SUMMARY

Bila kau mencintai dan dicintai orang yang berbeda apa yang akan kau lakukan?

Tetap mencintai Orang yang belum pasti bisa mebalas cintamu atau memberikan harapan pada Orang yang belum bisa kau cintai/

"Yo Dobe! Kau sama sekali tidak berubah" / "sasuke-kun masih mengenalku?"


"Sasuke-kun, ayo pulang bersama!" seorang gadis kecil menghampiri anak lelaki berambut Raven

"hn" jawab anak itu singkat, wajah tampannya menunjukan raut bosan

"tunggu Sakuura-chan" dari kejauhan terlihat anak lelaki lain yang lebih bersemangat

"Naruuto baka! Untuk apa kau mengejarku" maki anak perempuan yang dipanggil Sakura oleh anak bernama Naruto

BLETAK!

yang sedetik kemudian langsung menjitak kepala Naruto telak

"kenapa kau memukulku Sakura-chan?"

"aku kan sudah bilang, jangan mengikutiku terus!" Sakura berkacak pinggang, rambut merah mudanya tertiup angin sore

"bukankah tetangga lebih baik pulang bersama, Iya kan Teme?" Naruto nyengir lebar, lalu menepuk (baca:memukul) pundak Sasuke

"terserah kau dobe" dengan santai Sasuke menginjak keras Kaki kiri Naruto

"kau mau berkelahi" Naruto menarik kerah kaus sasuke,

Sasuke memasang wajah takut

"kau meremehkanku ya! Temee" dengan cepat tangan kanan Naruto meluncur di udara

BLETAAK

"Saakiit" pekik Naruto

"kenapa kau memukulku lagi?"

"jangan pernah sentuh Sasuke-kun atau kau akan berhadapan denganku!" Sakura menggeram marah sambil menunjukan tangan kanannya yang mengepal, Naruto menelan ludah

"tapi dia baru saja menyeringai kearahku, Sakura-chan si Teme tidak selemah yang kau baya.." Naruto berhenti bicara saat mendapat deathglare dari Sakura.

" n na naruto-kun, kau meninggalkan ini?" seorang gadis kecil menyerahkan bungkusan orange pada Naruto, ia berdiri disebelah Sakura iris lavendernya tampak bergetar terlihat jelas sedang gugup

"makasih" Naruto mengambil kotak bekal itu tak acuh

"Hinata, sejak kapan kau disini?" Sakura menggandeng lengan Hinata membuat gadis mungil itu merapat kearahnya

"sejak Naruto-kun dan Sasuke-kun akan berkelahi"

"begitu, aku sama sekali tidak sadar"

Hinata menunduk mendapati tanggapan Naruto

"Aduuuh!"

"Teme! Kenapa kau menginjak kakiku lagi!" Naruto menatap kaki kirinya yang memerah

"tidak sengaja" gumam Sasuke

"jelas-jelas kau sengaj..Woi ! Sasuke mau kemana kau?"

"Pulang" Sasuke berjalan menjauh

"Kau harus minta maaf!" setengah berlari Naruto menjajari langkah Sasuke

"Tunggu! Kalian berdua"

"Hinata, kita juga pulang" Hinata mengangguk dengan cepat Sakura menggandeng lengan Hinata menjauhi bangunan Sekolah.

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO

UNDER SKY

DEVIL-Ya Ha

CHAPTER ONE : LAST STORY

"apa kau tidak bisa tinggal?"

"hn" Gadis pink itu menunduk mendapati jawaban yang tidak ia inginkan

"bahkan jika aku yang meminta?" Sakura mengangkat wajah memperlihatkan rona merah dikedua pipinya

"go gomennasai, aku menyulitkanmu Sasuke-kun bukan maksudku untuk mengaturmu tapi kupikir akan menyenangkan jika kita tumbuh besar bersama, kita sudah saling kenal sejak SD jadi akan aneh kalau aku tidak melihatmu, bukankah sebentar lagi ujian masuk SMA? Jika kau tetap tinggal mungkin kita bisa mendaftar di sekolah yang sama dan aku akan me.."

