Fairy Tale: My Life as a Princess
Disclaimer: Semua karakter Naruto adalah milik Masashi Kishimoto dan Shueisha.
Halo. Saya Shizushizu-nyan. Ini fanfic pertama saya, kritikannya jangan yang terlalu sakit, please?
Well, sedikit membahas cerita ini, ada 6 orang pria yang salah satunya nanti akan menjadi pasangan Sakura. Jadi agak mirip Otome game gitu. Untuk saat ini, masih belum ada pasangan yang fix buat Sakura, jadi saya akan sangat terbuka untuk saran about pairing di fanfic ini.
Oh ya, ke 6 orang itu adalah:
1. Cool Prince, Sasuke. Anak kedua dan pangeran dari Kerajaan Uchiha. Ia adalah pangeran yang dingin sekaligus keren. Memiliki fans wanita yang paling banyak diantara keenam pangeran.
2. Cheerful Prince, Naruto. Pangeran sekaligus penerus tunggal dari kerajaan Namikaze. Orang yang ramah dan memiliki banyak teman baik pria maupun wanita dan selalu menganggap Sasuke sebagai rivalnya.
3. Silent Prince, Gaara. Ia adalah anak ketiga dan merupakan pangeran dari Kerajaan Sabaku. Ia sangat pendiam dan hanya berbicara jika ditanya. Entah mengapa, ia adalah sahabat karib Naruto yang sifatnya berbeda 180 derajat.
4. Tough Prince, Hidan. Pangeran dari kerajaan Jashin. Biang kerusuhan nomor satu di Konoha Gakuen. Hobinya yaitu berkelahi serta mengejek Deidara.
5. Elegant Prince, Deidara. Pangeran dari kerajaan Yamanaka dan juga memiliki seorang saudari kembar. Ia juga dikenal sebagai Feminine Prince karena penampilan dan wajahnya yang mirip perempuan (Walau hanya Hidan yang berani memanggilnya begitu terang-terangan).
6. Masked Prince, Tobi. Hampir tidak ada satu halpun yang diketahui tentang Tobi, mulai dari wajahnya bahkan Kerajaan asal usulnya. Karena itu nickname lainnya adalah Mysterious Prince. Orangnya periang dan sedikit kekanakan dan hampir selalu berada di dekat Deidara (Yang membuat Deidara merasa sangat terganggu karenanya)
Sedikit info, Keenam Pangeran dan Sakura sama-sama berusia 17 tahun dan Deidara kubuat jadi saudara kembarnya Ino. Karena itulah mereka berasal dari Kerajaan yang sama.
Welp, itu saja kata pengantarnya. Sorry kalau kepanjangan. Selamat membaca Minna!
Chapter 1
My Ordinary Life
Hari ini memiliki siang yang cerah bagi orang-orang untuk melakukan aktivitasnya. Seorang gadis berambut pink, tampak berjalan dengan semangat sekaligus bersiul kecil sembari membawa sekeranjang buah-buahan di tangannya.
"Kak Sakura!" Seru seorang anak kecil memanggil gadis itu. Ia lalu menolehkan kepalanya dan menatap anak yang memanggilnya itu dengan tanda Tanya.
"Hmm, ada apa Konohamaru-sama?" Tanya Sakura bermaksud ingin mengetahui tujuan anak yang diketahui bernama Konohamaru itu memanggilnya.
"Aaah, sudah kubilang berhenti memanggil namaku dengan kata "sama"! Kita kan teman. Oh ya, ngomong-ngomong kau ingin kemana dengan keranjang buah itu Kak Sakura?"
"Ya, ya. Keranjang buah ini ingin kuantarkan kepada Iruka-sensei. Katanya, ia memerlukan buah-buahan ini sebagai salah satu hidangan untuk menyambut seseorang dari keluarga kerajaan yang katanya akan pindah ke Konoha Knight Gakuen." Kata Sakura tersenyum kecil karena Konohamaru yang selalu saja marah ketika dirinya di panggil dengan sebutan "sama".
Konohamaru adalah penerus kerajaan Konoha, yang merupakan kerajaan terbesar sekaligus kerajaan netral di dunia ini. Karenanya, tidak jarang terlihat turis dari kerajaan lain berjalan-jalan di kerajaan Konoha ini.
"Oh ya? Tumben. Kira-kira dari kerajaan apa ya… Aku boleh ikut, kak?" Pinta Konohamaru kepada Sakura agar membolehkannya ikut ke Konoha Knight Gakuen, tempat dimana Iruka berada.
