedikit terkejut. " Mmhh.. nilai seninya.. boleh juga. Lukis.. Musikalitas.. dan.. Dance.. Not bad!," ada nada pujian diakhir ucapannya.

" Benar-benar akan ada dua Jongin, ck!". Mengalihkan fokusnya untuk melihat biodata anak itu dimap. Matanya menjelajahi setiap data pribadi calon murid barunya itu. Dari nama hingga riwayat kesehatan.

" Bocah ini benar- benar anak si Bastard Cho dan si Bitchy Nerd itu! Aaargghh.. membuatku mual, bila mengingat dua makhluk tidak tahu diri itu, ck!," makinya kasar sambil menatap sengit foto diri namja muda itu.

" Ya.. walau harusku akui. Anak ini tampan juga, dia mewarisi kulit pucat si bastard dan mata bibir itu.. pasti warisan si bitchy tak tahu terima kasih itu," sungutnya semakin jadi ditengah ia memuji rupa anak si Jaksa.

Guru muda tersebut kembali menatap layar laptopnya dan kembali menelusuri isi flashdisc tersebut. Menemukan folder bertuliskan; The Trasspast. Dengan sedikit bingung Lee saenim mengkliknya, dan.. Voilaaa! Pupil matanya langsung mengecil, langsung tersajikan dengan judul " List of Punishments ". Mulutnya sedikit terbuka, jujur ia terkejut. Ia membaca satu per satu tulisan dan kalimat di folder tersebut, sesekali menelan ludahnya kasar. Sambil membayangkan setiap perihal yang tertulis dalam daftar tersebut.

" Co-cobaan apa ini," lirihnya pelan.

" Ternyata ada yang lebih gila dari si Kim. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.. dan aku akan semakin percaya bahwa bocah ini memang anaknya," ujarnya entah pada siapa sambil terus menelusuri daftar tersebut dan mengulangnya.

Flashback

" Sunbaenim!," sapa seorang namja yang masih mengenakan pakaian seragamnya lengkap sambil menatap datar tanpa minat pada seorang yeoja yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya. Yeoja manis itu meremas rok seragamnya cemas, tapi tak ia gambarkan dalam wajahnya. Bibir M shape-nya terus tersenyum kecil. Tuhan tahu betapa ia jatuh cinta dengan namja jangkung berkulit pucat dihadapannya, walau ia sangat tahu namja itu tak pernah dan mungkin tak akan pernah tertarik untuk membalas hatinya. Dan walau pun keduanya sudah dipersatukan dalam sebuah pertalian pertunangan melalui perjodohan bisnis. Tetap saja namja itu akan terus menggores hatinya dengan sifat dan sikapnya.

" Aku ingin mengakhiri semuanya. Persetan dengan pertunangan ini, Aku mempunyai yeojaku sendiri. Mari bekerjasama membatalkan hal konyol ini!," ujarnya tenang dan santai.

Si yeoja masih diam diposisinya dan masih mempertahankan ekspresi bersahabatnya, " Berhenti berpura-pura seakan kau baik-baik saja. Aku tahu apa yang kau rasakan, sudah kuingatkan berkali-kali. Aku.. tidak bisa membalas perasaanmu itu, Lee Sunbaenim! Akan sia-sia," ucapnya tegas dengan nada dingin.

Yeoja manis itu seolah mati rasa atas perlakuan namja yang notabennya adik kelas sekaligus tunangannya, ia tetap mengulas senyum manis khasnya. " Aku tahu itu Kyuhyun-ssi. Sampai kapan pun.. perasaan ini akan bertepuk sebelah tangan. Aku sadar itu," kata yang akhirnya terucap dari yeoja itu. Berusaha mengatur nadanya agar tak bergetar menahan tangis yang entah sudah tak terhitung keluar untuk namja tak peka dan tak berperasaan itu.

" Batalkan! Secepatnya!," respon namja itu penuh ketegasaan dapat yeoja itu rasakan ada kemarahan didalamnya.

" Aku.. tidak bisa.. berjanji, itu akan mempermalukan kedua orang tua," jawab yeoja tersebut tenang dan mulai berani membalas tatapan tajam si namja yang menohok ulu hatinya.

" Sebegitu bencinyakah dirimu Kyu akan diriku dan perjodohan ini?," si yeoja itu membatin.

" Bukan urusanku.. kau cukup urusi kedua orang tuamu. Aku ingin memilih masa depanku sendiri, seperti apa, dan termasuk yeoja seperti apa yang layak untuk mendampingiku," sinis, arogant, dan kejam, mata tajamnya memberikan tatapan mencemooh kepada yeoja manis itu dari atas hingga bawah.

Tatapan merendahkan itu sudah sering yeoja itu terima, dan hanya bisa menanggapinya dengan senyum sendu penuh kemirisan.

" Pikirkan perusahaan Abojimu Kyuhyun-ssi," egois, yeoja itu mencoba untuk egois untuk mempertahankan miliknya yang buram.

Kyuhyun, namja itu mendecih dan melepas kontak mata dari mata rubah sang yeoja. " Kau mulai mengancamku? Lee Sungmin Aggasshi?".

" Kau hanya anak kucing yang masih bermanjakan kekuasaan orang tuamu, ck! Menyedihkan sekali dirimu," ujarnya semakin sarkastik dan kejam. Membuat yeoja itu semakin meremas rok sekolahnya untuk menekan perasaannya. Dia tidak peduli, jika Kyuhyun memandangnya seperti yeoja-yeoja kaya yang sok berkuasa karena kekayaan orang tua mereka. Imej yeoja tersebut nyatanya 180 derajat berbanding terbalik dengan harta 7 turunan yang dimiliki orang tuanya yang kelak akan diwarisinya. Tapi, hal itu langsung luntur dihadapan Kyuhyun, namja yang ia cintai.

" Lebih baik kau menyerah, Kyuhyun-ssi. Kau juga tak akan bisa hidup dengan uang Cho Ahjusshi, kan?," yeoja itu mencoba membalas sindiran namja tampan dihadapannya ini.