"aku tetap ke Amerika" suara dingin Sasuke mendiamkan celoteh panjang Sakura

"etto.."

"aku akan mempelajari banyak hal agar tidak kalah dari orang itu (baca:Itachi)"

"tapi.."

"jangan salah paham! Hanya karena rumah kita berdekatan tidak ada pengaruhnya untukku"

"Sasuke-kun" Sakura menunduk air matanya mulai menetes

"Arigato Sakura" ucap Sasuke sebelum berbalik

"Arigato Sakura"

"Sakura.. Sakuraa" guncang Ino keras saat ucapannya dihiraukan

"Ino ! kau mengangetkanku" Sakura menoleh pada sahabat kecilnya

"masih memikirkan dia?"

Sakura menggeleng "bukankah kau sudah melupakannya?" gerutu Ino "terimakasih untuk ini" lanjutnya sambil menyarahkan buku Matematika di meja Sakura

"ehh.. kapan kau mengambilnya?"

"aku meminjam tadi pagi ingat? Benar-benar ya, sejak kapan kau mulai pikun!"

"gomenne, aku ingat kau mengambil ini bagaimana pelajaran Anko-sensei?"

"jangan mengalihkan pembicaraan!"

Sakura menunduk "Hey! Jawab aku" Ino nyaris membentak tidak suka diabaikan

"akhir-akhir ini aku selalu teringat padanya, aneh ya? Padahal sudah 2 tahun aku berhasil melupakannya, rasanya seperti baru terjadi kemarin"

"kurasa kau hanya kurang istirahat kau jadi terbawa perasaan, kadang kita teringat sesuatu yang sudah lama dilupakan karena lelahkan? Bagaimana kalau secangkir kopi sabtu sore?" Sakura tersenyum mendengar nasehat tidak nyambung Ino

"terimakasih Ino Pig"

"hey! Aku sudah menghiburmu dan kau malah mengejekku, dasar forehead!" Ino merajuk, Sakura menjulurkan lidah

"Sakura-chaaan, yo Ino! Kau disini?" Naruto memasuki kelas dengan senyum mataharinya

"seperti yang kau lihat"

"Naruto Baka! Dari mana saja kau?" bentak Sakura tanpa ampun, Naruto yang semula bahagia menjadi gemetar, keringat dingin menetes dari dahinya terlihat jelas sedang ketakutan

"Kiba mengajaku ke Kantin jadi.."

Sakura berdiri dari bangkunya lalu

BLETAK

"kenapa kau memukulku Sakuraaa-chan"

"kau lebih memilih membuang uang di Kantin dari pada memakan bekalku yang GRATIS" Omel Sakura dengan menekan kata "gratis"

"bu bukan begitu aku hanya tidak enak kalau setiap hari kau membawa 2 bekal ja-jadi kupikir.."

"kau membeli Ramen Ichiraku karena sedang ada promo?" potong Sakura cepat

Naruto gelagapan

"iya..maksudku bukan"

"NARUT OO" Sakura menggeram marah, tangan kanannya siap melayang diudara

"tu tunggu Sakura-chan, kau tahu aku sangat suka Ramen kan? Mereka memberi 5 ramen gratis pada 30 pengunjung pertam.."

"Aduuuuh"

"ini benar-benar sakit Sakura-chan"

Sakura menarik telinga Naruto semakin keras

"kau mengatakan sesuatu?"

"Yo! Kalian melupakan seseorang" Ino yang ada di samping Naruto mendengus kesal

"maaf Ino, kau tahu si bodoh ini sangat menyebalkan" Sakura mengeratkan jewerannya

"baiklah, aku pergi sekarang" Ino mengangkat kedua tangan tanda menyerah

'sebenarnya kau terlihat lebih bahagia jika bersama si Baka, Forehead!'

