Ai-chan: "YA-HAAAAAAA~! AI-CHAN DATANG MEMBAWA FANFIC BARUUUUU~!" (Lompat-lompat gaje *disiram saus tomat*)
Y. Yugi: "Lo gila apa? Fanfic elo sebelumnya kayak mana, HAH?" (Nodongin golok)
Yukihana: "Stop, Aacchan!" (Nangkis pake Yukimaru) "Dia lagi nyambung fic itu, kok! Walau otaknya rada buntu!"
Ai-chan: "Bener kata Yuki, Yuu-chan! Lagian bilang aja elo mau adegan romance elo sama Anzu cepet muncul!"
Anzu+ : (Blush) "KAGAK, KOK!"
Ai-chan: "Fic ini gue buat sbg minta maaf sm sahabat gue krn fic lain yg gue janjiin dg genre humor belum kelar! Lagian di Bad Hotel jg gak ada unsur humor, makanya gue buat nih fic!"
Jou: "Iye, iye! Cepetan aja mulai, gih!"
Ai-chan: "Iya, gue tau! Kalo gitu semuanya...!"
All: "ENJOY AND PLEASE REVIEW!"
Di salah suatu ruangan terpencil di SMU, tampak tiga orang guru—dua laki-laki dan satu wanita—yang sedang berdiskusi. Wajah mereka tampak serius.
"Hmm, seminggu lagi akan memasuki HUT Kota Domino. Jadi, mulai tahun ini kita akan mengadakan lomba sampai seterusnya—seperti yang sudah kita diskusikan tempo hari bersama guru lainnya. Lalu, saat ini saya meminta perwakilan dua orang guru untuk mengusulkan lomba wajib untuk kelas satu dan dua. Ide apa saja yang sudah kalian dapatkan?" Salah seorang di antara mereka yang bertampang wibawa mengajukan pertanyaan pertama. Ia menatap dua guru selain dirinya.
"Saya sedang berusaha berpikir. Sebagai kepala sekolah, mungkin lebih baik Anda dulu yang mengusulkan lomba wajib untuk kelas tiga. Bagaimana?" Guru wanita berambut merah memberikan saran. Orang yang dipanggilnya kepala sekolah itu mengangguk.
"Sudah saya tentukan, murid-murid kelas tiga akan diikutkan dalam lomba membuat teppan; untuk memperlihatkan seberapa besar kreativitas mereka dalam memasak. Jadi, Chouno-sensei, apa ide Anda sebagai perwakilan dari kelas satu?"
Guru berambut merah—yang diketahui bernama Chouno—tersenyum begitu mengetahui kegiatan apa yang pantas dilakukan untuk murid-murid yang diwakilkannya.
"Bagaimana kalau dance? Tidak semua orang dapat melakukannya, bukan?" usulnya yang mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah, tapi tidak untuk guru lelaki di sebelahnya.
"Hah! Maaf berkata lancang, tapi ide kalian hanya terlihat seperti permainan bocah SMP!" kiprahnya. Sang Kepala Sekolah menanggapinya dengan sabar.
"Memangnya lomba apa yang akan Anda usulkan sebagai perwakilan kelas dua, Karita-sensei?"
Karita tertawa dengan tampang ingin diblender oleh Chouno, kemudian memberikan secarik kertas—berisikan lomba yang baru saja dipikirkannya—yang selanjutnya dibaca oleh kedua orang selain dirinya. Setelah itu, mata Kepala Sekolah dan Chouno nyaris keluar dibuatnya.
"What the...!" ucap mereka reflek. Hilang sudah wibawa mereka. Karita kembali tertawa menggelegar.
"HAHAHAHA! Bagaimana? Hebat, kan? Anak-anak seperti mereka jangan hanya melakukan hal konyol seperti memasak dan menari, tapi mereka juga harus melatih fisik mereka dengan kegiatan seperti yang kutulis di kertas itu!"
"I-iya sih hebat. Tapi beneran buat yang kayak begini, nih?" heran Chouno yang melirik si Kepala Sekolah. Yang dilirik mengangguk—walau ragu-ragu.
