Our Unforgivable Love
Chapter one
Kuroko no Basuke isn't mine but this story is mine.
Pair : Akashi Seijuurou x Akashi Seira (OC/Akashi Fem/Akashi twin)
Warning : twincest, incest, forbidden love
Nb : kali ini saya menggunakan nama kecil mereka ya (O_O)9 dan karena kembarannya Akashi itu tidak ada, saya menggunakan imajinasi saya yang tidak masuk akal ini :'D. Nama Seira itu hanya asal-asalan saja, dan usul dari teman 'w')a
Enjoy reading!
"Kau mencari apa, Seira-neechan?", tanya Seijuurou pada kakak kembarnya yang sejak tadi sibuk.
"Ah.. Clover bedaun empat.."
"Untuk?"
"Katanya jika kita menemukan itu, maka permohonan kita akan terkabul..", kata Seira sambil terus mencari clover berdaun empat diantara banyak clover berdaun tiga.
"Haaahh.. Baiklah..", kata Seijuurou menghela nafas dan membiarkan kakak kembarnya itu mencari.
Kemudian Seijuurou pun iseng-iseng melihat kumpulan clover itu. Dan entah karena dia sangat beruntung atau apalah, dia menemukan clover berdaun empat.
"Eh? Clover berdaun empat?", Seijuurou memetiknya. Seira yang mengetahui hal itu langsung berlari kearah Seijuurou dan merebutnya.
"Hei! Seira!", ingin Seijuurou memarahi Seira namun hal itu diurungkannya saat melihat Seira yang berdoa. Sepertinya dia benar-benar mempercayai keajaiban clover berdaun empat itu.
"Aku harap aku bisa menikah dengan orang yang aku cintai!", kata Seira setengah berteriak.
Seijuurou yang mendengar itupun langsung kaget. Menikah? Bukankah usia mereka masih kecil?
"Me-menikah?", tanya Seijuurou pada kakak kembarnya.
"Iya! Aku ingin sekali segera menikah setelah melihat paman dan bibi yang baru menikah.. Aku ignin memakai gaun putih dan menghias rambutku..", jawab Seira polos.
Seijuurou tertawa mendengar itu. Jadi kakaknya terinspirasi untuk menikah setelah menyaksikan paman dan bibinya menikah? Lucu sekali..
Seijuurou kemudian memetik sebuah bunga, dan menempelkannya diatas telinga kakak kembarnya itu sambil sedikit menjinjit karena kakak kembarnya itu sedikit lebih tinggi darinya..
"Kalau begitu, maukah Seira-neechan menikah denganku saat kita dewasa nanti?", kata Seijuurou sambil memegang tangan kakak kembarnya..
Mendengar itu pun muka Seira memerah. Kemudian dia mengangguk.
"Tentu saja.. Kamu berjanji?", kata Seira sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji!", dan Seijuurou mengikat jari kelingking kakaknya itu.
Dan mereka berdua tertawa bahagia sambil berfantasi tentang pernikahan mereka saat mereka dewasa.
Karena mereka masih anak-anak yang polos..
Apakah kau masih mengingat janji itu?
Sampai sekarang pun, perasaanku tidak berubah
10 years later.
"Aku berangkat..", kata Seijuurou setelah memakan sarapannya.
"Eh? Tidak menunggu Seira?", tanya ibunya.
"Kalau menunggunya aku bisa menjamur dan telat. Sampai jumpa bu..", kata Seijuurou cuek.
"SEEEIJJUUURROOOUUU!", teriak Seira dengan nada marah dan hendak memukul kepala adiknya itu.
"Maaf Seira-neechan, aku lebih tinggi darimu sekarang. Akan mustahil jika kau memukulku~ aku sudah bukan anak kecil yang lebih pendek darimu..", kata Seijuurou sambil memegang tangan kakak kembarnya dan tersenyum sadis. Melihat hal itu, Seira menjadi semakin sebal.
"Uuughhh.. Menyebalkan..", dan Seira melepaskan tangannya. Dan kemudian mereka berjalan menuju sekolah.
"Hati-hati di jalan anak-anak!", teriak ibunya.
"Hei Seijuurou~", panggil Seira.
"Hmm?"
"Kamu akan melanjutkan ke SMA Teikou bukan?", tanya Seira.
Seijuurou diam sebentar. "Entahlah..", jawabnya sambil mengalihkan pandangannya.
"Ehhh? Cepat beritau aku keputusanmu! Akan susah jika aku tidak satu sekolah denganmu!", kata Seira.
"Eh? Kenapa memang?", tanya Seijuurou heran.
"Akan ada bahaya besar jika saudara kembar itu tidak satu sekolah! Misalnya.. kalau kau malas masuk sekolah, bisa saja kita bertukar peran dan aku akan menggantikanmu..", kata Seira.
