Warning : OOC, College AU, EYD tidak baku, Typo(kemungkinan kecil karena sudah direvisi).
Yuri! On ice bukan milik saya, karakter – karakter yang terdapat didalam fanfic ini adalah milik Mitsuro Kubo-sensei kecuali beberapa OC yang akan muncul didalam cerita. Saya tidak mendapatkan keuntungan apapun dan fanfic ini murni hasil kerja keras saya(Tidak copas). Yuri! On Ice MAPPA/Yuri! On Ice Kubo Mitsuro
Don't Like Don't Read
Enjoy
Chapter 1 :
'Yuuri menyukai Peterpan! Kau tahu? Peterpan itu keren sekali... dibuku yang selalu dibaca okka-san untuk Yuuri, Peterpan terbang seperti Wuuussshh lalu dia mendarat seperti woaaahh...Kata okka-san, kalau Yuuri bekerja keras Yuuri akan jadi sekeren Peterpan~ kau tahu itu, Victor ?'
'benarkah ? jadi Yuuri ingin seperti Peterpan~ kalau begitu aku juga akan menjadi Peterpan!'
'Tidak! Tidak boleh!'
'kenapa ? Yuuri boleh menjadi seperti Peterpan dan aku tidak boleh ?'
'bukan begitu!'
'lalu apalagi ? kenapa Yuuri egois sekali ? padahal aku hanya ingin menjadi Peterpan seperti Yuuri'
'sudah kubilang bukan begitu~ kenapa Victor berpikir seperti itu ?'
'itu karena Yuuri sendiri yang membuatku berpikir seperti itu!'
'be-begitu yah? Maaf...tapi kau tahu Victor ? Sebenarnya Yuuri tidak hanya menyukai Peterpan!'
'lalu ?'
'Yuuri juga menyukai Victor... Victor juga sangatttt~ keren seperti Peterpan. Karena itu Victor tidak perlu menjadi seperti Peterpan... biar Yuuri yang menjadi Peterpan, dengan begitu Yuuri layak bersama dengan Victor yang keren'
'hmm... tapi aku tidak ingin Yuuri jadi seperti Peterpan~'
'Kenapa ? Apa Yuuri tidak cocok menjadi Peterpan ?'
'bukan~ Jika Yuuri menjadi Peterpan kan aku tidak bisa melindungi Yuuri lagi... karena Yuuri sudah kuat seperti Peterpan maka aku tidak perlu melindungi dan menemani Yuuri lagi~'
'kan Victor bukan pelindung Yuuri... Victor tidak perlu melindungi Yuuri seperti kesatria di film kartun yang sering kita tonton bersama, Victor tidak perlu menjadi Peterpan, Victor cukup menjadi Victor yang sekarang... Victor yang keren dan yang sangattttt~ Yuuri kagumi'
'baiklah, jika itu yang Yuuri inginkan'
'hu'um'
'kalau begitu aku akan menunggu sampai Yuuri menjadi sekeren Peterpan'
'jika Yuuri sudah menjadi seperti Peterpan, apa Victor mau selalu bersama Yuuri ? Yuuri janji akan selalu ada saat Victor membutuhkan Yuuri'
'tentu saja'
Aku tersadar dari lamunan ku. Potongan ingatan masa kecil ku bersama seorang teman itu sungguh membangkitkan kenangan. Kalau tidak salah saat itu aku masih berumur 7 tahun dan temanku 11 tahun jadi janji itu kubuat sekitar 16 tahun yang lalu. Anehnya, aku masih mengingat dengan jelas setiap kata – kata, nama(walau hanya sekedar nama panggilan) dan waktu beserta umur teman ku tersebut, tapi aku sama sekali tidak dapat mengingat seperti apa wajahnya atau bentuk tubuhnya. Di dalam ingatanku semua nya terlihat seperti foto tua(hitam-putih) jadi warna rambut atau mata pun aku tak tahu.
Akibat lamunan tersebut aku tidak dapat fokus selama mata kuliah hari itu dan pulang ke apartemen tanpa pelajaran apapun. Sesampainya di apartemen, aku membiarkan tubuhku beristirahat di atas kasur empuk. Awalnya aku hanya berpikir untuk mengistirahatkan pikiran ku namun pada akhirnya aku malah tertidur.
