:NIHILISTIC NOTE:
ye... cuma kepengen, soalnya nyari yang kayak begini belum ada yang buat. Fict ini terinspirasi dari "Wizards are Pansies, Shannarō!"-(Prodigal-san) dan "Professor Uzumaki"-(Banci Taman Lawang), recommended kalau nggak keberatan sama fanfict yang kayaknya udah ditelantarkan.
:FULL SUMMARY:
Sakura Haruno mendapatkan misi solo setelah dia berhasil mengalahkan Kido, kali ini misinya akan berlangsung lama di negeri asing. "Selamat datang di Triwizards Tournament!" Walaupun Sakura tumbuh diantara para hewan yang bisa berbicara, katak raksasa, siput yang bisa memisahkan diri dan sebagainya, dia harus akui kuda terbang dan kapal besar yang muncul dari dalam air adalah sesuatu yang sangat mengesankan. After Sakura-Hiden, ProfessorSakura, CanonPairing, SlightAU.
WARNING
Fanfict ini dibuat dengan teknologi canggih bernama Hape android made in China. Apabila ada kesalahan dalam forMat atau tyipo padsa tekx harap dimaklumi, keyboard handphone tidaklah secanggih keyboard laptop atau komputer.
CHAPTER 1: ARRIVAL
Haruno Sakura berjalan menyusuri koridor gedung Hokage, dengan rambutnya yang mulai memanjang mencapai punggung atasnya bergoyang ditiap langkahnya, hingga akhirnya dia sampai ditempat tujuannya.
*tok tok tok* Haruno Sakura mengetuk pintu ruang Hokage.
"Masuklah", terdengar suara Hokage ke-6 itu dari dalam ruangan, Sakura membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut kini disambut oleh senyuman yang tersembunyi dibalik masker oleh Kakashi, dia lihat di ruangan itu si rambut silver itu tidaklah sendiri, disana ada shishou-nya, mantan Hokage ke-5 Nona Tsunade, mengangguk kearah nya dengan senyum kecil, dan seorang kake tua yang tak dia kenal. Sakura dengan ramah membungkuk sedikit menyalami semua yang ada di ruangan itu lalu kembali memasang postur tegap.
"Sakura-chan, bagaimana kabar klinik kecil mu dengan Ino?" tanya Kakashi.
"Perkembangannya cukup baik Tuan Hoka-" Kakashi segera memberikan deham memberi sinyal kalau Sakura tidak perlu formal dan berusaha memberikan kesan baik dihadapannya walaupun ada orang asing disitu.
"...-Kakashi-sensei", lanjut Sakura. "Setidaknya kini anak-anak di desa dan di Sunagakure sudah membaik dan anak-anak di Kumogakure juga memperlihatkan perkembangan yang bagus sekarang." sembari memberi senyuman.
(Untuk yang sudah akrab dengan novel Sakura Hiden, bisa skip bagian dibawah ini)
Setelah Perang Dunia Shinobi ke-4, Sakura memang telah membuka klinik kecil dengan tujuan membantu korban perang, khusunya kepada anak-anak, walaupun sedikit anak-anak yang mengalami luka -terima kasih kepada para shinobi yang sudah berusaha keras melindungi mereka dan tempat mereka tinggal- perang itu telah mengguncang mental anak kecil diseluruh penjuru negara.
Dia berdua dengan Ino sepakat untuk membuka klinik dengan tujuan untuk mengobati dan meringankan luka mental anak-anak korban perang itu sehingga mereka dapat beradaptasi dan kembali stabil, mereka berpindah-pindah mengunjungi dari satu desa ke desa yang lain dalam praktek pengobatannya itu, sebagai ninja-medis Sakura pikir itu adalah salah satu kewajiban yang dia harus lakukan, saat dia membicarakan inisiatifnya itu, Tsunade dan Kakashi hanya bisa tersenyum bangga melihat perkembangan muridnya itu.
