Kiku hanya terdiam saat menatapnya. Kagum, seperti beberapa pasang mata yang lainnya yang ada di ruangan itu. Semuanya tertuju pada gadis itu. Hanya padanya, gadis cilik tahun pertama di Hetalia School yang bersurai ikal sepinggang dan dikuncir kuda.
Mata onyx-nya terus mengikuti gerakan dan langkah gemulai gadis tersebut. Sekali-kali ia mencuri pandang ke arah wajah dan mata si pony-tail yang berwarna hitam malam. Berharap akan bertemu pandang dan si gadis menyadarinya berdiri memperhatikannya di sana.
Ah, tapi ia tak berani.
Diurungkannya niat itu ketika ia hampir bertatapan dengan sang gadis. Lagipula dia di sini hanya sebagai anggota klub surat kabar sekolah yang sedang meliput kegiatan sebuah klub baru di sekolahnya.
Dan tak sengaja terjerat oleh salah satu anggotanya.
HETALIA AXIS POWERS © HIDEKAZU HIMARUYA
In
- ALTER EGO –
LittleOrchids045
Tubuh meliuk mengikuti musik yang terputar. Pemandangan ini sekarang sering terjadi di sebuah ruangan yang dulunya kosong tak bertuan. Ya, karena mulai tahun ini diadakan sebuah klub baru di sana, klub tarian tradisional.
Kemarin Ludwig menugaskan Kiku untuk kemari, meliput kegiatan klub baru yang diketuai oleh teman sekelasnya, Mei. Gadis manis asal Taiwan itu sungguh bahagia saat proposalnya diterima oleh kepala sekolah, Pak Roman. Gadis itupun bersorak riang ketika Kiku meminta ijin untuk meliput mereka – tentunya dengan catatan dari Mei bahwa klub ini tidak boleh dimasukkan ke 'list klub aneh' yang seenak jidat dibuat oleh trio Axis.
Ya, walaupun dunia ini sepakat bahwa klub di Hetalia School 80% memang aneh –dan sebagian besar karena perbuatan pemuda ber-ahoge dari Itali yang berada di klub surat kabar.
Sebagai klub baru yang butuh banyak personil, diliput dan diberitakan di koran sekolah adalah sebuah bantuan yang tak ternilai. Maka dari itu, ketika bel pulang selesai berbunyi, Mei langsung menggeret Kiku untuk ikut ke ruang klubnya.
Hanya lima anak. Hanya memenuhi susunan kepengurusan dan ditambah satu anggota. Kiku jadi maklum kenapa Mei begitu semangat menyeret dirinya. Empat anak di tahun kedua seperti dirinya yang Kiku ketahui merupakan teman dekat Mei dan satu anak tahun pertama.
"J-jadi… Kalian hanya berlima?" tanya Kiku saat Mei memberitahukannya.
"yep… Oleh karena itu… Tolong tulis hal menarik tentang kami ya? Ya?!" pinta Mei ceria.
"H-hai… akan saya usahakan…"
"buat dia berjanji, Mei… Nesia saja mau bergabung karena kita beruntung… Kalau tidak, pasti tidak ada yang mau ikut…" sambung Vie, gadis dari Vietnam sambil menyentuh kedua pundak seorang gadis cilik yang sedari tadi diam saja, "dan si Thai itu! Dia belum datang juga! Pasti masih bermain dengan boneka gajahnya!" dengusnya sebal.
"S-sudahlah, Vie… Kalau tidak ada dia kita juga tidak bisa membuat klub ini kan?" ucap Mei menenangkan.
"Uh… Itulah yang membuatku bertambah kesal!" jawab Vie.
"A-ano… Jadi… Siapa yang satu lagi?" tanya Kiku.
"Yong Soo…" jawab Mei lelah.
"yep! Makhluk dari Korsel yang entah kenapa sangat senang menjadikan koridor sekolah sebagai panggung untuk melakukan joget yang ia anggap sendiri fenomenal…" jelas Mei tanpa ditanya, "Apa itu namanya lagi? Garam? Ganang? Ga-…"
"Gangnam, Mei…" bantu Vie.
"ya… itulah…" ucap Mei masih dalam intonasi lelahnya, "kapan-kapan tolong kau urusin dia Kiku… Buat suatu alat atau racun apa gitu untuk mengurangi hyperaktifnya! Atau apalah sesuka caramu… Kau jenius bukan?"
