Happy Reading!

" Tou-san, Kaa-san, tolong Naru, Naru kedinginan..." Ratap seorang anak.

Di tengah dinginnya tempat berpijak, hanya salju dan es sejauh mata memandang. Seorang anak berumur 13 tahun bersurai pirang dengan mata secerah langit, terus berjalan mencari tempat berteduh untuk menghangatkan tubuhnya, sudah 2 hari dia terus berjalan, dengan pakaian yang minim melekat ditubuhnya.

" Tou-san, Kaa-san, maafkan Naru, Naru berjanji akan menjadi anak yang baik." Ucapnya walaupun bibirnya telah membiru sangking dinginnya tempat itu.

Berjalan, terus berjalan, ia terus berusaha melawan maut yang berada tepat di depan matanya. Sampai tiba saat dia melihat sebuah rumah yang sederhana tak jauh darinya, harapan telah muncul di hati sang anak. Berharap ia akan mendapatkan bantuan.

Tok..tok..tok

" Permisi, apa ada orang di dalam?" Suaranya hampir tak keluar dari pita suaranya.

" Iya, Sebentar.." Dari suaranya, kita dapat menandakan bahwa dia adalah seorang wanita.

Tak lama kemudian, muncul seorang wanita yang bersurai biru langit

" Ada ap-, Tatsumi?" Wanita itu langsung memeluk sang anak yang sedang kebingungan meliat wanita itu tiba-tiba memeluknya sambil menangis.

" Obaa-Chan? Aku bukan Tatsumi" Tanya Naru.

" Eh?" wanita itu menatap sang anak dari ujung rambut sampai ujung kaki, merasa salah orang, wanita itu nampak bersedih.

" Ada apa nak, kau punya urusan denganku?" ucapnya dingin, tanpa meminta maaf.

" Obaa-chan, bolehkah aku menginap disini? Aku tidak memiliki tempat untuk tidur." Pinta anak itu

" Memangnya dimana orang tuamu?"

" Aku dibuang oleh mereka.."

" Dibuang? Ditengah es begini? Kenapa kau dibu-" belum ia selesai bicara, sang anak langsung memotong ucapannya.

" Karena aku tidak memiliki chakra."

.

.

.

Takatsuki Akira Present:

Filthy, Defiler, Disgrace

.

.

Warning!

Overpower!naru, Smart!naru, OCC, Typo, Author Pemula

.

.

Genre: Adventure, Friendship, Action, Family, Romace

.

.

Rating:

T

.

.

Chapter 1

Datangnya kasih sayang~

.

.

Didalam rumah yang sederhana, tampak beberapa perabotan yang menghiasi rumah seadanya, terdiri dari ruang tamu, 2 kamar yang sederhana, dibelakangnya terdapat dapur beserta meja makan untuk 2 orang, disampingnya terdapat kamar mandi.

Kini sang anak sedang duduk di ruang tamu berhadapan dengan seorang wanita, wanita itu sedih mengetahui nasib sang anak, bagaimana bisa ada orang tua yang begitu kecam terhadap anaknya?

" Jadi, bisakah kau mengenalkan dirimu." Ucap wanita itu.

" Namaku Uzumaki Naruto, dulu margaku Namikaze sebelum aku dikeluarkan dari keluargaku." Matanya menunjukkan betapa sedihnya ia sekarang.

" Namaku Esdeath, sebetulnya aku bukan berasal dari sini, jadi bisakah kau menceritakan kenapa kau dibuang?" Senyumannya memiliki karismatik seorang Pemimpin.

Muncul tanda tanya di pikiran Naruto, ' Bukan berasal dari sini?', ia menepih dulu pertanyaan itu, nanti ia akan tanya.