Walaupun demikian, sayangnya apa yang dia lakukan tidaklah selalu memberikan kesan baik diantara teman-temannya, khusunya Yamanaka Ino si teman baiknya itu dari kecil, dan juga Uchiha Sasuke kekasihnya. Sifat kerja keras Sakura dan ketekunnya itu terkadang bisa jadi akhir dari dirinya, terlalu memaksakan diri untuk menolong orang lain terkadang dia lupa akan dirinya sendiri membuat Ino dan Sasuke cemas.
Awalnya Sasuke tidak begitu paham apa yang dilakukan pacarnya itu, dari surat menyurat diantara mereka, Sakura hanya memberitahukan kalau dia membuka klinik, namun saat dia kembali ke konoha dan lihat sendiri saat Sakura bekerja, dia sangat cemas walaupun tidak pernah memperlihatkannya, hanya Sakura dan Naruto yang paham apa yang dia rasakan dan sadar kalau dia itu cemas.
Tetapi Sasuke teringat kejadian tentang Kido dan anak buahnya, berusaha bereksperimen dan mencuri sharingannya dengan menculik Sakura dan mencoba membunuhnya didepan matanya, waktu itu walaupun tak pernah mengekspresikannya, dia sangat khawatir sampai-sampai dia bahkan berlari tanpa henti dari tempat yang jauh yang biasa ditempuh dalam 2 bulan dengan berjalan kaki dari Konoha, dia berhasil menempuhnya hanya dalam kurun waktu setengah hari hanya untuk menjemput Sakura dan menyelamatkannya, dia pikir dia akan melawan Kido dan membawa pulang Sakura pulang, tapi apa yang dia dapati adalah Sakura sudah membereskan segalanya, dia mengalahkan Kido yang bahkan menggunakan imitasi sempurna jubah Bijuu.
Apa yang Sasuke pelajari adalah dia akan mulai memberikan lebih kepercayaan pada Sakura, lagipula Sakura itu wanita pilihannya, memaksakan diri atau tidak, Sasuke yakin Sakura tahu batasannya sendiri dan membiarkan kunoichi itu berkerja di klinik tanpa perlu membatasinya.
Akhirnya Sakura berhasil memulihkan kesehatan sebagian besar orang-orang dari penjuru desa.
(Kembali ke plot fanfict)
Kakashi dan Tsunade memberikan seringai puas dengan laporan Sakura itu, pulih dari perang akan sangat sulit tanpa bantuannya dan mereka bersyukur mereka punya si rambut pink itu diantara mereka.
"Baiklah, Sakura kau sudah bekerja keras tetapi aku punya misi khusus untuk mu, perkenalkan...", Kakashi memberi gestur kepada seorang kakek yang sudah berdiri sejak tadi di dalam ruangan tersebut. "Dia adalah Professor Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore".
Sakura sedikit merinding mendengar namanya yang menurutnya sangat rumit diucapkan memberikan senyum canggung, Professor Dumbledore hanya tertawa kecil dan memberikan tanganya untuk bersalaman, Sakura dengan senang hati menerimanya.
"Senang bertemu dengan mu." ucapnya.
"Senang bertemu dengan mu juga, namaku Haruno Sakura."
"Professor Dumbledore disini karena dia membutuhkan bantuan", ujar Tsunade "Dia adalah kepala sekolah Hogwarts, sekolah sihir yang tentu saja untuk para penyihir", disini Sakura sedikit terkejut dengan apa yang didengarnya itu, sihir? Kata-kata itu biasanya hanya muncul dari dongeng, kalau memang benar adanya, Sakura hanya bisa terkesan.
"Benar sekali, sekolah kami akan segera mengadakan sebuah turnamen yang cukup berbahaya", lanjut Professor Dumbledore. "Dan kami membutuhkan seorang dokter dan juga guru baru dalam mata pelajaran ramuan medis dan sihir pengobatan."
Kakashi lalu melihat kearah Sakura dengan wajah serius, "Inilah misi ingin ku berikan kepadamu, Sakura, kau memenuhi kriteria yang dibutuhkan, seorang dokter dan kau adalah ninja medis terbaik di Konoha- jika bukan dunia-, dan juga sebagai sensei mu, aku tahu betul kalau kau itu pintar dan pengajar yang baik, khususnya dibandingkan dua teman tim mu itu.
