Fict Natsu yang ke-10 telah tiba ! Yehei ! hehehe…

Fiction ini terinspirasi dari sebuah novel, dan beberapa melalui mimpi… hehehe tanya gih kalo gak percaya :p

Oya, satu keterangan, karena biasanya Natsu sukanya bikin yang Yaoi, tapi karena sekarang lagi puasa dan daripada memikirkan yang enggak-enggak, jadi bikinnya Straigth aja ya, hehehe –ampuun-. Terus, di sini Sakuranya yang jadi 'Bad Girl'nya, OOC lha, hehehe ampuuun ! Terus juga, disini pake gua-elu, pake bahasa gaul sedikit, maksudnya gak formal gitu hehehe

Jadi, supaya tidak lama…

Disclaimer : Seluruh tokoh yang ada di sini kepunyaan Akang Kishimoto, sekeras apapun Natus mo coba rebut, hiks hiks. Oya, Rei itu OCnya Natsu ya ! Hehehe…

Rate : T

Genre : Romance / Drama

Pair : SasuSaku, and a little bit GaaSaku

Summary : Sakura, gadis berumur 17 tahun, merupakan siswi yang mempunyai segudang dosa, mulai dari suka nyontek, gak ngerjain PR, suka cabut, sampai berantem sama berbagai macam gank yang memang ngeselin, walau anehnya gak sampai ketahuan. Sialnya, pas ia lagi bertengkar dengan salah seorang dari mereka, ia kepergok oleh Sasuke ! Dengan janji tidak akan membocorkan hal itu, Sakura harus menjalankan apa yang Sasuke perintahkan kepadanya dua bulan penuh ! Saat hari-harinya mulai berantakan, ada guru musik baru dan juga sebagai wali kelas pengganti. Rupanya guru itu adalah Sasuke ! Merasa berada di neraka, Sakura mulai rajin masuk sekolah karena diancam Sasuke bahwa ia akan melaporkan perbuatan Sakura. Tanpa diduga cewek tomboy itu rupanya adalah seorang musisi hebat, tapi dianya aja yang males. Dalam waktu dua bulan, bisa tidak Sasuke membuat 'murid'nya itu 'insyaf' ?

WARNING : OOC, OC, mungkin alurnya sedikit cepat dan kadang lambat ?

Don't Like, Don't Read ..

But…

ENJOY !

.

Chapter 1 – Sial, sial, SIAL !

.

TEET !

Jam pulang sekolah Konoha Senior High School berbunyi, dan dengan cepat kelas XI-5 menjadi ribut sesaat setelah bel berbunyi. Siswi yang duduk paling belakang, yang terlihat kalem lah yang pertama kali beranjak dari tempat duduknya dan lalu berniat keluar dari kelas secepat mungkin, sebelum niaatnya dihentikan oleh guru musik sekaligus wali kelasnya itu.

"Tunggu dulu, Sakura." suara tenang dari Kakashi menghentikan langkah Sakura yang sudah mencapai pintu.

Sakura berbalik ogah-ogahan. "Ya, sensei ?" katanya tidak niat.

"Kembali ke tempat dudukmu, ada yang ingin sensei bicarakan." Nada bicara Kakashi yang tidak bisa dibantah, yang sangat Sakura hapal membuatnya dengan sangat berat meninggalkan pintu kelas dan berjalan mengitari ruangan menuju tempat duduknya yang berada di paling belakang pojok kelas.

"Sebelum kalian pergi, hari ini ada yang ingin sensei umumkan." Kakashi memberi jeda sejenak. "Mulai senin depan, sensei ada urusan selama dua sampai tiga bulanan. Sensei akan bertolak ke Nagasaki karena ada sedikit urusan administratif." Dalam sekejap, kelas yang hening itu menjadi gaduh, bahkan Shikamaru yang terkenal kalem itu bahkan terbangun dari tidur 'keramat'nya.

"YEI !" sudah jelas, bahwa Naruto dan Kiba yang terkenal hyper active itu yang berteriak paling keras.

