16 days
"Love never ends"
Disclaimer : naruto dan semua yang terlibat milik masashi kishimoto, saya hanya perantara.
Pair : Naruhina
Nilai : T
Sumarry
Orang bilang cinta itu dapat menyembuhkan luka hati yang teramat dalam. Jika benar, aku ingin merasakannya. Untuk menyembuhkan luka hati yang tak kunjung sembuh dari sakit ini. Namun kita tidak pernah tahu kapan tuhan akan memeberikan cinta yang tepat untuk kita, yang terpenting adalah andai suatu saat cinta itu datang apakah aku siap untuk dapat membuka rahasia kehidupanku ? membiarkan orang asing yang tuhan kirim merubah batas yang sudah ku tentukan ?
.
.
Disebuah ruangan gelap, hanya satu cahaya menerangi seorang gadis yang tengah terduduk dengan wajah tertekuk pada kedua lututnya. ia menangis tak henti, suara detik waktu seakan terdengar begitu memilukan dan saat wajah gadis terangkat terlihat bayangan masa lalu yang selalu menghampiri dirinya bagai film yang diputar terus menerus.
Di hadapan gadis itu terlihat suatu adegan dimana terdapat wanita paruh baya yang ia yakini sebagai sosok ibunya yang tengah mengendara sambil tertawa bersama dengan seorang anak perempuan kecil dalam sebuah mobil, perlahan tangan sang gadis berusaha menyentuh khayalan fatamorgananya. Terasa sangat sulit baginya untuk menggapai hingga seketika sebuah truk datang dari arah berlawanan menghantam mobil tersebut.
" HINATAA" teriakan keras dari ibunya mengakhiri mimpi buruk itu.
Keringat dingin mengucur deras dari wajah cantiknya, mimpi itu selalu datang menghampiri dan seolah mengingatkannya pada kejadian 8 tahun silam dimana kecelakaan yang menewaskan ibu tercintanya.
" hah, mimpi itu lagi" lirihnya dengan nafas yang masih memburu
Dilihatnya nakas disamping ranjang tempatnya saat ini terdapat foto kenangan tentang ibunya.
" apakah kaa-san sudah tenang disana" hening sejenak." Kaa-san hinata rindu sekali, hinata ingin bertemu kaa-san. Hiks hiks" tangis kerinduan memenuhi ruangan kamar minimalis tersebut.
Hari ke-1 : Awal Pertemuan
Hyuuga Hinata gadis cantik yang kini hanya sebatangkara, hidup sendiri di kota besar Konoha semenjak kematian ibu nya. Kini ia merupakan salah satu mahasiswi jurusan sastra disalah satu universitas favorit di jepang, ia juga merupakan mahasiswi berprestasi hingga selalu mendapat beasisiwa.
Hidupnya indah, menurutnya. Ia sangat gemar membaca buku yang berbau sastra dan juga seni, dia memiliki sahabat yang sangat jauh berbeda dari sifatnya.
" HINATAA" teriakan nyaring terdengar memenuhi koridor fakultas sastra yang tengah ramai dengan kegiatan mahasiswa yang sedang berlalu lalang.
Mendengar namanya dipanggil hinata melihat kebelakang menemukan sahabat luar biasanya yang tengan berlari menuju ke arah ia berada saat ini, dengan tersenyum ia lambaikan tangannya.
Berlari dengan tergesa-gesa membuat keseimbangan dari sahabat pink nya tersebut menjadi kacau hingga tanpa sengaja menabrak seorang mahasiswa yang tengah berjalan diarah yang berlainan.
" AWAS ! " peringatnya namun tak tergubris akhirnya kejadian tak mengenakan pun terjadi.
BRUKKK
" Aww sakit " merintih menahan perih pada siku dan lututnya tanpa menyadari perubahan raut wajah sang pemuda yang di tabraknya.
" hey bodoh ! apa kau jalan tidak melihat menggunakan mata mu " ujarnya dengan geram sambil melepas headset yang sedari tadi terpasang setia di telinganya, " ah, maaf aku sungguh tak sengaja" ucap sakura. Dengan kesal si pemuda berdiri dan perlahan pergi dari tempat tersebut, mengabaikan puluhan pasang mata yang melihat kejadian tersebut termasuk hinata. Tanpa sengaja iris sapphier pemuda tersebut bertatapan dengan iris amethyst hinata, cukup lama hanya saling memandang hingga akhirnya si pemuda berlalu dan hinata sadar lalu berlari menuju sahabatnya.