Melanjutkan perguruan tinggi di negara lain itu memang sulit, selain jauh dari rumah dan keluarga, aku juga dijauhkan dari uang bulanan. Akibat kurangnya uang bulanan yang kuterima dan semakin meningkatnya kebutuhan hidup maka aku memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu, namun sama sulitnya dengan mempertahankan keseimbangan ekonomi, mencari lowongan pekerjaan paruh waktu disaat seperti ini sangat sulit. Beruntungnya sahabat karib ku, Phichit Chulanont dengan senang hati menerima ku sebagai pelayan di salah satu cabang restoran keluarganya yang ada di Detroit. Sahabat ku yang satu ini memang baik hati, di luar kebiasaan nya memasang – masangkan pasangan sesama jenis yang ia temui dan Selfie setiap saat. Kepribadian nya yang terbuka dan mudah bergaul dengan siapa saja itu membuat kami sangat dekat, mungkin jika bersama orang lemah dan pemalu seperti ku mengundang kesan tertentu-mungkin-. Terkadang aku membantu Phichit untuk mengerjakan tugas – tugasnya dan begitu juga sebaliknya, bahkan di kampus pun kami selalu bersama, di mulai dari berangkat bersama, makan bersama, belajar bersama, hingga pulang pun bersama. Aku pun sering berbagi cerita dengannya, bahkan soal masa lalu dan teman masa kecil yang sampai sekarang tidak pernah kuketahui siapa, memang respon yang diberikan Phichit mengenai ingatan itu biasa – biasa saja, tapi dia juga sering membicarakan soal kemungkinan siapa si 'teman' dalam ingatan ku itu, dan seperti biasanya aku tidak begitu memperhatikan perkataan nya yang menurutku hanya lelucon jadi seperti angin lalu hingga sampai sekarang aku tidak mengingat prediksi dari Phichit.
Cukup cerita tentang persahatan kami. Sekarang aku harus memikirkan tugas dan kondisi ekonomiku, walau aku sudah mulai bekerja paruh waktu di restoran keluarga Phichit tetap saja kebolongan ekonomi ku tidak tertutup sepenuhnya, aku perlu pekerjaan lagi, dan jika ada aku ingin pekerjaan yang tidak mengganggu waktu kuliah ku, dan saat itu juga aku melihat sebuah kertas dengan tulisan 'Di Cari pekerja tanpa kelebihan khusus sebagai petugas kebersihan untuk shift malam di bar XX. Jam kerja untuk shift malam dimulai 08:00 – 11:00 pm' Ini dia yang kucari – cari...jika shiftnya seperti ini seharusnya tidak membebani atau mengganggu waktu kuliahku,
"jika aku bekerja ditempat ini, bagaimana dengan part time ku direstoran Phichit-kun? Apa aku bisa meminta mereka untuk memindahkan shiftku? Bagaimana dengan Phichit-kun? Selama ini aku terlalu banyak merepotkannya... hm, haruskah?"
Kumantapkan pilihan ku untuk menelpon Phichit. Setelah mengotak atik kontak di smartphoneku dan menemukan kontak dengan tulisan 'Phichit Chulanont' kemudian menelpon nomor tersebut. Beberapa detik aku dibiarkan mendengarkan bunyi tuut tuut tuut akhirnya terdengar suara yang familiar dari seberang telpon.
"halo, Yuuri! Ada apa menelpon?" ucap Phichit melalui telpon
"ha-halo, Phichit-kun... sebenarnya ini tidak terlalu penting, tapi...emm~"
"ya?" tanya Phichit
"i-i-ini mengenai pekerjaan ku direstoran keluargamu" ucapku gugup
"kau ingin berhenti, Yuuri ?" tanya Phichit yang terdengar kecewa
"bu-bukan begitu!" balasku
"hohoho... apa kau sudah mengetahui siapa 'teman' yang selalu ada diingatan mu dan kau ingin pindah kemudian hidup bahagia bersama nya?" tanya Phichit dengan nada menggoda
"TENTU SAJA BUKAN!" teriak ku malu
"ahahaha... ya-ya~ lalu ada apa dengan pekerjaan mu?" tanya phichit kali ini yang masih terkekeh karena reaksi ku barusan
"Phichit-kun..." lirihku
"maaf, Yuuri... tapi kau sangat lucu jika sedang ngambek seperti itu, apalagi jika aku membayangkan ekspresi mu saat berteriak malu seperti tadi" ucap Phichit yang masih saja mempermainkan ku
"Aku hampir kehilangan tekadku untuk bertanya" ucapku
"Oke... tanyakan apa yang perlu kujawab, Yuuri Katsuki" pinta Phichit layaknya seorang bos
"begini... sebenarnya aku ingin mengganti shiftku"
"kenapa?" tanya Phichit
"beberapa saat yang lalu aku menemukan sebuah kertas lowongan pekerjaan disebuah bar dan disitu tertulis bahwa mereka mencari orang yang dapat mengambil shift malam, jadi...jika kau tidak keberatan, apa aku bisa meminta perubahan shift?"
"hm...sebentar, jadi kau ingin bekerja part time lagi?"
"yah...semacam itu"
"aku mengerti kondisi ekonomi mu, Yuuri... tapi kau tidak perlu memaksakan diri seperti itu" ucap Phichit cemas
"tak apa-apa, aku tidak memaksakan diri... kau tidak perlu cemas seperti itu"
"kau yakin?" tanya Phichit memastikan
"ya...tentu saja"
"baiklah... kalau begitu aku akan meminta karyawan lain untuk menukar shift nya denganmu"
"terimakasih, Phichit-kun... maaf jika aku selalu merepotkan mu"
"tak apa, Yuuri... bukan kah ini sudah menjadi tugas seorang sahabat?"