Namja itu hanya diam menatap yeoja itu dengan mata berkilat penuh kebencian dan kemarahan. " Jangan banyak bicara Lee Sungmin Aggasshi! Lebih baik kau ikut menghentikan perjodohan ini, jika kau ingin bahagia! Karena.. aku tidak akan pernah memberikan kebahagiaan untukmu kelak. Atau.. ," Kyuhyun maju selangkah mendekati Sungmin dan terlihat semakin kontras tinggi badan keduanya, Sungmin tetap berdiri ditempatnya tak gentar.

Raut wajah Kyuhyun berubah, mata tajam menelusuri wajah cantik Sungmin yang tanpa cacat. Mata Sungmin sendiri dengan beraninya membalas menatap mata Kyuhyun. Dan semakin terperosoknya dalam jatuh cinta pada namja itu.

Dengan lancang Kyuhyun menarik lepas ikatan rambut Sungmin dengan mudah, dan tergerai dengan indahnya rambut panjang berwarna caramel itu. Sungmin langsung memejamkan matanya dalam beberapa detik.

Kyuhyun menatap tanpa ekspresi Sungmin, jujur yeoja dihadapannya ini cantik bahkan sangat cantik, dia cukup populer disekolah. Banyak namja disekolah mereka yang jatuh cinta dan nga-fans dengan yeoja pendek tersebut. Ia memiliki pesona seorang princess dalam cerita Disney. Kecantikan; Snow White, Ketulusan; Belle, Kebaikkan; Cinderella, Kepolosan; Ariel, Pesona; Aurora, dan Kekayaan; Jasmine si puteri Sultan.

Tapi, pesona itu tak berdampak bagi Kyuhyun. Namja itu sudah lebih dulu terpesona jatuh cinta pada juniornya yang masih duduk dibangku kelas satu, yang tidak lain; Seo Joohyun. Si gadis pintar seantero angkatannya yang hanya tinggal berdua dengan eomma seorang florist disebuah ruko sederhana yang merangkap sebagai toko bunga mereka. Dan yang paling mirisnya adalah junior Sungmin diclub ekstrakulikuler ballet.

" ..jika tidak. Akan aku gunakan caraku sendiri untuk menggagalkan semua rencana kekanakkan ini," bisik Kyuhyun tepat ditelinga Sungmin.

Kyuhyun menegapkan tubuhnya, tangannya dengan tanpa permisi menyelipkan rambut (anak rambut) kebelakang telinga yeoja itu. Sungmin? Dia menikmatinya, setiap sentuhan-sentuhan kecil Kyuhyun padanya walau sebenarnya tak terlalu berarti bagi pelakunya.

" Aku suka bau sampomu, kau pintar memilih yang cocok untuk dirimu. Kendeu.. kali ini.. kau jatuh cinta pada namja yang salah," Kyuhyun menjauhkan jari-jari panjang kurusnya dari sisi kepala Sungmin dan kembali menjauhkan tubuhnya mundur keposisi awalnya.

" Waktumu seminggu," ucapnya final. Kyuhyun melenggang dengan santai tanpa beban meninggalkan Sungmin diatap sekolah bersama matahari sore yang berwarna jingga, cantik dan indah saat menerpa wajah Sungmin yang sendu, angin sore tak ingin ketinggalan, berhembus pelan menggoda mulai membawa hawa dingin malam, menggerakkan bahkan sedikit menerbangkan rambut panjang berwarna karamel itu dengan indah.

" Apa.. kau tak akan pernahku gapai selamanya, Kyu?..," lirihnya pelan dan terdengar putus asa. Setitik air mata mengalir disudut kanan matanya. Senja sorelah yang menkadi saksi betapa menyedihkannya seorang Lee Sungmin mengharapkan cintanya yang dengan terang-terangan menolaknya yang baik dan sempurna.

Disisi lain Seoul, seorang namja berwibawa tengah menerima sambungan telepon dari seseorang yang sangat ia sayangi, kacamata minus berframe cokelat bertengger pas diwajah dewasanya yang masih terlihat tampan. Dengan wajahnya yang terlihat cerdas berpendiidikan dan juga tampan, masih sangat layak untuknya menjalin hubungan dengan lawan jenisnya.

" Eomma.. bagaimana?," tanyanya.

" Kau tenang saja, mulai besok uri Sehunnie sudah bisa masuk ke sekolahnya yang baru..," jawab seorang yeoja setengah abad disambungan lain. Yang membuat si namja itu senyum lega.

" Gomawo, Eomma," responnya.

" Eey.. akhirnya~~ aku lupa kapan terakhir kali kau mengucapkan terima kasih pada bumonimmu, terutama padaku?!," ada nada mengejek dalam ucapan yeoja itu dengan diakhiri kekehan renyah dari ibu dan anak itu.

" Sedang apa anak itu?," si anak mengalihkan percakapan.

" Anakmu tengah mengunci dirinya dikamar. Sepertinya ia marah karena kau suruh pulang ke Seoul tanpa dirimu, ia tengah mogok bicara.. dia tidak mau bicara denganmu!," ungkap sang eomma.

Namja itu mendesah pasrah, " Aku seperti memiliki anak yeoja saja.. dia seperti anak gadis," gumamnya sendiri tanpa dapat didengar sang eomma.

" Itu salahnya sendiri! Kenapa suka sekali membuat ulah? Membuatku sakit kepala dengan surat-surat panggilan kesekolah.. membuatku tak fokus bekerja jadinya!," keluh si namja.

" Makanya kau pulanglah! Besok hari pertama Sehunnie.. kau tak pernah melewatkannya, kan dari awal ia preschool.. Dia menunggumu, Kyu!," ujar sang eomma terdengar bijak -tidak seperti biasanya-.

" Dia sudah senior high school.. dia bukan anak-anak lagi, eomma saja selalu memanjakannya.. dia jadi seperti itu," tegur Kyuhyun sambil melepas kacamata minusnya.

" Wajar! Seorang Halmeoni sepertiku memanjakan cucunya.. apalagi Sehunnie cucu namjaku satu-satunya. Anggap saja dia penggantimu dirumah!," sungut sang eomma.

Ada jeda sejenak diantara kedua orang dewasa itu, beberapa detik.

" Eomma.. Aboji eodiga?," Kyuhyun menanyakan sang ayah.