"Selain mendapatkan pemasukan yang cukup dari misi ini yang pastinya akan membantu kita membangun desa dan tentu juga kau akan diberikan gaji yang besar..." Kakashi melirik kearah Professor Dumbledore yang membalasnya dengan anggukan pasti menyakinkan kepada Hokage ke-6 itu kalau pembayaran dalam misi itu dijamin dan bahkan digaransikan. "Misi ini juga bisa membangun hubungan baik yang sudah lama terputus antara dunia ninja dan dunia luar, tetapi misi yang akan kita berikan merupakan misi jangka panjang.
"Kau akan tinggal disana minimal 8 bulan dan maksimal 1 tahun, apa kau siap?", Tanya Kakashi.
Sakura masih berusaha memproses misi yang diberikannya itu, dia akan meninggalkan Konoha setahun, itu tidaklah sebentar, pikiran si rambut pink itu kesana kemari hingga akhirnya dia terpikirkan akan Sasuke, Sasuke baru saja pulang ke konoha 3 minggu yang lalu, dalam waktu tiga minggu itu walaupun Sasuke membeli rumah untuk Sakura dan dirinya sendiri saat dia pulang, mereka sebenarnya belum menghabiskan waktu bersama karena sibuk dengan klinik.
Sakura memberikan wajah murung, tetapi seketika itu juga langsung memejamkan matanya berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh.
'Aku harus professional, misi adalah misi, aku tak boleh membiarkan perasaan kekanak-kanakanku menjadi rintangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan'.
"Tentu saja Kakashi-sensei, kapan aku bisa menjalankan misi ini?", tanya Sakura.
"Ah bagus-bagus, sebelum itu aku lupa memberitahukan mu, Professor Dumbledore dan kami sepakat bahwa dalam misi ini informasi tentang kita harus dirahasiakan dan hanya antara kau dan Professor yang boleh tahu keberadaan dunia Shinobi".
"Eh?" Sakura bingung dengan apa yang sensei-nya itu ucapkan, kalau begitu persyaratannya, bagaimana caranya Konoha dan Hogwarts itu menjakin hubungan? "Kenapa Kakashi-sensei?".
"Hmm... Nona Sakura", Professor Dumbledore memanggilnya meminta perhatian Sakura kepadanya sembari memberi gestur kepada Kakashi memberitahukannya kalau dia yang akan menjelaskannya, "Kalian masih berusaha pulih dari perang yang kalian alami tahun lalu dan sayangnya, dunia sihir pun tidak luput dari ancaman, belakangan ini, walaupun belum ada peristiwa pasti -ku harap tidak akan pernah- tetapi kami mendapati berita kalau salah satu kelompok teroris yang terkenal di dunia sihir terlihat dan apapun aktivitas yang mereka lalukan, pemimpinmu disini tentu saja tidak dapat meresikokan kedamaian yang sudah susah payah kalian raih." jelas Dumbledore dengan bahunya yang sedikit tegang, namun setelah dia menjelaskan alasannya, bahunya mulai menurun menunjukkan bahwa dia lebih santai sekarang.
"Dan tentu saja aku juga tidak ingin membawa bahaya kemari, tapi ku jamin Nona Sakura akan aman di Hogwarts." tambahnya dengan senyuman kecil.
"Baiklah, aku paham dan ku usahakan sebaik mungkin misi ini bisa berjalan lancar." kata Sakura dengan sigap menyakinkan kedua gurunya tersebut.
"Hmm." jawab Kakashi dengan anggukan, "Kemasi barang-barang mu, dan juga cobalah untuk gunakan pakaian sehari-hari untuk membaur, kau tak perlu menggunakan seragam mu."
"Siap, Kakashi-sensei."
"Temui Professor Dumbledore di gerbang Konoha segera setelah kau selesai, jika tak ada pertanyaan lagi, kau boleh pergi, sampaikan kepada Sasuke kalau aku ingin bicara dengannya" tambah Kakashi.