"Umm… Boleh-boleh saja. Tapi bagaimana dengan Ebisu-san? Ia pasti sedang mencarimu sekrang." Tebak Sakura. Bagi seorang pangeran dari kerajaan terbesar, tentu akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan di luar istana seorang diri. Ebisu adalah bodyguard yang ditugaskan sebagai guru tata krama sekaligus mengawasi Konohamaru. Namun, Konohamaru yang tidak suka dilarang untuk melakukan ini dan itu oleh Ebisu, selalu saja mencari-cari jalan untuk kabur darinya. Dengan otaknya yang cerdik, ia selalu saja berhasil kabur dari Ebisu.
"Ah, biarkan saja dia. Paling sekarang Ebisu-sensei sedang kewalahan mencariku. Lagipula sekarang aku kan sedang bersama Kak Sakura yang kekuatannya sama dengan gajah ngamuk kalo lagi marah." Komentar Konohamaru tak peduli.
'Anak ini… kalau saja ia bukan pangeran, pasti sudah kujitak kepalanya.' Geram Sakura dalam hati.
"Hah, baiklah kalau memang itu maumu." Kata Sakura menyerah. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju Konoha Knight Gakuen, sekolah dimana para muridnya dapat belajar dan berlatih menjadi seorang ksatria dan juga tempat dimana Iruka mengajar.
Ketika mereka sampai, mereka dibuat takjub dengan ratusan siswa yang sedang berlatih keras di Konoha Knight Training Ground. Mereka semua bermandikan keringat serta memiliki mata yang serius ketika sedang berlatih bersama sesama siswa.
"Wow… Walaupun sudah berulang kali aku kemari, aku selalu saja dibuat takjub dengan pemandangan ini." Seru Konohamaru dengan pandangan berbinar.
"Hei, Sakura. Disini!" Terdengar suara seseorang memanggil Sakura seraya melambaikan tangannya. Sakura dan Konohamaru lalu berlari kecil menuju orang yang memanggilnya.
"Hm? Konohamaru-sama!? Kenapa anda ada disini?" Iruka, orang yang memanggil mereka berseru kaget ketika matanya mendarat kearah Konohamaru.
''Reaksimu terlalu berlebihan, Iruka-sensei. Ini bukan pertama kalinya aku datang kesini bukan?" Celoteh Konohamaru jengkel melihat sikap Iruka.
"Pasti kau kabur lagi dari Ebisu kan? Hah, pangeran yang satu ini… Tindakannya benar-benar susah dikontrol!"
"Apa katamu!?" Teriak Konohamaru tidak terima dengan pernyataan Iruka.
"Sudah, sudah. Hentikan kalian berdua. Ini buahnya, Iruka-sensei." Ucap Sakura melerai mereka sembari menyerahkan sekeranjang buah pada Iruka.
"Oh ya, thanks Sakura. Ini bayaran untuk buahnya." Ujar Iruka lalu memberikan beberapa lembar uang untuk Sakura.
"Sebentar, ini kembaliannya Iruka-sensei." Kata Sakura setelah menerima uang dari Iruka dan bermaksud memberikan kelebihan uangnya.
"Sudah, ambil saja. Hitung-hitung tip untukmu karena telah jauh-jauh mengantarkannya langsung kesini." Ujar Iruka menolak uang kembalian dari Sakura.
"Tapi sensei…"
"Sudah, terima saja kak. Itu sudah sepantasnya menjadi hak kakak." Ujar Konohamaru yang memotong ucapan Sakura.
"Yah… Baiklah. Terima kasih, sensei." Akhirnya Sakura menyerah dan sedikit membungkuk terhadap Iruka untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.
"Tidak apa-apa. Disamping itu, Konohamaru-sama. Aku akan melaporkan ke Ebisu bahwa anda sedang disini sekarang. Kuharap anda tiidak kabur lagi darinya.
"Eeeh…!? Kau selalu saja begitu, Iruka-sensei!" Protes Konohamaru.
Setelah Ebisu dating menjemput Konohamaru beberapa menit kemudian, yang membuat Sakura heran bagaimana bisa ia datang secepat itu, Iruka dan Sakura lalu berjalan menuju bangunan sekolah.
"Hari ini para guru terlihat sangat sibuk ya, Sensei. Memangnya, siapa calon murid yang akan bersekolah disini sensei?" Tanya Sakura penasaran.
"Yah... Yang pastinya ia bukan dari keluarga inti kerajaan karena calon penerus kerajaan diharuskan bersekolah di Royal Gakuen. Ia pindahan dari Ame Noble Gakuen dan anggota dari keluarga cabang kerajaan Hyuuga. Walau begitu, ia tetap saja berasal dari keluarga terpandang.
"Hee… Kerajaan Hyuuga ya….!? Tunggu, jangan-jangan…"
"Hei Sakura. Apa kabar?" Sebuah suara datar menyapa Sakura dari belakang.
"… Neji-san!?"