Seijuurou memukul kepala kakaknya yang luar biasa aneh itu. Menyimpulkan darimana dia aturan seperti itu?
"Kau tidak akan pernah bisa menjadi aku, bodoh.. dan aku tau itu hanya alas an yang kau buat-buat..", kata Seijuurou dengan sedikit nada jengkel sedangkan Seira hanya tertawa.
"Kalau tidak ada kamu, siapa yang akan membantuku belajar dan mengerjakan tugas-tugasku?", kata Seira lagi.
"Haha masa bodoh. Aku mana peduli denganmu..", kata Seijuurou mengacak-acak rambut kakaknya dan berjalan cepat sengaja mendahuluinya.
"Uggghh! Menyebalkan sekali!", kata Seira protes dan mengeluarkan seribu kata menjelek-jelekkan Seijuurou sementara yang dihina hanya cuek dan terus berjalan.
Dan ditengah-tengah acara menjelek-jelekkan adiknya itu, Seira tidak sadar jika ada mobil dengan kecepatan lumayan tinggi sedang melaju dari ujung sana.
"AWASS!", Seijuurou cepat-cepat mendorong kakaknya dan menjauhkannya dari jalan raya.
Mereka berdua terjatuh, tetapi Seira selamat dari mobil itu.
"Seijuurou!", teriak Seira panik melihat luka di kepala Seijuurou.
"Bagaimana keadaanmu? Tidak apa-apa kan? Apa ada yang lecet?", kata Seijuurou panik mencemaskan kakak kembarnya itu padahal dirinya sendiri terluka.
Seira mengeluarkan air matanya.
"Bodoh.. Kau bodoh sekali.. Disaat keadaanmu seperti ini kau malah mencemaskan aku..", kata Seira menangis sambil memegang kepala Seijuurou.
"Ah.. Ini hanya terbentur sedikit.. Syukurlah kamu tidak apa-apa..", kata Seijuurou tersenyum memegang tangan kakak kembarnya itu dan kemudian dia pingsan.
"SEIJUUROU! SEIJUUROU!"
.
.
.
"Maafkan aku.. Maaf..", kata Seira.
"Jangan salahkan dia. Aku yang lalai tidak memperhatikan sekitar. Untung saja Seira masih bisa diselamatkan..", kata Seijuurou.
"Sudah-sudah, ini bukan salah siapa-siapa. Seira, waktu selanjutnya kau harus lebih berhati-hati ya..", tegur ibunya.
"Baik.."
"Ibu akan mengurus obat Seijuurou dulu.. Kamu tunggu disini ya..", kata ibunya meninggalkan mereka.
"Seijuurou.."
"Ada apa Seira-nee?"
"Terimakasih.. Terimakasih..", kata Seira menangis lagi. Tetapi walau dia sedih, terdapat sedikit kebahagiaan dalam tangisannya. Seijuurou yang cuek dan semakin menjauhi kakaknya itu, kali ini bersikap sangat baik?
Seira menggenggam tangan adik kembarnya itu. "Istirahatlah.. Agar cepat sembuh.."
Seijuurou mengangguk. "Terima kasih.."
'Aku tidak akan mengulang ini lagi. Aku harus lebih berhati-hati agar Seijuurou pun tidak menjadi korbannya.', batin Seira dalam hati sambil memandang Seijuurou yang sedang istirahat. Melihat poni rambut Seijuurou yang menutupi mata Seijuurou, Seira pun membenarkan posisi rambut adik kembarnya itu dengan benar sambil tersenyum.
"Tidak terasa kita sudah remaja.. dan kita selalu bersama..", guman Seira kecil sehingga tidak membangunkan adik kembarnya itu.
mengingat usia mereka yang semakin bertambah, Seira berpikir. Apakah waktu untuk kebersamaan mereka, semakin sedikit?
.
.
.
"Ayo bangun Seira-nee..", kata Seijuurou.
"Lima menit lagi.."
"Baiklah kutinggal, kau terlalu lama. Aku bisa telat..", kata Seijuurou pasrah dan meninggalkan Seira. Seira pun melanjutkan tidurnya hingga tiga puluh menit. Dan dia baru menyadari jika dia telat.
"YA AMPUNN!", Seira berteriak histeris dan segera bersiap-siap. Sepanjang jalan dia hanya bisa marah dan mengata-ngatai adik kembarnya itu.
"Tega sekali kau Seijuurou.. Baru sebulan yang lalu kau begitu baik padaku, sekarang kembali seperti ini! Bodohhh! ", umpat Seira.
Seira pun sampai di sekolah walau dia telat, dan kemudian meminta maaf pada gurunya. Dia melihat Seijuurou di kelasnya yang duduk di belakang cuek seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan mukanya pun tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.
