Ketika Hangyul ditanya;
"Lo sama Kak Suwoong apaan sih?"
Cowok teksip'17 itu cuma senyum ganteng, lalu menjawab, "Tanya aja sama Kak Suwoong."
"Serius badakkkkkk."
Hangyul ketawa. "Lah tanya sendiri napa."
Jun baru mau nyembur Hangyul pake kopi susu, tapi sasarannya buru buru matiin rokok terus berdiri. "Mau kemana lo? Bang Timo belum nyampe juga."
Hangyul menjarah minuman Jun sebelum menjawab, "Kak Suwoong dah kelar kelas jam segini. Ntar gue balik."
.
.
Ketika Suwoong ditanya;
"Woong, lo sama si Hangung pacaran? Sama berondong lo?"
"Hangung sapa si anjir. Hangung herkules?"
"ITU LOH ANAK TEKSIP 17 A YANG TIAP PULANG KULIAH NUNGGU DEPAN GEDUNG F."
Suwoong mendengus, "Gausa ngegas anying. Hangyul namanya, enak aja ngubah nama orang."
"Pacaran lo?" tanya Minki
"Hah? Kagak." Lalu ponsel Suwoong bergetar, "Ki, gue duluan ya. Hangyul udah jemput."
.
.
"Kak."
"Hmm?"
Hangyul ketawa, Suwoong yang awalnya lagi lagi fokus ig langsung nengok.
"Apanya yang lucu?"
Setelah tertawanya reda, Hangyul melirik Suwoong. "Hmmm nya lo sok keren banget wkwk."
"Yeeeeee. Ketawa lagi gue sembur teh botol nih?"
"Iya iya sayang."
Giliran Suwoong yang ketawa.
"Udah ketawanya?" tanya Hangyul pelan sambil ngeliatin Suwoong, lagi kena lampu merah makanya bisa nengok.
Suwoong mengangguk, lalu menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. "Udah udah. Oiya manggil tadi kenapa?"
"Tadi Junyoung nanya."
"Apa?"
"Ya gitu, nanyain kita ini gimana."
"Terus lo jawab gimana?"
"Ya gue sautin suruh nanya ke lo aja gitu kak."
Lampu lalu lintas berganti menjadi hijau dan pajero sport hitam itu kembali melaju.
"Minki tadi nanyain gitu juga."
"Jadi?"
Suwoong natap Hangyul yang lagi fokus nyetir, mobilnya udah mulai masuk ke perumahan Suwoong.
"Ya emang kita gak pacaran kan ya?"
"Belum," ralat Hangyul.
Suwoong tertawa. "Iya, iya belum."
"Gak mampir dulu?" tanya Suwoong ketika Hangyul tidak mematikan mesin mobil. Mereka sudah tiba di depan pagar rumah Suwoong.
"Gak deh, mau ngumpul di warkop."
Suwoong memicingkan matanya, lalu telunjuknya terangkat naik. "Awas ngerokok ya lo!?"
Hangyul tersenyum. "Iya iya sayangku."
"Jangan pulang malem-malem."
"Cerewet bener mulutnya."
Lalu Hangyul mencondongkan badannya ke arah Suwoong. Membungkam Suwoong dengan ciuman dalam yang intens.
Tautan itu terlepas tepat setelah Hangyul menghisap kuat bibir bawah Suwoong.
"Bibir gue ntar dower!" protes Suwoong sambil menoyor kepala Hangyul.
"Ya kan makin enak hehe."
.
.
.
