HAOHUNHAN Epriwer
Luhan itu suka anjing. Suka sekali Puppy. Sehun juga menyukainya hanya saja….
Begini persoalnnya…
" Sehun lihat itu. dia tampan sekali kan? Aku mau yang itu Sehun. "
Jemari lentik Luhan menelusup, bermain di antara celah-celah kandang warna-warni berukuran sedang di hadapannya. Sedangkan Sehun berdiri memperhatikan Luhan yang sedari tadi terlihat begitu antusias dengan mata berbinar cantik menatapi Puppy-puppy lucu di sana.
Luhan menjulur-julurkan jemarinya seolah mengumpankan jarinya sebagai santapan lezat seekor Puppy coklat dengan bulu tebal di seluruh tubuhnya itu. Tapi sebenarnya bukan begitu maksudnya. Luhan hanya gemas saja ingin sekali membebaskan puppy imut dari dalam kandang sial ini dan membawanya pulang dengan segera lalu mengajaknya bermain dan berguling di atas karpet coklat kesayangannya di ruang tamu dalam apartemennya.
Sementara yang Luhan ajak bicara hanya berdiri di atasnya sambil menatap jengah dirinya tanpa memberi tanggapan, mendengus pun tidak.
Sehun sendiri sebenarnya sudah cukup pusing menghadapi tingkah aktif putranya yang mengulurkan badan gemuknya kesana kemari dalam gendongannya untuk melihat lebih dekat anjing-anjing yang sesungguhnya menggemaskan ini namun jadi sangat menyebalkan di mata Sehun setelah mereka semua berhasil menarik perhatian istri juga anaknya dalam waktu tak kurang dari 5 menit setelah mereka sampai di Petshop ini.
Sehun itu agak pencemburu ya?
Sehun juga harus mati-matian menahan lengan Haowen agar tidak menerobos cela-cela kandang dan berakhir dengan hilangnya salah satu jemari lucu itu.
Ditambah…. Ugghh Sehun sungguh menyesal sekali.
Niat mulianya ialah menghibur anak laki-laki nakalnya itu dengan mengajaknya bermain di Petshop tak jauh dari apartemennya karena sedari tadi Haowen terus aja merengek-rengek tak jelas apa maunya.
Namun malang tak dapat di lelang, niatnya menghibur Haowen kandas setelah Luhan sang Istri yang super cantik dan menyebalkan itu mengekorinya dan berakhir menunjuk seluruh puppy di sana untuk di bawa pulang bersama mereka. Membuat Sehun mual mendengar suara mendayu dayu milik Luhan.
Sehun itu mengerti sekali jika istrinya ini adalah seorang maniak puppy. Puppy alias anak anjing alias gukguk alias…. Yah itulah pokoknya. Terbukti ini adalah seekor puppy yang kee…
Entahlah.
Sehun lupa itu puppy yang keberapa yang Luhan katakan tampan dam memaksa Sehun utuk segera membelinya.
" Tidak! "
Dan itu juga satu kata yang keluar dari bibir tipisnya yang entah sudah keberapa yang ia ucapkan setelah 1setengah jam lamanya ia berada di sini.
" Sehun kau tidak lihat mereka tu lucu sekali. Haowen pasti akan suka dan aku yakin dia tidak akan lagi mempersulit diri mu dengan merengek tidak jelas seperti tadi jika kau mau membelikanya. 1 saja kok, tidak semuannya. Iya kan sayang? Uhh anak Mama sini… "
Luhan lantas berdiri dari posisi berjongkoknya dan meraih ketiak Haowen untuk mengambil alih gendongannya dari Sehun. Luhan menciumi putra berpipi gendutnya itu dan menuntun lengan Haowen untuk melambai-lambai pada seekor puppy yang berada di salah satu kandang atas.