" Tuan Besar Cho sedang melakukan perjalanan reuni SMAnya ke Macau selama 1 minggu," balas eomma malas, tapi dapat Kyuhyun tangkap ada nada sinis dan kesal didalamnya membuatnya terkikik membayangkan wajah merajuk sang eomma.

" Kenapa Eomma tidak ikut pergi? Siapa tahu.. Aboji bertemu dengan mantan kekasihnya," goda Kyuhyun jahil.

" Yaaak! Jangan membuatku semakin kesal dan.. curiga Tuan Jaksa Agung Cho! Aigoooo… aku sudah mencoba berfikiran positif selama seharian ini.. tapi, ada saja yang memancingku. Tidak kau! Tidak Sehunnie.. kalian Appa dan Aegi sama saja! Ditambah si Tua itu tidak membalas dan mengangkat teleponku! Aisshhh…," dumal eomma membuat Kyuhyun tertawa tanpa suara disebrang sana.

" Mmh.. Eomma.. apa kalian sudah makan?," Kyuhyun cukup menyesal juga menggoda sang eomma yang masih saja melempar umpatan kesal pada orang yang sedang melakukan reuni -Cho Aboji- dia buru-buru mengganti lagi topik.

" Belum. Kepala pelayan Han masih memasak makan malam," jawab Eomma yang sepertinya mulai mengontrol mulutnya.

" Pastikan anak itu makan dengan baik selama aku tidak ada dirumah! Dia agak sulit dan pemilih," dengan nada khawatir dalam ucapan Kyuhyun untuk anak remajanya itu.

" Jangan khawatir! Aku ini halmeoninya.. jangan samakan saat dia di Cina. Ini Seoul, tempat asal kedua orang tuanya dan keluarganya. Banyak orang yang akan menjaga dan memperhatikannya!," respon Eomma tenang.

" Kasus yang aku hadapi kali ini cukup menyita waktuku banyak.. hari ini saja belum selesai, aku akan pulang secepatnya. Bila selesai.. aku akan langsung mengambil penerbangan pertama dari Busan ke Incheon," jelas Kyuhyun.

" Apa kau mau dijemput saja memakai pesawat perusahaan, Kyu.. Si Tua itu pasti mengizinkan," tawar sang eomma.

Kyuhyun meenggeleng pelan tanpa bisa dilihat lawan bicaranya, " Tidak perlu. Aku ini pegawai negeri, Eomma.. kami dilarang memakai fasilitas mewah, apalagi dari warga sipil.. walau itu Abojiku sendiri. Bisa rusak reputasiku," tolaknya jujur.

" Hei.. bukankah reputasimu sudah rusak oleh kelakuan Sehunnie?," sindir Eomma jahil.

" Cucu tampanku itu sering cerita, jika kau memarahinya soal surat panggilan itu, kau selalu berbicara " Kau sukses merusak reputasi Appamu sebagai Jaksa", " Berhentilah bersikap tak tahu aturan seperti ini! Kau itu anak Jaksa, kau bisa merusak imejku!", atau " Cho Sehun! Kau itu putera dari Jaksa Sgung Cho Kyuhyun! Berhentilah berulah, bersikap seenaknya. Kau merusak citraku sebagai Jaksa!" Bukan begitu Jaksa Cho!?.. mmmhhh," olok sang eomma mencoba menirukan dirinya saat berkoar memarahi sang anak.

" Aisssh.. anak itu.. pengadu..," rutuknya sebal.

" Hahahaha.. sudahlah, Kyu! Seperti dulu kau tidak seperti itu saja saat masa sekolah.. kau dan Sehunnie sama saja!," eomm mencoba mengingatkan.

Kyuhyun tersenyum lebar sendiri membayangkan masa sekolahnya yang juga tak jauh berbeda dari sang anak, dia dan geng "Kyu Line"nya sering menjahili guru dan murid-murid yang lain, bedanya Kyuhyun salah satu murid terpintar dan berprestasi. Tidak seperti Sehun yang sering mengalami penurunan prestasi belajar.

" Eomma.. besok anak itu akan sekolah dimana? Apa nama sekolahnya yang sekarang?," tanya Kyuhyun agak terlambat.

" Aah.. uri Sehunniee akan bersekolah di SM Global High School!".

" Kenapa tidak di Kyunghee Senior High School?," Kyuhyun balik bertanya.

" Sekolahmu dan Seohyun yang dulu? Terlalu beresiko.. mengingat catatan hitam yang dimiliki Sehunnie. Kau tahukan seperti apa sekolahmu itu? Sangat ketat, disiplin, dan.. hanya yang secerdas peraih nobel yang bisa tembus! Sekolah itu masih jadi unggulan nomor satu di Seoul," jelas sang eomma.

" Yaaah.. kau benar Eomma.. kekonyolan Sehun membuat kita jadi kena imbasnya," gumamnya yang dapat didengar sang eomma. Eomma hanya tersenyum kecil mendengar keluhan sang anak, tidak ada yang mengetahui dalam. Betapa bangganya Nyonya Besar Cho pada sang putra, bukan karena ia seorang Jaksa Agung yang sangat disegani. Tapi, karena statusnya sebagai seorang ayah. Kyuhyun tidaak seperti ayah lain atau ayah tunggal lainnya bahkan tidak seperti suaminya, sesibuk apapun Kyuhyun karena kasus-kasus hukum kliennya, ia selalu mengontrol anaknya, menjaga komunikasi, dan berusaha selalu ada untuk anak itu. Apalagi semenjak ibu sang anak pergi meninggalkan dunia dan dirinya terlebih dulu karena sakit – Saat Sehun baru berumur 5 tahun-, Kyuhyun sempat mengalami depresi dan mengalami kejatuhan sangat. Suami mana yang tak tersiksa dan stress ditinggal wafat yeoja yang sangat ia cintai, apalagi mengingat perjuangan keduanya untuk bersatu. Kyuhyun bangkit menjadi seorang gentleman saat ia melihat Sehun sedang mulai belajar untuk mandi sendiri didalam bathub dibantu sang halmeoni menanyakan sang eomma dengan suara khas anak kecilnya yang baru bisa lancar bicara. Membuatnya tak berkutik, tak mampu menjelaskan apa tentang apa itu meninggal? Apa itu maut? Apa itu kesedihan? Dan apa itu kehilangan? Yang menjelaskan adalah Abojinya -sang haraboji- dalam bahasa yang dimengerti khas anak-anak dengan sabar Tuan Cho-lah yang menjawab pertanyaan si kecil Sehun. Dan membuat bibir kecilnya membulat mengerti dan matanya berbinar karena sudaha mendapatkan jawaban. Lambat laun waktulah yang menjelaskan secara jelas apa arti hal-hal tersebut pada Sehun yang mulai berkembang pola pikirnya.