"Seijuurou bodoh!", umpat Seira entah didengar yang bersangkutan atau tidak, dan terus berjalan memasuki kelasnya. Seijuurou yang melihat Seira melewati kelasnya, hanya diam seraya mengetahui apa yang Seira katakan tadi.
..
"Hei tega sekali kamu!", kata Seira memukul-mukul Seijuurou.
"Hei hei, ada apa memangnya?! Apa masalahmu denganku?", jawab Seijuurou tidak mau kalah.
"Gara-gara kamu tidak membangunkan aku, aku jadi telat tau!"
"Sudah kubangunkan. Kau saja yang seperti babi tidur terus.."
"Setidaknya bangunkan aku terus sampai aku bangun! Kalau begini kan fatal akibatnya!"
Seira tetap memukuli Seijuurou, sedangkan yang dipukul hanya bisa pasrah.
"Baiklah baiklah.. Makanya jangan kebanyakan baca manga hingga tidur larut malam..", kata Seijuurou.
"Eh? Bukankah kau sendiri belum tidur? Aku mendengar sekali helaan nafas dan suara garukan rambutmu.. Tetapi aku tidak memperdulikannya karena aku terlalu asik baca manga~", kata Seira.
Seijuurou kaget. Jadi Seira mengetahui kalau tadi malam sebenarnya dia juga belum tidur.
"Apa yang kamu lakukan? Dan hebat sekali kamu bisa tetap bangun pagi..", kata Seira lagi.
"Sudah lupakan saja..", kata Seijuurou dingin dan meninggalkan Seira.
"Hmphhh.. Seijuurou bodoh.."
.
.
.
"Maukah.. Sei-chin berpacaran denganku?", kata Murasakibara Atsushi menyatakan perasaannya diatap sekolah..
"E-eehh?", muka Seira pun memerah mendengarnya.
"Bagaimana?", tanya Atsushi.
Seira diam sejenak sambil menundukkan kepalanya. Kemudian dia bicara.
"Ma-maaf.."
"Eh? Sei-chin membenciku?"
"Bukan.. Bukan begitu.."
Atsushi tertawa. Seira yang melihat hal itu pun menjadi bingung.
"Mu-Murasakibara-san?"
"Baiklah-baiklah.. Sepertinya memang susah mendapatkan Sei-chin.. Terimakasih sudah mendengarkan aku~", kata Atsushi kemudian meninggalkan Seira.
Seira pun duduk dan menghela nafas. Memang dia tidak membencinya, tetapi dia juga tidak menyukainya.
Memang ini bukan yang pertama kalinya ada yang menyatakan perasaan padanya, tetapi selama ini dia selalu didampingi Seijuurou. Dan yang menyatakan perasaannya, selalu dihalangi Seijuurou dan kabur karena melihat matanya yang tajam.
"E-eh?"
Tiba-tiba dia teringat. Benar sekali.. Selama ini yang menyatakan perasaan padanya, selalu mendapat pandangan tajam dari Seijuurou dan kabur. Dan dia juga sadar, selama ini dia tidak pernah sampai akrab sekali dengan orang lain kecuali Seijuurou.
"Kenapa? Kau membencinya?", tanya Seijurou dari belakang yang sejak tadi bersembunyi untuk mendengar percakapan mereka.
"Se... Seijuurou!", kata Seira kaget.
"Kenapa?", kata Seijuurou dengan pandangan yang tajam.
"I.. Itu.. Aku tidak membencinya.."
"Terus? Kau menyukainya?"
"Ti.. Tidak juga.."
"Apa ada orang lain yang kau suka?"
Pertanyaan itu membuat Seira kaget dan diam. Orang lain yang dia suka? Selama ini dia tidak pernah akrab dengan pria lain. Dan kalau mengatakan tidak ada yang disukainya, itupun juga salah.
"Jawab aku, Seira!", kata Seijuurou lagi dan kali ini dia mengunci semua gerakan Seira aggar tidak bisa kabur.
Seira melepaskan diri dari Seijuurou, dan dia berteriak "ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu kan?! Bukankah kamu tidak peduli denganku?!", katanya dan kemudian berlari meninggalkan Seijuurou.
Seijuurou melihat Seira yang berlari menjauhinya. Dia tersenyum dan menghela nafasnya.
"Andai saja kamu tahu.."
.
.
.
"Itadakimasu.."
"Itadakimasu.."
Kemudian Seijuurou, Seira, serta ibunya makan malam dengan suasana yang luar biasa hening dan garing. Seira maupun Seijuurou sama-sama diam hingga ibu mereka bingung.
"Apa kalian bertengkar?", tanya ibu mereka memecah keheningan.
Seira menggeleng salah tingkah sedangkan Seijuurou hanya diam.
