HARD

By Cavelya

Rate : M

Cast : Uchiha Sasuke — Haruno Sakura

Desclaimer : Masashi kishimoto

Warning : AU, OOC, 25

Summary :

"Kau bagaikan Hades, kejam saja tidak dapat menggambakan dirimu, meski hatimu untukku."

.

.

DONT LIKE, DONT READ PLEASE!

HAPPY READING!

2 weeks ago (London)

.

Hinata mengulurkan minuman yang ada di tangannya dengan sungkan. Wajahnya yang sama merahnya dengan baju yang dia kenakan terkesan dingin dan tidak bersahabat. "Ini terakhir dan jangan minum lagi, Haruno sakura!"

"Gomen, Hime… hai-hai," kekeh Sakura. Matanya berbinar-binar saat minuman itu telah berada di genggamannya. Hinata hanya mendesah kesal sebelum berbalik menuju ke sebuah sofa tak jauh dari Sakura.

Sakura mengamati gerak geriknya dengan senyum mengembang hampir mengejek. "Kau juga seharusnya tidak mencoba terlalu jauh, Hinata."

Sakura terkekeh ringan, lalu meneguk banyak minumannya. Tidak ada yang sekuat dia ketika menghabiskan beberapa botol minuman keras.

Setelah tiga menit, ia beranjak dari duduknya ingin mencari Hinata yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Tetapi seseorang telah mencegahnya, menariknya untuk kembali duduk. Sakura menahan nafas tertahan setelah mengetahui siapa orang itu.

"Senpai," kata Sakura sembari melepaskan tangannya yang di pegang Sasori.

"Tidak perlu seformal itu, panggil saja aku Sasori."

Sakura mengangguk.

Sasori tersenyum lebar, lebih tepatnya seringainya menari-nari pada senyum palsu yang dia buat sementara Sakura tidak tahu akan hal itu. Wanita cantik itu sibuk mencari Hinata dan ingin mengajaknya pulang, ia tidak ingin berdua dengan Sasori yang rumornya memiliki reputasi buruk kepada wanita. Sejak ia debut menjadi penyanyi baru dan mendapatkan Hinata sebagai managernya, perempuan tomboy itu sering kali memperingatinya.

Dan Sakura bergidik, tidak. Ia tidak mau menjadi salah satunya.

"Apa kau sedang menunggu seseorang?" tanya Sasori. Membuat Sakura kembali fokus kepada pria itu.

"Ya, aku sedang menunggu seseorang."

"Seorang wanita?" tanyanya kembali.

Sakura tersenyum mempesona, berpura-pura tentu saja. "Dia pria." Ia berharap Sasori berhenti bertanya dan pergi setelah ini. "Teman kencanku," dustanya lagi.

Namun hanya sebuah senyum kecil yang terlihat dari mata Sakura membuat wanita itu terkesiap kecil yang segera ia sembunyikan. Mungkinkah Sasori tahu aku berbohong? tanyanya dalam hati.

"Baiklah, Kurasa ada baiknya jika kita berdua mengobrol sebentar sebelum kekasihmu datang, bagaimana cantik?"

Sakura menunjukkan ekspresi menyesal, "Tidak perlu, Dia sedikit… pemarah dan arogan. Aku hanya tidak ingin dia salah paham tentangmu."

Dalam hati Sakura merasakan ia ingin di tenggelamkan pada kursi bar saja karena jika pria ini tetap saja bandel, tamatlah sudah riwayatnya.

Sasori mengangkat kedua tangannya, kalah. "Oke, terserah padamu sebentar lagi aku akan pergi. Tapi biarkan aku membelikanmu minuman lagi. Lihat tidak ada lagi air pada gelasmu." Lalu Sasori segera meminta Bartender menyiapkan pesanannya tanpa persetujuan Sakura.

"Baiklah," ucap Sakura, mengalah. Lebih baik dari pada ia akan terus-menerus di cecar pertanyaan olehnya. Dan saat keheningan terjadi pada keduanya sementara musik di ujung sana telah berubah semakin menghentak, lagi-lagi ia mencuri kesempatan untuk mengamati sekitar.

"Ini, minumlah."

Sakura segera menerimanya, ia mengangkat minuman itu ke udara. "Apa ini gin?"

Sasori tersenyum manis. "Bukan, sebut saja early British libations, wiski yang di campur dengan kismis, jahe dan jeruk yang disebut London's Golden Age. Dan ini adalah minuman khas Inggris, cobalah."

Dengan ragu Sakura mendekatkan mulutnya pada bibir gelas, matanya tak pernah lepas memandang Sasori.

Sasori terkekeh sebentar, "Apa kau takut meminumnya? Aku bersumpah tidak memasukan sesuatu ke dalam minuman itu."

