"Marina apa kau mencintaiku?"
"Eh?"
Dia memandangku bingung. Dia seperti biasanya memakai gaun terusan putih seperti yang dipakainya waktu berada di salah satu markas Katharon dulu.
"Ke… kenapa…"
"Tidak ada, aku hanya ingin tahu"
"Kau ingin aku menjawab apa Setsuna?"
"Sepertinya aku tidak butuh jawaban. Aku hanya ingin bertanya itu saja."
"Apa kau mempermainkanku?"
"Kapan aku melakukannya?"
"Saat ini kau sedang melakukannya!"
"Maaf menyusahkanmu kalau begitu."
Aku berbalik dan mulai berjalan ke arah yang berlainan dengan dirinya.
"Setsuna, kau mau kemana?"
"Entahlah, aku tidak tahu."
"Ermmm… Setsuna maukah kau berjanji satu hal padaku?"
Aku berbalik dan memandang ke arahnya.
"Apa yang kau mau?"
"Berjanjilah untuk tetap hidup!"
Aku memandanginya tajam. Dulu Felt sekarang Marina. Apa wanita memang memikirkan hal seperti itu? "Baik!"
Aku mengangguk kemudian berbalik lagi.
"Setsuna!"
Aku berhenti tapi kali ini aku sama sekali tidak menoleh. Aku bisa merasakan suhu tubuh dan nafas Marina. Apa maksudnya ini? Dia memelukku?
"Berjanjilah untuk kembali ke hadapanku!"
Pelukannya semakin erat. Aku menyentuh punggung tangannya kemudian melepaskannya sambil berbalik. Marina memandangku cemas. Aku melepaskan tangannya.
"Setsuna…."
"Apa aku tidak bisa dipercaya?"
Marina langsung menggelengkan kepala kuat-kuat lalu langsung memelukku lagi. Aku bisa merasakan sesuatu yang basah. Aku mengangkat dagunya, menyuruhnya memperlihatkan wajahnya padaku. Marina menangis…
"Kenapa menangis?"
"Kalau kau seperti ini aku merasa kau akan hilang selamanya. Apa kau tidak tahu betapa cemasnya aku 5 tahun yang lalu saat mendengar Celestial Being hancur? Dan selama itu kau sama sekali tak pernah menghubungiku. Apa kau tahu bagaimana rasanya?"
Dia terus saja menangis. Apa dia begitu sedih karena mengira aku mati?
"…Marina apa kau mencintaiku?"
"Apa kau tidak bisa melihatnya sendiri?!"
"Maaf, tapi aku tidak pernah dekat dengan seorang wanita."
"Setsuna… bisakah kau menciumku?"
Aku terdiam, apa katanya tadi?
"Apa… kau tidak mau menciumku?"
"Kenapa aku harus melakukannya?"tanyaku bingung. Kenapa harus dengan ciuman?
"Kalau kau menyukaiku sedikit saja cium aku sebagai tanda janjimu padaku."
Aku tidak tahu ini suka atau bukan tapi…
"Setsuna apa kau tidak punya perasaan padaku?"
Dia memandangku selayaknya seekor anak anjing yang ditinggal.
"Kita tidak bisa.."
"Cium aku, tolong Setsuna!"
Aku memandangnya, apa dia benar-benar serius?
"Meskipun hanya light kiss…"
Aku mendekapnya erat.
"Aku tidak akan melakukannya."
"Setsu.. HM!"
Aku langsung membungkam mulutnya, aku hisapi setiap inci dari bibirnya. Pertama dia terlihat kaku namun lama-kelamaan dia menjadi relax. Perlahan aku menjilati tepian bibirnya membujuk bibirnya agar terbuka dan membiarkanku masuk.
"Emmm… Se.. Hnnn…. "
"Marina… apa kau mencintaiku?"
Bisikku perlahan.
"Hnnn… ya Setsuna aku mencintaimu…"
