Jongin adalah seorang mahasiswa yang super perfeksionis.

Tapi itu dulu.

Semenjak pertemuannya dengan Oh Sehun, siswa SMA yang tidak terduga.

Hidupnya menjadi berantakan dan jauh dari kata perfect.

.

.

.

Berawal dari pertemuannya dengan Sehun di pelataran parkir kampusnya. Pertemuan yang tidak begitu menyenangkan mengingat Sehun yang membawa minuman coklat menabrak Jongin menyebabkan minuman tersebut tumpah ke kaus putih milik Jongin. Dan akhirnya Sehun harus bertanggung jawab dengan mencuci kaus putih tersebut.

Pertemuan kedua mereka masih di pelataran parkir kampus Jongin. Kali ini Sehun berniat mengembalikan kaus putih Jongin yang sudah ia cuci. Awalnya sih hanya berniat mengembalikan kaus. Tapi melihat wajah Jongin yang kusut tba-tiba saja Sehun menyuruh Jongin mengantarnya ke suatu tempat membuat Jongin kesal setengah mati.

Ternyata Sehun membawa ke bubble tea shop langganannya. Jongin hampir saja meneriaki Sehun saat pertama kali masuk bubble tea shop tersebut tpai tidak jadi karena kalimat Sehun. "Kalau aku mendapat hari yang buruk aku akan datang kesini dan membeli bubble tea" Jongin hanya menghela nafas dan akhirnya membeli 2 bubble tea untuk dirinya dan Sehun. Dan hari itu pertama kalinya ia terlambat 5 menit ke studio latihan dance.

Pertemuan ketiga mereka bertemu di bubble tea shop yang sama. Jongin sedang kesal karena nilai kuis bulanaannya mendapat nilai A bukan A+. Sehun yang kebetulan juga sedang kesal dengan temannya datang ke bubble tea shop tersebut. Saat matanya melihat Jongin tanpa berfikir panjang ia duduk di hadapan Jongin.

"Kita bertemu lagi hehe" Sehun cengengesan menatap Jongin yang hanya mendengus. "Hyung, hari ini buruk ya?" Tanya Sehun hati-hati.

Jongin hanya menatap datar Sehun lalu menyeruput minumannya. "Kau juga, hari ini buruk ya?" bukannya menjawab Jongin malah melempar pertanyaan yang sama.

Sehun mengangguk dengan cepat dan tanpa sadar mulai menceritakan semua kejadiannya hari itu, bagaimana gurunya sangat menyebalkan, bagaimana teman-temannya pergi tanpa mengajaknya. Yang hanya direspon oleh dengungan Jongin.

Dan sejak hari itu tanpa ia sadari Sehun sudah menjadi kesehariannya. Bahkan hidup Jongin tidak pernah lagi sesuai dengan jadwal yang ia buat, Sehun bisa saja datang dengan berbagai keadaan di hadapan Jongin tanpa terjadwal.

Seperti hari ini, Jongin kira hari ini semuanya akan berjalan sesuai dengan jadwlanya. Tapi saat I sampai dipelataran parkir ia melihat siswa SMA yang sedang terduduk di dekat ban mobilnya dengan keadaan menunduk dan tangan memeluk kedua kakinya.

Dari jauhpun Jongin sudah tau siapa siswa SMA tersebut. Memang siapa lagi siswa SMA yang selalu datang tiba-tiba di hadapan Jongin selain Sehun. Jongin mendekati Sehun lalu berjongkok di depannya.

"Sehun, apa yang kau lakukan disini? Aku harus pergi ke toko buku"

Sehun mendongak dan menatap wajah Jongin. Jongin tekejut melihat wajah dan mata Sehun yang memerah tapi bibirnya benar-benar pucat seperti kehabisan nafas.

"Ah hyung sudah ada jadwal ya, kalau begitu aku pergi" Sehun berdiri lalu menepuk celananya agar tidak kotor dan berjalan menjauhi Jongin.

Jongin harusnya senang karena hari ini Sehun tidak mengacaukan jadwalnya tapi melihat Sehun yang berjalan dengan keadaan lemas dan sempoyongan seperti orang mabuk membuatnya menghela nafas dan dengan sedikit terpaksa menghampiri Sehun.

Jongin meraih dahi Sehun dari belakang membuat Sehun oleng kebelakang dan untungnya seluruh berat badan Sehun tertahan oleh badan Jongin dibelakangnya.

"Dahimu terbakar, ayo aku antar pulang" Jongin memapah Sehun menuju mobilnya.

"Bukankah hyung harus ke toko buku?" Tanya Sehun dengan suara yang pelan.

