Haruno Sakura adalah seorang peri klan Haruno yang cantik dan berbakat. Uchiha Sasuke adalah seorang peri klan Uchiha sekaligus putra dari Ratu Peri Konohaland, Mikoto Uchiha. Suatu saat Uchiha Sasuke tanpa sengaja meminum air suci di Holy Hollow yang mengandung kutukan dan Haruno Sakura dipaksa oleh ibunya untuk mengambil penawarnya di Filthy Hollow yang terdapat di Sunaland, sebuah padang pasir gersang yang mematikan.
Akankah seorang Haruno Sakura berhasil menolong sang Pangeran sekaligus sahabat kecilnya itu?
.
.
.
.
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
Fairy Tale © Kirara Yuukansa
Insipired by Tinker Bell and The Lost Treasure
Fantasy/Adventure
Pairing(s) : SasuSaku and etc
Warnings: Abal, typo, misstypo, alur cepet, OOC, Sasuke keluar di chap terakhir and many more.
NO FLAMES !
.
.
.
DON'T LIKE DON'T READ!
.
.
.
Enjoy my fic!
.
.
.
Fairy One
.
.
.
Selama berabad-abad sihir peri terhampar. Para peri hidup dengan damai dan tenang. Begitu juga di Konohaland, salah satu dari negeri peri terbesar. Di Konohaland terdapat empat klan besar yaitu Uchiha, Haruno, Namikaze, dan Hyuuga dan beberapa klan kecil lainnya. Saat ini Konohaland dipimpin oleh seorang ratu peri yang berasal dari klan Uchiha, Mikoto Uchiha. Mikoto Uchiha merupakan ratu yang sangat bijak dan baik. Dia mempunyai satu orang anak laki-laki dari pernikahannya dengan Fugaku Uchiha. Dan hal itulah yang membuatnya resah saat ini. Mikoto Uchiha hanya punya satu anak laki-laki dan sama sekali tidak punya anak perempuan. Sang ratu sedang bingung tentang siapa yang akan menjadi penggantinya nanti.
"Apa kau punya usul, Perdana Menteri Orochimaru?" tanya sang ratu di sebuah rapat besar yang diadakannya.
"Saya punya usul, Ratu. Bagaimana kalau Pangeran Sasuke dinikahkan saja. Dan istrinya nanti yang akan menjadi pengganti Yang Mulia," ujarnya sopan.
"Usul yang bagus. Hanya saja siapa yang akan menjadi istrinya nanti. Tidak mungkin sembarang orang 'kan?"
"Kita adakan sayembara saja," usul Fugaku, suami sang ratu sekaligus Menteri Musim Dingin.
"Ya, dan pemenangnya yang berhak menjadi pengganti Ratu," Jiraiya menambahkan. Sang Menteri Musim Panas
"Tapi sayembara macam apa yang akan diadakan?" Menteri Musim Semi angkat bicara, Tsunade Senju.
"Aku punya ide," kata Menteri Musim Gugur, Orochimaru.
.
.
.
Seorang peri berambut pink sedang terbang melintasi sebuah padang bunga matahari yang indah. Sesekali dia melompat-lompat dari bunga satu ke bunga lainnya membuat bajunya yang terbuat dari mahkota bunga Sakura bergoyang-goyang. Peri bermata hijau itu bersenandung kecil. Sakura -nama peri itu- disuruh ibunya untuk pergi ke Pohon Serbuk Peri untuk mengambil serbuk jatah bulanan klannya, Haruno. Ibunya yang bernama Sasaki Haruno suka sekali menyuruh-nyuruh Sakura padahal dahulu ibunya adalah orang yang sangat baik kepada Sakura. Tetapi itu semua berubah semenjak adiknya yang bernama Karin lahir. Ibunya jadi lebih galak padanya dan suka marah-marah tanpa alasan yang jelas.