Di Petshop ini kandangnya bertumpuk. Jadi bagaimanpun posisi mu kau akan tetap dapat mlihat puppy-puppy itu. Dan di situ pula masalah terbesar Sehun saat ini. Di kelilingi gonggongan dari berbagi macam jenis anjing di tambah rengekan putranya lalu di beri bonus suara lembut Luhan yang meminta puppy ini dan itu.
.
.
Melihat puppy itu menggoyang-goyangkan ekor pendeknya seolah membalas lambaiannya tadi, Haowen sontak tergelak dan menggumam-gumam dengan bahasa bayinya yang tentu saja hanya ia yang mengerti.
Bahkan kedua orang tuanya itupun tak pernah mengerti apa yang Haowen ucapkan selama ini.
Hanya
" Ma..ma "
Atau
" Pa..pa "
Itu saja yang Luhan dan Sehun mengerti.
Mereka memang orang tua muda super tampan dan cantik juga modis di antara perkumpulan orang tua se antero kota Seoul dengan pengalaman mengurus anak paling buruk.
Sebagai contoh Sehun pernah memandikan Haowen saat suhu tubuh balita tersebut mencapai tiga puluh delapan drajat. Sehun fikir dengan mandi tubuh Haowen akan lebih segar tidak lagi bersuhu sepanas itu. Dan malam harinya Sehun harus rela di tending dari kamar oleh Luhan karena membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang karena Haowen yang semakin rewel karena demamnya.
Daebak!
Namun perlu kalian tau, karena itu pula Haowen si tampan Haowen si lucu Haowen yang menggemaskan harus memiliki nasib sial sejak lahir dan di nobatkan – oleh Chanyeol – menjadi bayi termalang tahun ini karena terlahir dari orang tua seperti Luhan dan Sehun.
Haowen ku yang malang.
.
.
" Tidak! "
Lagi-lagi kata menyebalkan itu yang harus telinga cantik Luhan dengar.
Rasanya ingin sekali Luhan menendang suaminya itu ke dalam kandang Pit Bull di sebelahnya. Namun ia urungkan karena, memang apa yang bisa ajing-anjing itu dapat dari tubuh Sehun yang hanya berisi tulang yang terlapisi kulit seperti itu?
HEOL!
Lantas ia hanya mengerang dan membalas ucapan Sehun meledak-ledak.
" Tak bisa kah kau mengucapkan kata lain! Aku kan hanya meminta satu. Ini juga kan agar Haowen memiliki teman bermain jadi ia tak harus merusak alat-alat make-up ku Sehun! "
Luhan menatap Sehun emosi.
" Memang kalau tidak satu kau inginnya berapa ha! Aku tidak mau pokoknya kita memelihara hewan berbulu jenis apapun di dalam apartemen titik. Masalah make-up itu kan salah mu Luhan. Harusnya – "
" Harusnya kau mengerti aku tak cukup tinggi untuk mengambil maina-mainan Haowen yang kau simpan di atas lemari, Sehun! "
Luhan memutus biadab ucapan yang Sehun saja belum berfikir kapan ia akan mengakhiri ucapannya.
" Seharusnya kau juga mengerti ada banyak barang yang lebih layak Haowen mainkan bukan malah kau berika alat-alay make-up mu. Kau fikir Haowen seorang anak gadis? Haowen itu balita Istri ku sayang. "
" Memangnya di apartemen kita berisi apa suami ku yang tampan? Kau mau kau memberikan berkas-berkas kantor mu pada Haowen? Lalu membiarkannya meremat-remat dan mengigitnya lalu akhirnya kertas-kertas itu basah tak terbaca oleh liur Haowen dan kau berguling-guling histeris setelahnya? Atau kau ingin aku memberikan Haowen alat-alat dapur? Dan berakhir dengan pisau yang menggores jemarinya begitu? "
Inilah yang ku maksud dengan Sehun dan Luhan adalah orang tua Super buruk dan Haowen adalah bayi Super malang.
Aku bukan tanpa alasan mengatakan seperti itu.