Sakura yang mendengus karena waktu pulangnya lebih lambat sekian menit langsung tersenyum senang mendengar berita yang di bawakan wali kelasnya itu.

Matsuri mengangkat tanganya, "Ya, ada apa ?" tanya Kakashi sambil menunjuk kearah Matsuri yang duduk di tengah-tengah kelas.

"Jadi, selama sensei pergi, tidak ada pelajaran musik ? Begitu juga kelas yang lain ?" tanyanya dengan nada senang dan ambisius. Murid-murid lain yang mendengarnya berseru senang dan tersenyum lebar.

"Tetap ada kok."

Tiga kata simple itu membuat satu kelas hening kembali dan mengeluarkan desah kecewa.

"Karena selain sensei adalah guru musik kalian tapi juga wali kelas kalian, jadi Tsunade-sensei setuju untuk menggantiku dengan guru sementara."

"Ah…" keluhan terdengar di seluruh kelas, tak terkecuali Sakura.

"Tapi tenang, guru pengganti kalian itu masih muda kok, baru berumur 20 tahunan. Masih muda lagi. Dia kenalan Tsunade-sensei sendiri, jadi pasti memuaskan kok," mendengar kata 'masih muda', beberapa gadis yang memang masih single mulai membayangkan berbagai macam rupa guru baru mereka.

"Oke, gurunya akan diperkenalkan pada hari Kamis nanti, pada saat pelajaran musik. Saya harap kalian semua hadir ya," sepertinya, khusus yang ini benar-benar di tunjukkan kepada Sakura, "Nah, sampai nanti !" dengan perkataan terakhirnya itu, Kakashi melesat keluar kelas.

Sakura mendesahkan nafasnya, lalu dengan cepat pergi keluar kelas, menuruni tangga, karena memang ruang kelasnya berada di lantai 3. Lalu, ia keluar lingkungan sekolah menuju terminal bis yang dekat kira-kira 100 meteran. Beberapa siswa yang memang sudah keluar dan menunggu bis di halte itu otomatis menjauh saat dilihatnya Sakura mendekat. Sakura hanya menyeringai seram, dan lalu mengeluarkan hawa intimidasi yang besar, as usual.

Setelah halte yang awalnya ramai, penuh dan berisik itu mendadak menjadi sepi, sunyi dan dingin. Tentu saja, karena Sakura Haruno, gadis yang terkenal seantaro sekolah karena berhasil – atau ketiban sial- membentak guru tergalak mereka karena menumpahkan makan siang yang ia bawa. Setelah itu, guru itu menjadi pendiam dan, entah harus bersyukur atau tidak, Sakura menjadi gadis, atau siswa yang paling di takuti satu sekolah. Kabarnya sih, ia bekerja sendiri dan tidak mempunyai anak buah. Ada juga yang bilang Sakura lah yang menghajar kelompok Hebi, gank terkenal di distrik sebelah, terkenal akan ke kekasarannya tentu. Karena, sehari setelah Sakura bolos, gank itu katanya mengalami luka-luka yang cukup parah dan setelah itu tidak terdengar lagi kabarnya.

Entah, berbagai gosip lainnya terdengar, bahkan ada yang ekstrim, yang mengatakan bahwa Sakura pernah mengancam lha, pernah berantem sampai memakai pistol lha, dan bahkan ada yang pernah bilang bahwa Sakura pernah membunuh lho !

Pada saat Sakura mendengar rumor tentang dirinya, di luar dugaan tanggapannya sangat, sangat tenang, "Kalau semua pernah terjadi, bukannya seharusnya minimal gua udah di panggil polisi duluan? Apalagi sampai membunuh ? Tapi, oke juga tuh kalau ada gossip kayak gitu. 'Kan gak ada yang gangguin gua lagi," jawabnya tenang saat di tanya Ino, teman dekatnya.