" Tenang saja, Kyu.. sekolah itu juga salah satu sekolah unggulan di Seoul. Ya.. walau berada diposisi dua. Tapi, aku bersyukur sekolah itu mau menerima Uri Sehunnie. Sayangnya anak itu tidak ikut kesekolah barunya.. gedungnya besar, fasilitasnya baik dan memadai, guru-gurunya profesional dan lulusan terbaik dari beberapa kampus ternama di Seoul dan luar negeri.. dan asal kau tahu, uri Sehunnie akan lebih leluasa untuk mengasah bakat seninya. Mereka memiliki banyak klub ekstrakulikuler yang berhubungan dengan seni.. makanya kalau bisa kau pulang malam ini, dan antar anakmu dihari pertama".

" Apa.. sekolah itu bisa menjamin untuk tidak mengirimi kita terutama diriku dengan surat panggilan atau peringatan?," tanya Kyuhyun sedikit tak nyambung.

Eomma menghela nafas, " Untuk itu. Eomma juga tidak bisa menjamin. Tapi, sekali lagi Eomma ingatkan padamu! Kau tidak sendirian dalam merawat, mendidik, dan menjaga Sehun. Sekarang uri Sehunnie aman.. ini Seoul. Bukan Cina. Jadi, jangan pernah berfikir lagi untuk menghukum atau menjauhkannya dari rumah! Terutama dariku. Halmeoninya!," ancam Eomma final.

Giliran Kyuhun yang menghela nafas, " Aku ingatkan.. jangan mengatakan hal itu didepannya, itu akan membuatnya besar kepala dan menentangku!".

" Kau seperti tidak pernah menentang Abojimu saja. Aku harap kau tidak lupa anak muda!?," eomma mengingatkan.

Kembali ada jeda diantara keduanya, sekarang giliran Eomma yang membuka topik. " Kyu..!," sapa sang eomma dengan nada pelan penuh ketenangan dan sedikit hati-hati.

" Ne," respon Kyuhyun singkat.

" Kau masih disana?".

" Ne.. waeyo?," tanya Kyuhyun santai.

" Baguslah. Eomma masih ingin sedikit berbincang denganmu, sudah terlalu lama kita tidak berbicara soal pribadi. Selalu saja membahas soal Uri Sehunnie.. atau Abojimu," Eomma mengakhirinya dengan kekehan kecil membuat Kyuhyun tersenyum simplu mengerti.

Kalau nada suara Eomma seperti ini, Kyuhyun sudah tahu akan seperti apa alurnya dan itu cukup membuatnya bosan.

" Katakan apa yang ingin Eomma obrolkan.. aku punya waktu 1 jam sebelum meringkuk ditempat tidurku," Kyuhyun menegakkan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya.

" Kyu.. apa kau.. merasa bahagia?," tanya sang eomma hati-hati. Kenapa menjadi melow drama seperti ini, batin Kyuhyun. Ia berkerut bingung.

" Maksud Eomma? Tentu saja.. aku.. aku.. bahagia..," jawab Kyuhyun sedikit meragu.

" Kau yakin? Aku menangkap keraguan dari jawabanmu," skakmat ucapan eomma tepat sasaran. Kyuhyun menelan ludahnya berat sekali.

" Apa yang kau bicarakan Nyonya Cho?! Tentu saja.. aku bahagia. Karena kalian.. Sehun si pembuat onar, Nyonya Cho yang diktaktor tapi senang memanjakan cucunya yang sialnya adalah ibuku.. wanita paling berharga untukku.. dan si tua Tuan Cho yang super bijak, saking bijaknya ia ingin menjadikan anakku sebagai pewaris tahtanya. Apalagi? Dan ketiga orang ini.. semuanya. Sehat dan bahagia.. kalian kebahagianku!," jelas Kyuhyun jujur, yakin, dan apa adanya.

" Aku dan si tua Cho sudah tak muda lagi, Kyu! Tangan tua ini tak selamanya akan terus memanjakan Uri Sehunnie.. memukul kepala batumu, mencubit perut buncitmu, dan memelukmu dan Sehunnie. Jangan terus bersikap sebagai pahlawan dalam pekerjaan muliamu itu, carilah seseorang untuk melindungimu juga.. orang yang akan menyambutmu dirumah saat kau lelah melindungi dunia. Pikirkan Sehunnie.. sudah 17 tahun dia tidak pernah merasakan kasih sayang dan cinta berlimpah dari sosok yeoja dewasa melalui masakan seorang ibu.. masakan pelayan lagi, pesan antar, restoran, dan masakan instan.. seharusnya anak seumur dia, sedang merengek pada ibunya untuk berhenti membawakan bekal. Tapi, apa?! Satu kotak bekal pun tak pernah ia dapatkan, yang ada bento buatan Kepala Pelayan Han lagi. Kalian harus lebih sering intens lagi berbicara! Kau dan Sehunnie.. dari hati ke hati, tekan ego dan emosi kalian. Terutama kau! Apa yang diinginkannya? Tidak rindukkah dia pada sosok eomma? Pelan-pelan saja Kyu..," terdengar nada memohon dalam ucapan eomma, yang sialnya Kyuhyun tidak dapat menyangkal.

