Love Hate
Main cast : Cho Kyuhyun (N) and Lee Sungmin (Y)
Genre : Romance, Little Angst
Rate : T+
Warning : GS! Bagi yang tidak suka GS, jangan membaca. FF ini begitu membosankan, penulisan masih minim, cerita pasaran dan typo bertebaran dimana-mana.
Pemain di dalam fanfic ini bukan milik saya, saya hanya meminjam nama mereka. Namun, fanfic ini sudah pasti milik saya, author abal-abal.
Summary : "Bercerita tentang si tampan, Cho Kyuhyun. Pewaris perusahaan terbesar di Seoul. Dengan si manis dan cantik, Lee Sungmin. Teman sekelas sekaligus maid pribadinya. Bagaimanakah kisah keduanya?"
Don't bash, don't like, don't read.
Jika kalian tidak suka FF KyuMin GS
Now playing – Sistar (Summer Time)
.
.
.
Di sebuah mansion yang begitu megah, tepat pagi ini, kesibukan sudah dimulai saat matahari belum memperlihatkan sinarnya. Para maid sudah tergopoh-gopoh mempersiapkan beberapa keperluan untuk para Tuan dan juga Nyonya mereka.
"Apa kalian sudah mempersiapkan baju yang akan di pakai Tuan Muda hari ini? Pastikan sesuai dan tidak ada yang cacat sedikitpun. Begitu pula dengan sarapannya" kata seorang yeoja paruh baya, yang bekerja sebagai kepala maid di rumah tersebut
"Ye"
Semua maid menanggukan kepala bertanda setuju, setelahnya mereka kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan tak lama, jam dinding besar yang bertengger di ruang keluarga sudah menunjukkan pukul 07.15 waktu setempat.
"Ayo bangunkan Tuan Muda"
"Aku tak berani Yoon, kau saja"
"Aiiish,,,, sudah kau saja"
Kedua yeoja berseragam maid itu tampak asyik bergantian saling menyuruh untuk membangunkan Tuan Muda mereka satu sama lain. Mendorong dan berganti posisi untuk berada di belakang.
"Apa yang kalian lakukan?"
Keduanya berhenti dan menoleh ke sumber suara, disana berdiri kepala maid mereka, yang walaupun sudah berumur di atas 40-an namun masih terlihat cantik dan sehat.
"Ini senior, dia mendapat jadwal untuk membangunkan Tuan Muda. Tapi dia malah menyuruh saya"
"Lalu?" tanya Jaejoong, kepala maid di mansion itu
"Mianhada, saya terlalu takut senior. Aku dengar, kemarin Sooyoung kena marah Tuan Muda karena membangunkannya. Jeongsonghamnida"
"Baiklah, kalian bisa kerjakan yang lain. Biar saya yang membangunkannya" ujar Jaejoong
"Ne, gamsahamnida senior"
Kedua yeoja tersebut langsung berlari kecil meninggalkan tempat itu, sementara Jaejong nampak menghela nafas melihat kelakukan juniornya bekerja.
"Memangnya Tuan Muda akan memakan kalian, mungkin hanya di bentak kan? Dasar..." keluhnya
Tok
Tok
Tok
"Tuan Muda, apa anda sudah bangun?"
"..."
Hening.
Tak ada sahutan dari dalam kamar yang di ketuknya.
Tok
Tok
Tok
"Tuan Muda, ini sudah hampir siang. Apa anda sudah bangun? Anda bisa terlambat kesekolah kalau anda masih tidur"
"..."
'Kebiasaan buruk' batinnya
Ceklek
Karena tak ingin Tuan Mudanya berlarut-larut dalam tidurnya, dengan terpaksa Jaejoong membuka pintu tersebut. Hendak membangunkan Tuan Muda-nya yang memang susah sekali untuk dibangunkan.
Bukan bermaksud tidak sopan, hanya saja kalau dibiarkan, bisa-bisa Tuan Muda yang terlihat bergelung di dalam selimut berbulunya itu bisa benar-benar tidak bangun hari ini.
'Mungkin dia kembali menamatkan game-nya' pikir jaejoong
"Tuan Muda" pangiilnya sopan
"..."
Masih tidah ada reaksi dari namja yang menggelungkan tubuhnya itu, membuat Jaejoong mendesah lelah karena sifat Tuan Mudanya ini. Kenapa tidak pernah berubah, dari pertama dia bekerja sampai saat ini.