"Sa Sakura-chan, kau ingin mematahkan telingaku?"

"itu yang kau mau?"

"tu tunggu… SAAKIIT"

Ino melangkah pelan menjauhi XII-3 (kelas Sakura dan Naruto) tidak mempedulikan teriakan nyaring Naruto senyuman manis tetap terparti di wajah ayunya. Saat melewati ruang guru Ino mempercepat langkahnya

"Hinata" Ino menghampiri gadis yang ia panggil

"Ino" Hinata berbalik memperlihatkan sederet kertas yang ada ditangan kirinya

"sedang apa kau disini?"

"aku membawa peta sekolah untuk diserahkan pada murid pindahan"

"apa ada murid baru pada waktu dekat ini?"

"ya, kalau tidak salah dari Amerika"

"benarkah?" wajah Ino langsung berbinar, Hinata mengangguk sedikit terkejut dengan reaksi Ino

"katakan padaku.." Ino menghadap Hinata exited

"na-nani?" menyadari tatapan Ino yang sedikit eer~menyeramkan refleks Hinata mundur 3 langkah

"apa dia lelaki?"

Hinata sedikit berpikir "emm..mungkin"

"dia tampan?" Mata Ino berbinar-binar kedua tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan kanan Hinata yang bebas.

Hinata terlihat gugup "se sebenarnya Tsunade-sensei tidak memberitahuku gendernya jad.."

"sudah pasti tampan! Dia kan dari Amerika" potong Ino cepat tanpa mendengar ralatan Hinata

"It itu belum pas.."

"aku duluan Hinata akan ku ceritakan ini pada Sakura dan Tenten"

"tunggu, Ino" Hinata sweatdrope


"Sakuura-chaan"

Biip Biip

Naruto sedikit menggerakan badannya

Biip Biip

"rwamen jwumbo.." gumamnya tidak jelas

Biip Biip Biiip Biip

"apa itu!" Naruto membuka satu mata lalu berbalik mengubah posisi tidurnya

Biip Biip Biip

"BRISIIK"

Naruto menarik selimut lalu meletakan di antara kedua telinganya

Biip Biip Biip Biip Biiiip

"Aaaaaahahhh…" frustasi Naruto mengacak rambutnya lalu dengan asal mengambil handphone flip hitam yang ia letakkan di meja dekat tempat tidur, Naruto menarik nafas dalam-dalam bersiap membentak siapapun yang berani mengganggu tidurnya.

"Lamban! aku menelpon puluhan kali!" Naruto menjauhkan handphone dari telinganya yang sedikit berdengung saat "si penelpon" berteriak keras padanya

"apa maksudmu eh? Beraninya kau mengganggu tidurku!" Naruto balas berteriak

"ho, kau marah dobe?"

"TEM"

Naruto tercekat

Dobe?

Dobe

"Sa Sasuke?"

"dasar lamban!"

"kau masih hidup? Kenapa tak pernah memberi kabar? Teme, beraninya membuat Sakura-chan menangis, aku akan menghajarmu saat kita ber.."

"aku akan menemuimu lusa"

"Nani?"

"kau sedang cemas?"

"apa maksudmu?"

"aku dengar kau menjadi mantan kapten basket KHS, kau tahu? Seperti dulu aku akan selalu diatasmu"

"apa kau akan bersekolah ditempatku dan Sakura-chan? Pasti lusa akan sangat menyenangkan, Ne Teme kau benar-benar pulang?" Naruto tidak dapat menyembunyikan nada senangnya

"hn, tunggu saja! Aku akan mengalahkanmu"

"jadi kau ingin bertanding? Baiklah aku akan meladenimu, asal tahu saja aku cukup berubah dalam 2 tahun"

"aku harap ini bukan omong kosong! Sampai jumpa"

"Tu tunggu Sasuke, apa kau menelpon jam 00.46 hanya untuk menyampaikan ini?"

"hn"

"apa?"