Sehun dan Luhan –Orang tua dengan gen yang sempurna. Wajah rupawan. Wawasan luas. Muda. Banyak uang dan….
Sedikit bodoh.
Super sekali.
Adakah Golden Ways untuk Haowen?
.
.
Haowen yang tidak mengerti apa yang tengah kedua orang tuanya perdebatkan hanya menatap imut Sehun dan Luhan bergantian dengan kelopak matanya yang berkedip lucu sambil bertepuk tangan ceria.
Jika Sehun tidak ingat sedang bersitegang dengan Luhan mungkin saat ini Sehun sudah merampas Haowen dari gendongan Luhan dan menciumi habis pipi putranya itu.
Luhan dan Sehun sama-sama terengah dan memutuskan mengambil jeda dan berfikir sejenak.
" Luhanie dengarkan aku sekali ini saja ya " suara Sehun merobek keheningan.
Sehun berusaha melembut dalam kalimatnya. Sedangkan Luhan hanya melirik Sehun menggunakan ekor matanya dengan tajam.
" Terserah!"
Luhan melengos pergi keluar dari Petshop tersebut bersama si gendut Haowen meninggalkan Sehun begitu saja yang masih diam dengan mengurut pelan pinggiran pelipisnya di temani tatapan anjing-anjing di sekeliling nya yang seakan ikut prihatin atas nasibnya.
Sehun membuka perlahan pintu apartemennya dan menemukan Haowen sedang duduk seorang diri di ruang tamu berbicara tak jelas bersama dua robot di masing-masing tagannya. Tangan kirinya memegang robot Power Ranger dan tangan kanannya menggenggam erat boneka Barbie – itu Haowen dapat dari Baekhyun kakak Sehun –serta televise yang menyala menampilkan kartun SpongeBob Squerpants .
Tokoh kartun spons kotak berwarna kuning dengan celana coklat bersam temannya si bintang laut pink yang memiliki sejuta hal konyol untuk di lakukan.
Haowen mengayunkan kedua benda tersebut ke udara dan membuat seolah-olah bertabrakan ala jangkrik.
" Bam..Bam "
Haowen terus bergumam-gumam seru dalam dunia imajinasi perangnya bersama Barbie dan Power Ranger hingga tak menyadari hentakan kaki Ayahnya yag semakin mendekat.
" Hei Wangjanim. Kau bermain sendiri? Mana Mama? " Sehun meraih tubuh anaknya dan menuntun Haowen untuk berdiri menghadapnya dengan kedua lengan Sehun berada di ketiak Haowen. Menahan tubuh anaknya.
Haowen tersenyum lucu memamerkan se biji gigi susunya yang sedikit tumbuh di bagian gusi paling depan seraya menepuk-nemuk asal wajah Sehun.
" Pa..pa " Haowen berceloteh riang gembira.
Tentu saja bayi berpipi bulat seperti bakpao itu tak akan pernah mengerti sebagaimana kegundahan hati Ayahnya. Haowen hanyalah bayi laki-laki berusia satu setengah tahun yang hanya mengerti bagaimana caranya menangis mengompol dan bermain.
Sehun masih menitah Haowen untuk tetap berdiri. Memperhatikan tingkah lucu tiada akhir anaknya yang semakin hari tingkat menggemaskannya naik 5 level. Sehun harus benar-benar menguatkan diri agar tidak pingsan lemas melihat tingkah lucu Haowen.
Bagaimanapun Haowen itu anaknya. Mana mungkin Sehun harus pingsan setiap kali melihat anaknya sendiri. Tidak lucu kan?
Ini isi kepala Sehun.
Haowen masing mengangguk-aguk dan masih menepuk-nepuk wajah Sehun sambil bergerak tak mau diam.
Sehun bersyukur setidaknya Luhan tidak pernah lupa untuk memotong kuku-kuku Haowe rutin 1minggu sekali. Jadi ia tak harus merasakan perih di sekujur wajahnya karena kuku panjang dan hitam Haowen menggoresi kulit wajahnya parah-parah mencolok matanya.