"Hmm, benar juga yang dikatakan Karita-sensei. Sesekali anak kelas dua jangan dibawa terlalu santai, tapi juga harus melatih fisik mereka," responnya. Ia menatap Chouno dan Karita.
"Saya terima usul kalian semua."
Genre :: Friendship/Romance/Humor
Rated :: T
Timeline :: Setelah YGO R dah pokoknya (Masa tenang setelah Battle City)
Warning :: Gila, gaje, OOC, garing, bahasa acak adul, dll. Idenya sedikit terinspirasi sama Sparling Gingachou. Terus, kali ini 'Yami Yugi' q tulis dg nama 'Atem' supaya bisa dibedain dg Yugi yg asli. Tapi, krn Yugi dkk belum tahu nama itu (Liat timeline), mereka ttp manggil dia dg 'Yugi' dan 'diriku yg satu lg'. Semoga bisa ngebedainnya, ya!
Pairing (This chapter) :: Belum nongol
Disclaimer :: YGO punya Kazuki Takahashi dan SG punya Yūki Fujimoto XDD *takut disantet krn ngaku2*
Summary :: Hari ini adalah Hari Jadi Kota Domino! SMU Domino pun mengadakan berbagai lomba untuk tiap kelas. Apakah lomba wajib yang ditetapkan untuk murid-murid kelas dua? Dan siapa sajakah perwakilan dari kelas Yugi dkk? Lalu bagaimanakah keadaan lomba yang dipenuhi dengan kekocakan dan romantisme ini?
{Special For Riyuu Kashima}
Chapter 1: Lomba HUT Domino
***HJKD!***
"Aappaaaaa? Lomba Hari Jadi Kota Domino?" pekik murid-murid kelas 2-B heboh. Anzu yang menjadi panitia pelaksanaan lomba dari kelas B itu pun mengangguk.
Lusa, bertepatan tanggal 23 April, merupakan Hari Jadi Kota Domino. Untuk memeriahkan hari terpenting itu, SMU Domino pun mengadakan berbagai lomba. Mulai dari lomba renang, lomba lari, lomba menyanyi, kontes kecantikan, dan sebagainya. Lomba-lomba itu diadakan mulai tanggal 23-28 April.
Semua murid di kelas itu sukses jingkrak-jingkrak, nangis, sujud syukur, dan salto (?) saat mendengar penjelasan Anzu selanjutnya yang mengatakan kalau jam belajar ditiadakan pada hari itu.
"Asyik banget gak belajar!" girang Jounouchi. Bener-bener rangking 392 di antara 400 ni anak... -_-'
"Terus, lomba untuk kelas kita apa aja?" tanya Honda yang ternyata merupakan pelaku salto tadi. Anzu merengut.
"Gue belum siap menjelaskan, kan?" katanya kesal. Ia membuka daftar-daftar lomba yang sudah ditetapkan untuk kelas satu, dua dan tiga. Anzu membacanya dengan lantang.
"Biar lebih penasaran, jadi yang kelas dua gue baca terakhir saja. Untuk lomba wajibnya, kelas tiga mengikuti lomba membuat teppan. Untuk kelas satu, lomba dance. Dan kelas dua..." Wajahnya yang mulanya semangat berubah pucat. Miho jadi tak sabar. "Apa? Apa? Ayo baca, Anzu!"
Dengan penuh efek dramatis, Anzu menyambung penjelasannya.
"...lomba lari berpasangan dengan tiga kaki yang start-nya dari gerbang sampai finish di atap sekolah..."
Krik krik krik
"UUAAAPPAAAAAAAAAA ! ! ! ?" jerit murid kelas B yang ngebuat seluruh kaca di kelas itu pecah. Tak hanya kelas B, ternyata juga berlaku untuk kelas dua lainnya.
"BUSET, DAH! BEDA JAUH BANGET SAMA ANAK KELAS SATU DAN TIGA! NIE YANG NENTUIN LOMBANYA SIAPA, SIH? PSIKOPAT BANGET!" protes Jounouchi horror. Gimana gak kesal coba? Masa tingkatannya sebegitu jauh, sih?
"Hmm, berdasarkan yang tertulis di sini, yang nentuin lomba untuk kelas dua itu Karita-sensei," sambung Anzu sambil melirik daftarnya. Semuanya mendelik nista.