"Disini masih siang, aku tutup"

"TEEEMEE" Naruto berteriak marah saat Sasuke memutuskan sambungan telepon

"lihat saja ! Aku yang akan menang soal basket" gerutu Naruto tidak jelas sambil merebahkan tubuhnya bersiap kembali kealam mimpi.

'Teme pulang?'

Dengan cepat Naruto bergerak mengubah posisi tidurnya menjadi duduk

"2 setengah tahun dia menghilang, apa dia berubah" Naruto menyeringai lalu merebahkan tubuhnya kembali

"sasuke-kuun, semangat!" teriakan Sakura bergema dilapangan

Sasuke mendrible bola dengan cepat tidak membiarkan seorangpun mengganggunya bermain, mendekati ring lawan 3 orang anak yang lebih tinggi mengepungnya

"Sasuke! Oper kearahku" dari sisi kiri lapangan Naruto melambaikan tangannya

Sasuke berdecih kesal, lalu dengan sekali putaran ia melompat melempar bola kearah ring dengan keras.

PRIIIIT

"Kyaaaa… Sasuke-kun hebat"

"kereeeen"

"dia memang sempurna"

"Sasukeeee" teriak riuh terdengar jelas dari sisi lapangan setelah Sasuke berhasil menambah skor

"kenapa kau tak mengoper bolanya" Naruto cemberut

"aku tak yakin"

"apa maksudmu?" Sasuke menunjuk kearah ring lawan

"bilang saja kau ingin sok Keren!" naruto yang tidak mengerti mendengus sebal

"Tch, dobe"

"mau berkelahi"

Naruto mengacak rambutnya

"akuuu tidaak bisaa tidurr, Teemeeee siaaaalaa.."

"NARUTO BAKKA! DIAM KAU"

Naruto membekap mulutnya dengan kedua tangan saat mendengar teriakan maut Sakura. Dengan gugup ia membuka tirai jendela, bangunan pertama yang terlihat adalah kamar gelap Sakura.

Naruto menghela nafas lega 'untung saja dia kembali tidur'


"telur, tepung terigu, mentega, minyak, sayuran segar, daging segar, buah apel, buah jeruk, buah melon.." Hinata sedang mengabsen barang yang sudah ada di keranjang belanjaan ketika merasakan getaran handphone di saku celananya dengan cepat ia mengambil benda putih itu, mengamati sederet nomor yang tidak di kenal, sedikit ragu ia menekan tombol hijau.

"moshi-moshi" suara Hinata terdengar lembut dan pelan

"…"

"…" Hinata menatap handphone miliknya, memastikan apa panggilan terputus

"hallo?" dengan ragu Hinata kembali bicara

"…"

Tidak ada tanggapan

Hinata mulai berpikir, bukankah akhir-akhir ini banyak kasus penculikan anak dibawah umur? Biasanya pelaku penculik selalu mengamati korbannya sebelum memberikan terror. Hinata sedikit celingukan mengamati apakah ada orang yang memperhatikannya di Toko 24 jam yang sepi ini.

Dan terror yang diberikan biasanya seperti selalu menelpon tengah malam. Telepon tengah malam? Dengan gugup ia menatap arlojinya jam 06.28 sangat berlebihan untuk dikatakan Tengah malam, tapi tetap saja ini masih Sepi.

Hinata memperhatikan handphonenya sekali lagi bermaksud menekan tombol merah

"aku akan pulang"

"eh?"

Suara dingin diseberang telepon menarik perhatian Hinata

"ma maaf anda salah sam.."

TUUT TUUT TUUT

Setengah linglung Hinata menuju kassir

'aku akan pulang'

Siapa?

Apa dia punya saudara jauh yang tinggal diluar Jepang?

Hinata mematung lebih mengingat-ingat silsilah keluarganya

"semuanya 4000 yen "

"huh?"

