Unpermitted

.

.

Prev tittle: Forbidden Happiness

.

.

Yaoi-BL / Namjoon x Seokjin / NamJin / Warning! Mature Content / DLDR ;)

.

.

Don't like this couple just click the close button above, kay?

.

.

sekali lagi, serius ini kedepannya(?) bakal ada content yang sama sekali bukan buat anak" jadi yaa begitulah/?

Selamat membaca ~ :D


Unpermitted

.

.

.

"Hyung ~" Suara berat yang cukup besar khas seorang lelaki itu mengalihkan perhatian Seokjin dari kegiatannya memotong-motong sayur yang akan di buatnya menjadi sup.

"Yaa? Ada apa Namjoonie?" Balas Seokjin sedikit berteriak menanggapi panggilan sang adik -Namjoon- untuk memastikan suaranya dapat terdengar.

"Aku tidak menemukan buku matematikaku di manapun, apa hyung pernah melihatnya?" Tanya Namjoon kemudian disertai dengan suara debuman benda-benda jatuh menghantam lantai.

Sementara Seokjin hanya menghela napas di bawah sana. Ia sudah terbiasa mendengar adiknya itu mencari barang-barangnya di pagi hari seperti ini. Mulai dari buku, name tag, kotak pensil, earphone, hingga yang paling parah blazernya sendiri. Setelahnya Namjoon akan menyulap kamarnya -yang sudah susah payah Seokjin bersihkan hampir setiap hari- menjadi seperti gudang hanya dalam hitungan menit. Terkadang membuat Seokjin berpikir apakah adiknya itu memiliki ilmu sihir? Tentu saja tidak, itu hanya pemikiran bodohnya saja.

Sambil mengaduk sup yang dibuatnya, Seokjin sedikit mengingat-ingat apa yang mereka lakukan semalam. Namjoon mengerjakan pekerjaan rumahnya di ruang tengah, sedangkan Seokjin hanya menemaninya sambil menonton televisi. Dan entah siapa yang memulai mereka lagi-lagi berakhir tertidur di sofa dengan posisi Seokjin tidur di atas tubuh Namjoon beserta pakaian yang berserakan di mana-mana.

Mengingat itu Seokjin menghela napas sekali lagi, sepertinya ia tahu di mana buku itu tersembunyi.

"Mungkin semalam kau menjatuhkannya di sofa ruang tengah dan terselip di bawah, coba cari di sana!" Perintah Seokjin pada Namjoon yang langsung berlari turun dari kamarnya -atau mungkin kamar mereka-.

.

"Terima kasih hyung, aku sudah menemukannya!" Seru Namjoon langsung memberikan ciuman singkat di bibir Seokjin yang sedang meletakkan 2 mangkuk sup di atas meja makan. Sementara Seokjin hanya melototkan mata bulatnya pada Namjoon yang nyengir kuda pagi-pagi.

"Berhenti menciumku tiba-tiba, Namjoon."

"Anggap saja sebagai morning kiss, hyung. Keke ~"

"Ish.. Sudahlah. Ayo makan, nanti kita telat."

.

Sederhana, namun penuh dengan kebahagiaan. Beginilah hari-hari yang kakak-beradik ini lalui. Ya, kakak-beradik.

Seokjin dan Namjoon memiliki Ibu yang sama, namun Ayah yang berbeda.

.

.

Waktu itu Seokjin kecil berumur 1 tahun saat ayahnya pergi meninggalkan dirinya dan sang eomma tanpa penjelasan apapun, dan setahun setelah itu eommanya menikah dengan lelaki lain yang telah ber baik hati ingin menerimanya dan juga Seokjin yang sikapnya menjadi sedikit pendiam semenjak ayahnya pergi.

Setahun setelah itu Namjoon lahir. Dan orang yang paling berbahagia adalah Seokjin, anak berusia 2 tahun itu tak henti-hentinya tersenyum tiap kali melihat pergerakan adik bayinya yang begitu mungil. Seokjin sangat senang karena ia tak lagi sendirian, melebihi kebahagiaan Ibu dan ayah barunya. Ibunya berkata bahwa mereka harus saling menyayangi sampai kapanpun karena mereka bersaudara. Jangan pernah saling meninggalkan dan tetaplah bersama.

.

.

Waktu berlalu. Mereka tumbuh bersama di lingkungan keluarga sederhana dan bahagia. Namjoon tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat, bahkan ialah yang melindungi Seokjin selama ini, posturnya juga lebih tinggi dari Seokjin yang jelas 2 tahun lebih tua darinya. Tiap kali ada yang hendak menjahili atau berniat jahat pada Seokjin, Namjoon akan selalu ada untuknya.

Kehidupan mereka baik-baik saja sampai suatu hari kabar kecelakaan yang menimpa kedua orang tua mereka terdengar. Mereka kehilangan kedua orang tua mereka di hari yang sama. Setelah kejadian itu, Seokjin kembali terpuruk, hanya ada Namjoon dan nenek yang ia miliki sekarang. Dan mereka hanya tinggal bersama sang nenek semenjak saat itu.

.

Seokjin berusia 13 tahun dan Namjoon 11 tahun saat nenek yang telah merawat mereka meninggal dunia. Hanya menyisakan dua kakak-beradik itu sendirian. Menjalani hidup yang belum seharusnya mereka lalui tanpa orang dewasa, membuat mereka berdua menjadi dewasa lebih cepat dari yang seharusnya. Berusaha bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan tanpa orang tua. Dan Namjoon berjanji, apapun akan dilakukannya untuk membahagiakan Seokjin, satu-satunya orang terkasih yang ia miliki saat ini.

.

.

Semenjak hari itu mereka hanya tinggal berdua menempati rumah yang tidak terlalu besar, peninggalan orang tua mereka.

Hal itulah yang membuat mereka tumbuh bersama dengan hubungan yang sangat dekat. Dan mengenai ciuman Namjoon? Ada yang bertanya-tanya?

Ya, itu tidak salah, mereka sudah sering melakukan itu. Saling bergantung satu sama lain hingga menumbuhkan sesuatu yang terlarang. Menciptakan hubungan yang sudah terlalu dekat, bahkan tidak berbatas apapun. Mereka telah melakukan semuanya bersama, berbagi tawa, tangis, cinta kasih, berbagi kehangatan, termasuk melakukan hubungan intim yang tidak sepatutnya dilakukan oleh dua orang berjenis kelamin sama, terlebih lagi mereka dilahirkan dari satu rahim yang sama.

Ini tidak benar. Mereka tahu ini salah dan terlarang. Tapi mereka lebih tahu bahwa mereka saling membutuhkan lebih dari siapapun. Selama mereka bersama, semuanya akan baik-baik saja. Mereka bahagia. Itu sudah cukup.

.

.

.

Lanjut?

.

.

.

Halooo kali ini kopel emak babe nya BTS yang jd korban :3 kkk

ini pendek kan yaa? emang masih prolog mgkn namanya/? ._. *dor

intinya buat yang masih mau tau atau kepo -kalau ada sih- ke depannya mereka bagaimana utarakan suara(?)nya pliss :3

ngetik di kolom review ngga sepanjang ngetik ff kan jd gampang ~ xD #ditendang

oke, sekian, makasi buat yang udh baca, apa lg ngisi kolom kosong itu hoho xD

love you :3