"Tuan Muda, kalau anda tidak segera bangun. Saya akan menelpon Nyonya untuk segera terbang dan membangunkan anda" katanya
"Aiiish... Kepala Lee, kau selalu saja begitu" gerutunya dalam selimut
"Ini juga demi kebaikan anda Tuan Muda, hari sudah semakin siang. Anda harus bangun dan sekolah" kata Jaejoong
"15 menit lagi, ya? Aku masih mengantuk" pintanya
"Sudah tidak ada waktu Tuan Muda" balas Jaejoong
"Baiklah, baiklah... Aku selalu kalah kalau melawanmu, kepala Lee. Aku bangun"
Sosok yang sedari tadi asyik bergelung didalam selimut berbulunya itu mulai bangun, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Sementara Jaejoong tampak tersenyum memaklumi sikap Tuan Mudanya, begitu kekanakan. Begitulah sifat asli Tuan Mudanya, ini hanya berlalu di depan Jaejoong.
.
.
.
Setelah selesai mandi, namja tersebut segera memakai seragam sekolahnya, sekolah milik keluarganya sendiri. Tentu saja, dia adalah salah satu anak dari keluarga konglomerat di Seoul. Siapa yang tak tahu dia...
Lalu, dia segera melangkah keluar dari dalam kamarnya, melangkahkan kaki panjangnya,melalui beberapa maid yang menundukkan kepalanya saat Tuan Muda mereka yang begitu tampan mempesona itu lewat di depan mereka.
Para maid yang berada di meja makan segera berdiri rapi di samping meja makan, saat melihat Tuan Muda mereka berjalan menuju ruangan tersebut.
"Selamat pagi Tuan Muda, hari ini kami sudah menyiapkan makanan kesukaan anda. Silahkan menikmati"
Jaejoong segera undur diri dan berdiri di belakang tubuh Tuan Mudanya setelah membungkuk memberi hormat. Berdiri seperti maid yang lainnya.
"Aish... apaan ini? Rasanya aneh, aku tidak mau. Buang semuanya" semprotnya setelah memasukan daging dengan saus kacang kedalam mulutnya
"Jeongsonghamnida" Jaejoong membungkuk meminta maaf dan menyuruh maid yang lain untuk membersihkan meja makan, dia sudah begitu hafal sifat majikan mudanya itu.
"Bawa sepatu dan tas Tuan muda kemari" panggil Jaejoong
Tak lama, datang 2 orang maid seraya membawa sebuah tas dan juga sepatu ke arah Jaejoong, membungkuk memberi hormat pada Tuan Muda mereka lalu meletakan sepasang sepatu mahal yang di taruh diatas bantal kelantai.
"Aku tidak mau sepatu model itu, ganti" perintahnya
Mendengar ucapan sang Tuan Muda, salah satunya langsung undur diri untuk mengambilkan salah satu koleksi sepatu milik Tuan Mudanya.
Pagi yang begitu merepotkan untuk para maid di mansion itu, keseharian yang tak pernah terlewatkan. Bahkan beberapa maid sudah hafal apa-apa saja yang akan Tuan Mudanya lakukan dan katakan.
.
.
.
Sementara itu, suasana nampak begitu berbeda dari mansion besar milik keluarga Cho. Disini keadaannya sangat tenang dan biasa saja. Hanya aktifitas membosankan bagi penghuni rumahnya sendiri.
"Aish,,, aku hampir terlambat" pekik seorang yeoja
Tubuhnya berlari kecil dari arah kamarnya menuju ruang makan rumahnya seraya menenteng tas punggung sekolahnya. Sesampainya di ruang makan, Sungmin – nama yeoja itu – langsung menyambar bekal makan yang sudah di buatkan oleh umma-nya. Sudah tidak ada waktu buat sarapan. Begitu pikirnya saat tak sengaja melirik jam dinding di ruangan itu.
Setelah memasang sepatunya, Sungmin segera berangkat ke sekolahnya dengan menggunakan sepeda warisan dari appa-nya, lebih tepatnya almarhum appa-nya. Sungmin dan umma-nya memang hanya tinggal berdua setelah kejadian 5 tahun yang lalu. Kecelakaan hebat yang telah mengambil sosok kepala rumah tangga, sosok hangat appa sekaligus suami bagi keduanya.
"Semangat untuk hari ini Sungmin!" teriaknya lalu perlahan dikayuhnya sepeda tersebut.
Di sepanjang perjalanan, Sungmin asyik mengalunkan beberapa lagu untuk mengusir bosan karena jarak dari rumah ke sekolahnya yang lumayan jauh. Ini adalah hari pertamanya masuk sekolah disebuah sekolah elit di Seoul, sekolah favorite para pelajar.
Berkat otaknya yang pintar itu, Sungmin berhasil mengalahkan ratusan pelajar dari beberapa sekolah untuk masuk ke sekolah ini, Neul Paran High School. Sekolah yang di peruntukan untuk mereka yang memiliki harta berlimpah serta otak encer. Beruntungnya Sungmin bisa masuk kesekolah itu walaupun hanya dengan bantuan beasiswa.