"belanjaan anda 4000 yen"

"maaf" dengan pipi yang memerah Hinata menyerahkan uang 5000 yen pada wanita dibelakang meja kassir

"kembaliannya 1000 yen, terimakasih atas kunjungan anda"

"terimakasih"

Seulas senyum terlihat jelas sebelum gadis Hyuuga itu membuka pintu

"Hinata"

Hinata menoleh mendapati salah satu sahabatnya berlari kecil menghampiri

"habis jogging Sakura-chan?" Sakura mengangguk

"Hinata kau punya air? Aku sangat.." belum selesai Sakura bicara Hinata sudah memberikan air yang dibelinya

"terimakasih" Sakura menyodorkan botol air mineral yang isinya tinggal separuh

"Hinata, apa yang kau beli?"

"hanya kebutuhan rumah, kau sudah selesai?"

Sakura mengangguk "ayo pulang bersama" ajaknya disertai rangkulan dipundak kiri Hinata

'aku akan pulang'

Siapa? Siapa yang pulang?

Seingatnya semua anggota Hyuuga tinggal berdekatan .

Jadi bukan saudara ya?

Lalu siapa

Apa teman?

Tapi bukankah semua teman-temannya bersekolah di KHS

Hinata kembali mengingat-ingat masa kecilnya

Saat SD

Saat SMP

"Hinata, Ino bercerita besok ada murid pindahan dari Amerika apa itu benar?" Suara riang Sakura mengagetkan Hinata, tanpa berpikir ia mengangguk

"apa dia lelaki? Dasar Ino pig, dia langsung heboh mengira-ngira wajah si murid baru" Sakura terkekeh geli

Murid baru

Amerika

Laki-laki

Teman

Pulang

"Sasuke-kun" Hinata tersentak

"eh, Ada apa dengan Sasuke-kun?" Sakura melepas rangkulannya dan menatap Hinata intens. Dipandangi seperti itu membuat Hinata gugup

"ti tidak apa-apa Sakura-chan, ak aku hanya teringat padanya"

Pandangan Sakura melembut, Hinata menghela nafas

'Sakura-chan teman dekat Sasuke-kun, aku ceritakan saja padanya' ujar Hinata dalam hati 'tapi ini belum pasti, kalau dugaanku salah dan dia bukan Sasuke-kun itu hanya membuat Sakura-chan sedih' Hinata mengurungkan niatnya untuk bercerita.

.

.

"Sakura-chan, bagaimana kau bisa masuk?" Naruto yang baru selesai mandi terkejut melihat Sakura di dalam rumahnya

"aku meneriaki namamu dari tadi baka! Pintunya tidak dikunci jadi aku masuk"

"begitu"

"apa kau masih makan ini tiap hari?" Sakura mengamati dapur menemukan banyak bungkus ramen instan di meja makan Naruto

"hanya tiap malam kok" Naruto nyengir lebar

"itu sama saja!"

Naruto berhasil menghindari pukulan Sakura "setidaknya aku tidak sarapan dan makan siang dengan ramen"

"itu tetap tidak sehat baka! apa kau ingin sakit?"

"apa kau menghawatirkan ku Sakura-chan?"

BLETAK

"tidak sama sekali"

"aku bukan anak lemah yang bisa sakit karena ramen, jadi kau tenang saja" Naruto menyeringai melihat wajah Sakura yang memerah

"ibuku memberikan ini untukmu" sedikit menunduk Sakura menjauhi Naruto

"mau kemana?"

"pulang" tanpa berbalik Sakura menjawab

"kau tidak ingin menemaniku makan?"

"baiklah" Naruto tersenyum lebar saat Sakura duduk diseberangnya

"ini enak sekali Sakura-chan, sampaikan terimakasihku pada ibumu"

Melihat Naruto makan dengan lahap Sakura tersenyum gembira, sejak 2 tahun yang lalu ia selalu membawakan Naruto makanan~baik dirumah maupun disekolah~ yang tentu saja masakannya sendiri. Menurutnya Naruto terlalu "miskin" untuk bertahan hidup sendirian.

