Naruto by Masashi Kishimoto
Perang dunia shinobi keempat berakhir, sorak sorai kemenangan pun membahana di medan perang. Ya, pasukan aliansi shinobi menang mengalahkan Uchiha Madara dan Bijuu ekor sepuluh. Banyak korban bergelimpangan, pahlawan kita termasuk diantara mereka. Ya Sasuke Uchiha dan Naruto Uzumaki dan para kage sedang terkapar dengan luka yang tidak bisa dibilang ringan. Tim medis aliansi shinobi pun kerepotan dibuatnya. Termasuk kunoichi merah muda yang tengah menangis diantara tubuh kedua rekan tim nya
"Naruto Sasuke kumohon bertahanlah!" sebetulnya dia sangat kebingungan siapakah yang ia akan dahulukan untuk diobati, dengan berurai air mata ia menghampiri tubuh naruto.
Seakan tau kebingungan sahabat pinknya naruto pun berbicara, "Sa-Sakura-chan to-tolong obati sa-saja Sa-Sasuke terlebih dahulu, k-kau tau kan lukaku lebih mudah s-se-sembuh? Lagipula su-sudah ada Shizune-sensei disini" Sakura pun mengangguk dan berjalan kearah tubuh Sasuke
"Kumohon bertahanlah Sasuke-kun" air mata masih terus mengalir, kondisi luka Sasuke memang begitu memprihatinkan.
Sasuke berkata dengan suara lirih dan sambil mengusap air mata di pipi kunoichi merah muda murid godaime hokage itu ."a-ariga-to Sakura"
mengdengar suaranya yang begitu lirih semakin membuat air mata yang mengalir di kedua pipi kunoichi muda asuhan godaime hokage semakin menderas
"tak usah banyak bicara dan bergerak Sasuke-kun, itu membuat kondisimu bertambah buruk!" keheningan tercipta setelahnya. Hanya ada chakra berwarna hijau yang berperndar dari tangan si kunoichi merah muda yang sedang mencoba menutup luka yang cukup besar di bagian dada sang shinobi mantan pelarian tersebut. Dalam keheningan sebetulnya mereka mencoba mencerna apa yang selama ini terjadi dan mengira-ngira apa yang difikirkan orang di depan mereka
'apakah kau masih menungguku sakura?'
'apa yang membuatmu kembali di saat-saat terakhir sasuke-kun?
'aku harap aku bisa membangun klan ku kembali bersamamu sakura'
'jika aku berharap sekarang, apakah masih bisa sasuke-kun? Atau sudah adakah orang lain yang mengisi hatimu ?'
Keheningan diantara mereka pun terusik dengan sebuah suara
"Sakura-san!" seorang kunoichi Suna datang dengan napas yang tersengal-sengal
Tanpa memberhentikan aliran chakra ditangannya, Sakura menoleh ke arah sumber suara. "Matsuri-san? Ada apa?"
"Kazekage-sama! ku mohon Sakura-san, Selamatkanlah kazekage kami! Lukanya terlalu parah dan medic-nin kami tidak ada yang bisa menolong. Kami hanya bisa memberikan pertolongan pertama agar pendarahannya berhenti. Kumohon sakura-san! Tolonglah kazekage kami!" suara matsuri sarat akan keputus-asaan
Sakur menyeritkan alis ." Ada apa dengan Tsunade-sama? Bukankah beliau sedang mengobati para kage?"
"Tsunade-sama sudah mengobati ketiga kage lainnya, namun chakranya tidak cukup untuk mengobati kazekage-sama. Karena luka kazekage sebetulnya yang paling parah diantara kage yang lain. Namun beliau memaksa untuk diobati terakhir oleh Tsunade-sama. Sakura-san kumohon tidak ada orang lain lagi yang kemampuannya dalam dunia medis yang hamper menyamai Tsunade-sama selain dirimu" Matsuri menangis
Sakura menundukan wajahnya. Kebimbangan kembali melandanya. Ia menatap sasuke, lalu sasuke tersenyum member tanda kepadanya untuk segera pergi. Ditengah kebimbangannya ada suara lain mengintrupsi
"SASUKE-KUN!" Karin, Suigetsu dan Juugo pun segera menghampiri pemimpin mereka.
Tak lama kemudian Sasuke berkata, "Karin berikan tanganmu!" setelah Karin memberikan tangannya Sasuke pun menggigit tangannya.
Deg!