"WHAT THE F%*# IN THE HELL ! ! ?" umpat mereka. Tiba-tiba...
BRAAAAKK!
"WUOY! KALIAN BERISIK! LAGIAN KENAPA SIH JENDELA KELAS DUA PADA PECAH SEMUA ! ?" marah seseorang yang baru ngebanting pintu itu. Panjang umur, ntuh si Karita ternyata.
Murid-murid kelas itu langsung duduk di bangku masing-masing dengan wajah sok imut tapi sumpah amit-amit buncis.
"Pa-pagi, Pak!" sapa mereka. Gak peduli, Karita menoleh pada Anzu.
"Oi, Mazaki! Kamu panitia perwakilan dari kelas ini, kan?"
"I-iya... Kenapa, Sensei?" balas Anzu. Karita menyerahkan secarik kertas padanya.
"Ini daftar nama murid perwakilan lomba dari kelas kalian. Di situ ada enam orang, sedangkan masing-masing kelas diminta tiga pasang. Jadi, terserah kalian mau membagi kelompoknya bagaimana. Lombanya sudah dekat, jadi pikirkan secepatnya!" titahnya yang kemudian menggeser pintu kelas itu. Zeerr...
3
2
1
ZRUAAAAK! Belum sempat Anzu membaca kertas itu dengan deg-degan, mendadak seluruh murid kelas itu mengerubunginya dengan mata nyaris keluar saking penasarannya dengan jawaban dari pertanyaan 'apakah nama mereka termasuk dalam perwakilan lomba 'ganas' itu' yang memenuhi kepala mereka (Bingung? Author juga sama). Yang dikerubungi lantas kejepit.
"GAAAAAHH! GUE KEJEPIIIIIITT! MINGGIR KALIAAAAANN!" protesnya sambil mendorong orang-orang terdekat.
"Sebentar, Anzu! Kami penasaran!" pinta Mayumi yang namanya kini jadi terkenal karena dipakai untuk nama sebuah produk mayonnaise.
"Tapi gak usah pake acara ngejepit juga, kaleeee!" tanggap Anzu. Tak lama kemudian seseorang berhasil merebut daftar di tangannya.
"Gue dapet!" bangga orang yang ternyata Ryo itu.
"BERIKAAAAAANN!" Kontan semuanya terjun dan menimpa Ryo layaknya Kapal Titanic yang baru kebalik gara-gara nabrak gunung es.
"Heeeeeeellpp~!" lolongnya.
"Heaaaah~! Sedikit lagi~!" Yugi mati-matian merebut kertas di tangan si cowok berambut putih yang udah sakaratul maut itu. WALHASIL tetep gak nyampe karena tangannya pendek bin kecil. Ujung-ujungnya dia malah ikut kejepit di dalam samudera manusia (Lautan udah biasa) itu. Ckckck, kesian kesian kesian (Ala Upin&Ipin).
"DAPET!" Honda menjerit girang saat tangannya menggapai kertas itu.
"Woy, gue yang duluan megang!" tuntut Ryuuji yang ternyata turut memegang kertas itu.
"Gue!" Tarik Honda ke kanan.
"Gue!" Tarik Ryuuji ke kiri.
"GUE!"
"GUE!"
"GUE!"
"GUE!"
"STOOOOPP~! NTAR KERTASNYA ROBEEEEKK~!" tahan Hanasaki tapi dicuekin.
Akhirnya demi merebut daftar biadab itu, kelas 2-B pun langsung mengadakan Perang Dunia III. Buset, dah. Dasar murid-murid stress...
Setelah perang yang nyaris abadi, akhirnya berhasil dimenangkan oleh Nosaka Miho. Sambil menangis terharu, Honda pun memasangkan sabuk emas kepada Miho dengan bangganya. (Author dibakar karena makin ngaco.)
"Ehem, ehem." Ia berdehem sebelum membaca daftar itu.
"Jadi, perwakilan lomba lari berpasangan dari kelas 2-B adalah Mazaki Anzu, Mutou Yugi, Jounouchi Katsuya, Honda Hiroto, Bakura Ryo dan Nosaka Miho."