Tin
Tin
Tin
"Oh! Oh!" seru Sungmin
Karena terlalu asyik menyanyi atau entah apa, Sungmin sampai tak sadar kalau ada sebuah mobil mewah yang ingin mendahuluinya. Mendengar bunyi klakson yang membuatnya kaget setengah mati, Sungmin harus rela terjatuh dari sepedanya tersebut.
Dan tanpa berperikemanusiaan, orang didalam mobil mewah itu malah langsung melajukan mobilnya tanpa tahu nasib gadis yang telah terjatuh karena ulah mereka.
"YA! Aiish,,, dasar orang kaya, tidak tahu sopan santun. Seenaknya mereka pergi, yaaaiisshhh..." gerutunya
Masih dengan gerutuannya, Sungmin berdiri, membersihkan bajunya yang kotor karena terjatuh. Kembali mengambil sepedanya dan melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.
.
.
.
"Kyuhyun datang!" teriak seorang yeoja
"Huah,,, pangeran Kyuhyun sudah datang, kyaaaa...!"
"Mwo? Apa aku sudah cantik? Hmm..."
Suara pekikan dan juga seruan tidak pernah hilang saat sosok yang mereka sebut pangeran sekolah, yang mereka idolakan, yang mereka puja dan elu-elukan datang pagi itu. Ayolah... siapapun akan berteriak saat melihat pangeran sekolah itu. Siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun.
Namja dingin nan angkuh itu adalah pangeran di sekolah ini, sekolah milik keluarganya sendiri. Keluarganya memang kaya, siapapun tahu keluarga Cho. Pemilik perusahaan terbesar di Seoul, memiliki beberapa cabang kantor, hotel, restoran dan usaha lainnya yang tersebar di seluruh dunia. Begitu kaya raya.
Apalagi nilai plus lainnya yang dimiliki oleh seorang Kyuhyun, tubuhnya tinggi menjulang bak model internasional, wajahnya yang rupawan membuat siapa saja yeoja di sekolahnya akan menoleh saat dirinya berjalan, otaknya yang cerdas membuatnya selalu berada di peringkat pertama diseluruh sekolah ini.
Siapa saja mengidolakan seorang Cho Kyuhyun, terkecuali namja-namja yang bersekolah disana. Mereka begitu muak melihat sikap sok yang di miliki Kyuhyun.
"Dasar wanita, mereka selalu melihat dari cover dan harta" cicit seorang siswa
"Itu sudah jelas, Kyuhyun itu adalah namja yang paling diincar di negeri ini. Siapapun menginginkannya, tidak seperti kalian. Yauh... benar-benar memprihatinkan" balas seorang siswi yang tak sengaja mendengar ucapan siswa tadi
"Mwo? Aiiish..."
Tanpa mendengar balasan dari siswa tersebut, siswi tadi kembali berlari kecil menghampiri sosok pangerannya, ikut berdesakan dengan siswi lainnya.
Penuh sudah koridor sekolah itu karena siswi-siswi yang menamakan mereka sebagai fans berat seorang Cho Kyuhyun, suara jeritan dan pekikan pujian tak pernah berhenti mereka keluarkan.
"Permisi..."
Sungmin mencoba menerobos masuk dengan susah payah, menyelipkan tubuh mungilnya disela-sela tubuh siswi lainnya. Tak jarang, keluhan dia lirihkan saat tubuhnya menubruk tubuh siswi yang dia lalui.
"Aiish... ini ada apa sih?" gerutunya
Setelah berjibaku dengan lautan yeoja di sekolah barunya, Sungmin mengelilingi sekolah itu untuk mencari Ruang Guru. Hey, dia masih baru disana. Jadi dia ingin bertanya tentang kelasnya.
"Chogiyo" katanya pelan
"Ne?"
"Annyeonghaseyo, Lee Sungmin imnida. Saya ingin bertanya tentang kelas saya" ucap Sungmin setelah memperkenalkan dirinya
"Oh, kau siswa yang mendapat beasiswa itu? Saya Kim Hyun Sik, kau bisa memanggilku Kim seonsaengnim" kata Kim seonsangnim
"Ne Kim seonsaengnim"
"Kalau begitu kau bisa ikut aku, hari ini aku akan mengajar di kelasmu. Kebetulan aku adalah wali kelasmu" katanya
"Oh ne, gomapseumnida seonsaengnim"
Lalu keduanya berjalan melewati beberapa kelas di sekolah itu, tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya keduanya sampai pada kelas yang sama-sama mereka tuju.
Class XI-A
Begitulah huruf yang tertempel di atas pintu kelas tersebut.
Ceklek
"Selamat pagi semuanya"
Kelas yang tadi ramai, anak-anak yang tadinya asyik mengobrol dan main langsung menempati tempat mereka, duduk dengan tenang.