Sakura tersentak, seperti ada yang mencubit hatinya. Ah, tidak hanya tercubit, tetapi hancur berkeping keeping
'sepertinya aku sudah tidak punya kesempatan lagi ya sasuke-kun?'
"Sakura-san!" teriakan matsuri kembali membawa sakura kembali pada kenyataan
Lalu ia mendengar suara sasuke, "pergilah, aku sudah tidak apa-apa"
Sakura langsung pergi dan meninggalkan tempat Sasuke dan menuju tempat Kazekage dengan berlari. Tanpa terasa air mata yang tadi sempat mengering pun menetes kembali. Sambil mengelap kasar air mata yang jatuh dipipinya Sakura berkata dalam hati
'ayo sakura kau harus tetap fokus. Kau harus menyelamatkan seorang pemimpin desa'
Rasanya menyakitkan bukan melihat orang yang kau cintai lebih memilih untuk bersama orang lain dibandingkan dirimu?
Ketika sampai di tempat sang kazekage sakura pun segera mendudukan posisinya disamping sang kazekage. Terdengar beberapa sorakan dari warga suna
"Sakura-san akhirnya kau datang"
"Syukurlah kazekage kita pasti akan selamat"
"Sembuhkan kage kami Sakura-sama"
Sebuah tepukan di pundak mengalihkan perhatiannya, "Kami bergantung padamu sakura" ternyata Temari, kakak tertua sang kazekage yang menepuk pundaknya.
Sakura pun tersenyum, namun senyuman itu tak sampai matanya. "Aku akan berusaha sebisa mungkin" pendar cahaya kehijauan pun mulai muncul.
Memang benar kata Matsuri, luka kazekage muda ini memang sangat parah. Wajahnya begitu pucat karena kehilangan banyak darah. Banyak luka menganga di tubuhnya yang belum tertutup sempurna. Beruntung ia masih bisa diselamatkan oleh pertolongan pertama. Namun tetap menyisakan luka menganga yang cukup besar. Perkembangan dunia medis Suna memang jauh dari Konoha. Medic-nin Suna berhasil memberikan pertolongan petama pada kazekage muda ini saja sudah merupakan kemajuan besar
Setelah beberapa lama, akhirnya luka ditubuh kazekage muda tersebut tertutup dengan sempurna. Sakura yang kelelahan karena sudah menghabiskan banyak chakra pun limbung, dan pingsan
Sakura's pov
Semuanya gelap, tak ada cahaya sama sekali. Dimana aku? Kemana semua orang? Kemana mereka? Aku terus berjalan menyusuri lorong gelap ini. Setelah aku merasa lelah berjalan. Diujung aku menemukan setitik cahaya. Akupun terus berlari menuju titik cahaya itu. Semakin lama cahaya itu semakin jelas. Dan aku melihat sosok seseorang disana. Sosok seseorang yang amat sangat kurindukan. Ia tersenyum hangat ke arahku, rasanya aku sangat bahagia.
"Sasuke-kun?" air mata pun jatuh menetes, ya air mata bahagia tentu saja.
Sasuke tersenyum dan berkata, "Tadaima sakura"
Sakura menutup mulutnya yang menganga, seakan tak percaya apa yang dilihatnya kini. "Okaeri Sasuke-kun"
Lalu tak lama muncul sesosok perempuan di sebelah sasuke. Sakura mengenal perempuan itu. Ya itu adalah perempuan yang ia tolong ketika dulu ketika ia mencoba membunuh sasuke dengan tangannya sendiri. Perempuan itu juga yang menolong Sasuke disaat perang berakhir. Sakura ingat itu. Perempuan itu mengamit tangan Sasuke dan tersenyum penuh arti. Lalu perlahan mereka berjalan menjauh dari sakura. Air mata pun lolos dari kedua mata emerald itu. Kali ini bukan air mata kebahagian. Ya, air mata kesedihan tentunya. Rasanya dadanya begitu sesak sampai sulit bernafas. Lalu semuanya berubah menjadi putih
Normal pov
Disebuah ruangan di rumah sakit konoha beberapa shinobi sedang berkumpul. Mereka sedang menunggu wanita bersurai merah muda yang tertidur di ranjang rumah sakit itu.