Krik krik krik kaing kaing miaaaaaww
"HHAAAPPPAAAAAAAHH ! ! ? ? ?" jerit makhluk-makhluk yang namanya baru saja disebutkan except si pembacanya sendiri yang luar biasa telmi. Ryo yang baru bangun gara-gara ketimpa bencana tadi langsung pingsan lagi saat mendengar kabar buruk itu.
Yang namanya kagak disebut sontak berbanzai ria karena gak perlu mengikuti lomba gila bin nista itu.
"Huwaaaaa! Kenapa gue harus ikut, siiiiihh?" tangis Anzu yang kemudian punggungnya ditepuki oleh Ryuuji yang berkata 'sabar, sabar...' dengan tampang sok alim.
'Gu-gue akan berusaha menang demi Miho-chan!' batin Honda.
'Uuuh, gue kan paling lemah kalau soal lari kecuali dalam keadaan terdesak...' keluh Yugi.
"Nee, teman-teman, ada tambahannya, nih." Cewek dengan rambut biru itu menunjuk ke bagian bawah daftar—yang berupa catatan kecil—kepada Yugi dkk yang berjalan ke arahnya dengan lemes. Tapi setelah membaca notes itu, mereka tiba-tiba menjerit dengan semangat 2013 (Masih lama, Men!)
"EEEEEEEHHH ? ? PASANGAN YANG MENANG AKAN MENDAPAT VOUCHER SEBESAR 10.000 YEEEEN ! ! ? ?"
Mendengar hal itu, para murid yang mata duitan—yang lagi asyik-asyiknya nyalain mercon saking senengnya walau nggak peduli di dalam kelas—kembali mengerumuni kertas itu sambil menerjang Yugi dan yang lainnya.
"YANG BENER? MANA, MANA?"
Akhirnya mereka membaca catatan kecil itu dengan backsound Yugi dkk yang menjerit kesakitan gara-gara kelindas. Kemudian dengan semangat membara, mereka berlarian gaje ke luar kelas sambil berteriak—
"KARITA-SENSEEEEII~ PILIH SAYAAAAAAA~!"
—yang menggema sampai ke tiap sudut lorong sekolah.
Kembali ke kelas 2-B, tampaklah Yugi dkk yang lagi pada sweatdrop.
"Oke, kembali ke pokok permasalahan," ujar Yugi yang memulai pembicaraan.
"Jadi, kita berenam bakal ikut lomba lari yang gaje itu." Anzu menanggapi.
"Lombanya akan dimulai besok," tambah Miho.
"Dan kita harus membagi tiga kelompok," sambung Honda.
"Lalu pemenangnya akan mendapat voucher 10.000 yen," imbuh Jounouchi.
"Karena itu, kita semua akan saling bersaing," ucap Ryo—yang ntah sejak kapan udah bangun.
Mereka saling bertatapan satu sama lain. Tak lama kemudian, percikan listrik tampak di mata mereka. Ryuuji yang tak ikut dengan gerombolan mata duitan tadi pun datang merusak suasana dengan membakar sate menggunakan percikan listrik itu. Kesal diganggu, Yugi dkk pun men-deathglare-nya tetap dengan listrik di mata mereka. Alhasil, Ryuuji ke luar dari kelas dengan badan gosong.
Jiah, padahal tadi mereka sebegitu shock -nya pas tahu diikutkan dalam lomba ekstra biadab itu. Tapi saat tahu akan mendapatkan uang begitu memenangkannya, mereka spontan membara. Dasar anak jaman sekarang, emang pada matre'... =_=' *digiles*
"Nah, sekarang ayo kita bagi kelompoknya!" cerca Anzu sambil menggulung ujung lengan bajunya ke atas.
"Emang mau dibagi kayak mana?" tanya Yugi yang selanjutnya dibalas dengan kata 'o, iya' dari si pemilik mata shappire itu.
"PAKE HOMPIMPA!" usul Miho semangat. Kelima orang selain cewek itu menatapnya horror.
"Kenapa?" tanyanya polos. Ryo beralasan, "Ng-nggak... Cuma..."
"Udaaaaah! Mumpung kelas lagi sepi, ayo kita lakukan!" Honda menumpu tangannya di depan yang kemudian diikuti oleh yang lainnya.