Mendengar hal itu, seluruh siswa merasa merinding dan benar-benar tidak mau mencari ribut dengan gadis itu. Tapi, kebenaran semua rumor itu, hanya Tuhan, Sakura, dan Author yang tahu, huahahaha *PLAK !*

Oke, bek tu de stori, *bahasanya heh !*

Saat bus datang, seperti biasa orang pertama yang masuk ke dalam adalah Sakura, lalu ia segera duduk di tempat favoritnya : di paling belakang, di pojok. Dengan cepat bus itu penuh dengan siswa-siswi yang pulang tidak pakai motor atau mobil pribadi.

Selama perjalanan, pikiran Sakura hanya tertuju pada satu hal : Apartemennya, dan juga isinya. Kata si pemilik apartemen, kakak kelas termasuk sahabat dekatnya, Sasori, akan ada orang baru yang pindah ke apartemen di sebelahnya, kamar 306. Jadi, sebagai 'salam', ia ingin segera masuk ke kamarnya dan mendengarkan berbagai musik keras di kamarnya. Konon, kata Sasori, kamar Sakura berhadapan dengan kamar si pemilik apartemen baru.

Lucky, pikir Sakura. Aku bisa 'bermain' dengannya, hahaha, batinnya sakrastik.

Saat bis berhenti di halte dekat apartemennya, Sakura turun. Dan, menurut penglihatannya selama ini, tidak ada anak yang turun bersamanya. Mungkin saja, mereka tidak ada yang tinggal di daerah sini. Atau, kemungkinan terburuknya, tidak ada yang mau turun bersamanya. Yang terakhir lebih dipilih oleh Sakura.

Sampai di gerbang apartemen, pemandangannya di sambut oleh sebuah motor biru besar, yang tidak pernah di lihat oleh Sakura.

"Hem.. Sepertinya orang baru itu sudah datang," gumam Sakura. "Oke, mungkin aku bisa melihat tampangnya."

Tapi, sepertinya angan-angan Sakura tidak bisa terwujud, karena pintu di sebelahnya sudah tertutup saat ia tiba di pintu kamarnya.

"Hah, cepat sekali beresnya ?" gumam Sakura bingung. Tapi, ia hanya mengangkat kedua bahunya, mengeluarkan kunci kamarnya lalu nyelonong masuk.

Sakura segera berganti baju, lalu membereskan kekacauan di ruang tengah. Semalam, karena apartemen di sebelahnya akan dihuni, Sakura mengadakan pesta sampai dini hari. Ia mengundang berbagai teman-temannya, dari berbagai distrik dan juga tamu apartemen. Bahkan, kamar sebelah tidak keberatan, malah ikut pestanya.

Mendesah kesal, Sakura lalu beranjak ke kamarnya saat ruang tengah sudah rapi, lalu ia tertidur di kasurnya sambil mendengarkan berbagai musik dengan volume besar. Tanpa sadar, ia tertidur saat musik mulai klasik mulai mengalun lembut…

#

"Argh ! Sudah jam berapa sekarang !" seru Sakura kaget saat ia terbangun beberapa jam kemudian. Dilihatnya jam dinding di kamarnya. Pukul setengah tujuh.

"Mampus ! Waktu tenggat sebentar lagi !" teriaknya, lalu ia segera beranjak ke kamar mandi. Segera setelah ia keluar dan memakai pakaiannya yang biasa. Tank top berwarna hitam, yang nge-pas di tubuhnya yang menurut siswa-siswa, seksi. Tapi, Sakura tidak peduli. Yang ia pedulikan adalah skill bertarungnya yang tidak menurun, anggotanya yang tidak berkurang, dan wilayahnya tidak terambil. Bawahannya shorts dari kain, yang biasa untuk berolahraga tapi pendek berwarna biru tua diatas lutut, hoodie jacketnya yang berwarna abu-abu dengan corak tengkorak. Dan sepatu sneakers hitamnya yang sudah lama, tapi masih enak dipakai.

Dengan cepat, diraihnya kunci rumah lalu ia keluar dengan membawa tas kecil berisi dompet, handphone, handuk kecil, dan air mineral. Saatnya kerja sambilan, batin Sakura.