Yahh…
Walau terkadang Luhan malah selalu lupa untuk mengganti popok Haowen. Sampai suara nyaring Haowen memenuhi seluruh ruangan menangis kencang karena popoknya yang sudah tidak lagi nyaman sejak seharian Ibunya yang cantik itu lupa menggantinya.
Sehun mendekap Haowen dan menciumi perut serta pipi Haowen yang ber aroma segar bedak dan minyak khas bayi.
Sehun selalu suka bau badan Haowen.
Di banding bau badannya sendiri. Jelas saja.
" Pa..pa " Haowen menjambak rambut Sehun tak terlalu kuat sambil tersenyum dan tergelak-gelak bahagia.
" Anak Appa mengapa tampan? Mengapa tampan sekali huh? Neomu kyeopta! Appa gemas sekali ingin menggigit mu tapi Appa tak mau ambil resiko terlempar botol hairspray milik Mama mu lagi. huh! "
Sehun itu seorang suami ngawur dan Luhan itu seorang istri anarkis dengan tingkah bar-bar nya.
Luhan dan Sehun itu pasangan suami istri yang tak pernah jauh-jauh dari kegiatan adu mulut. Mereka selalu bertriak satu sama lain secara tak wajar karena hal-hal ngawur yang Sehun sering lakukan.
Misalkan memasukkan permen ke mulut Haowen bulat-bulat hingga seluruh wajah alis dan telinga Haowen memerah karena tersedak dan terbatuk. Memberikan Haowen es krim coklat dan membiarkan Haowen melumuri wajahnya dengan lelehan es krim hingga mengotori tangan dan pakaianya sehingga Luhan yang baru saja 1jam yang lalu memandikan Haowen harus memandikannya ulang. Atau melempar sembarangan sepatu kerjanya sampai Haowen yang tak bisa diam merangkak kesana kemari dan menemukan sepatu Sehun lalu bersiap memasukan ujung sepatu tersebut ke dalam mulut mungilnya namun selalu tergagalkan karena Luhan memergokinya terlebih dahulu. Dan tampaklah gurat kecewa di pipi bulat menggemaskan itu karena 'wafer' hitamnya yang belum ia sempat cicipi sudah raib entah di buang kemana oleh Ibunya.
Dan akhir dari itu semua dalah botol hairspray, mangkuk, bantal, botol minum, sepatu Haowen atau apapun yang dekat dari jangkauannya, Luhan tak segan akan melayangkan semua itu secara Cuma-Cuma ke arah kepala Sehun.
Sehun tidak mau lagi. Sehun kapok.
Sehun diam sejenak. Memeluk Haowen dan menempelkan keningnya ke kening mungil milik anaknya.
" Haowen-ie bisa kau beri tau Appa? Apa Mama masih marah pada Appa eumm? "
Sehun menggesekan hidungnya dengan hidung Haowen. Membuat Haowen semakin tak bisa diam hingga hidung mancung kebanggannya itu basah kuyup oleh air liur karena Haowen yang terus melebarkan mulut kecilnya berusaha memasukkan hidung Sehun ke dalamnya. Menatap seolah hidung itu adalah Coklat siap makan.
Tak lama telinga Sehun menangkap derap kaki seseorang dari arah dapur menuju ruang tamu. Itu pasti istrinya. Sehun yakin itu.
Memangnya siapa lagi?
" Haowen sayang lihat Mama bawa apa? Ayo kita makan. ~ "
Benar kan?
Luhan menaruh mangkuk kecil berbentuk kepala beruang berisi bubur rasa pisang coklat yang ia bawa itu di atas sebuah meja di samping sofa, lalu meraih Haowen dari gendongan Sehun tanpa berbicara apapun. Membuat Sehun melenguh pasrah dan menatap hampa tangannya yang kosong. Tak ada lagi Haowen di sana.