"HOMPIMPA ALAIYUM GAMBRENG!" Malu banget, dah.
Setelah hompimpa, akhirnya terbagilah tiga kelompok dengan anggota:
1. Mutou Yugi—Nosaka Miho
2. Bakura Ryo—Mazaki Anzu
3. Jounouchi Katsuya—Honda Hiroto
Jounouchi dan Honda reflek bertos ria karena sekelompok. Walau pun sedikit kesal tidak berpasangan dengan Miho, ia udah bersyukur bisa bersama sahabatnya sejak SMP itu.
Anzu menatap Ryo seolah-olah mengatakan 'Bakura-kun, kita harus berusaha sekuat mungkin!'. Ryo mengangguk sambil memasang senyum khasnya.
Sedangkan Yugi...
"Yugi-kun, kita berjuang, ya!"
PRAAAAAAANG!
Mati...gu...e...
Dia udah serasa terjun dari pesawat ke jurang terdalam karena musti sekelompok sama Miho. Masalahnya bukan karena gak sudi atau yang sejenisnya, sih. Yugi bukan orang yang suka pilih-pilih. Dia punya alasan tersendiri.
'Partner, elo kenapa?' tanya seseorang yang menggema dalam pikiran Yugi. 'Eh, diriku yang satu lagi...'
'Kalian dari tadi lagi pada ngapain sih? Kalo gak salah ada yang salto malah. Gue bingung ngeliatnya. Ada perayaan apa, nih?' tanya Atem lagi. Ya iyalah. Siapa sih yang gak bingung ngeliat pemandangan gaje itu?
'Itu... Lusa hari Senin kan hari jadi Kota Domino tuh. Jadi gue, Jounouchi-kun dan yang lainnya bakal ikutan lomba lari berpasangan. Sayangnya, gue berpasangan sama Miho-chan...' jelas Yugi.
'Nape? Lu ogah?'
'Bukan itu. Gue ini lemah, ntar malah nyusahin doang. Kalo sama Jounouchi-kun atau Honda-kun sih gak masalah, soalnya mereka kenceng larinya. Tapi kalo bareng Miho-chan? Ntar ujung-ujungnya malah kalah karena dia gak terbiasa sama kekurangan gue. Gue kan gak enak, mana dia orangnya polos, lagi. Kalo dia nangis, takutnya gue dihajar sama Honda-kun.' Yugi mengadu. Dirinya yang satu lagi mengangguk pelan.
'Oke, gue paham. Ntar gue yang bakal ngegantiin elo dalam lomba lari itu,' ungkapnya. Mata Yugi pun berubah jadi terang benderang, tapi kembali redup seketika. (Mank lu kira senter bisa terang ma redup apa?)
'Tapi... elo kan capek gara-gara pertandingan di battle city dan menyelamatkan Anzu tempo hari...' lirihnya.
'Halaaaaahh, apa sih yang nggak buat elo? Tenang, gue kuat lari, kok!' balas Roh Pharaoh itu. Yugi menangis terharu.
'Makasih, diriku yang satu lagiiiiii~!' Ia nyaris memeluk Atem tapi UNTUNG dengan cepat ditahan oleh sasaran pelukannya itu.
'STOP! Ini bukan fic yaoi! Ntar penulisnya muntah!'
'Iye, iye. Tapi kan niat gue bukan untuk yang kayak begituan juga, kale,' cibir Yugi. Atem hanya angkat bahu.
'Btw, pasangan Anzu siapa?' Ia kembali bertanya. Si penyusun Millenium Puzzle itu menautkan sebelah alisnya.
'Kok jadi mendadak nanyain tentang Anzu, sih?' selidiknya penuh kecurigaan. Atem memalingkan muka.
'Emang masalah kalo gue nanyain tentang dia?' dalihnya.
'Nggak, kok. Heran aja. Jadi gini, Anzu sekelompok sama Bakura,' ucap Yugi.
CTAAAAAAAAAARRR~~!
Atem udah serasa kayak disambar petir di pagi bolong (?). Tapi dengan nada sok cuek, dia ber-oh ria. 'Oooh.'