Sakura begitu terkejut. Seseorang yang berada di belakangnya sekarang ini adalah Neji Hyuuga. Seorang anggota keluarga cabang kerajaan Hyuuga dan juga idola serta pahlawan bagi Sakura. Mereka pertama kali bertemu 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, Sakura dan Neji menjadi akrab walau mereka sangat jarang bertemu.
"Sudah hampir setahun ya?" Ucap Neji sembari mengingat terakhir kalinya mereka berdua bertemu.
"Ya, kurang lebih. Tapi, aku benar-benar tidak menyangka kakak akan bersekolah di sini." Komentar Sakura sedikit terkejut mengetahui bahwa murid pindahan itu adalah Neji.
"Tidak perlu terlalu kaget. Konoha adalah dareah netral bagi kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Bahkan hampir semua penerus kerajaan bersekolah di Konoha Royal Gakuen. Jadi tidak aneh bila aku bersekolah di Knight Gakuen ini." Jawab Neji dengan ekspresi datarnya seperti biasa.
"Tapi terus terang saja, aku juga kaget. Sebagai anggota kerajaan, kau bisa saja bersekolah di Konoha Noble Gakuen, kenapa kau memilih sekolah ini yang notabene untuk kalangan menengah ke bawah?" Ujar Iruka yang sebenarnya juga penasaran dengan keputusan Neji yang menurutnya kurang lazim.
Di Konoha ada 4 sekolah yang dibagi berdasarkan tingkatan para muridnya. Konoha Royal Gakuen, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sekolah ini dikhususkan bagi pangeran dan putri yang akan menjadi calon penerus kerajaan. Biasanya mereka yang bersekolah disini adalah anak kandung raja dan permaisuri, walaupun terkadang anak dari selir juga diperbolehkan bersekolah disini, tergantung kebijakan dari kerajaan masing-masing, apakah anak dari selir tersebut memiliki kesempatan menjadi penerus kerajaan atau tidak.
Yang kedua adalah Konoha Noble Gakuen, sekolah dimana mereka yang bukan penerus kerajaan, namun termasuk golongan kelas atas bersekolah. Para murid yang bersekolah disini biasanya adalah anak-anak bangsawan terhormat, anak-anak dari selir raja ataupun mereka yang berasal dari keluarga cabang, seperti Neji Hyuuga. Sekolah ini mengajarkan bagaimana para muridnya menjadi seorang pemimpin serta bangsawan yang baik agar dapat bekerja di dalam istana sebagai penasihat atau pekerjaan terhormat lainnya.
Yang ketiga yaitu Konoha Knight Gakuen. Semua kalangan dibolehkan bersekolah disini, walau kebanyakan muridnya berasal dari golongan menengah kebawah atau rakyat biasa. Disini, mereka dapat berlatih menjadi prajurit atau bahkan Jendral yang nantinya dapat bekerja di kerajaan masing-masing.
Yang terakhir adalah Konoha Citizen Gakuen, Sekolah dimana rakyat biasa bersekolah agar dapat menjadi pedagang atau pengusaha sukses, dan juga bekerja di kerajaan. Walau begitu, tidak semua orang dapat bersekolah bahkan di Citizen Gakuen sekalipun karena biaya sekolah yang tinggi. Karena itulah, sekolah dianggap sebagai tempat yang mewah dan banyak anak seperti Sakura yang tidak bersekolah sama sekali karena terbentur masalah biaya.
"Apakah alasan karena aku ingin menjadi bekerja di bidang militer dapat diterima? Tentu saja di Noble Gakuen kami juga diajarkan cara bertarung. Namun, mencari pengalaman di sekolah khusus bertarung ini akan lebih efektif." Tungkasnya.
Sakura hanya bisa kagum melihat Neji. Kebanyakan bangsawan akan malu bersekolah di sebuah Knight Gakuen karena menurut mereka itu sama saja menurunkan derajatnya. Akibatnya, hampir tidak ada bangsawan yang menjadi Jendral atau mempunyai pangkat tinggi di bidang militer. Tapi tidak bagi Neji. Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih real, ia melepaskan Noble Gakuen dan memilih pindah ke Knight Gakuen. Sakura sangat yakin suatu hari nanti Neji dapat menjadi Jendral yang tangguh.
"Hnng… Kalau memang itu maumu. Bagaimana kalau kita ke aula sekarang. Jamuan makan untuk menyambutmu telah disiapkan." Tawar Iruka.
"Jamuan makan? Tidak perlu repot-repot melakukan itu hanya untuk kepindahanku ke sini, Iruka-san… Maksudku sensei." Ujar Neji sedikit menolak tawaran dari Iruka.
"Sekarang, kau muridku Neji. Kalau kubilang kau harus menerima jamuan ini, maka kau harus menerimanya. Mengerti?" Perintah Iruka dengan intonasi yang tegas membuat Neji akhirnya tidak dapat menolak.