Dengan cepat ia keluar dari apartemennya lalu berlari turun kebawah. Pekerjaan sambilannya memang menguras tenaga, tapi bayarannya lumayan. Memang, apa sih ?

Sakura dengan cepat pergi ke suatu daerah yang sudah ia hapal. Sebuah lapangan basket yang sekarang sudah penuh dengan beberapa orang. Apa lagi kalau pekerjaannya bukan Street Basketball ?

Sudah berbulan-bulan Sakura melakoni pekerjaan ini. Street Basketball. Permainan basket yang memakai setengah lapangan, bisa 1 on 1, 2 on 2, atau 3 on 3. Lalu, mereka bertaruh siapa yang menang. Dan, Sakura merupakan salah satu pemain favorit.

Di tempat biasa, sudah berkumpul beberapa orang temannya. Dengan cepat, Sakura menghampiri mereka.

"Hey, Kiba. Naruto. Sudah lama disini ?" tanyanya.

Mereka berdua menggeleng cepat.

"Tidak. Tumben kau telat ?" tanya Kiba.

"Yah, ada alasannya mungkin."

Naruto dan Kiba hanya bisa nyengir berjamaah.

"Katanya, hari ini ada pemain baru ?"

Kiba mengangkat bahunya. "Ya, katanya bergabung dengan tim Juugo. Itu tuh, Juugo dan Suigetsu. Tapi aku tidak tahu siapa."

Sakura menyeringai. "Rival kita itu ya ? Mari kita lihat, siapa bosnya."

#

Malam itu, Sakura benar-benar sial. Gara-gara anak baru itu, ( yang katanya bernama Uchiha apaa gitu ) Sakura kalah satu dari empat putaran biasanya. Jadi, otomatis pendapatannya berkurang seperempatnya.

Sambil menggerutu, ia menolak ajakan Naruto dan Kiba untuk pulang bareng. Katanya, masih ada urusan di wilayahnya, wilayah Shibuya.

Sambil uring-uringan, Sakura berjalan menuju apartemennya setelah urusan di Shibuya selesai. Ternyata, salah satu temannya,Matsuri, memergoki beberapa anak gank Taka berbuat ricuh di wilayah mereka, dan Sakura pergi ke sana sebagai penyelesainya.

Pulang dengan badan pegal, Sakura berniat untuk langsung pulang, mandi dan makan malam yang lumayang telat. Sekarang kan sudah pukul setengah sebelas malam.

Di perjalanan, saking lelahnya, Sakura tidak memperhatikan bahwa ada beberapa orang yang mengikutinya, padahal kalau soal kehati-hatian Sakura itu nomor satu, lho !

Saat ia memasuki gank kecil, gelap sebagai jalan pintas, tiba tiba ia dihadang oleh empat orang memakai jaket gelap.

"Woy, woy, tunggu sebentar dong, nona Sakura. Jangan pergi begitu saja, urusan kita dua bulan yang lalu belum selesai." Ujar salah seorang dengan rambut putihnya.

Sakura yang dicegat hanya bisa mendecak kesal. Sudah capek, letih, sekarang ada orang yang balas dendam lagi ! Heh, kurang sial apa coba gua ?

"Heh, apa urusan lu sama gua ? Belum cukup apa gua kirim ke rumah sakit selama sebulanan, hah ? Mau di tambah lagi ?" katanya dingin.

Orang yang bernama Sakon itu tersenyum dingin kearah seseorang di belakang Sakura. Kembarannya, Ukon. "Gara-gara elu, gank gua terpecah belah, tau !" sembur seseorang bernama Orochimaru.

Sakura hanya tersenyum mengejek. "Oh, begitu ? Gua pikir, mereka udah gak ada harapan lagi gara-gara lu berlima pergi ke rumah sakit, hei Orochi, Ukon, Sakon, dan… Kabuto."