Tak lama setelah itu, dia diem dengan tampang acuh tak acuh. Padahal dalam hatinya, Atem udah kayak Gunung Krakatau yang baru meledak—eh, meletus. Ia udah kebakaran sama api yang kalau di saat begini disebut api kecemburuan (?); yang muncul karena perasaan gak sudinya atas sekelompoknya Anzu dan Ryo. Sirik banget, dah. Tapi ni orang sumpah hebat bener, bisa tenang kayak gitu. Mungkin dia punya prinsip 'Stay cool di luar, ancur di dalam' kali, ye?
'Elo kenapa?' tanya Yugi memecah keheningan saat melihat raut masam dari dirinya yang satu lagi itu. Atem mengelak.
'Nggak. Gak ada apa-apa.'
'Elo cemburu?' Atem yang lagi nelen ludah saking tegangnya sontak kesedak mendengar pertanyaan—atau mungkin pernyataan—jasad pinjamannya itu.
'UHUK! Maksud lo—UHUK!—apa, Partner?'
'Elo suka sama Anzu, kan?'
CTAAAARR~! JEGLEEEEERR~! BLAAAAAAARR~!
Kali ini petir di pagi bolong menyambar Atem dengan jumlah yang lebih banyak. Masih kaget dengan pernyataan tadi, badannya pun bergetar, matanya terbelalak, mulutnya mangap-mangap— *lebay*.
'WTFITH? JANGAN ASAL BICARA, PARTNER!' hardiknya setelah dapat mengendalikan diri. Yugi mengindikkan bahu.
'Gue tau lo bohong~ Percuma aja, diriku yang satu lagi. Kita ini sehati, jadi gue tau apa yang lo pikirkan.'
Karena udah di ujung tanduk, Atem pun berniat mencari jurang terdalam yang paling nyaman untuk diterjuni di dunia ini.
Ogah berlama-lama ngeliat tampang detektif gadungan dari Yugi, Atem pun mengaku.
'Oke, oke. Gue suka sama Anzu. Puas lo? Lagian, kok elo bisa tau, sih?' tanyanya di sela-sela akuannya sambil menyambunyikan wajahnya yang udah menyamai crayon author yang warnanya hijau. (Dilemparin crayon merah ma readers.)
Yugi ngakak ngeliat pemandangan langka itu. Tapi saat mendapatkan coldglare dari si 'pemandangan langka', nyalinya pun menciut dan segera memberikan penjelasan.
'Sebenernya gue nebak-nebak aja, sih. Soalnya pas Anzu diculik Yakou tempo hari, gue liat kayaknya elo yang paling heboh. Yang di dalam gedung juga, elo shock banget karena gak bisa nyentuh Anzu. Terus, elo juga marah pas Deschutes bilang elo gak cocok sama Anzu. Asal lo tau, ya. Gue ngakak pas ngeliat i—UEEEEEKKKHHH!!!' Yugi mendadak dicekek ma Atem.
'JANGAN BAHAS YANG ITU! YANG LAIN!' ancamnya sambil melepas cekikannya dari Yugi yang udah ngangguk-ngangguk.
'Terus, elo juga marah pas Yakou megang-megang An—WADAW!' Millenium Puzzle sukses mendarat dengan tidak mulus di kepala Yugi. Atem masang tampang angker.
'ITU GAK BEDA JAUH, BEGO!' gertaknya. Yugi cemberut.
'Yang minta siapa yang marah siapa. Hiiiiihh!' desisnya. Atem melotot sambil ngancam, 'Ntar gak gue bantuin lomba larinya, lho!'
'Eh, iya iya! Ampuuuun! Cuma satu lagi, kok!' pinta Yugi. Atem menautkan alisnya penasaran. 'Yang mana, tuh?'
'Gini, lho. Baru-baru ini gue ada dapet pengelihatan saat elo ngambil alih tubuh gue di masa-masa gue baru nyelesein Millenium Puzzle. Cuma satu gambaran, sih. Kalo gak salah Kokurano-kun juga ada di dalamnya. Di gambaran itu elo bilang kalo Anzu yang lagi tidur itu manis ba—'
'AAAAHH! CUKUP!' Atem ngebekep mulut Yugi dengan muka yang udah merah banget. Sebenarnya saat itu dia gak sengaja ngucapin hal itu dan jadi malu sendiri. Tahu-tahu sekarang malah ketahuan. Pasti malu banget atuh. Fufufu...
