oO-TamaSa-Oo
Disclaimer: SM Entertainment. But story and plot are mine.
Rated: M
Genre: Romance
Pairing: ChanSoo, KaiSoo, ChanBaek, and others.
Warning: YAOI, Boyslove, AU, OOC, typo(s).
Don't like don't read!
oO-TamaSa-Oo
Suara gemericik air terdengar teratur dari kamar mandi di sudut ruangan. Beberapa menit kemudian pintu terbuka, dan seorang pria keluar dari dalam. Tubuhnya masih basah, hanya mengenakan sebuah handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Ia berjalan menuju ke meja nakas, mengecek notifikasi di ponselnya. Hanya beberapa pesan tidak penting dari teman-temannya. Tetap tidak ada panggilan dari orang itu. Sesibuk itukah pemotretannya, hingga mencari waktu untuk menelepon sebentar saja sulit? Pria itu menghela nafas.
Sebenarnya kalau ia boleh jujur, ia sangat benci keadaan ini. Keadaan di mana ia hanya bisa menghabiskan hari-harinya sendirian tanpa ditemani sang kekasih. Ia ingin seperti teman-temannya, yang selalu bisa menghabiskan waktu dengan kekasih mereka. Berbincang-bincang... makan malam romantis... yang diakhiri dengan tidur sambil berpelukan... hal-hal sepele yang bahkan sulit terwujud baginya karena sang kekasih yang selalu disibukkan pekerjaan.
Pria itu berjalan menuju ke sudut kamar, membuka lemari pakaian. Ia memilih sebuah kaus putih yang sedikit kebesaran dan sebuah celana pendek kain untuk ia kenakan. Setelah selesai berpakaian, ia melangkah menuju ranjangnya dan membaringkan tubuhnya di sana. Masih jam 10 malam, belum begitu larut untuk tidur malam, tapi biarlah. Mungkin dengan tidur ia bisa mengalihkan pikirannya yang dipenuhi sosok kekasihnya.
-oO-Tamasa-Oo-
Rasanya baru beberapa menit ia terlelap, saat ia merasa geli di telinga kirinya. Ia menggosok telinganya berusaha mengusir apapun yang telah mengganggu tidurnya, tapi tetap saja rasa geli itu tidak pergi. Pria itu membuka matanya dan ia menemukan wajah seseorang tepat di depan wajahnya. Kedua hidung mereka saling bersentuhan. Meskipun suasana kamar gelap, tapi ia bisa mengenali pemilik wajah itu. Ya... dia adalah seseorang yang ia rindukan sejak terakhir kali mereka bertemu. Kekasihnya.
"Jongin-ah?!"
"Sayang...," pria tampan yang berada di atas tubuhnya saat ini -Kim Jongin- menenggelamkan wajah di perpotongan lehernya, membuatnya merasa geli.
"Sejak kapan kau berada di sini?" suaranya sedikit serak, efek bangun tidur.
"Aku merindukanmu...," jawaban Jongin membuatnya tersenyum. Hatinya menghangat hanya karena mendengar kalimat sederhana yang diucapkan kekasihnya.
"Aku juga merindukanmu," balasnya sambil meraih wajah Jongin dengan kedua telapak tangannya. Perlahan ia mengecup bibir Jongin, yang dibalas pria tampan itu dengan lumatan kecil.
"Oh, tapi aku punya banyak pertanyaan untukmu, Kim Jongin-ssi!" lanjutnya. Salah satu tangannya menarik pipi Jongin dengan gemas, yang dibalas tawa kecil oleh pria tampan itu.
"Pertanyaannya nanti saja," mendadak Jongin meraih kedua tangan pria di bawahnya dan menahannya di atas kepala dengan satu tangan. Sementara tangannya yang lain menyusup ke dalam kaus putih kekasihnya. Dengan gerakan perlahan ia meraba perut datar yang terasa lembut di telapak tangannya. Tubuh sang submisif bergetar hanya dengan sentuhan kecil, membuat Jongin menyeringai.
"Ada urusan yang harus aku selesaikan lebih dulu sebelum menjawab semua pertanyaanmu," Jongin menggesekkan selangkangannya pada pria yang ada di bawahnya, "yang ini juga sudah tak tahan meluapkan rasa rindunya padamu," lanjutnya sambil melumat bibir kekasihnya lagi.
"Hmm...," pria itu tersenyum saat Jongin melepaskan lumatannya, " seberapa banyak ia merindukanku?"
"Coba kau tanyakan sendiri padanya–
Do Kyungsoo-ssi..."
-oO-Tamasa-Oo-
"Baekhyun!"
Seorang pria tampan bertubuh jangkung mengetuk pintu di depannya dengan tergesa. Sesekali ia melirik arlojinya, memastikan kalau ia masih punya cukup waktu. Ia kembali memanggil kekasihnya, namun masih tidak ada jawaban.
"Yah! Baekhyunie... buka pintunya! Kita harus bicarakan ini baik-baik!" ujarnya masih tetap mengetuk pintu. Ia tahu kekasihnya ada di dalam kamar, sengaja mengunci diri, hanya saja pria itu terlalu keras kepala untuk membukakan pintu meskipun si Jangkung sudah memberi penjelasan.