" Aku dibuang karena aku tidak memiliki kekuatan, berbeda dengan adikku, Narumi yang Seorang Jinchuriki memiliki kekuatan yang hebat ditambah dia dapat menggunakan Mokuton, Elemen legendaris, dia agung-agungkan oleh warga desa karena dia telah menyelamatkan desa itu, desa Konoha. Aku dikucilkan seakan-akan aku tidak pernah hidup. Hal itu memuncak ketika seseorang mengatakan bahwa adikku ialah orang diramalkan akan mendamaikan dunia. Sampai suatu saat;

Flash Back

Seorang anak sedang duduk si sebuah ayunan, angin memainkan rambut indahnya, melihat anak-anak bermain sesamanya, atau sedang bercengkrama dengan orang tua mereka, anak bersurai pirang itu hampir menangis, nampak dari ujung matanya yang telah berair

' Kenapa nasibku begini, aku ingin memiliki banyak teman, dan kasih sayang orang tua, tapi, kenapa, apakah gara-gara adikku, Narumi. Tidak, aku tidak boleh menyalahkan Narumi, mereka perhatian terhadapnya agar ia tidak lepas kendali.' Batin sang anak yang kita ketahui bernama Naruto, walaupun pada dasarnya itu mutlak gara-gara Narumi, tapi Naruto berusaha agar tetap berpikir Positif.

Tiba-tiba muncul seorang Anbu dihadapan Naruto, memakai topeng Bear. " Naruto-sama, anda dipanggil oleh Hokage ke kantornya." Ucap sang Anbu

" Baiklah Anbu-san." Dengan begitu sang Anbu langsung menghilang dengan Shunsinnya.

" Ada apa ya, tak biasanya Tou-san memanggilku." Muncul firasat aneh di diri Naruto, tapi dia menepisnya, berusaha untuk tetap berpikir positif.

Naruto beranjak dari tempatnya, lalu melangkahkan kakinya menuju ke Kantor sang Pemimpin Desa, di tengah ramai nya desa, beragam-ragam tatapan tertuju padanya, ada yang menetapnya dengan raut wajah menjijikkan, benci, iba, dan lain-lain.

" Lihat itu, si anak yang tidak memiliki Chakra, memalukan nama Namikaze saja."

" Kenapa bisa anak itu berani menampakkan wajahnya di depan kita?"

" Ssst, suaramu terlalu keras, nanti dia bisa mendengarmu."

" Kasihan sekali dia, gara-gara Kyuubi, hidupnya berubah total."

Ucapan-ucapan itu seakan-akan menusuk Jantung Naruto, Naruto menahan amarahnya di depan warga, menahan godaan iblis yang mencoba mengganggunya. Andai saja Naruto tak mendengar ucapan terakhir dari salah satu warga, mungkin dia akan terjerumus ke dalam lingkup kuasa kebenciaan.

' Untunglah masih ada yang perhatian terhadapku rupanya.' Batin sang anak.

Anak itu terus melangkahkan diri kakinya, sampai sebuah panggilan menginterupsi pekerjaan yang sedang kerjakan.

" Hei Naruto!." Suara yang indah bagaikan melodi lagu yang sedang dimainkan, membuat yang dipanggil menoleh kepadanya.

" Oh Ino, ada apa?" Walaupun Naruto tidak memiliki banyak teman, Tapi ia memiliki seseorang yang ia percayai, teman pertamanya, Yamanaka Ino, entah kenapa ia selalu baik terhadap Naruto, padahal banyak anak-anak lain menghindar darinya. Ia selalu mencoba menghibur Naruto, agar Naruto tidak kesepian, Ino tau tentang keadaan Naruto yang dikucilkan di kalangan warga desa dan bahkan keluarganya sendiri, makanya dia dengan senang hati berteman dengan Naruto, mengurangi beban yang diapit oleh Naruto

" Kok ada apa sih, kan aku hanya ingin menyapamu." Rengut sang gadis, menambah kesan imutnya.

" Hehehe... Gomen, sedang apa kau disini?" tanya Naruto, mencoba menenangkan Mood gadis itu.