Dan dengan itu Sakura mengangguk dan segera pergi kerumahnya.
(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)
"Aku pulang.", teriak Sakura kedalam rumahnya.
"Selamat datang." jawab Sasuke dari dalam rumah dan berjalan menghampiri Sakura yang sedang melepas sepatunya didepan. "Apa yang Kakashi-sensei ingin bicarakan denganmu?"
"Aku mendapat misi jangka panjang." jawab Sakura lesu.
Sasuke mengangkat alisnya, 'Huh, misi jangka panjang, bukan sesuatu yang ku pikirkan'.
"Berapa lama?"
"Sekitar setahun, kurang lebih." jawab Sakura sembari bangun lalu berjalan kearah Sasuke dan memeluknya, "Aku sudah ambil misinya dan sekarang aku akan berkemas, maaf tapi dalam satu tahun ini aku tidak bisa mengantarmu pergi jika kau pergi misi lagi atau menyapa mu 'Selamat datang' saat kau kembali." Sakura mengelus kepalanya ke dada Sasuke yang lebar.
Sasuke mengelus kepala Sakura dengan satu-satunya tangan yang masih dia miliki mengatakan kalau semua itu tidak apa-apa, dan mulai berbicara tentang bagaimana semua itu hanya hal kecil dibandingkan tentan semua yang sudah dia perbuat terhadap Sakura, dia dibalas dengan muka masam dari Sakura, mengembungkan pipinya dan berkata kalau mereka sudah membicarakan ini sebelumnya.
Sasuke hanya bisa tersenyum dengan kelakuan Sakura, pada akhirnya dia membantu Sakura dalam berkemas walaupun si rambut pink itu sudah berkata kalau dia tidak apa dan tak ingin merepotkannya, Sasuke hanya menjawab dengan datar dengan 'Hn' dan tetap membantunya berkemas.
Sakura kini memakai sweater kuning dengan kerah yang kebesaran mengekspos bahunya, celana panjang jeans ketat sebetis berwarna krem dan sepatu hak tinggi berwarna hitam, dan juga bandana merah dikepalanya. Sasuke mempertanyakan penampilannya untuk misi yang dijawab kalau ini permintaan langsung dari Hokage, walaupun masih ada pertanyaan dikepalanya dia putuskan untuk menyimpannya dan bertanya langsung kepada Kakashi-sensei nanti.
Sasuke mengantar Sakura ke gerbang Konoha untuk melihatnya pergi misi dan bertemu dengan clientnya setelah menghampiri Naruto untuk berpisah, Naruto bilang kalau nanti dia akan mengunjungi Sakura sewaktu-waktu bila sempat.
"Oh ya Sasuke, Kakashi-sensei bilang dia ingin berbicara dengan mu." ucap Sakura, dia hampir saja lupa bilang padanya, untung saja dia ingat sesampainya di gerbang.
"Hn." jawab Sasuke paham, dia lalu menyentuh dahi Sakura dengan dua jari lalu mengelus kepala Sakura, "Berhati-hatilah".
Sakura menatap Sasuke dengan rona di pipinya, lalu tersenyum lebar, Sakura selalu gembira saat Sasuke melakukan itu kepadanya, "Aku akan selalu menyurati mu, sampai jumpa lagi Sasuke-kun."
Sasuke tersenyum, "Selamat jalan."
Sakura lalu berjalan kearah Professor Dumbledore, dia meminta maaf karna telah membuat kakek itu menunggu dan berkata kalau mereka bisa pergi sekarang, Professor Dumbledore yang sudah memperhatikan Sakura dengan Sasuke sedari tadi hanya tersenyum mengatakan kalau itu semua tidak apa-apa dan mulai berjalan keluar desa, Sakura lalu mengikuti pak tua itu dan berjalan disampingnya.
"Ngomong-ngomong Nona Sakura, berapa umur mu? Jujur saja kalau ku lihat dari penampilan kupikir kau itu 14 tahun." tanyanya dengan ramah berusaha untuk tidak terdengar kasar karena bertanya umur kepada perempuan.