Sakura tersenyum polos sembari bergerak gugup. "Aku hanya…"

"Oke, aku tahu. Jika itu yang ada di fikiranmu. Berikan minuman itu kepadaku, kita tukar dengan milikku."

Sakura mengambilnya, irisnya tak tahan untuk tidak mengawasi Sasori yang sudah menenggak banyak dari gelas itu. Beberapa saat kemudian Sasori menunjukkan kelasnya yang kosong. "See, tidak ada apapun."

Tanpa ragu Sakura mulai meminumnya, sedikit demi sedikit. Kemudian tersenyum manis dengan rona di pipinya. "Ini Nikmat."

"Kau menyukainya?"

"Eum.." gumam Sakura. Perlahan tapi pasti entah kenapa keduanya menikmati waktunya dengan berbicara santai.

Hingga waktu menunjukkan pukul satu dini hari;yang artinya sudah setengah jam ia gunakan untuk berbicara dengan Sasori.

wanita itu terkesiap kecil saat irisnya tanpa sengaja memandang arlogi di tangan kirinya. "Aku harus pergi.. Aku harus mencari Oh—" Dengan terburu-buru wanita itu berdiri dengan kalimat cepat yang ia ucapakan namun tubuhnya oleng hampir jatuh.

"Hati-hati, luv." sela seseorang. Membuat Sakura menengadah. Pria itu menunduk untuk mengecup pipi Sakura hingga wanita itu tersentak kaget sekian kalinya. "Duduklah kembali, Aku rasa belum terlambat datang."

Sakura diam-diam mengambil nafas banyak, karena sentuhan lembut pria ini tidak berhenti pada pinggangnya. Untuk sesaat Sakura hanya terdiam kaku hingga tanpa ia sadari sudah duduk di kursinya lagi karena sosok itu telah membantunya.

Sakura masih saja memandangi sosok itu, melihat penuh puja wajah tampan di depannya. Rahangnya tegas sama dengan kilau matanya yang menunjukkan aura dominan, Sakura suka bagaimana cara dia berkuasa atas dirinya. Di lihat dari bagaimana pria tinggi ini merangkulnya mesra dengan tangannya yang berotot dan besar itu. Dan bibirnya yang…

Dengan cepat Sakura mengenyahkan pikiran kotornya tapi tidak sejalan dengan gerakan tubuhnya yang sudah memeluk pria ini.

"Cherry, Kau baik-baik saja?" tanya Pria tinggi itu, Sasuke. Sedang irisnya tidak melepaskan perhatiannya ke arah Sasori. Sasori yang saat ini menegang.

Alis Sasuke terangkat pasti ada yang tidak beres. Dengan pelan dia melepaskan pelukannya pada Sakura. Membuat wanita cantik itu menengadah dengan tatapan sayunya sebelum kembali bersandar pada dadanya. Sialan, Sasuke berdesis tajam.

Mengabaikan ereksinya, Sasuke tersenyum dingin ke arah Sasori. "Tidak bisa menahan diri,huh?"

Mata Sasori menyipit, "Apa maksudmu!"

Sakura kini melihat keduanya bergantian. Ketegangan benar-benar terasa. Dengan lembut Sakura mengusap lengan Sasuke. Dan ini sungguh di luar dugaan Sakura, seharusnya ia sedang berakting. Tapi persetan dengan itu!

"Pria ini hanya menemaniku minum, berhentilah memarahinya. Bawa aku pulang Sasuke.. Aku pusing." ucapnya tanpa berdusta. Sakura benar-benar pusing entah kenapa. Seluruh badannya memanas dan ia takut ini efek karena ia terlalu banyak minum.

"Sasuke… Ayolah. Kita pergi dari sini. Disini panas sekali…" racaunya. Dan Sasuke akhirnya mulai mengangkat tubuh sintal itu ke dalam gendongan, merengkuh tubuh itu lebih erat pada tubuhnya, berusaha menghalau racauan Sakura agar tak terdengar oleh Sasori. Wanita manis dalam gendongannya itu meringkuk masuk ke tengkuk lehernya.

Sasuke mendesis ketika melewati Sasori yang wajahnya kian memucat, "Kau tidak akan pernah mendapatkannya."

...

Sasuke menutup pintu mobilnya dengan segera saat tubuh Sakura telah berbaring nyaman pada kursi mobil. Pria itu menjilat bibirnya penuh hasrat sambil membelai lembut pipi halus wanita di hadapannya.

Wanita mempesona itu setengah terpejam, tubuhnya yang terkulai pasrah karena gairah melingkupi berbanding terbalik dengan mulutnya yang terus saja menggumam meminta di lepaskan. "Ku mohon Tuan, biarkan aku pergi dan mencari temanku."