" Aku habis latihan di Training Ground, lalu maunya sih langsung pulang kerumah, eh tiba-tiba aku melihat kamu disini." Kata Ino sambil tersenyum 11 jarinya.

" Kau seakan-akan melihat keajaiban aku berada disini." Rengek Naruto.

" Habisnya sih, kamu selalu dibawah pohon itu, selalu bermain ayun-ayunan."

" Aku dipanggil ke kantor Hokage, ada sesuatu yang ingin dibicarakan Tou-san."

Muncul rasa khawatir di hati Ino, " Tidak biasanya kau dipanggil Tou-sanmu," menjeda perkataannya, " Firasatku tidak enak."

" Aku pun sama." Naruto menundukkan pandangannya kebawah, berusaha memikirkan tentang firasatnya, " Kau merubah penampilanmu." Kata Naruto melihat pakaian yang Ino kenakan.

" Emangnya salah apa? Aku merubah pakaianku agar lebih modern." ( Pakaian Ino di cannon, hanya saja dulu pakaiannya berbeda.)

" Tidak, hanya saja kau lebih cantik." Naruto seakan-akan tak bersalah mengucapkan kata-kata itu, dasar Naruto yang tidak peka.

" I-iyakah? Hehehe...Te-terima ka-kasih, Na-naruto." Muncul Rona merah yang hinggap di pipinya.

" Huh?.." Tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Ino. " Ino, kau telah sampai tuh."

" E-eh? Iyaa, sampai jumpa Naruto. Kapan-kapan, ayo kita ke Ichiraku bersama!" Ino melambaikan tangannya ke Naruto.

" Iya, sampai jumpa lagi, Ino." Naruto membalas lambain Ino

Tapi, entah kenapa Naruto merasakan dia tidak akan berjumpa lagi dengan Ino dalam waktu dekat, begitu juga dengan Ino, dia merasakan akan berpisah dengan Naruto. Mungkin mereka tidak akan berjumpa dalam waktu dekat, iya, mungkin akan sangat lama.

' Semoga kita berjumpa lagi, Naruto-kun.' Batin ino, tak terasa dia menyelipkan suffix -kun dibelakang nama Naruto.

Di Kantor Hokage

Tok tok tok...

" Masuk." Ucap seorang Pria yang mulai memasuki kepala 4 itu, ia duduk dibelakang meja kerjanya. Sambil memainkan kunai khusus Hiraishinnya itu.

Dengan begitu masuklah seorang anak bersurai pirang bermata biru secerah langit, sangat mirip dengan sang Yondaime yang sedang duduk itu,yang membedakan mereka hanya umurnya saja, yang kita kenal bernama Naruto.

" Ada apa Tou-san, kau memanggilku?" Tanya naruto yang berdiri didepan sang Ayah, Minato Namikaze.

" Naruto, maafkan aku." Ujar sedih a.k.a Minato

" Untuk ap-" belum sempat Naruto menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba seseorang memukul tengkuk naruto. Menyebabkan ia jatuh pingsan.

Flash Back End

" Begitu aku bangun, aku sudah berada di tempat ini." Naruto menyelesaikan ucapannya. Tangan Esdeath mengeras mendengar cerita pilu itu.

" Dasar Orang tua brengsek, tanpa menjelaskan apapun, dia langsung membuang seorang anak kecil." Esdeath melepaska KI nya, udara sekitar mereka seakan membeku mendengarkan deru nafas Esdeath.

Merasa Keadaan menjadi berbahaya , Naruto mencoba mengalihkan pembicaraan, agar Esdeath teralihkan perhatiannya.

" Jadi Esdeath Baa-chan, apa maksudmu kau bukan berasal dari sini?" Tanya Naruto.