Squidward pun tau jika Luhan masih merajuk.
Luhan duduk di atas sofa dan memangku Haowen. Menyuapi anaknya dengan damai tanpa peduli pada seorang pria yang teronggok lemah di samping bawahnya.
" Manhi dueseyo Haowen-ah " Luhan mengarahkan sendok kecilnya ke mulut Haowen.
" AAeemm! " suara Haowen setelah Luhan berhasil memasukkan sesendok bubur ke mulutnya.
" Oww~ Toktok Hada! Urie Haowen neomu kyeowo. Popohe Mama Popo " Luhan tertawa dan memajukan pipi juga bibirnya agar Haowen lebih mudah mendaratkan kucapan manisanya.
" Eeemmuahh! "
Haowen mencium basah pipih Luhan. Ibu muda itu di buat bahagia olehnya.
" Ma..ma " mulut Haowen memang penuh makanan tapi balita itu tetap tak bisa diam dan berceloteh ramai. Haowen itu bayi yang cerewet sekali. Sama seperti Ibunya.
Itu kata Sehun.
" Diam sayang Kalau Haowen makan itu diam. Tidak boleh banyak berbicara, nanti kau bisa tersedak Arraci? "
Luhan terus seperti itu. berbicara dan bergurau bersama Haowen seakan-akan di dalam apartemen tersebut hanya ada Luhan dan Haowen. Tak pernah ada makhluk lain berna Oh Sehun di sana.
Sehun merana.
Lonely Sehun.
" Luhannie~"
Sehun sudah lelah dan akhirnya mulai merengak mengimitasi gaya Haowen saat merengek karena permen coklatya di rebut paksa oleh Ibunya karena sudah mengotori tangan wajah dan seluruh pakaiannya.
Luhan berlagak seolah tak pernah mendengar rengekan mengerikan milik Sehun. Ia malah memutar duduknya dan membelakangi Sehun.
" Haowen sudah kenyang kan? Kajja kita ke kamar mu. bermain boneka puppy milik Haowen saja. Tidak apa kan? Appa mu memang pelit dan jahat. Jangan bersedih ada Mama bersama mu. " Luhan mengangkat tubuh Haowen lalu berdiri dan bersiap membawa pergi Haowen ke kamarnya. Namun sebelum Luhan sempat bergerak sebuah lengan di bawahnya lebih dulu terjulur memblokade sikunya yang terlipat karena menggendong Haowen.
" Mama~ "
Sehun benar-benar menjelma menjadi bayi tua menjengkelkan di mata dan telinga Luhan.
" Jangan Sentuh! "
Luhan menghentakkan tubuhnya.
" Mama jangan marah…"
"…"
" Mama "
"…"
" Huh! "
Cukup sudah! Sehun harus menyelesaikan ini sekarang. Ia tak mau lagi dan lagi semua berakhir dengan dirinya yang tidur di atas sofa selama 1minggu atau tidur di karpet di kamar Haowen.
Tidak!
Sehun mengelap dramatis ujung dahinya yang sebenarnya tak ada kringat sama sekali di sana.
Haowen tidak suka udara panas.
Sehun bergerak lembut untuk menahan tubuh Luhan agar tidak semakin kesal padanya lalu membawa kembali Luhan untuk duduk di sofa. Luhan sempat berontak namun karena terserang ciuman lembut di bibirnya Luhan akhirnya menurut.
Dasar Luhan!
" Cepat bicara! " ketus Luhan tanpa menatap Sehun. Wanita itu lebih memilih memainkan jari-jari mungil milik Haowen. Lebih menarik.
" Masalah puppy itu– "
" Yaya aku tau kau tak akan pernah membelikkanya untuk Haowen "
Sehun menghela nafas, tegar. Hidupnya berat sekali.
" Dengar dulu "
"….."