Sebenarnya Ino sering mengomentari "kedekatan" mereka tapi Sakura selalu berdalih hubungan mereka hanya sebatas :

Mereka bertetanggaNaruto hidup sebatangkaraNaruto tidak bisa memasak apapun kecuali RamenNaruto tidak sanggup membeli makanan kecuali Ramen.

"terimakasih makanannya"

Sakura melirik kotak bekalnya yang kosong ternyata Naruto menghabiskannya saat ia melamun

"Sakura-chan, kau tahu soal murid baru?"

"yang dari Amerika itu? Aku mendengarnya dari Ino, kenapa?"

Naruto melengos

"kenapa?"

'kenapa dia tidak memberi tahu Sakura-chan?'

"ada apa?"

"..."

"Naruto!"

"Ehh iya, apa kau ingin sesuatu?"

Sakura memberikan dethglarenya

"aku bertanya, kenapa kau ingin tahu?"

"ingin tahu apa?" jawab Naruto gugup nadanya terdengar lambat

"soal murid baru, biasanya kau tak pernah peduli hal seperti ini"

"Oh.." Naruto menunduk

"kau ini kenapa sih Naru.."

"apa kau tidak berpikir itu Sasuke?"

"eh?"

"ini saatnya dia pulang kan?"

"sudah 2 setengah tahun ya?"

"jika dia pulang, apa yang kau lakukan?" Naruto mengangkat wajahnya mempertemukan sappire miliknya dengan emerald yang telah membulat sempurna

"ak aku tentu saja aku senang, begitu senangnya sampai tidak bisa tidur, yang pertama kali kulakukan adalah membuatnya terkejut"

"membuat terkejut?"

Sakura mengangguk semangat "apa kau tidak memperhatikan perubahanku yang menyilaukan ini" Sakura menyisir rambutnya dengan sebelah tangan

"itu?"

Sakura memutar bola mata "kau saja yang tidak peka! Selama 2 tahun aku terus tumbuh menjadi wanita, pasti ini akan mengejutkan"

"O-oh"

"kau sama sekali tidak mengerti ya?"

Naruto mengangguk polos

Sakura mendengus sebal "Baka! Bila seorang wanita ingin menemui lelaki yang disukainya, ia akan tampil sebagus mungkin dan memberikan sedikit kejutan" Sakura tersenyum gembira membayangkan dirinya dan Sasuke makan malam romantic.

'jadi kau ingin memberikan kejutan, ya Teme'

.

.

"aku pulang"

"Sakura, dari mana kau?"

Haruno Mebuki sedang mengelap piring saat Putrinya melewati ruang tengah

"tempat Naruto" Sakura meletakan kotak bekal yang sudah kosong di meja makan

"Ino baru saja menelpon"

"benarkah? Aku akan menelponnya balik"

Sakura menuju kamar dengan tergesa, mengambil handphone pinknya dan menemukan 9 missedcall, 3 mail

'Ino semua?'

Tanpa membuang waktu Sakura menekan angka 4

"moshi-moshi?"

"Sakuuuraaaa"

Sakura menjauhkan handphone nya saat Ino meneriaki namanya keras-keras

"In.."

"dari mana saja kau? Aku seperti menghubungi orang di Bulan" desah Ino kesal

"rumah Si Baka"

"Selama 1 setengah jam aku menunggu orang pacaran menjawab telepon, terdengar konyol"

"aku dan Naruto hanya tetangga, TETANGGA"

"Oke, Lupakan soal Naruto! Kau harus mendengarkanku Sakura"

"ya"

"soal murid pindahan, aku sudah ceritakan?"

"hn"

"kau tahu dia lelaki dan dari Amerika, aku belum melihat wajahnya sih tapi pasti tampan"

"dari mana kau tahu"

"insting wanita"

"ohh" Sakura mendengus sebal

"jadi kau menghubungiku 9kali hanya untuk ini?"