' Anak ini mampu bertahan dari KI ku, anak ini punya potensi.' Batin sang wanita, " Hei nak, aku masih muda, aku belum menjadi tante-tante tau!" Perhatian Esdeath teralihkan oleh ucapan Naruto. Mendengar itu Naruto Sweardrop, ' Kok itu yang membuatnya teralihkan sih, bukan pertanyaanku.' Batin Naruto.

" Go-gomen, Esdeath-san, aku tidak bermaksud mengejekmu."

" Aku berasal dari dimensi lain." Tiba-tiba nada Esdeath berbicara berubah serius.

" ha..ha ..ha.." Tertawa garing Naruto, " Kau bercanda kan?"

" Aku serius nak!" Ancam Esdeath.

" Termasuk Tatsumi?"

" Jangan sebut nama dia didepanku! Dia telah mengkhianatiku." Sorot mata Esdeath menampakkan kekecawaan yang sangat.

" Maksudmu?" Tanya Naruto.

" Kami terdampar disini, dipindahkan oleh seseorang yang memiliki kekuatan mengendalikan ruang dan waktu, saat itu aku sedang bertarung melawan Tatsumi, lalu beginilah keadaanku sekarang." Esdeath merentangkan tangannya, menunjukkan keadaan hidupnya sekarang.

" Kau bertarung melawan Tatsumi, bagaimana bisa?"

Esdeath menarik nafas yang dalam, sebelum melanjutkan ceritanya. " Ini akan memakan waktu nak, untuk menceritakan kisahku."

" Tak apa Esdeath-san, kita memiliki banyak waktu kok." Naruto meyakinkan Esdeath.

" Baiklah aku akan meringkaskan ceritaku." Seraya Esdeath berpikir, lalu melanjutkan, " Aku adalah seorang Jenderal kerajaan. Jadi sudah tugasku memberantas pasukan Pemberontak, yang menamai diri mereka 'Night Raid'. Tapi sialnya nasibku melawan Tatsumi yang ternyata telah bergabung dengan Pasukan Sialan itu."

" K-kau adalah seorang Jenderal." Mata Naruto membulat mendengar itu.

" Iya. Aku tidak bohong." Esdeath meyakinkan Naruto.

" Berarti kau itu sangat kuat, pasti memiliki kekuatan yang luar biasa." Naruto menyadari bahwa dimensi dimana Esdeath berasal memiliki berbagai macam kekuatan, seperti orang yang dapat mengendalikan ruang dan waktu itu. Memang Naruto sangat pandai dalam berspekulasi, sebuah kasus.

Esdeath mengangguk mengiyakan ucapan naruto, lalu Esdeath menjetikkan jarinya, muncullah puluhan tombak Es mengelilingi Esdeath.

" Wow, keren. Aku juga ingin memiliki kekuatan itu." Naruto sangat tertarik untuk memiliki kekuatan itu.

" Iya kan? kekuatanku sangat hebat." Esdeath membusungkan dadanya, bangga dengan kekuatannya. " Begitu aku dan Tatsumi terperangkap disini, kami memutuskan untuk angkat senjata sementara sampai kami kembali, sebenarnya aku sangat mencintainya, makanya mudah saja bagiku untuk memaafkannya. Kami membangun gubuk disini, hidup kami sangat tenang, sampai 2 bulan lalu, dimana portal yang menghisap kami terbuka, dia pergi seorang diri meninggalkanku disini, sendirian. Aku sangat kecewa kepada nya, walaupun hatiku tak bisa membencinya, Tapi dadaku sangat sakit," Esdeath menunjuk kearah hatinya. Lalu melanjutkan, " Dia pasti kembali ke kelompoknya itu, jadi aku memutuskan untuk terus hidup, kembali ke duniaku, meminta penjelasan kepada Tatsumi, Aku terus mencari informasi tentang dunia ini, aku telah mengerti sekitar 70% tentang dunia Shinobi ini. Tapi ada satu hal yang membuatku sangat tertarik." Ucap Esdeath.