" Aku tau jika Puppy itu untuk mu kan? bukan untuk Haowen. Kau yang sebenarnya menginginkannya kan? Aku tau di luar kepala apa-apa saja yang kau suka dan Haowen suka. Haowen memang suka puppy tapi dia tak seperti mu, Luhan "
Luhan mengalihkan pandangannya dan menatap Sehun sejenak sebelum kembali bermain dengan jari Haowen.
" Aku hanya tak ingin melihat mu bersin-bersin seminggu penuh karena flu. Kau itu alergi hewan berbulu. Kau tak bisa tinggal lebih lama bersama dengan semua jenis hewan yang memiliki bulu, kau sadar itu kan? Kau tak mau membuat Haowen menangis seharian karena ada sesuatu di dalam hidungnya yang membuatnya sulit bernafas seperti mu juga kan? "
Sehun masih mengingat jelas waktu 3bulan yang lalu di mana Sehun menuruti keinginan Luhan untuk membeli seekor puppy putih nan imut yang pada akhirnya membuat Luhan tak berhenti bersin selama hampir 2minggu lamanya dan menulari Haowen yang akhirnya juga ikut terserang flu anjing dari Luhan.
Sehun benar-benar nyaris gila saat itu. Untung saja sytem Imun tubuh Sehun itu Titanium jadi Sehun akan tetap bernafas dengan riang gembira walau 1kota terserang flu masal sekalipun.
Dan kini puppy itu di berikan pada sepupunya. Si hitam sexy Jongin secara Cuma-Cuma. Padahal Sehun membeli anjing itu dengan menguras setengah dari gajinya selama 1bulan. Tapi tak masalah bagi Sehun dari pada ia harus terserang migren setiap hari melihat dua kesayangan nya Luhan dan Haowen tersiksa karena alergi bodoh berjenis FLU!
Lalu sekarang Luhan mulai berulah dengan meminta lagi?
Oh Never Shit!
" Aku hanya tak ingin melihat mu sengsara bersama bertumpuk-tumpuk tisu dan obat-obat penawar alergi mu itu sayang, mengertilah. Kau bisa mengajak Haowen untuk pergi ke Petshop milik Jung Ahjusshi seperti tadi. Atau kau pergi sendiri untuk melihat-lihat jika kau mau. Kau juga harus memikirkan kondisi kesehatan mu juga Haowen, Lu "
Luhan menatap dengan pancaran mata penuh rasa berdosa pada Sehun. Benar apa yang Sehun katakan semua itu memang untuk kebaikan dirinya terutama Haowen. Apa lagi saat mengingat kembali bagaimana Haowen yang terus-terusan menangis sepanjang hari karena tidak nyaman dengan hidungnya. Luhan jadi ingin menagis mengingat betapa Haowen tersiksa saat itu.
Tapi Luhan ingin puppy! Ingin puppy! Pokoknya ingin!
hah!
" Bammbamm Pa..pa Ma..ma Ungnya~" entah apa yang Haowen lafalkan sang jelas karena itu Luhan lekas kembali ke alam nyatanya.
Luhan masih menatap Sehun di balas seyuman tulus dari sang suami.
" Kau mau mengertikan Lu? Setidaknya kau mengerti bukan untuk ku tapi untuk Haowen"
Sehun menggenggam sebelah tangan Luhan. Berharap Luhan bisa mengerti di sana.
Luhan mengangguk lirih, nyaris menangis.
" Maafkan aku ya Sehun. Aku hanya menuruti keinginan sesaat ku saja tanpa memikirkan kalian. Aku minta maaf " suara Luhan terdengar parau.
" Tak apa jangan menangis "
" Aku juga sebenarnya kasian pada mu apalagi Haowen. Aku benar-benar ingin menangis saja jika mengingat semua kekacauan waktu itu. aku benar-benar minta maaf ya"
Tanpa membalas lagi Sehun langsung menarik tubuh istrinya di samping lalu mendekap sekaligus tubuh Luhan dan Haowen.