Sambil melepaskan tangan Atem darinya, Yugi nyengir dan berkata, 'Berarti elo suka sama Anzu dari dulu, ya...?'
'ELO SENDIRI JUGA SUKA SAMA ANZU, KAN?' tuding Atem. Muka Yugi ikutan merah. Cengirannya luntur seketika. 'HAPAH?!'
'MASANYA JUGA SAMA DENGAN SAAT ITU! PAS SI KOKURANO MEGANG-MEGANG TANGANNYA ANZU, ELO JUGA MARAH, KAN?'
'APAAN, SIH! KALO ELO EMANG UDAH NAKSIR ANZU DI MASA ITU, BERARTI ELO JUGA MARAH!'
'AAAPPPAAAAAA!'
Akhirnya terjadilah perang mulut yang diikuti dengan nama seluruh penghuni kebun binatang di antara keduanya. Perang mulut itu pun dilanjuti dengan perang jambak. Bosan berkelahi ala cewek, mereka pun mulai tanding smack down (?). Tapi karena ending-nya tetap seri, mereka pun mengakhiri pertengkaran konyol itu dengan muka biru-biru.
Atem melirik Yugi sambil berujar, 'Emang gak masalah kalo begini, nih?'
'Eh?' Yugi menoleh. 'Maksudnya?'
'Kita berdua kan suka Anzu, nih. Jadi gimana?' Atem bertanya lagi. Yugi merengut.
'Udah, deh. Gue ngedukung elo sama Anzu, kok. Gue ini gak cocok sama dia.'
'Atas dasar apa lo ngomong kayak gitu?' sahut Atem, walau pun rada hip-hip hura dalam hatinya. Yugi sedikit malu mengatakannya, takut dikira anak kecil ntarnya. Tapi diungkapinnya juga.
'Lo tau, gak? Gantungan kunci yang Anzu beri ke kita itu bisa meramal. Pas dites antara gue dan dia, ternyata gak cocok. Tapi pas elo yang make... Yaaah, gitu deh!' akunya mendayu-dayu. Atem sweatdrop.
'Partner, itu cuma mainan. Mana bisa meramal. Kebetulan aja kali,' ucapnya menenangkan. Yugi menunduk, setelah itu kembali menatap Atem. Ia ingin mengungkapkan kebenaran itu, bahwa sesungguhnya Mazaki Anzu juga menyukai Atem.
'Diriku yang satu lagi,' panggilnya. Yang dipanggil menyahut, 'Hn? Elo udah paham?'
'Bukan itu! Gue mau bilang sesuatu yang bakal ngeyakinin elo kalo yang cocok sama Anzu itu emang elo!' selorohnya yang membuat Atem menaikkan alisnya tinggi-tinggi nggak ngalahin tingginya rumah author. Baca baik-baik, gue bilang nggak!
'Sebenarnya Anzu itu suka sama e—'
"Yugi! Ngapain bengong dari tadi?" tegur Anzu sambil menepuk keras punggung Yugi yang langsung tersadar dari pikirannya. Ia melirik cewek yang memukulnya itu sambil meringis.
"Duuuh! Sakit, Anzu!" protesnya sambil mengusap-usap punggungnya. Anzu menghela napas sambil memutar bola matanya.
"Habiiiss, saat diskusi tadi kau bengong terus, sih. Ngomongin apa sih sama dirimu yang satu lagi? Seru banget kayaknya."
"Ne? Diskusiin apa?" Yugi tampak bingung.
"Ya diskusiin tentang lomba lari lusa, lah. Jadi gini, besok kita adakan latihan lari yang lintasannya di sekitar alun-alun Kota Domino. Berusaha datang jam setengah tujuh pagi karena udaranya masih segar buat lari. Jelas?"
Yugi melotot sebesar bola basket.
"AAAPPAAAAA ! ! ? BESOK KAN HARI MINGGU! RAME DONG! TERUS BESOKNYA JUGA HARI JADI KOTA DOMINO, BAKALAN LEBIH RAME DARI BIASANYA! GIMANA MAU LARI ? ? ! !" jeritnya. Anzu tertawa.