" Coba kau tanyakan lagi pada hatimu yang terdalam.. tidakkah kau merasa kosong? Hampa? Sepi? Dan dingin? Tidakkah kau merindukan pagi hari saat kau membuka mata ada seseorang yang masih bergelung nyaman denganmu dalam selimut yang sama? Membangunkan dan mengingatkanmu untuk segera bangun dan jangan terlambat bekerja? Menyiapkan sarapan yang berbeda setiap pagi? Menyiapkan bekal atau bahkan mengejutkanmu dikantor hanya sekedar mengingatkan makan siang dan membawa bekal? Lalu memasak makanan favoritmu dan Sehunnie untuk makan malam, menungguimu pulang jika kau pulang larut ? Dan hal-hal rumah tangga lainnya yang dulu kau dapat dari Seohyun," sambung eomma yang semakin menohoknya karena benar adanya. Benar ia merasa kosong. Kyuhyun dengan sadar meraba dada kirinya, tetap rasa kosong itu bersarang bersama detak jantungnya yang berdegup kencang bila melihat rekan kerjanya yang sudah menikah mendapat perhatian dari pasangannya.

" Aku.. masih.. mencintai Seohyun. Dia.. tak bisa terganti. Dan tak akan tergantikan Eomma.. dia tetap akan menjadi eomma kandung dari Sehun. Cho Sehun," tegasnya sambil memejamkan matanya untuk menekan rasa yang bertentangan dihatinya.

" Aigooo.. semua orang juga tahu, Kyu! Seohyun.. menantu baikku.. menantu pintarku.. menantu cantikku itu adalah eomma dari uri Sehunnie! Aku dan Abojimu merindukan senyumnya.. merindukkannya sangat! Tapi, apa? Dia tidak akan pernah kembali ketengah kita.. kita hanya dapat mengenang dan mendoakannya. Kau masih boleh menyayanginya.. mengenangnya.. tapi, jangan mencintainya terlalu. Hal itulah yang membuatmu seperti sekarang.. membuat Sehunnie kesepian tak ada panutan. Pikirkan Sehunnie juga!".

" Coba kau renungkan!," tegas eomma memaksa.

"Eomma. Jika posisiku ada pada Aboji.. apakah dilangit sana Eomma merestui Aboji untuk menikah? Dan membuatku memanggil wanita lain dengan sebutan Eomma?," Kyuhyun balik melempar pertanyaan itu pada san eomma.

Nyonya Cho tak terkejut atau terganggu dengan pertanyaan itu, dia sudah menebak jika puteranya itu akan menantangnya membalik keadaan.

" Aku hanya manusia. Ragaku memang mati.. tapi jiwaku tetap ada. Aku akan selalu dihati kalian, aku akan selalu dikenang. Aku sangat mencintai Abojimu dan kau.. kau pernah dengar? Cinta tak harus memiliki? Dan kematianlah yang membuat aku tak bisa memiliki Abojimu selamanya, Tuhan punya cerita untuk UmatNya. Dan merelakan cintamu bahagia dengan orang lain mungkin adalah bagian dari cerita Tuhan dalam hidup kita.. jodoh, maut.. kita tak pernah tau, Kyu! Jatuh cinta adalah misteri dan itu hak Tuhan yang mengaturnya. Menumbuhkan cinta, menghilangkan cinta, dan bahkan mematikan rasa kita tentang cinta. Aku akan mengizinkan Abojimu menikah lagi, aku tak akan membuatmu dilingkupi rasa iri karena tak punya ibu, harus ada yang memelukmu saat kau perlu dukungan, menghapus air matamu jika kau menangis, memberimu sesuatu yang hangat jika kau merasa dingin, merawatmu jika sakit saat Aboji tak ada, menyeleksi yeoja yang akan jadi pacarmu, mengetahui segalanya tentangmu, memasak untukmu dan Aboji.

" Mengajarimu tentang hidup, memberi kalian semangat saat kalian merasa tak yakin dengan dunia, menjadi pendengar terbaik, pemberi solusi, menjadi orang yang paling dipercaya, dan.. menggantikanku melakukan segala hal yang seharusnya seorang isteri dan ibu berikan pada keluarga yang tak sempat aku berikan pada kalian. Abojimu adalah namja normal yang tak hanya makan cinta, kesetiaan, dan perasaan.. dia juga butuh kehangatan diatas tempat tidur. Itu jawabanku. Semoga kau puas, Kyu," tutup eomma. Kyuhyun, ia masih diam tak berkomentar atau berusaha mencela sang eomma. Karena semua jawabannya logis, tapi ia mencoba melawan arus.

" Ah.. Kepala Pelayan Han sudah memanggilku untuk makan malam. Eomma dan Sehunnie makan malam dulu, nde…!? Senang mengobrol denganmu Kyu.. kau juga jangan lupa makan, jaga kesehatan, jangan terlalu keras bekerja yang kau dapat sekarang sudahlah cukup.. dan jangan main game hingga subuh, cepatlah pulang! Pai.. pai..".

" Semoga kali ini ucapanku tak masuk telinga kanan lalu telinga kiri," ucapan terakhir eomma sebelum menutup sambungan teleponnya dan tak memberi kesempatan Kyuhyun bicara untuk merespon.

Kyuhyun menerawangkan pikirannya entah kemana, menatap langit-langit kamar -flat sewaannya bersama beberapa timnya untuk digunakan sebagai markas selama 2 minggu, untuk tugas penyelidikan- ucapan sang eomma dan bayangan wajah Seohyun yang tersenyum dan tertawa berbaur memenuhi ingatannya dimasa indah lalu.

" Apa kau juga setuju jika aku menikah lagi.. mmh? Memberi eomma baru pada Sehun kita, tanpa melupakan dirimu?.. sepi. Itu yang sebenarnya aku tutupi semenjak kau pergi, hal yang aku rasakan hingga sekarang. Sepi.. hampa.. dan kosong.. ucapan Eomma benar," bisiknya pada udara malam yang melingkupinya sendirian didalam kamarnya yang temaram.

Dibelahan lain Seoul.

" Yaaak! Appaaa.. Eommaaa… kapan kalian pulang,haah?," sungut seorang yeoja dengan ekspresi gemasnya yang menyenangkan untuk ditatap lama-lama. Ia tampak sibuk dengan beberapa kertas sketsa design diatas meja makan marmer hitam disebuah dapur besar disebuah rumah elit. Dihadapannya macbook silver menyala, tangan lainnya memegang pena dengan model lucu berwarna pink bertema kelinci. Tampak kekanakkan.

" 2 atau 3 hari lagi jika.. perdana menteri Jepang tak mengajak kami menginap dirumah musim panasnya," respon seorang yeoja dengan tenang menghadapi sang puteri.