"Naruto, apa kau sudah sembuh?" Ino bertanya pada naruto
Naruto menjawab dengan cengiran khasnya, "Tentu saja sudah. Kau tau sendiri masa pemulihanku lebih cepat dari orang lain"
"baguslah kalau begitu" Shikamaru menimpali
"Kenapa Sakura-chan belum bangun juga ya? Sudah 2 hari dia tertidur begitu. Padahal si teme besok akan pulang ke konoha"
"Dia hanya terlalu kelelahan naruto, dia pasti menghabiskan seluruh chakranya untuk mengobati kazekage. Lagipula kenapa sasuke-kun baru kembali ke desa besok naruto? Kenapa tidak sekalian bersama kita kemarin?" Ino menimpali
"Tsunade-baachan meminta waktu untuk meyakinkan para tetua. Tidak semudah itu untuk membawanya kemari. Lagipula teman-temannya ikut kemari"
"HAH?! APA KAU BILANG?!"
"Ino kau berisik! Ini rumah sakit, bukan arena ujian chunnin. Disini bukan tempat untuk berteriak Merepotkan~" Shikamaru mendengus sambil mengusap telingannya yang terasa berdengung
"Naruto cepat jelaskan apa maksudmu bahwa teman-teman sasuke-kun ikut kemari?! Jangan bilang mereka akan tinggal di desa?!"
Naruto menggaruk pipinya yang tidak gatal, "Sepertinya begitu"
"Semoga mereka tidak membuat masalah baru" gumam shikamaru
Ino terlihat menghela napas panjang. Setelah hening beberapa saat terdengar suara lenguhan
"nggh~"
Ino langsung berdiri dan mendekat kearah Sakura yang sedang mengerjapkan matanya
"SAKURA-CHAN!" Naruto langsung menuju kea rah sakura dengan tangan terbuka lebar dan siap memeluk
Lalu Ino menarik kerah bajunya dan memberinya sebuah pandangan Kau-sudah-punya-kekasih-dan-sebentar-lagi-akan-men ikah
"Forehead! Akhirnya kau sadar juga!" Ino langsung memeluk Sakura dengan erat
"Dimana kita pig?" Sakura mencoba untuk mendudukan badannya dan Ino pun membantunya
Ino berteriak histeris, "Tentu saja konoha forehead! Jangan bilang kalau kau lupa ingatan?! Oh tidak. Kami-Sama!"
"Kau berlebihan pig! Tentu saja aku tidak hilang ingatan. Aku hanya bingung, terakhir yang aku ingat kita masih di medan perang dan aku sedang mengobati Kazekage Suna"
"Dan kau pingsan setelah kehabisan chakra setelah menyebuhkan luka kazekage. Setelah itu para korban perang dipindahkan ke desanya masing-masing untuk perawatan. Kecuali sang kazekage, dia ada di ruang sebelah dia dirawat khusus oleh Tsunade-sama. Kondisinya belum pulih, bahkan ia belum sadar"
"baiklah Sakura-chan! Karna kau sudah sadar aku dan Shikamaru harus pergi sekarang! Jaa ne~"
"Jaa Naruto~"
Ino menyeringai senang dan langsung berkata ,"Mau kemana kau naruto? Jangan bilang kau ingin ke kantor hokage untuk mendaftarkan pernikahanmu dengan Hinata?"
Perempatan siku muncul di dahi naruto, mukanya pun memerah ."JANGAN MEMBACA PIKIRAN ORANG SEMBARANGAN INO!" lalu naruto langsung keluar ruangan dan membanting pintu. Meninggalkan Ino yang terkikik geli. Sakura pun tersenyum penuh kelegaan
'Syukurlah naruto, kau sudah menemukan kebahagiaanmu'
Shikamaru menyusul naruto sambil mengucapkan mantra andalannya, "Merepotkan~"
"Baiklah saki~ beristirahatlah lagi. Aku akan ke ruangan Shizune-senpai untuk memberitahukan kalau kau sudah sadar. Jaa saki~"
"Jaa ino~"
Keesokan harinya di gerbang terdapat banyak shinobi yang menunggu datangnya seseorang-sekelompok orang lebih tepatnya. Naruto dan teman teman seangkatannya di akademi menunggu teman angkatan mereka yang pergi dari desa beberapa tahun yang lalu. Senyum cerah terpancar dari semua orang disana, terutama Naruto dan Sakura. Mata keduanya pun bertemu untuk mengutarakan maksud masin-masing
'Akhirnya aku bisa memenuhi janjiku padamu Sakura-chan! Aku bisa membawa kembali Sasuke ke Konoha'
'Arigato Naruto'
Sakura's pov
Akhirnya hari ini tiba, hari yang selalu ku impikan dalam hidupku. Aku tersenyum ketika dari kejauhan aku melihat siluet beberapa orang. Ya, itu pasti dia. dia yang selama ini kutunggu, yang selama ini selalu hadir dalam mimpi-mimpiku di setiap malam. Yang selalu membuatku menyesal karena malam itu aku tidak bisa menahannya untuk tetap tinggal, dia yang selalu mendapat kedudukan tertinggi dihatiku. Ya, hanya dia seorang. Sasuke Uchiha
Aku melihat siluet bayangannya semakin mendekat, siluet itu semakin lama semakin jelas. Dia tak dating sendirian, ya dia datang bersama tim nya. Dan ada perempuan itu, perempuan yang ada dimimpiku. Perempuan itu berjalan berdampingan dengan Sasuke. Perlahan namun pasti senyum diwajahku pun menghilang
'Kami-sama pertanda apakah ini? Apakah kesempatanku sudah benar-benar tidak ada? Melihatnya bersama perempuan lain membuat hatiku sakit'
Aku mencoba tersenyum, susah sekali rasanya. Kakiku terasa lemas
'Ayolah Sakura jangan seperti ini!'