Setiap klan punya keahlian masing-masing. Dan keahlian klan Haruno adalah dalam bidang seni, seperti menyanyi, pertunjukan teater, dan melukis. Begitu juga dengan Sakura dia ahli dalam semua bidang seni terutama menyanyi, hanya saja Sasaki melarangnya untuk menyanyi lagi dikarenakan adiknya –Karin- juga cukup –walaupun masih kalah dari Sakura- bisa menyanyi. Itulah sebabnya Sakura dilarang menyanyi lagi agar adiknya tidak punya saingan. Maka dari itu, Sakura beralih ke bidang melukis. Dia sangat senang dengan keahliannya yang satu ini. Biasanya dia melukis di sebuah air terjun yang indah tak jauh dari Pohon Serbuk Peri.
Sekarang Sakura sudah sampai di Pohon Serbuk Peri. Pohon Serbuk Peri adalah pohon yang sangat penting kehidupan semua peri. Serbuk peri yang dihasilkanlah yang dapat menyebabkan para peri terbang dengan bebas. Pohon Serbuk Peri dijaga oleh klan Namikaze dibawah pengawasan langsung oleh Ratu.
Sakura berjalan melewati pintu masuk dan disambut oleh Namikaze Naruto, sahabat baiknya.
"Hai, Naruto," sapa Sakura pelan
"Sakura-chaaaaaann," Naruto berteriak.
"Aduh, nggak usah teriak-teriak juga," ujar Sakura seraya mengepakkan sayapnya pelan.
"Mau ambil serbuk peri untuk klan ya?" Naruto berkata dengan mimik ceria.
"Iya, disuruh ibu," kata Sakura dengan wajah sedih.
Naruto masih tetap dengan senyum lebarnya. "Sudah, sebentar ya aku ambilkan,"
Naruto terbang ke sebuah ruangan yang tak jauh dari tempatnya mengobrol dengan Sakura tadi. Tak sampai lima menit dia membawa sebuah bungkusan besar yang terbuat dari daun. Di dalamnya terdapat bungkusan dari daun yang lebih kecil-kecil lagi.
"Ini, mau aku bantu membawanya?" Naruto menyerahkan bungkusan itu ke Sakura. "Tidak perlu aku bisa kok," tolak Sakura halus.
Naruto hanya tersenyum. Naruto tahu jika dia membantu Sakura itu malah membawa masalah yang lebih besar lagi antara Sakura dan Ibunya.
"Baiklah, hati-hati ya Sakura-chan,"
"Jaa~ Naruto," Sakura terbang sambil membawa bungkusan yang berisi serbuk peri.
.
.
.
Sakura kembali melewati padang bunga matahari untuk mencapai rumahnya. Terlihat dia kesulitan membawa serbuk peri yang baru saja dia ambil. Sayap kecilnya tampak kesusahan untuk terbang. "Aduh, berat sekali," keluhnya pelan.
Tiba-tiba saja adiknya Karin dan beberapa temannya melewati padang bunga itu dengan arah yang berlawanan. Karin yang melihat Sakura hanya tersenyum sinis. Peri berambut merah dan berkacamata itu terbang mendekat ke Sakura dan tertawa mengejek. Teman-temannya juga ikut mengejek Sakura bahkan ada yang mendorongnya hingga Sakura hampir saja kehilangan keseimbangan dan hampir saja serbuk perinya jatuh.
"Sudah, kita harus segera ke istana. Ada pengumuman penting disana," kata Karin kepada teman-temannya. "Baiklah, ayo kita pergi" ujar salah satu temannya yang berambut pirang, Shion. Karin dan teman-temannya pergi meninggalkan Sakura sendiri.
Sakura bernafas lega melihat mereka semua beranjak pergi. Selama ini dia memang tidak melawan ketika adiknya itu menganggunya. Bukannya tidak berani atau takut hanya saja Sakura tidak mau membuat hubungan dengan ibunya bertambah buruk.
"Baiklah aku harus cepat," gumamnya lirih. Sayap kecilnya kembali mengepak dan dia segera terbang kembali ke rumahnya.
Sebuah pohon Sakura besar terlihat kokoh berdiri tak jauh dari sebuah danau. Tampak berbagai aktifitas beberapa peri yang terlihat disana. Pohon Sakura itu adalah tempat tinggal para peri klan Haruno.