" Mwoyaaa..? 2.. atau 3? Jangan terima!," titah si yeoja heboh. Meletakkan kasar pena lucu tak berdosanya itu keatas kerasnya meja marmer.

" Jinki akan murka, jika kalian pulang tak sesuai jadwal! Anak itu membuatku terjerumus memikirkan design kartu undangan mereka dan mencatat jumlah dan nama tamu undangan, yang jumlah bisa mendirikan 1 negara kecil," ujar yeoja itu sedikit hiperbola.

" Hahahaha.. Minnie chagi! Anggap saja kau sedang latihan sebelum pernikahanmu sendiri.. Kau tidak mengajar hari ini?".

" Ani.. aku izin satu hari. Ternyata sulit juga menentukan design kartu.. aisssh!," jawabnya diakhiri gerutuan.

" Memang.. pengantin wanita tidak membantumu?," tanya yeoja itu ingin tahu.

" Nope! Key menyerahkan padaku.. dia bilang, ia ingin ada sentuhan seleraku dalam pernikahannya.. ya, disinilah aku.. sendirian didapur dengan berlembar-lembar design kartu undangan pernikahan," balasnya enteng.

Tiba-tiba ada diam diantara ibu dan anak iti sejenak. " Mmh.. Apa kau sudah makan, Min?," tanya Eomma memecah keheningan. Sedangkan yeoja itu tengah sibuk mengirim email kepada para tamu undangan yang datang dari luar Korea.

" Mmh.. sudah," balasnya singkat.

" Pesan antar lagi?," selidik sang eomma kurang suka.

" Mmmh.. mau bagaimana lagi? Aku sedang malas memasak.. ditambah tugas yang diberikan si Dubu itu harus selesai malam ini juga dan kirimkan laporannya lewat e-mail! Aigoo.. kalau seperti ini aku jadi menyesal meminta hadiah karena telah melangkahiku.. huft~~," keluhnya dengan nada bercanda. Dapat yeoja tangkap dengar bahwa eomma tengah terkekeh membayangkan betapa susahnya Jinki mendapatkan lampu hijau dari sang noona untuk menikah mendahuluinya. Butuh waktu 2 bulan mendapatkan izin dari si anak sulung keluarga Lee.

" Akhirnya.. ada pernikahan juga dalam keluargaku!," celetuk eomma lega. Membuat si yeoja melengkungken senyuman miris merasa bersalah. Seharusnya dialah yang pertama menikah, menjadi seorang pengantin, dan bahkan kalau itu terjadi. Dialah yang memberikan cucu pertama bagi pasangan tua keluarga Lee.

" Aku mohon jangan memulai.. tolong hari ini jangan mencoba menyerangku dari sisi psikologi," timpal si yeoja cepat.

" Kau terlalu sensitif, Min!".

" Oh.. ya! Jinki memberitahuku.. jas Appa sudah bisa fitting terakhir dan Hanbook Eomma sudah selesai dan sudah bisa diambil," Yeoja itu mengingatkan pesan dari saengnya.

" Jinjja? Aku hampir lupa.. aku akan sampaikan pada si rakun tua itu," yeoja itu terkekeh mendengarnya, tanda jika sang eomma tengah kesal atau marah pada sang suami jika sudah memanggilnya dengan sebutan "Si Rakun Tua".

" Apa terjadi sesuatu disana Eomma?," selidiknya dengan nada menggoda.

" Si Rakun itu selalu saja membuatku naik darah.. Aigoo kepalaku~~~," adu sang eomma, membuat sang anak tersenyum lebar membayangkan pertengkaran konyol kedua bumonimnya.

" Memang apa yang diperbuat Appa?," si yeoja menghentikan perkerjaan sejenak dan berjalan menuju lemari es untuk mengambil sekaleng diet coke.

" Haaah.. dia melupakan tas make upku dan tas obat-obatannya dikamar hotel.. sebentar lagi memasuki jam minum obatnya," dapat eomma dengar suara sruputan sang anak yang tengah meminum cola -walau eomma tak tahu apa yang diminum-.

" Lalu.. solusinya?," tanya si anak setelah menelan sempurna diet colanya, menyandarkan pinggangnya dipinggiran washtafel.

" Aku meyuruh sekretaris Ko dan kepala Yoon untuk kembali ke hotel".

" Sekarang dimana Appa?," tanya sang anak.

" Mmh.. tengah sibuk bercengkrama dengan beberapa menteri dari negara lain," ujar eomma yang terdengar bosan.

" Eomma kau pasti bosan?," yeoja itu kembali meneguk minumannya.

" Tak perlu kau tanyakan lagi.. aku bosan setengah mati," aku sang eomma.

" Memang tak ada yang bisa eomma ajak bicara disana? Mmh.. para isteri menteri.. atau para simpanannya? Hehehe," saran yeoja itu sedikit bercanda.

Terdengar helaan nafas dari lawan bicaranya, "Ada.. tapi kau tau sendiri. Kemampuan bahasa inggris dan Jepang eomma tak terlalu bagus.. yang ada aku akan tampak bodoh saat berbincang dengan mereka," keluhnya. Membuat si anak tersenyum mengerti tanpa dapat terlihat sang eomma.

" Kenapa tak gunakan aplikasi penterjemah saja? Praktis.. mereka pasti mengerti-," belum selesai yeoja itu berbicara smartphonenya berbunyi, tanda sebuah pesan masuk. Ia mendekati meja langsung meraupnya.

" Sebentar.. Jinki mengirimiku pesan," Ia mengapit telepon wireless diantara telinga dan bahunya untuk membaca pesan tersebut.

From : Lee Jin"Dubu"Ki

" Noonaaa.. Bagaimana daftar tamu undangannya? Akan kukirimkan via e-mail beberapa nama tamu undangan lagi. Apa kau sudah menentukan designnya? Key sangat bersemangat ingin melihatnya ^^9 "

Sungmin, yeoja itu tersenyum kecil setelah menghela nafas sebelumnya mengenai tambahan daftar tamu. Ia tidak bisa marah pada namsaeng satu-satunya itu yang telah berkoban untukknya menjadi Presdir di perusahaan warisan Appa mereka. Ia segera membalas pesan tersebut.

