Out Of Control
By : Skyking22. Regalia
.
.
.
Pairings : KogaNeShima/ Kougami x Akane x Makishima(?)
Rated : T~M
Genre : Humor/Romance
Psycho-Pass bukan punya saya, melainkan milik Urobuchi Gen dan tentu saja sang Penggambar karakter, Amano Akira.
.
.
.
Warn : OOC! Saya memang tidak terlalu menyimak tentang alur Psycho-Pass, makanya saya buat Fic ini jadi Non-Canon. Penjelasannya cukup berat, saya mendingan kabur nonton Air Gear ngeliat Oppai-nya Simca-san yang *ehem* Stop ngomong Ecchi.
Enjoy~
.
.
.
Tsunemori Akane, sang Inspektur yang terkenal ramah dimana-mana, siapa yang tidak mengenalnya? Rambut pendek berwarna cokelat, tubuh yang langsing, senyum yang selalu mengembang, jarang sekali marah dan tatapan matanya yang begitu teduh. Meskipun begitu, gadis itu sudah berkali-kali menghadapi berbagai macam rintangan dalam kehidupannya sebagai ganti bekerja disana. Ia harus menerima semua resiko, dimulai dari melihat darah korban yang tak bersalah berceceran, terluka saat penyelidikan, bahkan sampai-sampai melihat sendiri temannya yang dibunuh dengan cara yang tak senonoh oleh Makishima Shougo di depannya. Tapi, gadis itu terlalu lemah—bahkan hatinya terlalu pemaaf. Setelah beberapa bulan setelah kejadian itu, gadis itu telah memaafkan kesalahan Makishima Shougo, bahkan setelah semua yang telah di perbuatnya.
Dan, sang tersangka, Makishima Shougo, masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya tiga hari yang lalu. Gadis itu memafkannya dengan perasaan yang begitu tulus, tidak ada semburat kemarahan sama sekali di wajahnya. Kougami yang sewaktu itu juga bersama Akane, sedikit marah karena gadis itu terlalu baik hati terhadap seorang pelaku kejahatan yang sudah melampaui batas seperti Makishima Shougo. Sementara Akane? Gadis itu hanya tersenyum sambil menepuk bahu Kougami agar laki-laki yang disebut sebagai anjing-nya tersebut menenangkan dirinya sesaat dan tidak terjadi keributan antara dirinya dan Makishima. Setelah menemui Makishima, Akane lalu pulang ke rumahnya diantar bersama Kougami.
Saat sedang berjalan pulang di dalam mobil, Kougami sedikit berbincang dengan Akane. Laki-laki yang mengenakan jas itu sedikit membuang nafasnya keras, menduduki bangku di depan dan menyetir mobilnya.
"Kenapa kau memaafkannya, Inspektur?"Tanya Kougami dengan nada yang sedikit ditekankan agar Akane mau mendengarnya. Ia suka sebal kalau gadis itu melamun saat dirinya sedang berbicara dengannya.
Akane berhenti memperhatikan jalanan dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi dipangku oleh punggung tangannya, menoleh ke arah Kougami, "Sebagai manusia kita harus saling memaafkan, Kougami-san. Aku harus mengikhlaskannya meskipun hal itu sangat berharga bagiku."
"Wao."Kougami sedikit tersenyum mengejek, "Patut diakui, Inspektur. Kau gadis yang baik hati namun terlalu over sehingga aku mulai jengkel mendengarnya."
"Dan.. Apa maksud kalimatmu, Kougami-san?"Akane mulai merasakan atmosfer kesal di dalam dirinya, "Jujur saja. Sejak dulu kau ini menganggapku bagaimana? Sebagai Inspektur yang ceroboh karena menembakmu saat pertama kali kita bertemu?"
Kougami mengangkat bahunya, namun matanya terus terpaku menatap jalanan, "Mungkin."
"Kau memberikan pertanyaan atau pernyataan, Kougami-san?"Akane menyilangkan tangannya sambil sedikit cemberut.
"Entahlah. Rasanya sulit menjelaskannya dengan orang yang umurnya masih muda dariku."Kougami tidak berekspresi apa-apa, namun masih melanjutkan perkataannya, "Menurutku kau seharusnya tidak memaafkannya."
Mata Akane membesar, alisnya terangkat, membuktikan bahwa gadis itu tidak setuju dengan kalimat Kougami, "Memangnya kenapa, Kougami-san? Kenapa jadi kau yang cerewet padahal aku yang mengalami ini semua?"
"Aku hanya berpendapat, bukan berarti menyuruhmu."Kougami berhenti di sebuah Cafe dimana banyak Maid-Maid super moe berpakaian ala kucing. Ia lalu membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Membelikan Akane makanan ringan. Akane hanya menerimanya dan berterima kasih.
Kougami tidak langsung masuk ke dalam mobil, ia mengambil sebuah rokok dan merokok di luar pintu sambil duduk di bangku dalam sebelah Akane. Pintunya terbuka, karena itulah asap itu tidak akan menganggu Akane yang sedang makan.
Masih mengunyah, Akane melanjutkan pembicaraan tadi, "Boleh kutanya kenapa kau berpendapat seperti itu, Kougami-san?"
Kougami mengambil rokok dari dalam mulutnya dan menghembuskan asapnya pelan-pelan. Ia lalu menutup matanya sambil menoleh ke arah Akane, "Bagaimanapun dia itu penjahat besar, Inspektur. Bagaimana bisa kau langsung memaafkannya begitu saja?"
