PART 1: JEALOUS

Pelukan erat menghangatkan tubuh ramping sang yeoja, tak selang satu detik, sebuah ciuman ringan nan manis mampir di pipi kiri menjalarkan semu rona merah yang begitu kentara.

"Selamat pagi, sayang". Suara baritone sarat kemanjaan menyapa indah paginya.

Selalu saja seperti ini.

"Berhenti membuat umma seperti remaja belasan tahun, kai!".

Kalian salah besar jika membayangkan scene dengan dialog diatas adalah antara suami-istri, karena nyatanya itu adalah hal yang biasa Kai lakukan pada yeoja yang telah melahirkannya.

No,no..no. Kai akan marah besar jika sang appa mengatakan bahwa ia mengidap mothers complex, karena Kai hanya sekedar senang menggoda dan bermanja pada umma-nya, mungkin itu juga lantaran dirinya yang menyandang predikat anak tunggal.

Kai, si pemuda itu terkekeh, lalu kembali memberi kecupan pada pipi sang umma. "Aku suka melihat dimple-mu, umma".

Diusapnya pelan kedua pipi kai"How sweet you are…" balas Yixing, yeoja yang dipanggil umma oleh Kai. "Terima kasih pujianmu, sayang. Tapi sebaiknya kau biarkan umma menyelesaikan membuat sarapan".

Kai mengangguk singkat sebelum akhirnya melepaskan pelukan dan beralih duduk di ruang makan.

"Sarapanmu siap" ujar Yixing sambil menyajikan sepiring nasi goreng kimchi, Favorite Kai. "and this…"

"Umma, aku bukan anak kecil lagi" balas Kai saat melihat sang umma menyodorkan segelas susu cokelat hangat.

Yixing tersenyum dibuatnya. "Jadi kau sudah dewasa?"

"Tentu saja umma. Tidakkah umma lihat ini" kata Kai sambil tetap meminum susu cokelat dan memperlihatkan otot bisep yang memang terbentuk hampir sempurna di lengan Kai.

"Kau benar kai!. Dan seharusnya pemuda seperti dirimu sudah bisa memakai baju seragam dengan benar" balas Yixing sambil menarik sang anak agar menghadapnya dan dengan telaten tangan-tangan lentik itu membenarkan letak kancing baju seragam Kai yang terpasang random.

Menyadari kebodohan perkataannya, Kai hanya tersenyum lebar.

"Cha…selesai" seru Yixing.

"Menikmati pagimu, Kai?". Terdengar suara baritone lain memecah kemanisan pagi antara anak dan ibu. Dipeluknya si yeoja, dan tanpa mengindahkan kehadiran makhluk lainnya-read: Kai-, si namja barusan mengecup mesra si yeoja yang notabene-nya adalah sang istri tepat di bibir. "Selamat pagi, sayang" sambungnya.

Yeah, Kai melihat dengan jelas, bahwa si namja menyeringai penuh kemenangan. Jika saja Kai tak mengingat bahwa namja itu adalah ayahnya, mungkin garpu yang dipegangnya sudah beralih tempat ke kepala si namja. Kai geram, tentu saja.

"Yeobo…." Desis Yixing memperingati dengan cubitan diperut ber abs milik suaminya itu-Kris.

"Wae?, tak usah malu pada Kai, sayang". Ujar Kris. "Dia sudah cukup umur. Bukan begitu, Kai?"sambungnya dengan senyuman yang menjengkelkan bagi Kai.

Heol…Kai menatap kesal kearah sang appa.

"Sudah sudah"Yixing menengahi pertikaian yang sebentar lagi akan terjadi diantara kedua lelakinya. Ia membawa Kris untuk duduk dibangkunya.

Trang trang trang.

Suara sendok dan garpu yang mengadu diatas piring Kai terlampau keras. Membuat Yixing sedikit mengerenyitkan dahi tak paham.

"Kai….gwenchanayo?" tanya Yixing memperhatikan Kai yang terkesan cepat menghabiskan sarapan begitu pula dengan minumannya.

Kai tersenyum sebelum membalas pertanyaan umma-nya. "Nan gwenchanayo, nae umma" ucap Kai dan mempertegas ujung kalimat.

Kris hanya melihat kearah anaknya dengan datar.

"Aku hanya terburu-buru. Bisa umma membantuku memasang dasi?"

"Kau bisa meminta burung hantu milikmu untuk memasangkannya" Kris menimpali.

"Ck" Kai mendecak kesal. "Do, Kyungsoo. jika appa lupa namanya".

"Ya. Maksud appa Kyungsoo. Tidakkah kau jahat padanya karena harus merasa cemburu dengan umma-mu".

"Kyungsoo tidak akan mempermasalahkannya"balas Kai acuh sambil menyodorkan dasinya kepada sang umma yang langsung memasangkan. "Aku rasa, dibanding Kyungsoo yang akan cemburu atau keberatan dengan interaksi antara aku dan umma, appa-lah yang berlebihan mempermasalahkannya".

"Yak!Kai~" pekik Kris.

Kai tertawa nista melihat ayahnya yang terlihat begitu marah. Dan reaksi Yixing hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Yeobo, kau tidak mau membelaku?" Kris berharap penuh pada pasangan hidupnya yang terkesan hanya menjadi penonton live drama keluarga mereka.

"Sayang….kau tak perlu ambil pusing dengan ucapan Kai. Lagipula wajar Kai bersikap seperti itu padaku".

Jelas, kemenangan memperebutkan perhatian Yixing pada pagi itu jatuh pada Kai.

"Kau selalu saja membela Kai!".

"Dia anakku"

"Tapi Kau istriku, yeobo~" ucap Kris melas.

"Kau tidak seharusnya cemburu pada anakmu".

"Tapi dia terlalu memonopoli dirimu" tuntut Kris.

"Kau benar-benar menghilangkan selera makanku, WU YIFAN" ucap Yixing final sambil menyebutkan nama asli Kris. Itu artinya Yixing benar-benar kesal padanya. "Ayo, Kai. Sebaiknya kita tinggalkan lelaki ini".

"Kami pergi dulu, nae appa. Jangan lupa habiskan sarapanmu" ujar Kai membuat Kris benar-benar ingin memuntahkan sarapan yang baru setengahnya ia habiskan karena mendengar kemanisan ucapan Kai yang menjijikan.

"Bersiaplah, nanti malam umma pasti lebih memilih tidur bersamaku" bisik Kai sebelum benar-benar pergi mengejar langkah Yixing yang sudah lebih dulu keluar rumah.

"Aish~" erang Kris. "Benar-benar anak itu….".

END