"Aku ini 18 tahun, Professor Dumbledore." jawab Sakura.
"Ah, masih muda dan rupamu bahkan lebih muda dari kelihatannya, ku harap staff yang lain tidak ambil pusing karna umurmu yang masih belia." Kata Professor Dumbledore membuat Sakura bertanya tanya apa maksudnya tetapi dia putuskan untuk menyimpan pertanyanya itu untuk sekarang, karena dia punya pertanyaan lain yang menurutnya lebih penting.
"Professor Dumbledore, apa rute yang kita ambil untuk sampai ke Hogwarts?"
"Ah ya, kita akan menggunakan Portkey." jawabnya seakan-akan itu adalah nama yang awam. "Kita hampir sampai ketempat dimana ku tinggalkan Portkey."
"Apa itu Portkey?" tanya Sakura kebingungan dengan nama asing itu.
"Kau akan lihat sendiri, ah ngomong-ngomong kita sudah sampai, inilah Portkey yang kugunakan untuk sampai disini." cakap Dumbledore menunjukkan baju besi berwarna abu-abu yang sudah terlihat tua, dari bentuk baju besi ini adalah seragam Konoha dulu saat Hokage pertama dan kedua masih memimpin desa, Sakura hanya memberikan muka bingung dengan apa yang dilihatnya dan tidak mengerti bagaimana caranya seragam tua dan lusuh itu digunakan untuk sampai ke tempat tujuan mereka.
"Kau pegang dengan erat baju besi ini dan jangan dilepas sampai kubilang lepas, ok?" tanya Dumbledore.
Sakura yang masih penuh dengab pertanyaan dikepalanya dibuat makin bingung dengan apa yang dipinta kliennya itu, tapi dia turuti saja apa yang dia pinta, Sakura memegang baju besi itu erat lalu Dumbledore juga ikut memegannya, lalu dia menghitung mundur, "4... 3... 2... 1...".
Lalu seketika mereka terangkat melayang dan berputar cepat, segalanya bergerak begitu cepat, Sakura terkejut sontak memegang baju besi itu lebih erat.
"KYAAAA!!" jerit Sakura sementara dunia berputar begitu cepat dimatanya segalanya menjadi kabur dan tidak jelas, tubuhnya terasa terlempar kemana-mana.
2 detik berikutnya satu-satunya yang Sakura tahu adalah wajahnya sukses mencium lantai dengan keras.
(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)
"Aku tidak mau melakukan itu lagi selama satu tahun kedepan sampai aku benar-benar tidak punya pilihan selain menggunakan Pork belly itu lagi untuk pulang." ditengah ruangan yang ternyata adalah ruang kepala sekolah Hogwarts, Sakura duduk dilantai dengan kedua kakinya menyamping membentuk huruf W, wajahnya masam mengembungkan pipi, Sakura benar-benar kesal dengan metode perjalanannya itu, air mata menggantung diujung matanya dan wajahnya merah layaknya tomat dan darah keluar dari hidungnya.
"Portkey bukan Pork belly, Nona Sakura, dan maaf aku lupa memperingati mu tentang bagaimana perjalan kita kesini bisa begitu kasar" Dumbledore minta maaf dan memberikan wajah cemas kepada Sakura, "Wajahmu jadi terluka, ayo segera keruang unit kesehatan untuk mengobati lukamu." ajak Dumbledore dengan tergesa-gesa.
Sakura hanya menghela napas, walaupun dia yakin Professor Dumbledore paling hanya ingin mengerjainya dan tidak menyangka akan melukainya pula, setidaknya Kepala Sekolah untuk para penyihir itu minta maaf, akhirnya dia melambaikan tangan dan berkata tidak apa-apa, dia lalu menggunakan chakranya ditelapak tangan memberikan sinar hijau keluar dari tangannya, Professor Dumbledore terkejut dan penasaran apa yang dilakukan Sakura memutuskan untuk mengamatinya.
Sakura mengarahkan telapak tanganya yang bercahaya hijau itu kewajahnya dan nengobati lukanya, goresan dan darah diwajahnya mulai menghilang menyisakan sedikit darah yang keluar dari hidungnya, Dumbledore melihatnya dengan takjub.