"Aku pulang," Sakura berkata lirih. "Kenapa lama sekali? Pasti kau mampir-mampir dulu iya kan?" Ibu Sakura tiba-tiba datang dan menuduh Sakura macam-macam.
"Tidak Ibu sungguh!" bantah Sakura. Sasaki –Ibu Sakura- terdiam cukup lama lalu berkata, "ya sudah bawa serbuk peri itu tempat penyimpanan."
"Baik bu," katanya pelan. Dan setelah itu dia terbang pergi.
.
.
.
Kediaman Ratu Peri tampak ramai dengan para peri yang berkerumun di depan gerbang masuk. Para peri penjaga istana terlihat berjaga-jaga di depan gerbang untuk menetralisir suasana. Para peri berbondong-bondong datang dikarenakan akan ada pengumuman penting dari Ratu mengenai masa depan kerajaan mereka. Karin dan para kroninya juga ada di kerumunan tersebut.
"Aduh, lama sekali sih," keluh peri berambut merah –Karin-
"Sebenarnya apa pengumuman yang akan Ratu berikan?" sahut salah satu temannya Tayuya. Sayap milik Karin mengepak pelan dan ia berkata, "entahlah, semoga berita bagus,"
Treet…Treeeet…Treeettt…
Seorang peri berambut cokelat meniup sebuah terompet, "Yang Mulia Ratu akan memberikan pengumuman sekarang. Para peri dipersilahkan untuk masuk," katanya lantang dan keras.
Dua orang peri penjaga membuka gerbang istana, setelah terbuka sepenuhnya para peri berebutan masuk.
Mikoto Uchiha, sang Ratu Peri berdiri disebuah balkon yang menghadap ke kerumunan para peri di bawahnya. Ratu Peri itu tampak cantik dan anggun dengan balutan busana berwarna emas yang panjangnya sampai ke mata kaki. Sayap bening dipunggungnya memancarkan cahaya keemasan yang berasal dari serbuk peri yang digunakannya. Tubuhnya pun juga mengeluarkan cahaya.
"Rakyatku yang kucintai, aku mengumpulkan kalian semua disini karena ada hal yang ingin kusampaikan. Masa jabatanku sebagai Ratu Peri sudah hampir habis. Pohon serbuk peri juga membutuhkan kekuatan baru untuk membuat serbuk peri. Maka dari itu aku akan mengadakan sayembara untuk memilih peri yang tepat yang dapat mengantikanku nanti."
Sang Ratu memberi jeda sejenak lalu kemudian wajahnya berubah sendu.
"Sebenarnya, putraku Sasuke mengalami insiden kemarin malam. Dia tanpa sengaja meminum air suci di Holy Hollow dan seperti yang kita ketahui bahwa siapa saja yang berani meminum air tersebut akan mendapatkan kutukan. Sasuke…," Mikoto tampak menahan tangis "…dia akan tertidur selamanya," air matanya jatuh.
Mikoto menyeka air matanya yang jatuh melewati pipi tirusnya. Bagaimanapun dia juga adalah seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. "Tetapi ada satu hal yang bisa mematahkan kutukan itu yaitu air yang ada di Filthy Hollow yang terdapat di Sunaland. Siapapun peri perempuan yang ada disini yang bisa mengambilkan air itu, dia akan kunikahkan dengan Sasuke nanti dan akan menjadi Ratu Peri yang baru."
Semua peri yang ada di situ berbisik-bisik mendengar pernyataan dari Ratu mereka. Mereka tidak menyangka pangeran kerajaan mereka –Uchiha Sasuke- melakukan tindakan nekat meminum air di Holy Hollow. Siapapun yang ada di Konohaland tahu bahwa air itu walaupun ber-title 'Air Suci' adalah air kutukan penyihir putih yang ada di jaman dulu yang iri terhadap kehidupan para peri. Penangkalnya adalah 'Air Kotor' yang ada di Sunaland, tetapi tak mudah untuk mendapatkan 'Air Kotor' ini. Sunaland adalah sebuah padang pasir yang sangat luas dan mematikan. Pada siang hari suhunya bisa mencapai hampir enam puluh derajat celcius dan malam hari bisa mencapai minus delapan derajat celcius. Selain itu Filthy Hollow dijaga oleh dua orang monster mengerikan yang katanya sangat kejam.