Jamuan makan itu berlangsung dengan ramai. Secepat kilat, Neji langsung dikerubungi oleh murid-murid lain dan dihujani ratusan pertanyaan yang membuatnya kewalahan. Tidak seperti dugaannya yang mengira bahwa yang lain akan bersikap sinis padanya karena ia seorang bangsawan, ternyata mereka semua sangat ramah dan penuh dengan keingintahuan tentang Neji dan apa saja yang dipelajarinya di Noble Gakuen dulu. Mereka sesekali mengajak Neji bercanda sehingga Neji yang dikenal jarang tertawa bahkan tersenyum sekalipun menjadi mengendurkan ketegangannya dan ikut tertawa. Sakura hanya tersenyum kecil melihat dari jauh Neji yang tampaknya lebih santai dibanding sebelumnya.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya sensei." Katanya pamit kepada Iruka di tengah-tengah meriahnya acara.
"Loh, secepat ini? Apa kau tidak mau mengobrol dengan Neji dulu?" Tanya Iruka heran karena ia yakin Sakura pasti ingin sekali ngobrol dengan Neji setelah sekian lama tidak bertemu.
"Aku tidak ingin menganggunya bersama teman-teman barunya. Baru kali ini kulihat Neji-san terlihat begitu bahagia. Aku ingin ia dapat menikmati itu lebih lama lagi. Permisi Sensei. Salam untuk Neji-san ya." Ia menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Iruka lalu beranjak pergi.
Neji yang melihat Sakura tiba-tiba pergi merasakan ada perasaan menjanggal di hatinya. Ia beralasan pergi ke wc kepada teman-teman barunya agar dapat melepaskan dirinya dari mereka dan pergi mengejar Sakura.
"Sakura!" Teriaknya ketika berhasil melihat Sakura yang berjalan tak jauh di depannya.
"Neji-San?" Sakura berbalik melihat Neji dengan kebingungan.
"Kenapa kau pergi meninggalkan acara itu? Jamuan itu dibuat untukmu kan?" Ujar Sakura yang bermaksud agar Neji kembali ke acara itu dan meninggalkan dirinya.
"Memangnya aku tidak boleh ngobrol denganmu sebentar setelah sekian lama kita tidak bertemu?" Tanyanya.
"Bukan begitu. Tapi…"
Neji berjalan mendekati Sakura yang bingung bagaimana melanjutkan kata-katanya lalu mengenggam salah satu pergelangan tangan Sakura lalu menariknya untuk ikut bersamanya.
"Eh, Neji-San?!" Seru Sakura terkejut karena tangannya yang tiba-tiba dipegang Neji.
Neji menarik Sakura kembali ke gedung sekolah, tapi tidak kembali ke acara jamuan tersebut melainkan berjalan menaiki tangga menuju atap sekolah.
"Pemandangan menjelang malam di Kerajaan Konoha ini begitu indah ya?" Ujar Neji memulai pembicaraan setelah cukup lama saling diam ketika mereka sudah sampai diatap sekolah itu seraya menikmati pemandangan yang disuguhkan di depan mereka dari lantai 4 Sekolah ini.
"Hnn… Benar. Apalagi pemandangan sunset dari jembatan di dekat Konoha Lake. Benar-benar indah." Respon Sakura.
Neji menatap mata hijau toska Sakura yang berbinar melihat pemandangan dari atap sekolah tersebut.
"Saat itu… Pertama kalinya kita bertemu di jembatan itu dan di saat yang menjelang malam seperti ini kan?" Tanya Neji memastikan.
"Ya… Saat itu, kalau kau tidak berada di sana, mungkin sekarang aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Thanks, Neji-san." Sakura balik menatap Neji dengan tulus seraya memori tentang kejadian yang terjadi 3 tahun yang lalu, di mana pertama kalinya ia bertemu dengan Neji, terpanggil kembali di dalam ingatannya.
Thanks udah baca. Gimana? Apa penyampaiannya terlalu monoton?(Sorry masih belum ahli menyusun kata-kata :). Di Chapter 1 ini, cerita tentang Sakura bersekolah di Royal Gakuen masih belum muncul. Sebaliknya di sini diceritakan kehidupan Sakura beberapa saat sebelum menjadi seorang putri.
Seperti yang bisa kalian lihat, di chapter awal ini Sakura berpasangan Neji. Lalu kenapa Neji gak termasuk dalam 6 pangeran pilihan? Well, first karena dia bukan pangeran. And second, mungkin saja Neji pasangan rahasia seperti Otome Games yang juga punca secret pairingnya. (Hehe, kidding :p).
Kayaknya cukup itu dulu ya. Sekarang saya lagi sedang dalam proses memikirkan plotline untuk chapter 2, jadi mungkin updatenya gak terlalu cepat. Gomen ne (Saya lumayan sibuk juga di real life soalnya).
Buh Bye Minna, see you later!