'Pantas saja dia dijuluki sebagai dokter terhebat di negaranya', pikir Dumbledore.
Sakura menjulingkan matanya berusaha melihat hidungnya lalu menggoyangkan wajahnya dengan menggerakkan pipinya kana dan kiri berusaha memastikan dia sudah menyembuhkan lukanya dan tidak meninggalkan bekas.
Dumbledore tersenyum melihat tingkah Sakura itu jelas terhibur, 'Anak muda' pikirnya, Sakura terlihat seperti anak kucing.
"Baiklah, aku sudah baikan, ngomong-ngomong dimana ini?" tanya Sakura bangun dari lantai sembari mengelap sisa darah diatas bibirnya, matanya masih berair akibat jatuh tadi.
"Ah ini adalah ruanganku, selamat datang di Hogwarts." jawab Dumbledore dengan senang hati.
(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)
"Uwaaah! Lukisannya bergerak!" teriak Sakura terkejut dengan apa yang dilihatnya, lukisan di dinding ruangan Dumbledore dapat bergerak dengan sendirinya. Lukisan itu memberi wajah kebingungan dan menatap aneh ke arah Sakura.
"Kau benar-benar baru ya?" tanya lukisan itu ke Sakura yang dibalas dengan jeritan lagi. Si rambut pink itu benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, sementara Dumbledore hanya tertawa lepas melihat tingkah gadis pink itu.
Dumbledore menjelaskannya bagaimana lukisan disana diberikan sihir sehingga dapat bergerak dan sebagainya sembari mengantarnya keruangan yang diberikan kepada Sakura sebagai kantornya dan tempatnya tinggal untuk satu tahun kedepan, Dumbledore menjelaskan bagaimana dibalik kanvas dan cat itu bagaikan dunia lain, dunia lukisan, walaupun sulit dipahami dan di proses dengan waktu singkat, Sakura berusaha menelan penjelasannya itu bulat-bulat dan menenangkan dirinya, namun dirinya kembali histeris saat dia bertemu dengan Nick si hantu
dengan kepala yang hampir buntung, Sakura sudah hampir diambang batasnya karena ketakutan dengan hantu dan hampir pingsan.
Dan lagi-lagi Sakura harus menahan diri sekuat tenaga untuk tidak pingsan saat dia kaget melihat tangga besar yang bergerak sendiri "S-semua hantu d-dan seramnya tempat i-ini tidak ada didalam kontrak." protesnya sembari menangis.
Dumbledore berusaha keras bahwa semua baik-baik saja dan tidak akan ada yang berani melukai atau berusaha mengganggu si kunoichi. Merasa bahwa usahanya berhasil akhirnya mereka berjalan dan sampai pada tujuan, Sakura yang sejak tadi mempunyai pengalaman buruk ragu-ragu untuk memasuki ruangannya sendiri.
'Sepertinya akan butuh waktu sampai Nona Sakura bisa beradaptasi dengan baik.' pikir Dumbledore sembari menggelengkan kepalanya.
(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)(‿)
TO BE CONTINUED
NIHILISTIC NOTE
By the way... lupa bilang kalau author cuma tahu sedikiiiit tentang Harry Potter tapi nekat bikin fanfict crossover karna because dapat can apa what begitulah like that.
it's my life, it's now or never, I ain't gonna live forever - Bon Jovi.
kemarin tanggal 20 Oktober sudah download film Harry Potter, karena gak ada opsi untuk baca novelnya sehubung kere dan malas nyari ngobrak ngabrik bukunya di gramedia lama. Jadi maklumi saja. Makasih banget atas pengertiannya.
Aku ni macam ikan keluar air bingung pilih kata, harus mondar mandir google translate karna otak kiri Author penuh dengan Bahasa Indo sedangkan yang kanan isinya Inggris, kada suka tanpa sadar masukin kosakata inggris disana sini bikin mumet. semoga suka ceritanya dan stay tune aja buat chapter berikutnya.