Inner ku terus berteriak menyemangatiku. Kami-sama kuharap air mata ini tidak akan segera jatuh. Kumohon untuk kali ini sifat cengeng waktu gennin dulu tidak datang.
End of Sakura's pov
Sasuke's pov
Setelah perang dunia shinobi keempat berakhir aku memutuskan untuk kembali ke Konoha. Aku kembali ke konoha bersama dengan ketiga rekanku yang menjadi patner saat aku masih menjadi ninja pelarian. Suigetsu, Karin dan Juugo. Mereka berencana tinggal di konoha, dan mereka pun telah mendapatkan izin dari para tetua.
Saat aku memasuki gerbang konoha, disana terdapat banyak teman temanku di akademi dulu yang menunggu di gerbang. Ya, teman teman yang kalo boleh jujur aku merindukan mereka-terutama seorang kunoichi merah muda yang memandang ke arahku dengan tatapan sendu dan senyuman yang terlihat getir. Entah perasaan apa yang menyerang diriku setelah melihatnya seperti itu. Dadaku terasa sesak melihat ekspresinya yang begitu.
End of Sasuke's pov
"Teme!" Naruto berlari lalu memeluk Sasuke "Akhirnya kau kembali kami semua menunggumu."
Semua serempak berkata, "Okaeri Sasuke"
"Hn, Arigato"
Lalu mereka semua bercakap-cakap dan mulai berkenalan dengan Karin, Suigetsu dan Juugo. Ketika Sasuke ingin menghampiri Sakura. Sakura buru-buru menghindar
"Minna aku harus ke rumah sakit sekarang, sampai jumpa!"
Ino menolehkan kepalanya, "Saki, untuk apa kau ke rumah sakit heh?"
Sakura pun menggaruk pipinya yang tidak gatal, ya memang dia sebetulnya tidak ada urusan di rumah sakit, lalun tiba-tiba terlintas sebuah ide "Aku harus memeriksa keadaan Kazekage! Tsunade-sama mengalihkan perawatan Kazekage kepadaku"-meskipun sebenarnya baru dimulai besok
"Jaa!" Akhirnya Sakura meninggalkan gerbang Konoha. Dan menimbulkan berbagai pertanyaan dan spekulasi diantara teman-temannya
Inner sasuke berkata, 'Perasaanku saja atau memang dia menghindariku?'