"dengarkan dulu! gossipnya dia cucu uchiha Madara pemilik KHS"

"siapa?" Sakura hampir menjatuhkan handphonenya

"Uchiha Madara, kau tidak tahu? Ayolah Sakura beliau sangat terkenal"

"a aku tahu, maksudku KHS milih Uchiha?" Sakura menerawang mengingat Pentas Seni 1 minggu lalu yang dihadiri Uchiha Madara sebagai Tamu Kehormatan

"ya ampun!" Ino menghela nafas

"menurutmu, apa Sasuke-kun yang jadi murid baru?"

Sakura mengerjapkan matanya, Jantungnya berdetak 3 kali lebih cepat

Benar juga Sasuke adalah cucu Madara

"ak aku tidak tahu"

"ini bukan saatnya sedih Sakura.." Ino yang menangkap nada rendah dari kalimat Sakura menimpali

"..bukankah kau harus menemuinya? Hey, Forehead! Apa yang kau lakukan kalau bertemu dengannya?"

"kenapa pertanyaanmu seperti Naruto sih?"

Sakura menghela nafas, masih bingung memberikan jawaban

"Naruto sudah tahu?"

Sakura mematung

"apa kau tidak berpikir itu Sasuke"

"Jika dia pulang apa yang kau lakukan?"

"ternyata Naruto cukup Up To Date"

"…"

"Sakura! Hey Sakuura"

"O-oh iya Ino"

"ayahku baru saja memanggil kita bahas ini besok Oke? Ingat ini bukan saatnya untuk sedih"

Sakura akan menjawab saat Ino memutuskan panggilan

'apa Naruto sudah tahu? Kenapa tidak mengatakannya padaku' Sakura menggelengkan kepalanya cepat-cepat tidak ingin berprasangka buruk.

'Sasuke-kun, akan pulang besok' dengan wajah yang merona Sakura menyentuh jantungnya yang masih berdetak cepat, ia ambil foto dirinya bersama Sasuke, Naruto dan Kakashi-sensei~guru lesnya saat SD yang sekarang menjadi wali kelasnya di SMA~ Seulas senyum terlihat jelas saat tangannya meraba wajah stoic Sasuke.

Sepertinya malam ini ia tidak akan bisa tidur.

.

"Saakuraa"

Sakura terkejut mendengar suara ibunya

"ya, ibu"

"ada temanmu"

"siapa?" sedikit penasaran Sakura menuruni tangga, dilihatnya gadis bersurau Indigo diruang tamu

"Hinata"

"Sakura-chan"

"ada apa? Aku senang kau datang" ujar Sakura duduk disebelah Hinata

"kau menjatuhkan ini didepan rumahku" Hinata meletakan Handuk pink milik Sakura di meja.

Sakura mematung, pikirannya masih tersita dengan rumor Sasuke yang akan pulang

"Hinata bukankah kau yang pertama tau ada murid baru?"

"Tsunade-sensei yang memberi tahuku"

"benarkah?"

Hinata mengangguk "beliau juga memintaku mengajak murid baru itu keliling sekolah"

"begitu, apa kau tahu lebih? Maksudku seperti marganya"

Hinata mengerjapkan mata "tidak, memangnya kenapa Sakura-chan?"

"tidak apa-apa"

Sakura mengingat pertemuannya dengan Hinata pagi tadi kalau tidak salah dia menyebut nama Sasuke.

'Hinata terlalu polos'


"Ino" Sakura melambaikan tangan melihat sahabat kecilnya memasuki gerbang sekolah

"Sakura" setengah berlari Ino menghampiri Sakura

"aku pikir kau sudah masuk, dimana Naruto?"

"Naruto meninggalkanku saat sedang sarapan, si Baka itu dia membuatku membawa 3 bekal" Sakura menghela nafas melihat 2 kotak bekal di tangan kanannya, dan 1 kotak bekal ditangan kiri.