"eer… a-akan saya pertimbangkan…" jawab Kiku tak yakin.
.
"OOOoooooi! Semua sudah berkumpul, da ze?" seru seseorang dari jauh. Orang tersebut terlihat melambaikan tangannya kuat-kuat.
"dan dia datang…"
"senpai… Mereka datang bertiga…" ucap Nesia lemah, hampir tidak didengar oleh ketiga senpainya.
"Benar… Yong… Thai… Siapa satunya lagi itu… Uh? Mei…" Vie bergumam tidak jelas.
"Ah… Apakah Hong juga ikut klub barumu ini, Mei?" tanya Kiku ketika ketiga laki-laki itu mulai jelas.
Namun Mei yang ditanya malah salah tingkah.
"M-mei? Panggil Kiku tak yakin.
"Yo! Semuanya! Mulai hari ini Hong akan ikut klub kita! Kita akan ber-Gangnam bersama! Oh ya, Gangnam-style itu asalnya dari Korea, da ze!" seru Yong ceria.
"Asal kau tahu, Yong… Ini klub tarian tradisional, ana… Kita tak melakukan Gangnam di sini, ana…" ucap Thai dengan senyum manisnya.
"he? Benarkah?"
Vie langsung tepok jidat saat kata-kata itu meluncur keluar. Sedang Thai hanya tertawa ramah.
"L-lalu kenapa H-Hong… Ada di sini?" tanya Mei sembari mengalihkan perhatiannya sendiri.
"kan sudah kubilang… Dia ikut klub, da ze…" jawab Yong, "apakah Kiku juga?" tanya Yong saat menyadari Kiku ada di sana.
"U-uh… Sumimasen…. Tapi… Saya di sini hanya ingin meliput tentang klub kalian…" jawab Kiku agak tak enak.
"Oh… Begitu… Sayang sekali ya… Kukira kita akan ber-Gangnam bersama, da ze…"
"Sudah kubilang kita tak akan melakukan Gangnam, Yong…" senyum Thai kini mulai dihiasi dengan aura ungu.
"K-kau mau ikut klub ini…. H-hong?" tanya Mei pada Hong.
Hong hanya mengangguk.
"B-benarkah?" tanya Mei kembali. Muka datar dan ekspresi minim Hong belum cukup untuk meyakinkannya.
"ya…" jawab Hong datar.
"Y-yong tidak mengancammu… kan?" tanya Mei lagi.
Hong hanya melirik ke arah Yong yang sedang memohon perijinan pengadaan Gangnam pada Thai dan Vie. Namun, sedetik kemudian ia seperti menyadari sesuatu sehingga menutup mulutnya dan berhenti berargumen. Thai dan Vie hanya memandangnya keheranan. Namun tampak sekali bahwa Yong terlihat sedikit gemetar menahan aura seram yang menyerangnya.
Hong mengembalikan pandangannya ke arah Mei.
#QuotesOfTheDay : Yong tidak mungkin mengancamku. –Hong
"Aku tahu beberapa tarian tradisional dari negaraku…"
"B-begitu…" jawab Mei agak ketakutan, namun juga bahagia, "Baiklah… Sebagai ketua… aku terima bergabungnya Hong di klub tarian tradisional!" ucap Mei yang kini riang. Jawaban 'sangat panjang' Hong itu cukup meyakinkannya.
"J-jadi… Kalian berenam ya…" ucap Kiku sembari mencatatnya.
"Ya… Mei Ketua… Lalu Yong wakilnya, aku sekretaris dan Thai bendaharanya… Juga ada Hong sekarang dan adik tingkat kita, Nesia…" ucap Vie menyimpulkan.
Kiku langsung mencatat data yang ia dapatkan.
"Nah… Karena sekarang kau sudah kenal dengan anggota klub ini… Bagaimana kalau kau masuk dan lihat kami latihan?" ajak Mei semangat.
"Un… Onegai-shimasu…" ucap Kiku dengan senyum ramahnya.
*O*
Musik itu terhenti, begitupula dengan gerakan gadis berkulit kuning langsat itu. Namun ia tetap menampilkan postur yang indah, sisa dari tariannya. Baru setelah senpai-senpainya sadar dan bertepuk tangan, gadis kecil itu melepaskan posisinya.