Beberapa hari kemudian saat Sakura di rumah sakit mengecek kondisi sang Kazekage
Sambil menulis di kertas laporan pemeriksaan di papan Sakura berkata, "Syukurlah tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi Kazekage-sama, kondisi anda sudah sangat membaik"
"Sudah berapa kali kubilang panggil aku Gaara saja Sakura. Tidak usah seformal itu." Sakura tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Baiklah Gaara-sama nanti sore saya akan kembali lagi kesini. Oh iya ada berita bagus untuk anda!" Gaara memandangnya, dan Sakura tahu dari pandangannya ia meminta Sakura untuk melanjutkan kalimatnya
"Mulai besok anda bisa keluar rumah sakit. Aku rasa warga Suna sudah merindukan Kagenya" Sakura terkekeh. Gaara hanya tersenyum tipis lalu menjawab, "Aa"
Sakura pun membereskan alat-alat untuk memeriksa Gaara lalu berkata, "Nanti sore aku akan kesini lagi untuk memeriksa keadaan terakhir anda" dan Sakura beranjak keluar, Namun ada sebuah tangan yang menahannya, Sakura pun menoleh kearah Kazekage muda tersebut dan menautkan alisnya
"A-Arigato Sakura" Sakura hanya tersenyum dan kemudian Gaara melepaskan tangan Sakura
Sakura berjalan sendirian pada malam itu, Setelah berkerja seharian dan lupa makan siang perutnya sekarang meraung-raung minta diisi. Ia lalu berjalan menuju ke kedai Ichiraku, dia pikir pasti dia akan menemukan sahabat pirangnya disana. Rasanya sudah lama juga ia idak mendengar ocehan sahabatnya yang berisik itu, Rumah Sakit Konoha selalu penuh pasien setiap harinya, kebanyakan dari mereka adalah korban perang, dan itu membuatnya lembur hamper tiap malam.
Benar saja pikirannya terbukti, setelah sampai Ichiraku Sakura melihat sahabat pirangnya bersama err-Sasuke. Semenjak kembalinya Sasuke ke Konoha mereka bahkan belum mengobrol apapun. Ya wajar saja mungkin-karena seminggu terakhir ini dia harus lembur dan menurut kabar yang beredar dari teman-temannya pun Sasuke akhir-akhir inji disibukan dengan proses kepindahannya. Ya memang sebagian tetua menolaknya dan sebagian lagi menerimanya untuk tinggal disini. Bagaimapun juga ia adalan mantan ninja pelarian yang cukup membahayakan Konoha dulu.
Inner sakuraberkata, 'Kami-sama kenapa harus bertemu sekarang'
Baru saja langkahnya akan menjauhi kedai Ichiraku sebuah suara yang amat sangat dikenalnya menghentikan langkahnya
"SAKURA-CHAN! Ayo kemari! Kita makan ramen bersama, sudah lama tim 7 tidak berkumpul seperti ini" Sakura menolehkan kepalanya dan tersernyum melihat Naruto yang melambaikan tangan ke arahnya dengan semangat. Lalu Sakura pun menghampiri mereka-ya Naruto dan sasuke
'memang sepertinya aku sudah tidak bisa mengindar lagi'
Setelah duduk diantara Naruto dan Sasuke, Sakura pun memesan ramennya. Lalu Naruto membuka pembicaraan diantara mereka
"Sakura-chan pasti kau sibuk sekali! Kau susah sekali untuk ditemui"
"Aku lembur selama seminggu ini baka! Kau tau sendiri korban perang masih banyak yang membutuhkan rawat jalan."
Sasuke hanya memutar bola matanya, "Kau juga harus jaga kondisimu Sakura, jangan terlalu memforsir tenagamu"
Naruto tersedak ramennya dan langsung meraih gelas ochanya. Ia begitu kaget mendengar kalimat Sasuke yang sarat akan errr-perhatian. Sakura hanya tersenyum canggung. Lalu naruto tersenyum dan membenarkan perkataan Sasuke "betul kata Teme itu Sakura-chan"
Pesanan ramen sakura pun datang dan ia mulai memakannya. Naruto pun memulai percakapan lagi
"Bagaimana kondisi Gaara Sakura-chan?"
"Sudah jauh lebih baik Naruto, besok ia sudah keluar rumah sakit."
"Benarkah? Yokatta. Tadinya aku kira dia tidak akan sembuh sampai hari .." Dia pun memperlihatkan cengiran lima jari andalannya. Sasuke hanya mendengus mendengarnnya
Sakura terkekeh pelan, "Seminggu lagi kau akan menikah dan diangkat menjadi Rokudaime hokage kenapa kelakuanmu masih begitu sih? Aku heran kenapa Hinata-chan mau denganmu Naruto"
"Karena aku tampan Sakura-chan hehehe, jauh lebih tampan dari orang sebelahmu itu. Buktinya aku bisa menikah duluan hahaha" Naruto tertawa lepas dan tidak menyadari aura hitam yang mengintimidasi di sekitarnya. Sasuke memberikan deathglare mematikan, namun orang yang dituju tetap terkekeh tanpa menunjukkan rasa bersalahnya. Sakura hanya terkekeh geli melihat kelakuan dua sahabatnya itu.