"romantis sekali, aku jadi iri" cibir Ino

Sakura memberikan deathglarenya "apanya yang romantis! Naruto melewatkan sarapannya jadi Ibu memintaku membawa ini juga"

"aku benar-benar cemburu" Ino tersenyum nakal

"lalu bagaimana hubunganmu dengan Shikamaru?"

Wajah Ino berubah cemberut "apa kau membicarakan si Jenius 'rambut nanas' yang menyebalkan itu?"

"apa yang terjadi minggu malam?"

"tidak ada, kami belajar"

"uh, Oke"

"aku menyiapkan banyak film horror untuk semalam dan Shikamaru malah menanyakan PR"

Sakura terkekeh geli mendengar rencana sahabatnya yang gagal

"mungkin kau harus menyiapkan camilan juga"

Ino memutar bola matanya "Shikamaru bukan Chouji"

Sakura tertawa keras membuat Ino mendengus kesal

"Sakura apa kau sudah mempersiapkan diri?" Ino bicara saat melihat Uchiha Madara memasuki ruang kepala sekolah~Tsunade-Sensei di lantai dua, Sakura mengikuti arah pandangan Ino

"Hey! Pig, apa Hinata juga tahu tentang Sasuke-kun?"

"aku tidak tahu, memangnya kenapa?"

"tidak"

Sakura mengamati Hinata yang sedang tertawa bersama Kiba dan Shino

"aku ke kelas duluan Forehead, temui aku jam istirahat"

"baiklah" sedikit berlari Sakura menaiki tangga yang akan menghubungkannya di lantai 3, ia harus menyerahkan sarapan untuk Naruto dan mengintrogasinya soal Sasuke.

.

"Naruto bangun bodoh! Bel baru berbunyi dan kau langsung tidur" Sakura mencubit lengan Naruto dia berdecih kesal saat Naruto hanya mengubah posisi tidurnya

"Naru.." dia akan meneriaki telinga Naruto saat

"Sakura, kembali ketempat dudukmu" Kakashi-sensei memasuki kelas, dengan kesal ia menuju bangkunya−tepat didepan Naruto−

"anak-anak seperti rumor yang beredar hari ini akan datang murid baru dan kabar baiknya dia akan berada dikelas kita"

"benarkah dia dikelas ini?"

"aku sangat penasaran"

"pasti tampan"

"apa dia bule"

"anak-anak.." kakashi-sensei yang tidak suka dikacangin kembali bicara

"dia seorang lelaki dan berasal dari Amerika"

Kelas kembali ricuh

Amerika

Sakura memfokuskan pendengarannya

Apa dugaannya benar?

"baiklah, Uchiha-san silakan masuk"

Uchiha

Disertai jantung yang berdegup kencang mata Sakura tidak bisa lepas dari pintu utama kelas.

Seorang pria tinggi memasuki kelas dengan santai, kulit putih pucatnya tertimpa sinar matahari pagi, dengan mata gelap nya pria tampan itu memandang seisi kelas.

Sakura melongo, iris emeraldnya membulat sempurna "sa.."

"Uchiha-san perkenalkan dirimu pada teman-teman"

"nama saya Uchiha Sa.."

"SAAIII"

To be continued

Devil-Ya Ha side's

Salam kenal minna :D saya Author baru di ffn.

Maaf bila masih banyak kekurangan

Dalam cerita ini Sai adalah sepupu Sasuke, apa kalian terkejut?

Hinata, Sakura, Naruto, dan Sasuke adalah teman masa kecil yang terlibat cinta segi empat

Chapter ini belum ada hurt-nya karena masih perkenalan tokoh:?:

Tapi chapter depan mulai ada pairing dan konflik

Thanks for Read and Review

.

.

.

Next Chap

"Naruto aku kembali"

"apa Sasuke-kun menyukai basket?"

"Teme! Aku tahu kau akan kesini "

"Sasuke-kun, kau masih mengenalku?"