Tetapi bagian terpenting dari tak mudah itu adalah setiap orang yang ingin mengambil air itu –walaupun hanya setetes- harus mengorbankan sesuatu berharga miliknya. Ya, yang paling berharga.
Setelah Ratu Peri masuk kembali ke dalam istana mewahnya, para kerumunan peri yang ada di depan istana bubar seraya memikirkan siapa yang berani mengambil 'Air Kotor' tersebut.
.
.
.
Sesudahnya menaruh serbuk peri persediaan di tempat penyimpanan, Sakura berencana untuk pergi ke tempat favoritnya yaitu air terjun yang tak jauh dari pohon serbuk peri. Peri bermata emerald itu segera bergegas pergi dari tempat penyimpanan dan sempat kembali ke kamaranya sebentar untuk mengambil beberapa alat lukis.
Sakura sudah sampai hampir setengah perjalanan jika dia tidak dihadang Karin dan kroni-kroninya itu. Sakura mendecak kesal sambil bergumam "Kenapa harus bertemu mereka lagi?". Sakura mencoba untuk tidak memperdulikan mereka dan tetap terus terbang, tetapi tiba-tiba Karin menarik tasnya hingga semua peralatan lukisnya jatuh ke tanah. Karin dan kawanannya tertawa mengejek baru setelah itu mereka pergi meninggalkan Sakura yang sedang memunguti peralatan lukisnya.
Setelah selesai dengan alat lukisnya, Sakura melanjutkan perjalanannya menuju ke air terjun favoritnya. Dia terbang melewati sebuah padang ilalang sembari bernyanyi kecil. Tak lama setelah melewati padang ilalang, Sakura sampai di air terjun dan ia langsung duduk disebuah batu besar dan mulai mengeluarkan alat lukisnya. Beberapa menit kemudian Sakura mulai menggoreskan pensil mungilnya ke kertas sketsa miliknya. Nampak sekali dia tampak berkonsentrasi dengan acara melukisnya tersebut.
"Dor!" seseorang menepuk bahu Sakura.
Sakura terlonjak kaget dan menyebabkan sketsa lukisannya menjadi berantakan karena ada beberapa bagian yang tercoret. Sakura berbalik kearah belakang dan mendapati Namikaze Naruto sedang nyengir lebar seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wajah Sakura menjadi merah seketika bukan karena blushing atau apapun tetapi karena marah. Ya, benar-benar marah.
"Naruto! Beraninya kau!" Sakura berbicara penuh penekanan.
Naruto yang menyadari aura hitam dari Sakura segera terbang kabur secepat kilat. Melihat Naruto yang kabur, Sakura segera saja mengepakkan sayapnya indahnya dan mengejar Naruto.
"Sakura-chan maaf!" ujar Naruto berkali-kali
"Kau menyebalkan!" teriak Sakura sebal.
Sakura berputar dan menghadang Naruto. Naruto yang tidak tahu jika Sakura ada dihadapannya langsung saja menubruk Sakura. Mereka berdua hilang keseimbangan dan jatuh ke tanah menimbulkan suara berdebum keras.
"ADUH!" Sakura berteriak keras karena dia yang pertama jatuh ke tanah dengan Naruto menindihnya.
"Naruto baka minggir!" Sakura berteriak lagi seraya mendorong Naruto untuk menyingkir dari atas tubuhnya. Naruto yang menyadari hal tersebut menyingkir dan duduk disebelah Sakura.
Bukk!
Sakura memukul kepala Naruto keras membuat Naruto kaget dan reflek mengusap kepala kuningnya itu.
"Aduh! Sakit!" aduhnya.
"Itu hukumanmu!" cetus Sakura ketus.
"Aku sudah minta maaf Sakura-chan. Kalau aku gegar otak gimana? Trus…trus nanti aku amnesia dan tidak ingat Sakura-chan bagaimana? Sakura-chan pasti akan menyesal," katanya mendramatisir.