" Ini bukan masalah apa-apa jangankan anjing jika kau mau aku bisa memberikan Sirius untuk mu sekarang juga. Aku juga bisa memberikan Haowen seekor APPPA. Itupun jika basement cukup. "
Luhan tersenyum dalam pelukan Sehun. Ia menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya dan menikmati elusan di rambutnya oleh sehun. Tertawa dengan gombalan garing Sehun yang sama sekali tak ada romatis-romantisnya sama sekali itu.
" Bodoh! " Luhan memukul ringan punggung Sehun yang terlingkari lengaannya.
" Eh ngomong-ngomong apa APPPA itu sungguhan ada? " Luhan menengadah menatap Sehun penasaran.
" Ahaha. Tentu saja tidak. Tapi yang jelas APPPA itu hanya milik Aang. Sama seperti Haowen dan diri mu. kalian itu hanya milik ku "
Sehun mengecup pucuk kepala Luhan.
" Hentikan! "
Lihat? Kau lihat? Wanita itu bersemu pink. Dia wanita anarkis yang menggelikan ya? Ck!
" Juga…. Aku ini menyayangi kalian. Sangat. Jadi jangan pernah lagi mengatai ku pelit dan jahat. Rasanya menyebalkan sekali mendengrnya kau tau? Dan terimakasih ya sudah mau mengerti "
.
.
" Pa..pa "
Haowen memukul-mukul lengan Sehun yang mengitarinya tubuhnya. Sehun menoleh dan memandangi dengan gemas wajah Haowen dan meraih anaknya dari pangkuan sang istri.
" Ada apa Tuan muda Oh? " Haowen mengerjap-ngerjapkan matanya mengangguk-angguk tak jelas seperti biasa.
Sehun jadi gregetan.
" Popo Appa Popo. Popohee Juseyeo~ " Haowen malah hanya diam dan menampar-nampar kecil pipi Sehun.
" Haowen tidak mau mencium Appa? Tadi Mama saja di cium Appa kan juga mau "
Cupppp
Sehun tersenyum cerah saat Luhan tiba-tiba meraih kepalanya dan mencium pipinya cepat.
" Terimakasih ya Mama "
" Tu Mama saja cium-cium. Haowen ayo Appa popo "
Haowen tetap diam selama beberapa detik sebelum akhirnya malah mengarahkan jari telunjuk kecilnya kea rah televisi yang masih menyala sedari tadi.
" Mamammammm…." Sambil bergumam-gumam tentunya.
Sehun dan Luhan lantas menoleh berbarengan.
Dan…
" 1 Haowen akan lebih baik Oh Sehun "
" Tapi 2 anak lebih baik Luhan. Pemerintah sudah mengatur itu " Luhan beranjak pergi entah kemana menulikan telingannya dari Sehun.
" Luhan! Luhanie~ "
Sehun menghembuskan nafasnya kecewa.
' setelah semuanya aku fikir akan nada apresiasi khusus untuk ku. Nyatannya? '
" Haowen ingin adik bayi ya? Appa juga "
Sehun menatap sayu wajah polos Haowen masih dengan jari telunjuknya yang menunjuk layar televisi.
Jika di perhatikan dengan seksama jemari Haowen itu menunjuk mainan bayi yang terletak di samping si bayi dalam iklan susu tersebut. Bukan ingin adik bayi. Haowen itu sadar jika dirinya sendiri masih bayi jadi ia tak mungkin membiarkan ada bayi lain di rumahnya yang akan menjadi saingannya ketika bermanja-manja bersama Appa dan Mamamnya.
Haowen tidak mau!
END
Pada tau Haowen gak sih? aku baru aja tau -_- bayangin aja Haowen itu balita gendut imut kiyut.
kalo minat aku masih ada cerita lain kok tetep HaoHunHan sih.
makasih ya yang uda baca.