" Apa itu?" Naruto sangat serius mendengar cerita Esdeath.

" Aku ingin melawan Si Hantu Uchiha, Uchiha Madara." Seringai mengerikan tersungging di wajah Esdeath. Membuat bulu kuduk Naruto berdiri.

" Madara? Dia itu sangat kuat, dia mampu meratakan gunung dengan kekuatannya, hanya Kami no Shinobi, Senju Hashirama saja yang dapat menghentikannya." Gidik ngeri Naruto.

" Karena itu aku sangat tertarik." Esdeath menjilati bibir bawahnya.

' Oh tidak, aku harus mengalihkannya.' Batin Naru, " Jadi bagaimana cara kau kembali ke duniamu, Esdeath-san?"

" Menurut perkiraanku, mungkin 1 bulan lagi, tapi mengingat Tatsumi menyerap energi portal itu agar ia dapat kembali, mungkin 3 tahun lagi." Esdeath meletakkan tangannya di dagu, pose orang berpikir.

" Itu terlalu lama."

" Karena itu aku memutuskan untuk melatihmu, bocahku." Tatapan Esdeath tepat tertuju ke iris mataku, menatapnya tajam.

" Tapi aku lemah, aku tidak memiliki chakra." Naruto menundukkan pandangannya. Kecewa, itulah yang Naruto rasakan.

" Tidak, kau bisa memiliki kekuatanku nak, aku akan mengekstrak kekuatan ku untukmu."

" Tapi bagaimana denganmu?" Tanya Naru.

" Kekuatanku akan kembali setelah 1 bulan istirahat, jadi tak ada alasan bagimu nak untuk menolakku, aku iba kepadamu, aku ingin membantumu sebisaku, lalu terserah kau akan membalas dendam atau tidak." Lalu Esdeath mengangguk-ngangguk tidak jelas.

" Terima kasih, Nee-chan, tapi aku tidak akan balas dendam, aku akan menolong orang lain, aku tak ingin ada orang lain yang menderita sepertiku." Tak terasa air mata Naruto mengalir dengan derasnya, akhirnya dia merasakan apa itu kasih sayang.

Esdeath mendekati Naruto, memeluknya, " Sungguh hati yang suci, Otouto." Esdeath membelai rambut Naruto dengan lembut, " Dan persiapkan dirimu untuk merasakan latihanku, Naru."

" Baik, Nee-chan." Tangis naruto semakin deras. ' Terima kasih Kamii-sama, akhirnya aku merasakan apa itu kasih sayang.' Dengan begitu terjalinlah hubungan kakak-adik antara mereka.

3 TAHUN KEMUDIAN

Suasana yang sunyi, Es membentang luas, hanya suara deru air yang mengalir di hulunya, air yang dingin, karena diluar tak tampak adanya kehidupan lain selain wanita dan anak remaja disebuah rumah yang sederhana, seorang remaja bersurai putih karena beban latihan yang telah dia emban memanjang sampai bahunya, diikat agar rambutnya tidak menggangu aktivitas yang sedang ditekuni ( seperti rambut Itachi ), tampan, kata itu yang cocok untuk menyebutkan wajahnya, tubuh yang atlestis, karena terus dilatih selama 3 tahun belakangan ini, tinggi 178 cm, fisik yang sempurna untuk seorang remaja yang telah memasuki usia 16 tahun. Sedang menyiapkan sarapan untuk pagi mereka.

" Akhirnya selesai juga." Ucap seorang pemuda, " Tak terasa sudah 3 tahun ya, sudah saatnya Nee-chan akan kembali."

Pemuda itu melangkahkan kakinya ke sebuah kamar, tanpa mengetuk pintu, dia langsung masuk berniat membangunkan sang Nee-chan.

" Esdeath Nee-chan, bangunlah, ini sudah pagi, makanan telah siap." Pemuda itu terus menguncang-nguncang tubuh Sang wanita yang sedang tertidur dengan pulasnya, seperti Zombie mati.