"Hari ini, kelas kita telah kedatangan pendatang baru. Ayo perkenalkan dirimu" kata Kim seonsaengnim
"Annyeonghaseyo, Lee Sungmin imnida. Bangapseumnida"
Seluruh murid di kelas itu hanya bisa menatap Sungmin dengan malas, bahkan ada beberapa siswa atau siswi yang menghiraukan sosok Sungmin di depan kelas mereka.
"Baiklah, kau bisa duduk di tempat kosong itu Lee Sungmin" kata Kim seonsaengnim
Sungmin membungkuk dan berjalan menuju tempat duduknya, menatap wajah teman sekelas yang melihat kearahnya membuat Sungmin harus menundukkan kepalanya.
'Apa yang mereka lihat' batin Sungmin
Setelah menempati tempat duduknya, Sungmin bergegas mengeluarkan buku dan alat tulisnya untuk mengikuti pelajaran pertama.
Ceklek
"Mianhae, saya terlambat seonsangnim"
Saat Kim seonsaengnim ingin memulai pelajaran hari itu, tiba-tiba saja seseorang masuk dan tanpa sopan santun, sosok itu melenggang menuju tempat duduknya.
"Ya, siapa kau?" tanya sosok tersebut, siapa lagi kalau bukan Cho Kyuhyun, pangeran di sekolahnya
"Ne?"
Sungmin yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menunjuk dirinya sendiri dan melonggo menatap sosok menjulang di depannya.
"Ya kau, berani kau duduk disana" kata Kyuhyun dingin
"Wae? Ini tempat dudukku" tanya Sungmin
"Heh, pergi dan cari tempat duduk yang lain" perintah Kyuhyun
"Mwo? Memangnya kenapa in – "
Bruk
Kembali, tanpa sopan santun Kyuhyun malah menyambar buku Sungmin dan menjatuhkannya kelantai. Membuat Sungmin melotot marah.
"Ya! Apa-apaan kau itu" serang Sungmin galak
"Aku sudah menyuruhmu pergikan? Tapi kau tak mendengarnya" balas Kyuhyun
"kau – "
"Berhenti"
Melihat kedua muridnya yang bertengkar karena masalah yang sepele, Kim seonsaengnim akhirnya turun tangan untuk melerainya.
"Kyuhyun, jangan begitu. Lagipula kur – "
"Kau mau di pecat dari sekolah ini?" tanya Kyuhyun, memotong perkataan yeoja paruh baya dengan kecamatanya itu
Mendengar ucapan yang telah Kyuhyun keluarkan, membuat nyalinya ciut. Astaga, dia yang berstatus guru di sekolah itu, harus mengalah pada muridnya sendiri. Asal tidak di kelaurkan dari sekolah ini dan mendapat cap 'pengajar gagal' dari sekolah lain, karena siapapun yang di keluarkan dari sekolah elit itu tidak akan mendapatkan pekerjaan lainnya. Begitu miris. Begitulah kalau kekayaan menjadi nomor satu.
"Sungmin, cari tempat duduk yang lain" kata Kim seonsaengnim
Mendengar perintah dari gurunya tersebut malah membuat Sungmin membulatkan kedua matanya, tak percaya dengan apa yang gurunya ucapkan.
"Tapi Kim seon – "
"Kau bisa duduk dengan Kim Ryeowook, di pojok sana"
Tanpa mau mendengar penolakan yang akan Sungmin katakan, Kim seonsaengnim menunjuk bangku kosong di pojok kelas. Dimana seorang yeoja imut dengan kacamatanya.
Karena Sungmin adalah sosok yang menjunjung rasa hormat, tanpa bisa dia tolak, Sungmin memasukkan buku yang Kyuhyun buang di lantai kedalam tasnya, berjalan pelan menuju tempat kosong di pojok kelasnya.
Semua murid di kelas itu berbisik, membicarakan Sungmin yang tadi berani membentak sosok Kyuhyun tanpa rasa takut. Sementara Sungmin, memajukan bibirnya, menggerutu tak jelas setelah mendudukan tubuhnya.
"Seharusnya kau tidah membantah Cho Kyuhyun" bisik teman sebangkunya
"Eh? Wae?" tanya Sungmin
"Kau akan kaget jika tahu siapa Cho Kyuhyun sebenarnya" balasnya pelan
"Memangnya dia siapa?"tanya Sungmin lagi
Sebelum Ryeowook menjawab pertanyaan Sungmin, suara Kim seonsaengnim yang menyuruh muridnya mengerjakan tugas Hal 32 terdengar. Dengan terpaksa keduanya menghentikan obrolan kecil mereka.
Sungmin yang masih belum terima diperlakukan seperti tadi, mengalihkan tatapannya pada sosok namja yang duduk dengan angkuh di mejanya. Tempat duduk yang tadi dia tempati.
'Namja menyebalkan'
.
.
.