Mata Sasuke berkilat bengis, wanita itu tidak akan bisa lari karena Sasuke telah memerangkap diantara tubuhnya. Ia menunduk lantas mencumbui bibir Sakura brutal, Sasuke marah karena tidak ada balasan apapun dari ciumannya akhirnya menggigit bibir bawah wanita itu hingga ia merasakan sedikit darah pada cumbuannya. Wanita itu mengerang dan Sasuke menyeringai setan sambil memasukan lidah ke dalam mulut Sakura.

Sakura meronta mencoba mendorong dada Sasuke agar menjauh, itu berhasil tetapi tidak berlangsung lama karena pria itu segera memagut bibirnya kembali. Sasuke semakin merendahkan tubuhnya hingga sesuatu yang keras bisa Sakura rasakan diantara kedua kakinya.

Sakura melenguh dengan mata terpejam dan lagi-lagi seringai Sasuke menari-nari melihat tubuh Sakura menggeliat dalam kuasanya. Begitu erotis semakin membangkitkan nafsunya yang kini hanya dapat di bangkitkan olehnya.

"Katakan kau menginginkannya luv," Sasuke berbisik di telinga Sakura dengan suara rendah membuat Sakura merinding dan semakin menggeliatkan badannya ke tubuh Sasuke.

Sakura gila, seharusnya ia tidak melanjutkan ini. Ia bahkan tidak peduli pada bayangan hitam yang menyelimuti matanya, yang dia inginkan adalah sentuhan lembut Sasuke pada tubuhnya.

"Nggh…" erangan Sakura membuat Sasuke mulai tidak sabar, dengan brutal ia merobek blouse milik Sakura. Pakaian wanita itu terbuka hanya meninggalkan bra bertali yang menutupi dadanya.

"Cantik sekali," desah Sasuke. Mulai membuka kaitan branya. Setelah lepas dia menyentuh puncak payudara Sakura dengan jemarinya sebelum meremasnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Sasuke merasakan kelembutan payudara wanita itu, mengeksplor daerah sekitar dadanya hingga meninggalkan bekas kemerahan yang mungkin akan berwarna keunguan beberapa jam kemudian.

Kini lidah sexy Sasuke mulai turun ke perut datar Sakura, menciumnya dengan kecupan-kecupan kecil sedang kedua tangan Sasuke mulai membuka jeans putih Sakura. Menariknya hanya setengah paha dengan dirinya mulai membuka celananya sendiri.

Hal itu membuat Sakura mulai merasakan kewarasannya. Dengan sisa tenaganya kedua kaki Sakura menendang Sasuke agar menjauh darinya. "Hentika—Ngggh.." Sakura tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Sasuke sudah menindihnya lagi. Melumatnya dalam ciuman yang panjang. Tangannya kini menyelusup ke dalam celana dalam Sakura dan menyentuh vaginanya yang sudah sangat basah.

"Ahkk!" rintihan kenikmatan itu entah kenapa membuat Sasuke senang. Pria itu kini menegakan tubuhnya, lantas mengeluarkan kejantanannya di antara vagina Sakura.

Menggesekannya disana, membuat Sasuke menggeram tanpa sadar. Jiwanya yang kelam memprovokasi agar cepat memasukan ereksinya ke milik Sakura. Tetapi ketika melihat Sakura kembali pasrah dan berbicara dengan menahan tangis. Sasuke mulai terheran-heran.

Wanita ini melakukan pengendalian diri yang baik padahal ia tahu Sakura meminum hampir seluruh dari gelas berisi perangsang.

"Jangan lakukan apapun kepadaku, ku mohon. Aku sudah bertunangan!"

Setelah ucapan itu gairahnya meredup seketika. Pria itu menyugar rambutnya kebelakang dengan berdesis menakutkan. Ini lucu sekali, tidak ada wanita yang menolaknya meski bahkan ia memiliki suami pun. Hanya tunangan dan wanita cantik ini begitu menjaganya.

Tanpa ia sadari seringainya mulai tampak di bibir tipisnya. Seperti ucapannya pada Sasori beberapa yang lalu, Sakura; wanita ini akan menjadi miliknya. Dan ia tidak sabar merebutnya dari pria tunangannya.

Seraya melepaskan kemeja hitam di tubuhnya ia menyelimuti tubuh setengah telanjang itu. Membiarkan si wanita tersiksa karena kelakuannya menolak Sasuke. Tapi tidak akan lama, ia akan membawa Sakura ke ranjang dalam keadaan wanita itu menjadi miliknya. Miliknya seorang.

TBC

CV NOTE: RePUBLIS (cr: FioneMaple)