" kau tidak apa-apa sakura-chan ?" ucap hinata cemas sambil membantu sahabatnya berdiri, " ah, aku tidak apa-apa sayang" sambil tersenyum " hanya saja ada cidera dahsyat di siku dan lututku" sambungnya dengan wajah masam.
"kau bisa saja, ayo kita ke ruang kesehatan aku akan membantumu membersihkan luka ini" ujarnya menyentuh luka di siku sakura dan berlalu pergi. " aw, sakit ! hinata-chan awas kamu ya" balasnya sambil berjalan menyusul hinata yang di depannya.
Di ruang kesehatan..
" sudah jangan manja, lukamu bukanlah luka serius saku-chan" dengan wajah serius memasangkan perban pada lutut sakura, " kamu benar-benar sahabatku yang terbaik " ucapnya sambil memeluk sahabatnya. " yah aku tahu itu" tersenyum.
" hey bukan kah sekarang kita ada mata kuliah dengan ibiki-sensei ?"
" yah sepertinya kita terlambat 10 menit saat ini" ujar hinata santai, " Ah, gawat ! kita harus segera kesana. Jika tidak, mungkin dosen killer itu akan menghukum kita habis-habisan" panik sakura.
Melihat ekspresi sahabatnya yang panik hinata hanya bisa tertawa.
Tepat seperti yang telah di duga,dosen killer dengan luka sayatan melintang di wajahnya yang garang tersebut memandang mereka dengan wajah masam.
" saya sudah sangat bosan melihat kamu terlambat saat jam mata kuliah ini haruno-san tapi saya sangat terkejut dengan keterlambatan mu hyuuga-san, sebenarnya apa yang terjadi terutama pada lutut dan siku mu yang di lebam itu haruno-san ? " sakura tak mampu untuk berbicara karena rasa takut menghinggapi dirinya, dengan sekali tarikan nafas ia hendak menjawab namun sebelum itu hinata terlebih dahulu angkat suara " maafkan atas keterlambatan kami sensei, tadi saat menuju kemari ada sebuah insiden kecil yang menimpa sakura-chan. Jadi sebagai teman saya membawanya ke ruang kesehatan membantu mengobati lukanya terlebih dahulu " mendengar hal tersebut sensei itu pun langsung mempersilahkan mereka untuk masuk.
Waktu berlalu, mata kuliah pun usai...
Saat ini hinata dan sakura sedang berjalan menuju kantin tempat biasanya mereka menuntaskan rasa lapar mereka. "Sepertinya luka ini tak akan sembuh dalam waktu 3 hari" ucap sakura memenuhi koridor yang lumayan sepi, sedangkan hinata di sebelahnya hanya menghela nafas mendengar celotehan sahabatnya yang tak berhenti sedari mereka keluar ruangan.
" pemuda itu dingin sekali, Uzumaki Naruto dia itu seperti kutub es saja bahkan dari awal kita disini dia bahkan sama sekali belum pernah tersenyum" lanjut sakura, "ah, gosip tentangnya pun selalu buruk. Banyak yang bilang dia itu aneh dan suka menyendiri, dia bahkan tidak punya teman sama sekali" hanya gelengan kepala dan senyum tipis yang di beri hinata untuk sahabatnya.
" sepertinya kau tahu banyak tentang pemuda itu, dan lagi pula menurutku dia itu bukan aneh tapi yah sedikit unik" ucap hinata santai memancing teriakan keras dari sahabatnya "APA ? sepertinya otak mu sudah sedikit miring 45 , dia terlihat unik dari mana hinata-chan ? " ucapnya dengan tampang frustasi "dan yah aku tahu tentang dia karena dia selalu menjadi gosip anak-anak di kampus ini kau tahu sendirikan aku ini suka sekali dengan hal yang seperti itu" ucapnya sambil tertawa.
" entahlah, tapi aku merasa dari tatapannya saat kami bertemu terlihat dari sorot matanya aku merasa dia sama sepertiku" ucapnya tertunduk sedih.