Bel istirahat sudah berbunyi 2 menit yang lalu, beberapa murid yang sudah menahan lapar sejak pelajaran tadi terpekik senang. Mereka berlarian keluar kelas, tak terkecuali teman baru sekelas Sungmin. Semuanya keluar kecuali dia dan teman duduknya.
"Ah, aku punya bekal. Bagaimana kalau kita makan berdua" ajak Sungmin seraya mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas
"Anniya, aku di kelas saja" lirih Ryeowook
"Kenapa, nanti keburu bel masuk berbunyi. Kajja"
Sungmin langsung menarik lengan teman sebangkunya itu, mengajaknya berjalan menuju kantin sekolah mereka.
"Oh ya, aku belum mengetahui namamu" kata Sungmin
"Kim Ryeowook imnida, Sungmin-ssi" ucap Ryeowook lirih
"Kita kan teman, kau tidak perlu memanggilku Sungmin-ssi. Panggil saja Sungmin"
"Teman?" tanya Ryeowook
"Ne, kita sekarang teman"
"Kau mau berteman denganku?" tanya Ryeowook lagi
"Memangnya kenapa? Kita kan sekelas, sebangku lagi. Jadi kita teman" ujar Sungmin
Sepanjang koridor menuju kantin, Sungmin habiskan dengan mengobrol dengan teman sebangku tersebut. Ryeowook berbicara sedikit sekali. Begitulah pikir Sungmin, temannya itu hanya menjawab degan singkat sekali.
.
.
.
"Mwo? Aigoo... mereka kejam sekali" pekik Sungmin seraya memasukan sandwitch telur kesukaannya
"Begitulah Sungmin, aku sudah terbiasa" kata Ryeowook
"Tapi itu keterlaluan, hanya karena sebuah pangkat mereka menindas orang? Itu keterlaluan namanya"
"Disini, hal itu sudah biasa Sungmin"
"Apa mereka juga akan meindasku? Aku kan hanya siswi yang bisa bersekolah disini karena beasiswa"
"Molla, tapi...aku harap kau tak mencari masalah pada...Cho Kyuhyun dan fans-nya" kata Ryeowook memelankan suaranya saat menyebut nama Kyuhyun
"Wae? Wae? Kau membuatku penasaran" tanya Sungmin ingin tahu
Belum juga Ryeowook menjawab, teriakan dan seruan di dalam kantin membuat Sungmin menoleh kearah yeoja-yeoja sekolahnya yang berdiri di pintu masuk kantin.
"Ada apa itu?" tanya Sungmin entah pada siapa
Seruan yeoja-yeoja tersebut semakin menjadi-jadi saat ada 3 namja tampan memasuki kantin tersebut, membuat mata Sungmin menyipit melihat sosok Kyuhyun disana. Diantara puluhan yeoja yang terdengar meneriaki nama namja tak punya sopan santun itu.
"Mwo? Apa yang mereka lakukan?"
Sungmin melotot kaget melihat yeoja-yeoja yang mengerubungi 3 namja itu berebut mengelu-elukan nama mereka, bahkan ada yang membawa sebuah kado, berebut memberikannya pada Kyuhyun serta 2 temannya.
"Mereka kurang kerjaan, apa yang mereka sukai dari sosok namja itu?" tanya Sungmin
Sesaat kantin itu berubah sunyi, Sungmin menolehkan kepala menatap sekelilingnya. Semua mata sedang mengarah kepadanya. Ryeowook yang ikut di tatap hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Ya! Memangnya kau siapa berbicara seperti itu?"
"Aku bukan siapa-siapa, tapi kelakuan kalian itu seperti orang bodoh. Menggangguku" balas Sungmin
"Kalian bahkan berteriak heboh karena namja itu, hahaha... kalian itu harus tahu bagaimana sikap namja itu" kata Sungmin menunjuk tubuh Kyuhyun yang berdiri tak jauh darinya
Semua orang yang berada di dalam kantin itu melotot tak percaya, beraninya dia menunjuk Kyuhyun dengan tangannya. Tanpa rasa takut sedikitpun. Bahkan, namja-namja yang suka mengatai Kyuhyun tak berani melakukan itu. Mereka masih ingin sekolah dan hidup dengan tenang tentunya.
"YA! Beraninya kau!" bentak yeoja itu tak terima
Tap
Tap
Tap
Kyuhyun melangkahkan kakinya, menghampiri kedua yeoja itu, lebih tepatnya menghampiri tempat Sungmin.
Suasana menjadi hening saat melihat Kyuhyun telah berdiri di depan Sungmin, meski terhalang oleh meja kantin disana.