"Itu bisa lain kali" Jongin mendudukan Sehun di kursi sebelah kemudi lalu ia mengintari mobil dan masuk ke bangku kemudi dan mulai menjalankan mobilnya ke kediaman Sehun. Dan hari itu ia mengurus Sehun yang demam hingga larut malam dan melupan semua jadwalnya karena orang tua Sehun harus lembur.

.

.

.

Dua hari setelah kejadian dimana Sehun demam Jongin kembali menemukan Sehun sedang berlari-lari ke arah mobilnya di pelataran parkir. Jongin yang hendak melajukan mobilnya membatalkan niatnya.

Hey, meski Jongin itu perfeksionis dan semuanya haru berjalan sesuai jadwalnya ia tidak setega itu untuk meninggalkan siswa SMA kesayangannya tersebut.

Jongin terus memperhatikan Sehun dari dalam mobilnya sampai Sehun tiba-tiba terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Jongin dengan panik keluar dari mobilnya lalu menghampiri Sehun yang meringis kesakitan dengan keadaan tengkurap.

"Sehun, kau tidak apa apa?" Jongin mencoba merubah posisi Sehun yang tengkurap menjadi posisi duduk.

"Sakit" Ucap Sehun pelan dengan mata berkaca-kaca.

"Yang mana yang sakit?" Jongin menggulung lengan kemeja Sehun dan menumukan lebam dekat sikunya.

"Di sini" Sehun menujuk betisnya, "di sini" Sehun menunjuk lebam yang tadi Jongin tunjukan, "kepalaku juga pusing" Sehun mulai menintikan air matanya.

Beberapa orang menatap Jongin dan Sehun dengan pandangan penasaran membuat Jongin agak risih.

"Ayo masuk ke mobilku terlebih dahulu, kita periksa lagi lebammu nanti" Jongin menarik Sehun untuk berdiri. Sehun meringis saat ia mulai berjalan.

"Hyung, sepertinya kakiku juga terkilir" Sehun berkata pelan. Jongin menghela nafas lalu tanpa pikir panjang ia menggendong Sehun seperti koala.

Jongin duduk di kursi kemudi dengan Sehun yang berada dipangkuannya. Ia menatap wajah Sehun yang berurai air mata. Jongin terkekeh kecil melihat wajah Sehun lalu menghapus air mata Sehun dengan jarinya.

"Sudah jangan menangis, dasar cengeng" Jongin mengambil sebuah salep lalu mulai memberikan salep tersebut di lebam dekat siku Sehun. "Obati betismu juga" Jongin memberikan salep tersebut pada Sehun.

"Hyung, pusing" Sehun menatap wajah Jongin yang dekat dengan wajahnya, pipinya sedikit bersemu karena wajahnya dan wajah Jongin sangat dekat.

Jongin menyingkap poni Sehun dan menemukan lebam lain di dahi Sehun. Tapi bukannya memberi salep pada lebam tersebut Jongin malah menciumnya membuat pipi Sehun makin bersemu.

"Hey Oh Sehun, sepertinya aku menyukaimu" Jongin terkekeh kecil mendengar ucapannya sendiri. "Apa kau menyukaiku juga?" Lanjut Jongin.

"Hyuuungggg, kau kira selama ini aku melakukan apaa? Aku selalu mendatangi hyung setiap hari dan menganggu hyung setiap hari sampai sampai hyung bilang aku ini pengganggu karena aku selalu merusak jadwalmu, itu rasanya sakit sekali, dan sekarang hyung masih bertanya?!" Jongin kembali terkekeh karena Sehun malah menangis sambil memberinya beberapa pukulan kecil.

Jongin mengusak rambut Sehun lalu menarik kepalanya dan kembali mencium dahi Sehun dengan lembut. "Oh Sehun, mau kan jadi pacarku?"

Pertanyaan Jongin tadi malah membuat Sehun menangis lebih keras dan sukses membuat Jongin kembali terkekeh sebelum akhirnya menciumi wajah Sehun yang penuh dengan air mata.

"Ku anggap itu sebagai 'ya'"

Dan hari itu entah keberapa kalinya hidup Jongin tidak berjalan sesuai jadwal, dan mungkin kedepannya Jongin tidak akan membuat jadwal lagi karena kekasih barunya ini akan selalu mengacaukan segalanya dan membuat Jongin meninggalkan gelar perfeksionisnya.

END


Based on (/)plotideas(/)status(/)692757744735027201 on tweet !delete the brackets ()

Anyaway, please read kaihunxx profile on ffn for my friend!

Thankyou!