"Nesia hebat, da ze!" seru Yong riang, "oh ya… Hebat itu dari…"
"oke…. Oke…" potong Thai dan Vie kompak di sela tepuk tangan mereka.
"Kau semakin berkembang!" ucap Mei bangga.
"Terimakasih, senpai…" jawab Nesia seraya mendongakkan kepalanya. Mei memang lebih tinggi hampir 10 senti darinya.
"uwaaaaaah! Kau manis sekali! Juga berbakat!" ucap Mei sembari memeluk dan memutar-mutar Nesia.
"M-mei senpai… Aku… Pusing…" ucap Nesia lemah, namun tak membuat Mei menghentikan perbuatannya.
"Bagaimana, Kiku? Hebat bukan klub kita? Tadi kau sudah melihat kita menari… Bagaimana?" tanya Mei ceria setelah menelantarkan Nesia yang kini jatuh terduduk dan mencoba membenarkan kepalanya yang baru saja di-shake oleh senpainya.
"un… sangat indah…" jawab Kiku tulus.
"dan tarian pedang ganda Hong juga hebat! Aku baru tahu kau bisa melakukan hal itu! Kau benar-benar hebat!" ucap Mei riang memuji anggota barunya, over memang dan semua maklum.
Hong yang dipuji hanya mengangguk dengan muka datar.
Saat semuanya asik berbincang, kiku mengamati mereka san mulai tersenyum kecil,
Klub tarian tradisional ini seperti triple date ya…
"ada apa, Kiku?" tanya Vie yang menyadari Kiku yang mulai terlupakan karena perbincangan klub.
"iie… Nandemo arimasen…" ucap kiku sembari tersenyum ramah.
"Kalau begitu kami akan berlatih lagi! Oh ya… tengah semester nanti katanya ada event International Festival… Kita berencana iku, loh! Kau harus datang dan meliput kami, ya!" ucap Mei girang.
"Hai… Mochiron desu…" balas Kiku ramah.
"Ayo semuanya! Kita berlatih!" seru Mei.
"Baik!" jawab anggotakanya serempak.
Kiku sendiri mulai mencatatkan san membuat bingkai laporan untuk diberikan ke Ludwig. Di tengah-tengah pengerjaan artikelnya, ia menatap anak tahun pertama itu.
Nesia, gadis yang berasal dari Indonesia. Tidak heran kenapa ia bisa menari sebagus itu. Namun caranya menari sungguh indah, dan itulah yang membuat Kiku bertengkar dengan dirinya sendiri karena ia malah menelantarkan artikel yang seharusnya ia selesaikan ketika klub ini selesai latihan. Tak ingin ia akui bahwa ia terlena oleh gerakan para anggota klub tari tradisional.
*O*
"Kalau begitu kami kembali ke dorm dulu ya?!" Seru Vie berpamitan bersama Mei.
"sampai besok di sekolah yaaa!" ucap Mei sembari melambaikan tangan dan pergi.
"Yo! Sampai besok!" seru Yong.
"hati-hati ya, ana!" ucap Thai dengan senyum kalemnya.
Sedang Hong hanya menganggukan kepalanya.
"Kita duluan ya, Kiku… Gerah banget, da ze… Oh ya… gerah itu dari…"
"Kami duluan, Kiku…" potong Thai sembari membekap dan menyeret Yong pergi. Diikuti dengan Hong.
"un… Kiyousukete…" ucap Kiku sweatdrop.
.
Seteah ketiga temannya menghilang di tikungan koridor, Kiku kembali masuk ke ruangan untuk mengambil artikelnya.
Blank. Kosong.
Sepertinya ia terlalu memperhatikan klub tari hari ini. Bukan sesuatu yang salah, tapi akhirnya ia tak bisa pulang cepat.
-Tep-
Terdengar suara tape dinyaakan, disusul dengan alunan musik tradisional.
Tentu Kiku langsung mengalihkan perhatiannya ke arah tape dan melihat kohai-nya mulai menari.
Kiku pun menelantarkan artikelnya (lagi).
Nesia yang kembali menari tentu sangat sayang untuk dilewatkan. Gerakannya begitu halus, luwes dan gemulai membawakan tarian dari negara tempat ia berasal.