"Tumben sekali kalian diam-diaman?", tanya ibu mereka yang masih curiga.
Seijuurou berdiri, "aku sudah selesai..", dan dia kembali ke kamarnya. Seira hanya menunduk setelah itu.
"Seira.. Apa yang terjadi?", tanya ibunya setelah Seijuurou pergi.
"Entahlah.."
.
.
.
"Seira, tolong kembalikan bola-bola ini kedalam gudang..", perintah guru olahraganya itu.
"Ah baiklah..", dan Seira pun mengangkut bola-bola itu dengan sedikit berat hati.
Seijuurou yang melihat hal itu dari kelasnya, merasa jengkel. Apakah gurunya tidak bisa menyuruh orang lain? Kenapa harus Seira yang mengangkat bola-bola itu sendirian?
Ingin sekali dia turun dan membantu Seira, namun yang bisa dilakukannya sekarang hanya memperhatikan Seira dari jendela kelasnya.
Seira terus berjalan sambil membawa bola-bola itu. Dan karena tidak terlalu memperhatikan jalan, Seira pun terjatuh tersandung batu dan lututnya mengenai ujung batu yang cukup tajam.
"Aduh..", Seira meringis kesakitan. Luka nya memang tidak terlalu besar tetapi terus mengeluarkan darah.
"Seira!", teriak Seijuurou tidak sadar dan langsung berlari meninggalkan kelas.
"Hei Akashi apa yang kau lakukan?!", teriak guru yang sedang mengajar itu. Tetapi Seijuurou sudah terlanjur berlari keluar.
"Kuroko, apa kau tau kenapa tiba-tiba dia keluar seenaknya?", tanya guru itu pada Kuroko Tetsuya.
Kuroko menoleh kearah jendela, "Mungkin karena saudara kembarnya yang tiba-tiba jatuh dan terluka..", jawabnya datar.
...
"Seiraa!", Seijuurou berlari dan meneriakkan namanya.
"Ah.. Seijuurou..", Seira tetap memegangi lukanya.
"Kenapa bisa begini sih..", kata Seijuurou dan kemudian dia menggendong Seira sampai ke ruang kesehatan.
"E-eh? Apa yang kau lakukan?"
"Sudah diamlah! Lukamu harus segera diobati!"
Sampai di ruang kesehatan, Seijuurou cepat-cepat mencari obat dan kapas untuk membersihkan luka Seira dulu.
"Tahan.. Ini sedikit sakit..", kata Seijuurou.
Seira yang sejak tadi diam akhirnya mengeluarkan suaranya..
"HENTIKAN!"
"A-apa?!"
"Kubilang hentikan! Bukankah kamu tidak peduli padaku?!", teriak Seira lagi, dan kali ini menahan tangis.
Seijuurou diam, dan kemudian dia tetap membersihkan luka Seira apapun yang Seira lakukan. Itu terasa lebih menyakitkan karena Seira tidak bisa diam.
Setelah itu selesai, Seijuurou menempelkan plester di lutut Seira. Seira menunduk, dan isak tangisannya pun terdengar.
"Kalau itu sakit, itu salahmu sendiri kenapa tidak bisa diam..", kata Seijuurou dingin.
Seira terus menunduk, dan Seijuurou yang merasa Seira sudah tidak apa-apa, segera berjalan keluar dari ruang kesehatan.
"Kenapa?", kata Seira.
"Eh?", Seijuurou yang mendengar suara kecil Seira, berhenti berjalan.
"Bukankah kamu tidak peduli padaku?! Kau selalu saja bersikap dingin padaku.. Satu bulan yang lalu.. Aku sangat sedih kau kecelakaan karena melindungiku.. Tetapi disamping itu, aku juga bahagia.. Kau yang semakin lama semakin dingin padaku, tiba-tiba kembali seperti dulu. Namun setelah itu kamu kembali lagi dingin. Dan sekarang kau bersikap peduli.. Apa kamu ingin mempermainkan aku?! Apa maumu sebenarnya?! Apa kamu membenciku?! Tetapi kenapa pada saat-saat seperti ini, kamu peduli?! Apa kamu hanya peduli saat aku dalam bahaya saja?!", ungkap Seira dan kali ini tidak bisa menahan tangisnya.
Seijuurou menunduk dan terdiam. Kemudian dia berjalan kearah Seira.
"Apa kau tidak sadar?", kata Seijuurou.
"A-apa?!"
Seijuurou memojokkan Seira ke tembok dan mengunci semua gerakan Seira.
"INI SEMUA KARENA AKU MENCINTAIMU!", teriak Seijuurou.
To be continued
Gak masuk akal banget ya? Terlalu ngayal ya? Namanya juga fic :'D
Mind to review? Thankyouu~~