"Kau... kau yeoja tadikan?" tanya Kyuhyun
"Dan kau adalah namja tadi. Yang membuang bukuku ke lantai" kata Sungmin
"Oh, benar. Kau yeoja itu"
"Memangnya kenapa?" tanya Sungmin dengan menaikkan suaranya
"Bukankah dia Lee Sungmin, siswi yang mendapat beasiswa sekolah disini?"
Entah siapa yang mengatakan itu, tapi tiba-tiba saja bisikan terdengar di telinga Sungmin. Bisikan dan juga tatapan tak suka dari seluruh orang d kantin itu.
"Waow... kau hanya siswi ayng beruntung sekolah disini tapi kau beraninya menunjuk seorang Kyuhyun?" kata yeoja yang berseteru dengan Sungmin tadi
"Memangnya kenapa kalau aku menunjuk dia? Apa ada larangan dan peraturan atas tindakanku tadi?"
Oh, sepertinya Sungmin masih belum terima dengan perlakuan Kyuhyun di kelas tadi. Pertemuan pertama mereka yang kurang mengenakan.
"Ku harap kau lebih berhati-hati" lirih Kyuhyun lalu pergi dari hadapan Sungmin
Sungmin yang tak mengerti hanya bisa mengerjapkan kedua matanya. Dia kembali menatap sekitar, melihat tatapan seluruh penghuni kantin yang menatap dirinya rendah.
"Hah..." desahnya
"Kau telah membuat kesalahan Sungmin" lirih Ryeowook
Setelah beberapa menit terdiam karena takut di tatap oleh murid lain, akhirnya Ryeowook mengeluarkan suaranya.
"Memang aku salah apa?" tanya Sungmin
"Cho Kyuhyun... dia adalah anak pemilik sekolah ini"
Deg
"Dan kau tadi sudah berani berbicara, lebih tepatnya menantang Cho Kyuhyun. Semua murid di sekolah ini tahu bagaimana sifatnya. Mereka tidak berani dengan Cho Kyuhyun, karena... karena itu berakibat fatal pada kehidupan mereka" tambah Ryeowook
Jeder
Seperti terkena sambaran petir di siang hari, tubuh Sungmin membeku di tempatnya. Dia sudah tahu maksud ucapan Ryeowook. Tak perlu di jelaskan lagi.
"Kenapa kau baru memberitahukanku? Aiiish..."
Entah kenapa, Sungmin jadi takut sendiri. Ooh,,, dia bukan orang yang tolol dan bodoh, dia sering mendengar kisah seperti ini. Sekarang apa yang harus dia lakukan. Sekarang dia sudah mengerti kenapa tadi Ryeowook berbicara tentang siapa sosok Cho Kyuhyun padanya di kelas.
.
.
.
Setelah kejadian di kantin tadi, Sungmin benar-benar mendapatkan sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Menjadi orang yang harus mendapatkan tatapan kurang menyenangkan dari beberapa murid di sekolahnya. Sepertinya kejadian tadi sudah menyebar kesemua penjuru sekolah rupanya.
Dan tidak cuma itu saja, Sungmin juga mendapatkan beberapa perlakuan kurang mengenakan hari ini. Hari pertama dia memulai sekolahnya di Neul Paran High School.
.
.
.
"Aiish... ban-nya kempes" lirih Sungmin melihat ban sepedanya yang kempes
"Ini pasti kelakuan mereka. Benar-benar..." gerutunya
Dan dengan terpaksa, hari ini Sungmin harus jalan kaki sambil menuntun sepedanya pulang kerumah.
.
.
.
Malam sudah menjelang, menampakan bulan sabit di atas langit sana. Gemirisik dedaunan yang tersapu oleh angin membuat suasana sunyi, damai dan begitu menyejukkan.
Sungmin sudah siap di meja makannya, duduk tenang menunggu ibunya selesai memasak makan malam mereka.
"Melamun lagi?" tanya ibunya Sungmin
"Eum, anni umma. Waah,,, nampaknya enak" kata Sungmin mengalihkan pembicaraan
"Kau itu, apa ada masalah di sekolah?"
"Anni umma, semua baik-baik saja. Sungguh" jawab Sungmin
"Oh ya, kenapa umma sudah pulang? Biasanya umma pulang malam sekali" tanya-nya
"Hari ini umma kurang enak badan, tadi Kepala Lee menyuruh umma pulang"
"Umma sakit?" tanya Sungmin penuh kekuatiran
Sungmin berdiri dan menghampiri kursi ibunya, meletakkan tangannya pada dahi sang ibu untuk mengecek suhu tubuh ibunya.
"Umma hanya lelah, maklum Sungmin. Umma kan sudah tua" katanya sambil terkikik
"Umma harus berhenti kalau lelah, biarkan Sungmin yang menggantikan umma" lirihnya kembali duduk di kursinya
"Memangnya kau bisa apa? Kau masih kecil Sungmin, sekolah dan belajarlah"
"Aku sudah besar umma, umurku bahkan sudah 17 tahun. Bagaimana umma menyebutku masih kecil?"