"Justru keadaan begitu yang cocok buat latihan. Kita akan lari di antara keramaian itu."
Yugi bengong.
"Udahan, ya. Gue mau ke kantin dulu, jaa!" pamit Anzu sambil ninggalin Yugi yang masih mangap.
Cowok mungil itu nelan ludah. Tapi dirinya yang satu lagi muncul dan menenangkannya.
'Tenang, Partner,' ucapnya. 'Gue akan berusaha dalam latihan besok, dan memenangkan lomba lari itu!'
"Diriku yang satu lagi..." Yugi menatap Atem, kemudian mengangguk.
"Oke! Gue taruh kepercayaan gue ke elo!"
Atem tersenyum. Sebenarnya ia ingin menanyakan hal yang sempat tertunda tadi, tapi... mungkin sekarang belum saatnya. Lomba itu lebih penting! Ia tak boleh mengecewakan partner-nya!
Lalu bagaimanakah keadaan Yugi dkk dalam latihan lari besok? Apakah mereka akan kejepit? Keinjak? Kelindas? Atau malah mereka bisa dengan luwesnya berlari dalam samudera—again—manusia itu? Mohon tunggu chapter selanjutnya!
TO BE CONTINUED
Ai-chan: "Selesai juga ch 1-nya. Gue gak nyangka jadi multy-chapter gini. padahal niatnya one-shot. Fiuh..." (Nyeka keringat, dilempar meja ma Y. Yugi)
Y. Yugi: "Gak mutu banget ni cerita! Mending nyambungin Bad Hotel!"
Yukihana: "BAWEL!"
Ai-chan: "Sori kalo ch ini masih rada gaje! Ch ini emang penuh dg interaksi antara ma Yugi dan belum ada tanda2 revolutionshipping. Tapi ntar di ch selanjutnya bakal penuh dg perlombaan, kok! Insyaallah!" (Peace) "And for Ya-chan, aku harap kau suka fic ini! Sori klo rada garing! Kayaknya akhir2 ini sense humorku menurun, nih!"
Honda: "Yugi! Gue gak bakal ngebiarin elo ngelakuin yang aneh2 ke Miho-chan!" (Nodongin golok ke Yugi)
Yugi: "GAK BAKAL!"
Yukihana: "O, iya. Thor, lu ngarang tanggal 23 April tu dari mana, sih? Terus, bukannya Yugi dkk itu kelas 1, yah?"
Ai-chan: "Nice question, Yukihana! Yugi dkk itu udah kelas 2, soalnya di vol 16 Honda pernah bilang klo mereka udah pergantian kelas gitu. Otomatis itu awal Bulan April, kan? Dan kalo gue hitung harinya (pakai tahun 2012), battle city selesai sekitar tanggal 11-an. Buat masa YGO R gue buat dari tanggal 12-20. Terus masa di fanfic ini dibuat dari tanggal 21-28. Dan dari tanggal 29, baru masuk ke cerita di vol 32. Sebulan kemudian di vol 38, baru Yugi dkk pergi ke Mesir! Gitu, deh. Sori kalo berbelit2! Kalo bingung, silakan pahami sendiri dengan melihat tanggal di B. April th 2012 dan cocokkanlah harinya."
[Buat yg g tau YGO R, itu masanya di antara YGO vol 31 dan 32. Dan masa fic ini di antara YGO R dan YGO vol 32.]
Jou: "Waduh, ribet bgt! Knp gak sembarang ngarang aja?"
Ai-chan: "Ini kan bukan fic AU! Gue gak mau beda dari yang di komik! Harus diperhitungkan! And minna, tolong jgn minta gue utk ubah bhsnya ke baku. Klo utk humor, bhs 'elo-gue' udah mendarah daging ke gue!"
Anzu: "Author, cepet aja ditutup, deh! Buang-buang halaman aja!"
Ai-chan: "Iiikkhh! Ketus amat, sih! Kalo gitu ayo ngumpul sini!" (Narik all ke tengah2, narik napas)
All: "REVIEW PLEASEEEE~~!"
Mohon pencet tombol biru-ijo di bawah ini dengan semangat libur sekolah yang membara! Semoga libur kita menyenangkan! Amin...!