Tak lama kemudian seorang ANBU menghampiri mereka dan memberitahukan kalau ia dipanggil ke kantor hokage. Lalu ANBU itu pun langsung hilang dalam sekejap mata
"Baiklah hari ini aku yang traktir karena aku sedang senang. Aku duluan ya! Jaa Sasuke Sakura" Naruto meninggalkan kedai Ichiraku sambil melambaikan tangannya
Sakura membalas lambaian tangan sahabat pirangnya "Jaa Naruto!"
"Hn" Sasuke hanya membalasnya dengan kata sakti andalannya
Sakura pun berdiri dan berkata, "Baiklah Sasuke-kun, kurasa aku harus pulang seka…"
Belum selesai menucapkan kalimatnya, Sasuke langsung memotongnya "Ku antar"
Dan mereka meninggalkan kedai Ichiraku, mereka berjalan dalam keheningan, sibuk dengan pikiran yang berkecambuk di hati masing-masing, kecanggungan pun melanda kedua legenda sannin berikutnya tersebut., tak terasa mereka sudah sampai di depan apartemen Sakura.
"Arigato Sasuke-kun"
"Hn"
Sakura melangkah kearah pintu apartemennya "Jaa Sasuke-kun!"
"Sakura" Sakura pun menoleh kearah Sasuke dan melemparkan pandangan ada-apa
"Oyasumi" Sakura pun tersenyum dengan rona kemerahan di kedua pipinya
"Oyasumi Sasuke-kun"
Sakura's POV
Hari berganti dengan begitu cepatnya tak terasa lusa ternyata sahabat piangku akan menikah dan akan menjadi hokage seperti impiannya. Rasanya dunia begitu indah semenjak berlalunya perang. Saat aku sibuk dengan acara membaca koran pagi sambil meminum the ada suara ketukan pintu
TOK TOK TOK
Aku pun segere menuju pintu dan membukanya, ternyata seorang ANBU
"Sakura-san anda diminta ke kantor hokage sekarang juga"
Aku mautkan alis heran, ada apa aku dipanggil ke kantor hokage sepagi ini. Mengingat tiga hari ini juga semua shinobi diliburkan karena mempersiapkan acara pelantikan dan pernikahan Naruto
"Baiklah aku akan segera kesana"
Ketika sampai ke ruang hokage aku sedikit terkejut karena ada semua tetua disana, apa masalah yang ku perbuat, aku mecoba mengingat-ingat kesalahanku, melihat wajah Tsunade-sama ternyata tidak membuat perasaanku lebih baik, mukanya mencerminkan aura kekhawatiran yang begitu kentara
Salah satu tetua kemudian membuka suara, "Silahkan duduk Haruno-san"
Aku pun mengikuti perintah sang tetua. Aku duduk di tengah tenag sebuah sofa sedangkan para tetua berjajar didepanku, keringat pun mengucur di dahiku yang lebar, sepertinya suananya serius sekali. Lalu seorang tetua yang lain memberikan dehaman yang cukup keras sehingga membuatku sedikit terlonjak kaget
"Ehem!" Keringatku makin menucur deras
"Jadi kami memanggilmu kesini ada sesuatu yang kami bicarakan. Aku tidak akan berbasa-basi, langsung saja ke intinya." Aku hanya mengangguk tanda aku merespon omongan mereka
"Kau tahu kan sekarang semua Negara Shinobi bergabung membentuk sebuah aliansi?"
Aku pun hanya mengangguk
"Oleh karena itu kita butuh kerjasama dengan mereka. Tidak hanya dibidang politik dan bilateral. Kami para tetua dari sudah memutuskan untuk lebih mengikat desa kita dengan cara mengikat darah"
"Karena kau kunoichi terhebat di desa ini dan kau masih belum punya pendamping kami memutuskan menjodohkanmu"
Hatiku mencelos, aku harus menikah dengan dijodohkan? Kami-sama ujian macam apalagi ini?
"kau tau kan akibatnya kalau menolak perjodohan ini? Bisa saja perang antar desa terjadi lagi"
Aku pun meneguk ludah dengan susah payah, akhirnya aku memberanikan diri untuk buka suara
"kalau boleh tau, saya akan dijodohkan dengan siapa?"
"Kazekage Suna, Sabaku no Gaara, Pertunangan kalian akan diresmikan saat pesta pernikahan dan pengangkatan Naruto lusa"
"…."