To : Lee Jin"Dubu"Ki

" Arrata… kau itu mau menikah atau kampanye? Mengundang begitu banyak orang.. Ternyata tidak mudah menentukan design kartunya! ? ゚リᄃ? Banyak yang baguuus… aku jadi bingung, aku butuh seseorang untuk ditanyai pendapat.. "

" Apa terjadi sesuatu?," tanya sang eomma yang mendengar helaan nafas sang putri.

" Ani.. hanya saja, anak itu menambah daftar tamu," jawabnya sambil mengetik pesan kepada adiknya.

" Mwoyaaaa..!," pekik eomma terkejut. Siapa yang tidak akan terkejut? Ini keluar dari rencana awal dan prediksi. Pasalnya kedua keluarga -terutama keluarga yeoja- sepakat hanya mengundang sekitar 300-400 tamu. Tapi, sepertinya akan melebihi kuota.

Dapat Sungmin dengar gerutuan eomma disebrang sana. " Ini karena Jinki tak biarkanku campur tangan… Aiiish! Bocah itu…".

" Sudahlah eomma.. biar sang yeoja yang mengatur pernikahan impiannya. Mereka sudah dewasa, kita tahu sendiri berasal darimana calon besanmu itu?," Sungmin mengingatkan.

" Mereka ingin membuat puteraku bangkrut apa?!," celetuk eomma heboh. Sungmin dibuat menggeleng tak habis pikir.

" Kau berlebihan eomma.. aku yakin Jinki dan Key sudah mendiskusikannya berdua.. tak perlu perhitungan seperti itu! Seakan keluarga Kim tidak mengeluarkan sepeser pun uang mereka untuk puteri tunggal mereka. Key itu anak satu-satunya.. private second party wedding yang diadakan di Miami, disalah satu pulau pribadi keluarga Lee. Semua mereka yang menanggung. Menurutku itu sepadan," sanggah Sungmin membela si calon ipar.

Sebenarnya hubungan keluarga Lee dan Kim sangat harmonis, kedua belah pihak sangat menyukai dan menyayangi calon menantu masing-masing. Sejujurnya Nyonya Besar Lee belum siap kehilangan Jinki. Entah kenapa, Jinki masih tampak seperti seorang bayi kecil dimata sang Nyonya Besar. Jinki sangat dimanja oleh Eomma. Terkadang Tuan Besar Lee dan Sungmin tak habis pikir dengan sifat posesif dan protektifnya seorang Park Jungsoo a.k.a Lee Jungsoo terhadap Jinki.

" Aigoooo… nae Jinkiii~~," rintih eomma mendayu. Sungmin memutar matanya malas membayangkan ekspresi sang eomma. Tak lama Jinki kembali membalas pesan kembali ke Sungmin.

From : Lee Jin"Dubu"Ki

" Aku sudah mengirimnya. Silahkan periksa e-mailmu Noona.. ^^ satu lagi, jas untuk bestmen sudah siap fitting. Tolong ajak anak itu untuk fitting, kalau bisa bersama Appa?! Mereka akan pulang besok, kan? "

" Hei! Apa itu Jinki?," tanya eomma antusias terdengar dari nada suaranya.

" Nde," balas Sungmin singkat.

" Aku merindukan Uri Dubuuuu..?" Sungmin hanya mampu memasang wajah bosan yang tak dapat dilihat sang eomma sambil membalas pesan sang adik.

To : Lee Jin"Dubu"Ki

" Nde. Aku akan menyuruh anak itu.. Ya, sebentar aku akan membukanya. Untuk Appa dan Eomma, kau tanyakan saja langsung pada mereka "

" Eomma… Jinki menanyakan soal kepulangan kalian, dia berharap kalian pulang besok. Dan menyuruhku untuk fitting jas bestmen bersama Jonginie.. dan kalau bisa bersama App. Tapi, sepertinya masih tanda tanya," ceritanya pada eomma.

" Aaah… akan eomma usahakan pulang tepat waktu".

" Aku menyuruh Jinki untuk menghubungi kalian. Sudah, ya.. aku masih banyak pekerjaan. Ada e-mail masuk darinya… Saranghae! Aku merindukan kalian.. Pai Pai..!," dengan sepihak Sungmin memutus sambungan teleponnya tanpa memberikan kesempatan eomma membalasnya.

Ia kembali keposisinya, duduk didepan laptopnya. Dan langsung masuk ke akun e-mailnya.

From : JinkiLeeCEO .id

To : SungminnieLee

Subjek : LIST INVITATION

Sungmin membukanya, matanya membaca satu per satu nama para tamu undangan itu. Sesekali ia terkekeh bila menemukan nama yang (sedikit agak) aneh dan terdengar konyol baginya. Jari telunjuknya bermain pelan diatas mouse pad dilaptopnya. Hingga sebuah nama membuatnya berhenti sejenak.

" Im Yoo Jung, mmmh.. seperti tak asing dengan namanya?," gumamnya sambil terus membaca berulang-ulang nama itu sambil menggali sesuatu diotaknya yang berhubungan dengan nama itu, memasang wajah berfikir yang menggemaskan.

" Akh! Aku ingat! Aku ingat.. Im Yoo Jung, Yoo Jung!," serunya girang dengan wajah cerah seperti baru mendapat sebuah lotre.

" Aigoo, ck! Anak itu benar-benar akan mengundang mantan pacarnya yang menikungnya? Aaah.. itu akan membuat Eomma murka bila melihat yeoja itu dipernikahan nanti.. aissh!," gerutu Sungmin kesal.

" Lebih baik aku lewatkan dulu saj, akan aku tanyakan lago pada aanak itu. Apa dia sungguh-sungguh akan mengundang si benalu itu?," Sungmin langsung mem-bold nama itu. Dan kembali fokus membaca nama para tamu.

" Keluarga Jung. Wah! Daebak.. terkadang aku baru sadar dari mana keluargaku berasal. Kasta memang menentukan siapa temanmu, ck!," Sungmin kembali bergumam membaca nama salah satu keluarga hebat terpandang, salah satu keluarga kongklomerat di seantero Korea Selatan. Di US ada The Kardashian dan Korea punya The Jung's Sister. Si Cantik berkepribadian dingin; Jessica Jung dan Si Bungsu; Kristal Jung.