" 5 Menit lagi Naru," menarik kembali selimut yang telah jatuh.

" Tidak boleh membantah, Kau akan kembali kan, hari ini?" Naruto menahan selimut agar Esdeath tidak kembali ke dunia mimpinya.

" Naru,dingin..." Rengek Esdeath, walaupun itu hanya alasannya saja.

" Siapa suruh kau memakai pakaian yang minim seperti itu, sudah tau kita berada di kutub." Alasan Esdeath tak memengaruhi Naruto.

" Bukankah kau ingin memakanku, aku sangat sexy kan?" Esdeath mencoba menggoda Naru, emang sih sexy, hanya memakai tank top bercorak biru-putih, dan celana hot pants hitam, dengan atasan yang disuguhkan dua gunung Mount Everest, siapa yang tidak nafsu melihat wanita didepan mata seperti itu?

" Nee-chan, mana mungkin aku nafsu terhadap kakakku sendiri." Naruto agak kesal, karena Esdeath selalu mencoba menggoda Naruto.

" Kita tidak sedarah lo." Esdeath menjilati bibir bawahnya.

" Ta-tapi.." Ucap Naruto, memang selama ini Naruto memang menahan dirinya melawan cobaan yang sangat berat ini.

" Ini hadiah sebelum kita berpisaaah~" Diantara katanya, Esdeath sedikit mendesah.

" Ti-tidak." Naruto cepat-cepat membalikkan badannya, ia tak mau menyerang kakaknya yang telah menolongnya selama 3 tahun ini, " Lagian kau sudah memiliki Tatsumi." Lirihnya kecil yang hanya Naruto yang bisa mendengarnya.

" Tidak kok, Mungkin kau bisa memilikiku." Jawab Esdeath yang ternyata mendengar ucapan Naruto. Tapi sayangnya Naruto telah berlalu dihadapannya.

Esdeath langsung beranjak dari ranjangnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan media berbicaranya, memang mereka jarang mandi, karena mereka jarang berkeringat disebabkan bekunya area tempat mereka tinggal .

Setelah selesai dengan urusannya, Esdeath mengenakan pakaian tempurnya ( Pakaian tempurnya seperti Canon di Akame ga Kill! ). Menuju ruang makan untuk menyantap sarapan terakhirnya.

" Kenapa wajahnya begitu?" Tanya Esdeath setelah menduduki kursi didepan Naruto.

" Tidak ada, hanya saja kita akan berpisah." Sedih, hanya itu yang Naruto rasakan.

" Jadi kau sedih karena itu? Hahaha...Dasar!" Tawa Esdeath mencoba mencairkan suasana.

" Nee-chan, sikapmu telah berubah ya? Dulu kau sangat dingin."

" Begitukah? Mungkin terpengaruh dari sikapmu, Naru."

Suasana mendadak menjadi hening, hanya terdengar suara sendok yang menari di atas piring. Naruto tau setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Ia sangat membenci ini, ia tak ingin berpisah dengan orang yang selama ini telah menjaga dirinya.

" Cepatlah, Nee-chan, aku akan menunggumu diluar." Selesai menghabiskan makanannya, dia bergegas keluar seperti menghindari sesuatu.

" Hm." Esdeath hanya mengangguk.

5 Menit Kemudian, 20 meter dari rumah Naruto

Kini berdiri seorang pemuda dan wanita saling berhadapan, memeluk satu sama lain.

" Sudah saatnya Naru." Ucap Esdeath disela pelukan mereka.

" Apakah kau akan kembali, Nee-chan?" Naruto mengeratkan pelukannya, seakan-akan tak akan melepaskan pelukan sang wanita.

" Aku tak tau nak, tapi setelah masalahku selesai, aku akan berusaha kembali, mencarimu, dan kita akan hidup bersama."