"Sudah, habiskan akan malammu"
Sosok ibu yang begitu Sungmin sayangi itu kembali terkikik melihat Sungmin yang mengerecutkan bibirnya, nampak lucu sekali.
"Umma, bagaimana kalau aku menggantikan umma saja. Aku kira, bekerja menjadi maid tidak sulit" ujar Sungmin
"Sudah, jangan di pikirkan Sungmin. Umma masih kuat"
"Aku bersungguh-sungguh umma, selama ini umma selalu melarangku mencari uang. Aku juga kasian melihat umma bekerja dari pagi sampai malam untuk kita. Aku ingin umma istirahat saja. Sekarang aku kan sudah besar" kata Sungmin
"Bekerja dan menghidupimu sudah sewajarnya umma lakukan, sudah sudah, cepat habiskan"
"Kalau umma melarangku, aku tidak mau sekolah"
Mendengar keputusan Sungmin, membuat ibunya kelabakan. Ayolah, Sungmin adalah satu-satunya anak yang dia miliki, yang dia harapkan di dunia ini. Kalau Sungmin sampai berhenti sekolah, mereka mau hidup dengan apa? Kalian mengerti maksudku kan? #plak
"Sungmin, kau tak boleh melakukannya" larang ibunya
"Habis umma sih, aku hanya ingin umma beristirahat dirumah. Sekarang biarkan aku yang mencari uang. Boleh ya umma, boleh ya, ya ya?" pinta Sungmin
Melihat anaknya merengek dengan mengeluarkan jurus puppy eyes khas milik Sungmin, membuat ibunya tak tega. Dengan pasrah dia mengijinkan Sungmin menggantikannya bekerja sebagai maid di rumah majikannya.
"Nanti umma akan bilang pada Kepala Lee kalau kau besuk datang menggantikan umma"
"Yeaaay...!" seru Sungmin
Ibu Sungmin tersenyum melihat anaknya begitu riang. Senyum Sungmin membuatnya hangat, mengingatkannya pada sosok suami yang sudah lama meninggalkannya.
.
.
.
"Uhuk..Uhuk..."
"Tuh kan, umma sebaiknya beristirahat saja mulai hari ini" gerutu Sungmin
"Pokoknya, umma tidak boleh bekerja lagi. Mulai hari ini, Sungmin yang akan bekerja" tambahnya
Mendengar ceramahan dari anaknya sendiri, membuat ibu Sungmin tersenyum manis. Beruntungnya dia memilik anak seperti Sungmin, meski mereka hidup apa adanya, Sungmin tak pernah membencinya. Bahkan Sungmin kecil tak pernah merengek ini itu saat suaminya masih hidup dulu. Sungmin kecil anak yang baik, bahkan sampai saat ini Sungmin masih baik.
"Umma harus makan lalu minum obatnya, Sungmin harus berangkat sekolah dlu umma. Jaga rumah ne? Sungmin sayang umma"
Cup
Cup
Setelah mengecup kedua pipi milik ibunya, Sungmin bergegas pamit untuk pergi kesekolah. Kembali mengendarai sepedanya untuk sampai sekolahnya.
.
.
.
Hari ini, Sungmin benar-benar sial. Sepertinya mereka-mereka yang begitu tak suka dengan kejadian kemarin, yang tak suka dengan sikapnya melawan seorang Cho Kyuhyun, telah membalas dendam padanya.
Sungmin harus merelakan seragam sekolahnya basah saat memasuki bilik toilet tadi. Tanpa sepengetahuan Sungmin, murid-murid yang menjadi fans Cho Kyuhyun menyiram tubuhnya dengan air. Sehingga kini, Sungmin harus berdiri di lapangan untuk mengeringkan seragam sekaligus tubuhnya.
"Aishh,,, mereka keterlaluan sekali" kata Sungmin
Tak sampai disitu saja, mereka juga menulis beberapa kata kasar pada meja Sungmin dan memenuhi loker milik Sungmin dengan sampah, serta kejahilan lainnya. Siapa suruh melawan pangeran Kyuhyun. Begitulah kata fans Kyuhyun.
.
.
.
Kesialan demi kesialan yang telah fans Kyuhyun siapkan untuk Sungmin tak sampai disana saja, saat pulang sekolah, sepeda yang Sungmin parkir di tempat biasanya menghilang. Dan Sungmin menemukannya berada di sebuah kolam di tengah sekolah.
Menghiraukan tatapan mengejek dari seluruh murid di sekolah itu, Sungmin tanpa pikir panjang langsung masuk ke kolam yang hanya sebatas lututnya. Mengambil sepedanya dan pulang kerumah.