Apa ini tarian dari Indonesai? Begitu halus ya… Aku juga bisa tarian negaraku dan juga halus… Tapi tampaknya tarian Nesia-san lebih halus dan kompleks… Eh, tapi di negara Nesia-san kan banyak sekali macam tarian… Ini dari mana ya?
Kiku terus memperhatikan Nesia walau hatinya mulai dipenuhi pertanyaan-pertanyaan.
Nesia-san seperti profesional… Atau dia sudah master?
Kiku memang tidak begitu mengerti tentang tarian, tapi ia tahu bahwa Nesia menari untuk dirinya sendiri. Gadis itu tak peduli apapun, hanya menari dan mengikuti alunan lagu. Setidaknya seperti itulah yang ditangkap oleh Kiku sampai akhir lagu.
"Hountou ni.. Subarashii desu…" ucap Kiku sambil bertepuk tangan untuk Nesia saat ia selesai.
Nesia tampak kaget dan hanya mengangguk kecil untuk membalas pujian Kiku dan langsung melesat mengambil kaset dan kemudian lari.
"C-cotto!" ucap Kiku refleks saat melihat Nesia kabur.
"H-hei! Tunggu sebentar!"
Namun Nesia tak peduli, segera ia kemasi barangnya dengan muka memerah malu. Namun sedetik kemudian tubuhnya oleng.
-Bruk-
Tubuh Nesia ambruk dengan anehnya dan membuat Kiku panik.
Refleks, Kiku menarik tubuh Nesia dan mengguncangkannya pelan untuk menyadarkan kohai anehnya itu.
"H-hei? Daijoubu desuka? Nesia-san! Nesia-san!" panggil Kiku panik.
Aku tak harus mengikuti saran Francis-san untuk memberikan nafas buatan di saat seperti ini bukan?!
Melihat Nesia yang tak kunjung sadar, Kiku akhirnya memutuskan untuk mengangkat Nesia untuk dilarikan ke UKS.
.
"Kau pikir kemana kau akan membawaku?!" terdengar suara jutek dari mulut kecil Nesia.
"uh?" Kiku kini bingung, sangat bingung.
Pertama, Nesia belum membuka mata. Kedua, cara bicaranya sungguh berbeda?
"Nesia… san?"
Nesia membuka matanya dan menatap tajam keping onyx Kiku, "kau pikir apa yang kau lakukan? Turunkan aku sekarang!" lanjutnya galak.
"H-hai…" ucap Kiku tak yakin, namun tetap menurunkan Nesia.
"Siapa kau?"
"A-aku Kiku… dari klub surat kabar…" Kiku merasa aneh sekarang karena kembali memperkenalkan dirinya "tadi aku melihat kau pingsan… makannya…"
"oh… begitu… Baiklah… kau kulepaskan…" ucap Nesia sambil melenggang pergi, tak peduli lagi pada Kiku yang kebingungan.
.
.
.
Ah… Nesia-san meninggalkan kasetnya…
Batin Kiku sembari memungut kaset Nesia yang terjatuh. Ia mengamati kaset yang memiliki label bertuliskan 'Pertiwi' tersebut.
Pertiwi?
A/N:
Teehee… Akhirnya keluar juga FF ke 2… :3
Kali ini mengambil genre yang menantangku –Romance
#maklumSayabelumpernahngrasainromancedihidupnya
#JonesAsli
Iya,, saya edit hari ini karena pas publish kemarin diburu waktu… jadi banyak sekali yang typo #inijugamasihbanyaktypo
Tentang ceritanya,,, kenapa saya yang nge-ship pairing Nether-Nesia bisa nulis Fict seperti ini…?
Nether : PENGKHIANAT!
#AuthornyumpelmulutNether
Karena…
.
.
Kasihan…
Kiku : O-oh… *mojokdepresi
Dari semua FF yang saya baca 90% menceritakan kandasnya cinta corettuluscoret Kiku pada Nesia… Dan saya sedang sebal pada Nether untuk saat ini… Ini bentuk pembelotan saya Nether! Lu mau apa sekarang, huh?! Huahahaha! #evillaugh
Pokoknya… Mohon doa restunya untuk FF ini semoga langgeng (?) karena memikirkan romance itu hal terakhir dalam benak…
Last but not least, tolong repiu kritik dan sarannya yaaaa…. :D