" Hei, Aku sudah dewasa seka-" Belum selesai Naruto berbicara, Esdeath tiba-tiba menciumi kening Naruto. Membungkam Naruto.

" Kau Berjanji Nee-chan?" Air mata telah keluar dari tempat bersemayamnya, membasahi wajah tampan si Rambut Putih.

" Aku akan berusaha Naru." Esdeath juga telah menumpahkan air matanya, ia sangat sayang terhadap pemuda didepannya ini, karena pemuda itulah yang berhasil membuka hati sang Jenderal selama hidup dengannya.

" Gunakan kekuatanmu untuk menolong orang lain, sesuai ucapanmu dulu." Lanjut Esdeath.

" Kenapa kau hiks... tidak berjanji untuk hiks... kembali?" Naruto tak berusaha menyembunyikan kesedihannya lagi.

" Masalahku rumit Naru, tapi aku kan sudah bilang, aku akan berusaha untuk kembali." Lalu Esdeath melepaskan liontin yang dipakainya, " Ini hadiah perpisahan dariku, mengingat kau tak mau menyantapku ." Candanya, seraya Esdeath memasangkan Liontinnya ke Naruto.

" Mana mungkin aku melakukan itu!" Naruto merona si tengah kesedihannya itu. ' Kau berhasil mengalihkanku, Nee-chan."

" Ha'i-ha'i, lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Esdeath mengusap-usap pucuk kepala Naruto.

" Ntahlah, mungkin aku akan kembali ke Konoha."

" Itu terserah pilihanmu Naruto." Esdeath lalu membalikkan badannya, bersiap-siap meninggalkan halaman tempatnya menetap sementara.

Tak lama kemudian, muncul portal dibawah kaki Esdeath, berpijar sejauh 3 meter,

" Esdeath Nee-chan.." Ucap lirih Naruto.

Esdeath mengalihkan perhatiannya menatap Naruto, " Em?"

" Aku akan sangat kesepian.." Mata Naruto terus mengeluarkan cairannya, sekarang ia tampak seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh orang tuanya.

" Aku juga.." Air mata menhiasi wajah cantik sang Jenderal. Dengan begitu, Esdeath lenyap ditelan portal.

Setelah perpisahan yang mengharukan tadi, Naruto memutuskan untuk membekukan rumahnya, meninggalkan kenangan yang masih terlintas dipikirannya. Daripada menghancurkannya, ia lebih memilih untuk membiarkan rumahnya seperti itu, siapa tau dia atau Esdeath akan kembali mengunjungi tempat ini.

" Semua telah siap." Saat ini Naruto memakai kaos hitam berlengan panjang, dengan Jaket biru berhodie yang berbulu ditepi hodienya, celana hitam panjang, dan sepatu standar Shinobi, mengenakan sarung tangan tak berjari di tangan kirinya. Dan menggandeng tas berisi keperluannya.

" Dari sini ke Konoha, aku akan melewati Takigakure, Desa Air Terjun, lalu, lalu.. apa ya?" Naruto berpikir sejenak, " Ah, aku tanya penduduk di sana saja."

Dengan begitu, mulailah pertualangan Naruto Uzumaki, Pewaris Kekuatan memanipulasi es.

TBC

Wah,capek juga ni nulis, tapi aku masih pemula, jadi aku berharap banyak kepada yang lebih senior agar aku dapat memperbaiki tulisan ku,

Cerita ini akan berlanjut atau tidak, itu berdasarkan permintaan reader sendiri

Jika ada yang ingin ditanyakan, Review, atau PM saja. Aku akan berusaha menjawabnya sebisaku.

Untuk Pairing aku minta saran reader aja, apa yang cocok ...

Kalau untuk nge-flame, jangan terlalu sakit bahasanya, saya bisa down.

Saya juga minta saran, sebaiknya saya buat Naruto godlike atau masih harus bersusah payah melawan musuhnya, seperti pein contohnya...