Orang yang di panggil Kabuto itu langsung memeluk Sakura dari belakang. "Apa kabar sayangku ini, hah ?"

Sakura hanya mendesah kesal. "Sayang ? Lu udah ngehianatin gua, puas lu ? Kalo lu ber empat masih sayang nyawa, pergi lu dari hadapan gua ! Gua lagi gak mood buat musyawarah atau bincang-bincang." Katanya mengancam.

Kabuto mempererat pelukannya, lalu berkata dingin. "Jadi lu belum maafin gua ya ? Bagus deh, gua gak perlu segen-segen kalo gua bawa cewek laen terus maen di depan lu,"

Sakura menggeram. Batas kesabarannya sudah benar-benar habis. Dengan cepat, dicengkramnya lengan Kabuto lalu.. dibantingnya cowok penggoda itu ke depan, telak mengenai Ukon, dengan bunyi 'krak' mengerikan terdengar. Mungkin punggungnya patah.

Sakon yang berang melayangkan tendangannya kearah Sakura, yang bisa di tangkis dengan tepat. Dibalasnya oleh Sakura dengan tendangan kearah bahu, telak kena. Sakon jatuh dengan memegang bahunya kesakitan.Ukon, yang sudah terbangun setelah kejatuhan Kabuto, langsung menyerang membabi-buta dan tidak ada satupun yang kena Sakura. Sakura membalasnya dengan beberapa tendangan, membuat Ukon roboh seperti Kabuto.

Sakon, yang kesal melihatnya, langsung melayangkan pukulan kearah wajah Sakura, dan masih bisa ditahan oleh Sakura. Dengan cepat ia membalikkan lengan Sakon, membuatnya menjerit kesakitan. Tanpa ampun, Sakura menendang dan membanting Sakon, membuatnya bernasib sama seperti Kabuto dan Ukon.

Orochimaru yang melihat itu hanya bisa terbelalak ngeri, karena kemampuan Sakura bertambah sejak terakhir mereka bertemu.

"Masih mau menantang ?" tanya Sakura menyeringai seram, membuat Orochimaru bergidik melihatnya.

Kalap, Orochimaru mengeluarkan sebuah pisau lipat dari kantongnya. Sakura hanya tersenyum licik melihatnya.

"Oh, sekarang si bakoro ( baka orochimaru ) itu berani pakai senjata ? Kemana lu yang sukanya memohon ampun kalo anak buahnya udah kalah telak ? Hahaha, parah banget sih lu, beraninya pake senjata. Ayo, lawan gua." Ejek Sakura, membuat Orochimaru benar-benar marah.

Orochimaru menerjang Sakura saat gadis itu lengah, sehingga pisau lipat itu telak mengenai tangannya, memberikan luka panjang.

Sakura berjengit sakit, walau bukan yang pertama ia terluka seperti ini. Tapi, ia 'kan dalam keadaan capek !

Saat Orochimaru hampir menyerang lagi, dan Sakura sudah limbung karena banyaknya darah yang keluar, seseorang menahan lengan Orochimaru, memelintirnya, dan membantingnya keras sehingga orang itu pingsan.

"Kau tidak apa-apa ?" tanya orang itu datar.

Sakura mendengus, kesal karena ia mendapat bantuan. "Siapa lu ? Gua gak pernah ngeliat lu di daerah sini."

Cowok itu meringis. "Udah di tolong, malah mencak-mencak. Mana kata terima kasih lu ? Oh, gua tetangga lu yang baru."

Sakura terenyak mendengarnya. Cowok yang ada di hadapannya 'kan sama kayak cowok yang ngalahin dia di lapangan tadi !

Sakura menggeram kesal. Saat ia sudah akan pergi, tiba-tiba badannya limbung dan ia akan jatuh seandainya cowok itu tidak menahannya.

"Masih mo sok kuat lu ? Ayo sini gua anter !" dengan setengah memaksa, cowok itu menarik tangan Sakura, dan tangan satunya lagi membawa tas Sakura dan tasnya sendiri. Sakura hanya bisa diam karena di perlakukan seperti itu, walau dalam hati ia dongkol setengah mati.