" Berarti dua yeoja itu juga akan hadir! Bagaimana perasaan Jonginnie ya? Tahu Jinki mengundang keluarga mantan kekasihnya.. fufufu akan ada cinta lama kembali bersemi," dengan nada jahil ia tersenyum geli membayangkan ekspresi sang sepupunya itu.

" Aku yakin anal itu pasti akan mati kutu salah tingkah.. Aigooo~~~ manisnya percintaan remaja…," ujarnya pada diri sendiri, sambil kembali menggerakkan mouse pad-nya membaca nama.

" Ah.. Jinki mengundang Prof. Han dan Prof. Kimura juga? Pasti rasanya seperti reuni," Sungmin dan Jinki sama-sama lulusan dari almamater kampus yang sama, yaitu Universitas Tokyo.

" Mereka pasti semakin tua.. aaah! Aku merindukan keduanya," gumamnya lagi.

Mata rubahnya tiba-tiba membulat bernbinar saat menemukan salah satu nama yang akan menjadi tamu, adalah..

" Kyaaaa…! Kim Jonghyun! Jonghyun.. Kim Jonghyun akan datang?! Jinki mengundangnya? Aigoooo.. itu baru adikku! Dia pasti akan bernyanyi.. aaah! Suaranya seperti malaikat. Aku akan meminta foto dengannya dan meminta tanda tangannya di album terbarunya yang baru aku beli..," jerit Sungmin histeris layaknya seorang fangirl. Ya, Sungmin adalah penggemar berat dari solois Kim Jonghyun, dan kebetulan Jinki adalah sahabat karib si penyanyi. Keduanya satu sekolah bahkan satu kelaa sejak masih junior high school. Otomatis Sungmin sudah mengenal Jonghyun dari kecil, dan saat tahu anak itu menjadi salah satu trainer disalah satu agensi, Sungmin dengan percaya diri tinggi mendeklarasikan diri sebagai Number One Huge Fans membuat Jonghyun tersenyum malu sekaligus senang. Bagi Jonghyun juga, Sungmin Noona adalah fan pertamanya. Saking dekatnya, Jonghyun sudah menganggap Sungmin Noonanya juga, dan itu cukup membuat Jinki cemburu.

" Sudah lama tidak bertemu dengannya secara langsung, huft~~ dia sangat sibuk dengan World Tour-nya," ujarnya sambil kembali membaca daftar nama tersebut dengan senyum yang masih terkembang membayangkan bertemu dengan Jonghyun nanti di pernikahan sang adik.

Hingga ia menangkap sebuah nama lainnya yang sangat (sangat) tak asing baginya, sebuah marga. Marga yang seharusnya sudah ia sandang, marga yang seharusnya jadi miliknya dan anak-anaknya kelak jika Sungmin benar-benar jadi bagian dari pemilik marga itu. Senyuman maanis itu langsung terhapus dari wajah cantiknya, mata rubahnya tak lagi berbinar senang, terganti dengan tatapan sendu menahan duka. Jari telunjukknya seakan mati rasa tak mampu mengendalikan mouse pad-nya, lututnya melemas. Untung ia duduk dikursi, jika tidak dia sudah tumbang terduduk jatuh dengan segala sedihnya.

Cho. Satu nama marga itu. Marga yang membuat emosinya langsung berubah drastis. Marga yang selalu ia gapai untuk dimilikinya dimasa dulu, sebuah harapan untuk memiliki seseorang yang ia cinta dimasa lalu.

Mata Sungmin terus menatap dalam tulisan Keluarga Cho dengan nanar dan perasaan miris, bibirnya bergetar lemah menggumamkan nama itu berkali-kali dengan lirih.

" Cho.."

" Cho.."

Sebuah kenangan memaksanya untuk kembali menoleh ke masa itu. Masa dimana ia memiliki cerita dengan salah satu pemilik marga Cho. Si Pemuda dari keluarga Cho, Cho Kyuhyun. Semakin jelas ingatannya memproyeksikan wujud tampan itu diingatannya yang sudah ia kunci rapat selama 17 tahun.

Rasanya saat ini Sungmin seperti sedang berlari disebuah treadmill besar yang membuatnya berlari ditempat, tak mampu membuatnya berhenti. Waktu. Waktulah yang membuat semuanya kembali kejalurnya. Waktulah yang membuat Sungmin harus kembali ke jalur treadmill tersebut. Tapi, waktu pulalah yang bisa menghentikannya, memberikan semua jawaban dan jalan atas hidupnya.

Sungmin menelan ludahnya kasar, tak dapat terbayang akan seperti apa saat bertemu nanti setelah 17 tahun. Selama ini ia hanya bisa melihat namja itu dari koran paginya jika ada pemberitaan penanganan kasus besar dan televisi yang sedang memberitakan kasus hukum yang tengah namja itu tangani atau tak jarang infotaiment pun ikut memberitakan tengan kehidupan pribadi si Jaksa Agung Muda yang sexy dan tampan. Seorang single parent yang diidolakan pleh hampir seluruh populasi yeoja dewasa di Korea Selatan. Dari ujung kepala hingga ujung kaki Cho Kyuhyun selalu jadi headline berita menarik dari segala aspek. Politik, hukum, hingga fashion. Dia menjadi role model bagi seluruh pria metropolitan dan metroseksual seluruh Korea.

" Cho.. K-Kyuh.. yun," gagapnya lirih, dengan sadar setitik air mengalir disudut matanya yang berkaca-kaca, lalu mengusapnya kasar.

Tiba-tiba sebuah tangan menutup kedua mata rubah itu dari belakang dengan tanpa izin, membuat fokus Sungmin dengan cepat teralihkan. Sungmin hanya terkekeh seakan sudah tahu dan hafal siapa si pelaku.

" Kim.. Jongin! Kau terlambat!," ujarnya sambil melepaskan sepasang tangan itu dari matanya, Sungmin dapat mendengar derutuan sebal dari seseorang itu.

TO BE CONTINUE

I AM BACK ^^9

PLEASEEEEE! R N R

X.O.X.O