"kau benar... sekali lagi terimakasih, Phichit-kun"
"ya~"
"emm...kalau begitu kututup dulu, ya... sampai jumpa"
Tuut tuut tanda telpon telah diakhiri. Aku menarik nafas lega, untunglah aku dapat mengganti shift nya tapi tetap saja aku merasa bersalah dengan Phichit karena terlalu banyak merepotkan.
Sudah 1 minggu semenjak aku bekerja sebagai petugas kebersihan dan aku tak menyangka jika pekerjaan ini ternyata menyenangkan. setiap hari bekerja dengan suka hati dan mendapat upah yang setimpal tiap bulannya, dengan begini untuk keperluan kuliah dan kehidupanku dapat terpenuhi. Namun, terasa seperti masih ada perasaan mengganjal di ulu hati, entah itu karena apa... tapi yang ku tahu pasti itu bukan perasaan tertekan dari krisis ekonomi.
Semenjak bekerja di bar itu, teman ku mulai bertambah. Aku berteman cukup baik dengan pemuda cantik bersurai blonde pirang bernama Yuri Plisetsky, ia lebih sering dipanggil Yurio oleh yang lain... katanya akan susah membedakan nama ku dan Yurio karena sama-sama disebut 'Yuri' jadi mereka membuat nama panggilan nya dengan 'Yurio'.
Pertama kali aku bekerja Yurio masih belum bekerja di bar itu, tapi beberapa hari setelah aku bekerja disitu mereka menerima seorang pemuda dengan nama depan yang persis dengan nama ku... terkadang Yurio bercerita pada ku tentang kakak laki-laki yang katanya narsis dan aneh itu, terkadang juga ia bercerita tentang Piroszhiki yang tak kalah enak dengan katsudon buatan ku... Piroszhiki buatan kakeknya, lalu ada pula saat dimana ia bercerita tentang pria Kazasktan bernama Otabek Altin yang akhir – akhir ini sering datang ke bar dan menunggu Yurio selesai bekerja. Kupikir Yurio dan Otabek sepasang kekasih-walau aku tahu jika mereka sesama lelaki-, tapi setelah aku berkata seperti itu pada Yurio ia malah menyumprat wajah ku dengan elakan penuh perjuangan nya. Memang~ anak muda itu unik, selalu punya cara untuk menunjukan rasa suka nya pada seseorang-eheemSituSendiri?-.
Keadaan di bar selalu ramai, tak pernah luput telinga ku mendengar teriakan Yurio yang sangat membahana, atau tawa Mila selaku pelanggan tetap yang sangat suka memperlakukan Yurio seperti anak kecil, atau lelucon – lelucon michele-san sang bartender yang ditujukan pada adiknya Sala, atau kesibukan JJ yang memamerkan JJ style pada para pelanggan... bar ini sangat nyaman, bar yang dipenuhi dengan gelak tawa dan kehangatan, setiap orang nya memiliki pribadi yang menarik. Semua karyawan di bar tersebut memperlalukan ku sebagaimana mestinya mereka memperlakukan yang lain-walaupun aku hanya seorang cleaning service part time- namun aku merasa seperti bagian dari bar ini, bagian dari keluarga kecil ini, dan semua ini adalah rumah kedua ku. Aku yakin akan hal itu.
Seusai shift malam, aku berencana untuk mengunjungi Phichit-kun, perihal tugas yang harus dikumpulkan besok pagi. Aku berdiri didepan tempat penyeberangan menunggu lampu berubah agar aku dapat menyeberang jalan. Keadaan saat itu sangat sepi, wajar saja karena sekarang sudah hampir jam 12 tengah malam. Saat lampu berubah warna dan aku sedang berjalan menyeberangi zebra cross, dari kejauhan terlihat sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan arah yang tidak beraturan-tebakan ku supir nya sedang tertidur- melihat hal itu maka aku segera berlari menuju seberang jalan yang lain namun aneh nya truk tersebut berubah arah, truk tersebut melaju kearah ku... sontak aku terkejut dan panik, berusaha mencari jalan untuk lari atau paling tidak menghindari truk tersebut, namun nihil... aku tak dapat bergerak, seketika kaki ku membeku menolak perintah mutlak dari otakku. Mematung ditempat seakan menerima takdir akhir dari hidupku, seakan waktu terhenti bersama cahaya yang terpancar semakin terang. Mata ku tertutup berharap semua nya cepat berlalu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Ini FF Kedua saya….and saya merasa berada dititik malas tertinggi…. So Copas aja dah
Review anda sekalian sangat berharga, tidak sebanding dengan kerja keras(?) saya dalam membuat fic ini, dan review adalah bahan bakar inspirasi... jadi tolong Review nya
Tolong maklumi segala kesalahan dan kekurangan yang ada didalam ff ini, saya manusia dan tentunya bisa salah….. dan mungkin sudah terlambat untuk bilang ini, tapi ini pertama kalinya saya upload & publish ff
Sekian dan terimakasih 'w')/
Salam Damai Author~