"hei sudahlah hinata-chan, jangan lagi menganggap dirimu sendirian di dunia ini. Masih ada aku sahabatmu yang cantik ini selalu setia bersamamu" ucapnya dengan senyum hangat. "yah, kamu benar aku tidak sendiri dan kesepian".. "karena kamu duniaku terasa ramai dengan celotehan dan gosip yang kau bawa sakura-chan" mereka tertawa bersama, hinata mungkin memanglah sebatang kara tapi dia tidak pernah merasa sendirian.
"Love never ends"
Hinata POV
Ku telusuri jalan yang lumayan sepi dari aktifitas orang-orang yang tengah sibuk berlalu lalang, seharusnya jalanan ini sudah mulai ramai dikarenakan senja nampaknya tengah menyambut yang berarti urusan kantor dan lainnya pun harusnya selesai. Aku baru saja selesai dari kerja part time ku di toko bunga milik keluarga yamanaka.
Aku hidup sebatang kara semenjak 8 tahun yang lalu, awalnya sulit bagi anak berusia 11 tahun dapat bertahan hidup tanpa orang tua. Aku yang terbiasa dimanja oleh kaa-san saat itu harus berjuang seorang diri hidup di kota besar seperti konoha. Namun aku tak boleh menyerah, itu yang di ucapkan kaa-san kepadaku bahwa aku harus memiliki keberanian dan juga kebaikan dalam hati.
Yah, karena kebutuhan hidup akhirnya aku menjual rumah peninggalan kaa-san dan sekarang aku tinggal disebuah apartemen sederhana mungkin sangat sederhana untukku seorang. Aku harus bersyukur karena keluarga yamanaka tetanggaku di rumah yang dulu saat bersama kaa-san berbaik hati memberikanku pekerjaan di toko bunga milik mereka.
Ku rasa pegal dibahu ku yang semakin ngilu ini mungkin karena tadi mengangkat pot-pot bunga yang baru datang untuk persediaan, ku akui bahwa pekerjaan ini memang terasa berat untuk perempuan tapi aku harus giat bekerja untuk kehidupanku.
"hah, lelahnya rasanya pinggangku juga terasa keram. ughh" rintih ku tertahan. "kau harus semangat hinata, yup semangat terus" ku langkahkan kaki kembali, tak terasa sebentar lagi sudah sampai apartemen ku. "Rasanya tak sabar untuk bermesraan bersama ranjang, bantal dan guling kesayanganku" ku percepat langkah kakiku namun saat di persimpangan lebih tepatnya di sebuah gang ku lihat ada pria berandalan yang sepertinya tengah memukuli seseorang.
Dengan tergesa ku beranikan diriku menghampiri gang itu " he-hei, apa yang kalian lakukan pada orang itu. Astaga ! cepat pergi atau aku akan berteriak hingga orang-orang akan menangkap kalian" ujarnya mantap namun terselip ketakutan "cih mengganggu saja dasar wanita sia.." "TOLONG ! TOLONG !" teriak hinata membuat 4 pria brandalan tersebut gugup dan ketakutan pergi berlari dari tempat itu sebelum orang-orang ramai menuju kemari. "urusan kita belum selesai pecundang, lihat saja pembalasan kami" ucap salah satu brandalan tersebut berlari menabrakku.
Hinata POV end.
"Kau tidak apa-apa nak ?" ujar salah seorang paman yang membantu hinata berdiri "a-ah, tidak apa-apa jii-san" orang-orang yang mengerubuni mereka pun semakin ramai saja, langsung saja iris hinata mengarah ke tempat pemuda yang tadi sempat dipukuli brandalan itu. Panik, ia berlari dan mengguncang pemuda yang tengah pingsan tersebut.
"hei, apa kau bisa mendengarku ?" ucap hinata, "sepertinya pemuda ini pingsan nona" ujar paman yang membantu hinata tadi. Saat hinata membalikan tubuh pemuda yang menggunakan jaket dengan penutup kepala tersebut betapa terkejutnya hinata.
"di-dia kan, astaga ! ternyata dia.."
"Uzumaki Naruto"
TBC
Hai minna-san ...
Maaf sebelumnya saya author baru disini jadi mohon bantuan kritik dan saran dari senpai yang mungkin membaca cerita saya ini, hehe ini cerita pertama yang saya tulis, mungkin ide ceritanya pasaran tapi saya akan berusaha membuat cerita ini menarik untuk di baca. Saya harap semua menyukainya.
Arigatou