Tapi, cowok itu berhenti sebentar, lalu menarik sapu tangan putih, dan melingkarkannya di lengan Sakura yang terluka.

Sampai di pagar apartemen, cowok itu menarik Sakura masuk ke kamarnya. Sontak Sakura meronta-ronta.

"Hey ! Gua gak mau masuk kamar lu ! Gua ke kamar gua aja !"

Cowok itu mencengkram lengan Sakura. "Gak. Lu gua obatin dulu, baru gua anter ke kamar lu. Udah, lu diem aja ! Gak akan gua apa-apain kok ! Nah sekarangh lu diem aja, dari pada darahnya keluar lagi."

Sakura menurut saja, karena jujur ia sudah capek. Ia duduk di ruang tengah apartemen cowok itu, yang terkesan rapih. Warna dinding yang biru tua, penataan yang pas membuat ruangan itu terkesan rapi, tapi ada khas cowoknya. Ia hanya bisa terdiam sementara cowok itu masuk ke arah dapur untuk mengambil sesuatu.

"Nih, minum dulu." Cowok itu menyuguhkan segelas teh saat ia kembali membawa secangkir minuman hangat itu dan satu kotak P3K.

Sakura tertegun melihat perlakuannya. Ia menurut saja saat disuguhi teh, dan ia diam saja saat cowok itu menyuruhnya membuka jaketnya, dan memperlihatkan luka panjang serta agak dalam yang berwarna merah itu.

"Ck, cukup parah juga. Lu cewek kok berandal amat sih ?" gerutunya sambil terus mengobati luka Sakura. Sakura hanya bisa meringis menahan sakit.

"Terserah gua dong."

"Nah, selesai !" katanya saat ia sudah selesai membersihkan lengan Sakuar dan membebatnya dengan perban.

"Kalo udah selsai, gua balik nih."

"Eits, tunggu dulu." Tangan cowok itu menahan Sakura saat ia sudah mencapai pintu depan.

Sakura berbalik dengan enggan. "Apa ?"

"Bayaran."

Sakura melengos. "Lu mo gua bayar pake duit ? Ambil sana dari dompet gua !" geramnya, lalu mencoba melepaskan tangannya. Tapi, pegangan cowok itu terlalu kuat.

"Gua gak minta duit. Gua mau lu jadi babu gua selama dua bulan."

1…

2…

3…

"APA ?"

"Lu mau gua laporin polisi ?"

Oke, walau selama ini Sakura belum pernah tertangkap, itu karena ia selalu kerja diam-diam, dan korban yang selamat berjanji tidak akan memberitahu pihak yang berwajib. Lagi pula, kalau diberi tahu, mereka juga di tangkap.

"Apa gak ada yang lain ?" tanya Sakura memelas.

Cowok itu menyeringai seram sambil menggeleng. "Gak ada lha. Terima, atau gua laporin lu."

Dengan terpaksa, Sakura mengganggukkan kepalanya.

"Nah, gitu dong. Kalo lu ngelanggar, langsung gua laporin oke. Nah, nama lu siapa ?"

"Sakura Haruno."

"Oke, Sakura, gua Sasuke Uchiha. Dan…" Sasuke menunduk untuk mencium bibir gadis itu, membuat Sakura membelalakkan matanya kaget. Sasuke baru melepas ciuman itu setelah beberapa detik. "…Itu tanda kontrak kita. Nah, bye !" katanya sambil tersenyum mengerikan.

Sakura di dorong keluar pintu, dan saat ia sudah menyadari apa yang di lakukan cowok itu kepadanya, ia benar-benar meledak.

"SASUKE UCHIHA !"

XOXOXOXOXOXOXOOX

TBC

XOXOXOXOXOXOXOXO

Nah, gimana fictnya ?

Maaf ya, kalo rada-rada pake bahasa gaul, hehehe

Ada kritik ? Saran ?

REVIEW please !