Bukan salahnya juga kan kalau acara makan malamnya dengan kekasih harus batal? Saat ia hendak berangkat menjemput kekasihnya sore tadi, tiba-tiba ayahnya menelepon, memintanya untuk menghadiri acara resepsi pernikahan anak dari rekan bisnis ayahnya. Ia mana mungkin menolak permintaan ayahnya, meskipun itu mendadak?
Sebenarnya ketika pulang dari acara itu, ia ingin langsung menjemput Baekhyun. Tapi ternyata Yoora, kakak perempuannya yang bekerja di salah satu stasiun tv menghubunginya, meminta dijemput. Ini adalah hari pertama kakaknya bekerja setelah seminggu penuh beristirahat total karena sakit. Ketika ia bertanya mengapa tidak meminta suaminya menjemput, kakaknya berkata kalau suaminya sedang bertugas di luar kota. Jadi mana mungkin ia setega itu membiarkan kakaknya naik taksi sendirian?
Sebenarnya ia sudah menjelaskan semuanya lewat panggilan telepon tadi, tapi kekasihnya, Baekhyun, benar-benar keras kepala meski hanya untuk mendengar permintaan maaf darinya.
"Ya! Baekhyunie! Kumohon keluarlah sebentar...," kembali pria tampan itu mengetuk pintu. Masih tidak ada jawaban. Dengan gugup ia melihat arlojinya lagi. Ia harus segera turun ke bawah. Kakaknya sedang menunggu di dalam mobil. Ia tak tega membiarkan kakaknya menunggu terlalu lama karena pasti dia sudah lelah bekerja.
"Baiklah kalau kau memang tak ingin keluar. Aku akan pulang sekarang, noona-ku sedang menunggu di dalam mobil, aku harus mengantarnya pulang. Besok aku akan meneleponmu. Selamat ma-" suara pintu terbuka membuatnya berhenti bicara. Ia menahan senyum geli ketika melihat seorang pria kecil dengan rambut pirang keluar dari dalam kamar. Bibirnya mengerucut, jelas kalau ia masih kesal.
"Akhirnya... kupikir kau tidak ingin memberiku kesempatan sama sekali...," pria tampan itu tak bisa menutupi rasa leganya. Ia melangkah mendekati pria yang lebih pendek, bermaksud merangkulnya. Tetapi bukannya balas mendekat, si Pendek justru mundur seolah menghindar dari kekasihnya.
"Baekkie~"
"Aku marah padamu, tapi kenapa kau justru ingin pulang sebelum aku berhenti marah?" gerutu Baekhyun.
"Sudah kubilang kalau noona-ku sedang menunggu di bawah. Aku mampir ke sini sebelum pulang hanya untuk meminta maaf padamu, tapi kau bahkan tak mengacuhkanku!"
"Apapun yang terjadi, seharusnya kau membujukku, bukannya pergi begitu saja! Pria macam apa kau ini?!" Baekhyun berkacak pinggang. Nada bicaranya mulai naik satu oktaf. Pria jangkung itu menghela nafas, mulai menyadari tingkah kekanakan Baekhyun yang kembali.
"Baiklah baiklah! Besok kau ada acara atau tidak?"
"Tidak. Kenapa?"
"Bagus. Kalau begitu besok kita liburan berdua. Bagaimana?"
"Liburan? Kemana?"
"Ke villaku. Kita bisa bebas melakukan apa saja di sana. Bagaimana, apakah kau setuju?"
"Kali ini tidak akan batal bukan?"
"Tentu saja," kalau sampai rencana ini batal lagi, aku sungguh tidak tahu harus bagaimana lagi membujukmu. Kau yang dalam mode merajuk benar-benar sulit diatasi, pria itu bicara dalam hati.
"Aku mau, tapi malam ini menginaplah di sini," Baekhyun memberi syarat, membuat kekasihnya menepuk pundaknya dengan cepat.
"Aku sungguh-sungguh minta maaf, aku tidak bisa. Yoora noona-" nada dering telepon terdengar, pria bertubuh tinggi itu merogoh saku celananya. Kakaknya menelepon. Lebih baik ia segera kembali daripada harus mendengar omelannya nanti.
"Aku pergi dulu. Nanti malam- oh, besok! Besok pagi aku akan menghubungimu..." si Jangkung terlihat buru-buru berpamitan. Baekhyun yang masih belum puas bertemu dengan kekasihnya tentu saja menjadi marah.
"Ya! Yah!"
"Aku mencintaimu, Byun Baekhyun!" pria itu mencium bibir Baekhyun dengan kilat, membuat pria berwajah cantik itu bungkam. Si Jangkung tersenyum kecil, "maafkan aku, bye!" lanjutnya sambil berlari pergi dari apartemen Baekhyun, tanpa mendengar jawaban dari Baekhyun.
"Ya! Berhenti kau-
Park Chanyeol!"
-oO-Tamasa-Oo-
Terlalu pendek untuk sebuah prolog? Maafkan ane! Ane ngerjain ini di sela-sela The Boss dan Pemilik Hati. Jadi harap maklum kalau ini fic bakalan kayak fic ane yg sebelumnya yg selalu slow update.
Nah, mind to review?
Ciao!