"Entahlah."Akane kemudian melipat bungkus makanannya yang sudah habis, "Aku rasa Yuki tak akan tenang apabila aku tidak memaafkan Makishima."
"Alasan konyol."Kougami menutup pintu mobil dan kemudian menyetir kembali. Mendengar semua balasan dari Kougami, hanya membuat Akane jengkel setengah mati.
"Kau yang terlalu cerewet, Kougami-san!"Akane mulai sewot, "Kau kan laki-laki! Makanya kau tidak mengerti perasaan seorang wanita!"
"Kau itu belum menjadi seorang wanita! Kau itu masih seorang gadis kecil!"Kougami jadi ikut-ikutan sewot, "Kau tidak mengerti tentang kehidupan yang lebih bertingkat!"
"Aku mengerti! Aku ini bukan anak kecil!"Akane memandang marah Kougami, "Aku tahu apa yang disebut dengan dewasa! Aku mengerti semuanya!"
"Oh..?"Kougami lalu terdiam sebentar sambil memberhentikan mobilnya di jalanan yang sepi, menggerakkan kepalanya ke arah Akane, "Jadi kau sudah mengerti apa maksud dewasa itu, ha..?"
"Y-Y-Ya! Aku tahu!"
"Dan kau tidak keberatan kalau aku berbuat hal dewasa padamu?"Kougami lalu mendekati Akane dan memeluknya hingga Akane terjatuh ke bawah. Laki-laki itu lalu mencapit pipinya dengan kedua tangannya dengan paksa, mempertemukan bibir mereka dengan kasar.
Akane tidak bisa berhenti berkedip. Bukan ini yang ia maksudkan!
Kougami terus memperdalam ciumannya, lidah mereka saling bertarung satu sama lain. Kougami menutup matanya untuk menikmatinya, sementara Akane terlihat sangat membutuhkan udara saat itu. Tangannya yang kecil berusaha mendorong tubuh Kougami untuk menjauh, tapi sayangnya kekuatan tubuh Kougami berkali lipat lebih kuat dari seorang Akane.
"Umh.. mm.."Masih terus mengeksplor lidahnya, Kougami membuka kancing seragam Akane, membuat wajah gadis itu makin memerah dan segera menendang tubuh Kougami hingga terpental.
"A-Apa yang tadi kau lakukan, Kougami-san!"Akane segera mengelap bibirnya yang basah akan salivanya dan Kougami, bekas ciuman panas tadi.
Kougami tersenyum licik, "Kau bilang kau tahu apa arti dewasa sebenarnya? Tapi kau malah menghindar dari kenyataan itu."Ia kembali mendekati Akane, mendekatkan wajahnya lagi, menyentuh pipinya dengan jemarinya, "Dan asal kau tahu, Inspektur, aku ini sudah dewasa. Lebih darimu."
"Bu-Bukan ini maksudku, Kougami-san! Maksudku.. Aku.."Akane ingin menyela namun kali ini Kougami mencium pipinya sehingga wajahnya makin menghangat, semakin memerah.
"Hmmh..?"Kougami mengambil pergelangan tangan Akane dan menciumnya juga, menutup matanya saking menikmati semua rasa kulit putih dan mulus sang gadis.
"Uh.. Uh.. Kougami-sa-san.."Akane tak bisa bertahan lebih lama lagi. Jantungnya berdebar kencang dan takut akan meledak saat itu juga. Ia perlu pertolongan, sebelum Kougami berbuat hal yang lebih dari ini.
"Mhhmmn~"Kougami bergumam saat ia kembali mencium bibir Akane, menciumnya dengan cara yang begitu liar, penuh gairah dan posesif, rasa menuntut, membuat Akane tak bisa menghindar.
"Ternyata kau seorang Enforcer yang mesum, Kougami Shinya."Suara itu menyentakkan Akane dan Kougami. Mereka berdua langsung mengambil Dominator-nya dan mengarahkannya ke arah orang itu, namun Akane berhenti ketika melihat siapa yang terdapat di dekat kaca mobilnya.
"Ma-Makishima-san..?"Akane terkejut setengah mati dan kembali membetulkan kancingnya yang hampir saja di robek Kougami. Kougami menggertakkan giginya, merasa tidak suka dengan keberadaan Makishima yang menganggu aktivitasnya.
"Dan kau tidak pantas bersamanya."Makishima lalu tersenyum, membuka pintu mobil dan segera merebut Akane, sekaligus menggendongnya ala Bridal Style dan menaiki mobil pribadinya.
Makishima dan Akane memasuki mobil tanpa bisa di cegat oleh Kougami yang segera mengejar mereka, namun sayangnya kecepatan mobil Makishima lebih cepat dari pada Kougami.
"Ma-Makishima-san..?"Akane yang sudah duduk dengan tenang, sedikit bertanya, "Kenapa kau menolongku..?"
"Sudah kubilang kan? Karena kau tak pantas bersamanya."
.
.
.
xxX. Sky .Xxx
.
.
.
TBC.
Huaa, Fic Psycho-Pass pertama saya. Rada2 terlalu cepat dan gaje yah? Kougami juga kok OOC banget..? Tapi tolong R&R! Saya harap kalian semua senang membaca cerita ini.
~Skyking22. Regalia~