Sementara itu, sosok namja angkuh itu, Cho Kyuhyun, tengah menatap Sungmin yang berusaha mengeluarkan sepedanya seorang diri. Dirinya begitu puas melihat ada murid yang tertindas.
"Kau senang ya dia di kerjai begitu?"
Seseorang datang mengganggu kesenangan Kyuhyun, membuat Kyuhyun menoleh kearah pintu. Setelah tahu siapa pengganggu itu, Kyuhyun kembali mengalihkan pandangannya lagi, menatap Sungmin di bawah sana, dengan seragam yang kembali basah.
"Siapa suruh dia melawanku, dasar gadis miskin" lirihnya, tak lupa mengeluarkan seringai liciknya
.
.
.
Usaha Sungmin tak sia-sia, meski harus kembali bersaha-basah ria, dia berhasil mengeluarkan sepedanya dari tengah kolam. Dirinya kembali menghiraukan bisik-bisik serta tawa menghina dari beberapa murid yang melihat disana.
Dia tak mau ambil pusing. Sekarang dia harus pulang karena ada pekerjaan baru untuknya yang sudah menanti.
.
.
.
"Pekerjaanmu sangat ringan Sungmin, kau hanya perlu membersihkan beberapa barang kotor di rumah ini seperti yang lain, kau juga bisa berganti tugas jika di perlukan nanti. Karena kau masih sekolah, kau bisa kesini tepat setelah kau pulang sekolah" Sungmin mengikuti sosok yeoja paruh baya yang sering ummanya panggil Kepala Lee itu.
Mendengarkan beberapa arahan, perintah dan peraturan selama menjadi maid disana. Sungmin hanya menangguk dan mencermati setiap kata-kata dari kepala Lee. Mencatatnya baik-baik di dalam otaknya.
"Setelah semua pekerjaanmu selesai kau bis pulang, belajar dan tidur. Kami memberi istirahat bagi seluruh maid, termasuk makan siang untuk mereka. Kau sudah paham semuanya?" tanya Kepala Lee
"Ne, saya mengerti kepala Lee"
"Panggil saja ahjumma, aku dekat dengan ibumu"
"Ah ne, gamsahamnida"
"Tuan Muda sudah pulang!"
Mendengar seruan dari luar, seluruh maid langsung berbaris. Tak terkecuali Sungmin sendiri. Dia ikut berbaris rapi menyambut Tuan Muda barunya.
"Aku ingin makan, siapkan" ujar Tuan Muda dari kejauhan
Semua maid disana memberi hormat dengan membungkuk saat Kyuhyun memasuki ruangan itu, Sungmin yang melihat semua membungkuk, ikut membungkuk hormat seperti maid yang lainnya. Kyuhyun yang hendak menuju ke kamarnya, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Berhenti tepat di depan maid barunya, yang sepertinya Kyuhyun kenal siapa dia.
"Dia siapa?" tanya Kyuhyun
"Dia maid baru Tuan Muda, ibunya sakit sehingga dia bekerja untuk menggantikan pekerjaannya. Sungmin perkenalkan dirimu" perintah Kepala Lee
"Annyeonghaseyo Tuan Muda, saya Lee Sungmin. Maid baru anda, saya akan bekerja dengan baik. Terima kasih" kata Sungmin membungkukkan tubuhnya
Tiba-tiba saja, Kyuhyun mengerluarkan seringainya setelah mendengar suara dari maid barunya itu. Yah.. Kyuhyun memang kenal dengan sosok itu.
"kepala Lee, aku ingin lee Sungmin menjadi maid pribadiku. Mulai hari ini"
Sungmin langsung mendongak, menatap sosok Tuan Mudanya yang ternyata berdiri tepat didepannya. Dan betapa terkejutnya Sungmin, kedua matanya membulat penuh setelah tahu siapa sosok Tuan Mudanya.
'Tamatlah riwayatmu Sungmin...'
.
.
.
TBC
Yess,,, akhirnya selesai juga ini ff-nya. Gimana? Cocok di lanjut atau enggak nih? Kalau enggak ya udah sih ya... aku tahu ceritanya begitu pasaran dan biasa saja. Hmm... aku harap ada yang baca, nggak muluk-muluk banyak review juga karena saya tahu situasinya seperti apa. Yaah... mari kita hadapi bersama, saling menguatkan dan bertahan sebisanya. Jangan terlalu memaksakan juga. Seperti kata seseorang " Jangan terlalu kuat menggenggam, tapi jangan juga kau lepaskan " . Walaupun nanti yang terjadi tidak seperti apa yang aku inginkan, aku bakal tetap jadi Joyer. Setidaknya mereka tetap hidup dalam imajinasiku, dalam hatiku. Karena aku tahu, KyuMin itu terlalu real... kkkk #Delusi
Minta pendapatnya buat yang baca, boleh? Kritik saran saya terima kok, terima kasih ^^