"Itu bagus, capek aku berteman denganmu," ujar Sakura tetapi kali ini dengan nada bercanda.
Naruto merengut sebal. "Jadi begitu? Baiklah," Naruto berkata dengan nada sedih.
"Aku bercanda kok. Kau itu teman terbaikku tau," Sakura tersenyum lebar lalu kemudian memeluk Naruto.
"Kita best friend selamanya!" Naruto berteriak lantang. Lalu setelah itu mereka tertawa bersama.
.
.
.
Naruto dan Sakura sedang duduk bersama di sebuah Pohon Maple yang tak jauh dari air terjun. Mereka mengobrol berbagai macam hal, walaupun tampaknya hanya Naruto yang berceloteh.
"Jadi kau belum tahu Sakura-chan?" kata Naruto seraya menelengkan kepalanya kearah Sakura.
"Tahu apa?" Sakura memandang lurus kedepan.
"Itu si Teme," Naruto mengalihkan pandangannya dari Sakura.
"Teme?" ujar Sakura tak mengerti.
Naruto mendecak sebal, "Pa-nge-ran Sa-su-ke," Naruto mengeja.
Sakura langsung merah padam mendengar nama itu. Tapi kali ini bukan karena marah tetapi karena blushing. Ya, Sakura memang menyukai sang Pangeran. Lagipula siapa sih yang tidak menyukai Sa-su-ke? Semua peri pasti menyukainya –terutama perempuan-. Sakura, Naruto dan Sasuke sebenarnya teman sejak kecil. Tetapi sekarang Sasuke sudah sangat jarang berkumpul atau bertemu dengan Naruto maupun Sakura mengingat dia adalah putra mahkota.
"Kau merah," ujar Naruto singkat, padat dan jelas.
"E-eh? Nggak kok," elak Sakura seraya menutupi wajahnya. "Tapi aku yakin setelah mendengar berita ini kau tidak bakal merah lagi," Naruto melanjutkan.
"Memang berita apa?" tanya Sakura.
Naruto menghela nafas berat dan berkata, "kata Ratu Peri dia tanpa sengaja meminum 'Air Suci' di Holy Hollow. Dan dia sekarang terkena kutukan."
Sakura diam mencerna perkataan Naruto.
"APA?" teriaknya kencang setelah berhasil mencerna perkataan Naruto.
"KAU TIDAK BERCANDA 'KAN?" Sakura berteriak histeris.
"Aduh, pelan-pelan dong ngomongnya," Naruto memegangi telinganya yang terasa pengang, "dan tentu saja aku tidak bercanda Ratu Peri sendiri yang bilang,"
Wajah cantik Sakura berubah menjadi sendu, "lalu bagaimana keadaannya?" tanyanya sedih.
"Dia tertidur untuk selamanya katanya sih begitu. Kasihan sekali dia. Tapi kata Ratu Peri dia bisa bangun jika diminumkan air yang ada di Filthy Hollow yang ada di Sunaland,"
"Yang benar saja di Sunaland, tempat itukan mengerikan sekali," komentar Sakura.
"Iya memang maka dari itu Ratu Peri mengadakan sayembara. Siapapun yang bisa mengambil air itu akan dinikahkan oleh si Teme dan menjadi Ratu Peri yang baru di Konohaland."
"Memang siapa yang berani coba mengambil air itu?" gumam Sakura pelan.
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
Halooo! Fic baruuu nih XD
Readers : Fic yang lain belum tamat udah nongol lagi fic baru.
Ya maaf deh :"( tapi janji deh bakal aku tamatin secepatnya.
Oke ini fic baru saya yang saya dedikasikan untuk FFC (Fantasia Fanfiction Contest). Saya nggak berharap yang muluk-muluk kok. Udah berhasil ikut dalam suatu event tertentu aja udah senang lumayanlah buat ngeramein.
Ini ficnya multichapter tapi palingan cuma sampe tiga atau nggak empat chap doang.
Mind to Review?
