Ini semua hanya mimpi kecil. Mimpi itu sangat kecil sekali. Tetapi, sang pemimpi mempunyai keinginan yang sangat besar. Ia ingin mimpi tersebut menjadi kenyataan.

Ia menceritakan mimpi tersebut ke teman-temannya. Mereka tidak percaya apa yang ia impikan justru menetawakannya.

Ia sangat sedih sekali. Teman-temannya tidak percaya apa yang ia impikan. Ia menangis sambil berkata:

"Aku ingin mimpi itu terwujud, walaupun kecil"

Tepatlah hari dimana mimpi kecil tersebut dikabulkan.

Semua mimpi, akan terwujud.

Tetapi, jika kita berusaha, mimpi kalian akan terwujud.

Jika kita tidak berusaha, tidak akan terwujud.

Mimpi tidak akan terwujud dengan sendirinya.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My Little Pony © Hasbro

A Little Dream © alyagupitanurmalitasari

Warning: Hum!pony, OOC (mungkin), typo, kesalahan kalimat, dll.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Ibu, benarkah mimpiku ini akan terwujud?" Tanya seorang gadis kecil sekitar berumur enam tahun kepada ibunya.

"Kalau kamu berusaha, pasti mimpimu akan terwujud" Jawab ibunya dengan senyuman manis kepada anaknya yang masih kecil.

"Aku ingin bermimpi, namaku terkenal dimana-mana dan juga, aku ingin keliling dunia!" Seru gadis kecil tersebut.

"Kalau kamu ingin keliling dunia, kamu harus belajar yang sungguh-sungguh" Sang ibu tersenyum kepada anaknya.

"Mulai sekarang, aku harus belajar sungguh-sungguh agar mimpiku terwujud!" Seru gadis kecil tersebut sambil melompat-lompat. Ibunya hanya memandangnya dengan gelengan kecil dan tersenyum.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

12 tahun yang lalu...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aku mengingat pengalaman saat aku masih kecil..." Aku melamun ditengah trotoar sambil mengingat-ingat saat aku masih berusia enam tahun. Sekarang, aku sudah berusia 18 tahun.

"Ah, akan ku tulis dibukuku dan mengetiknya" Senyumku sambil mempercepat langkahku menuju ke rumah.

"Aku ingin bermimpi, namaku terkenal dimana-mana dan juga, aku ingin keliling dunia!" Kata-kata itu, yang keluar dari mulutku sewaktu aku masih berusia enam tahun.

"Eh, Twilight, kok kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya seseorang yang menepuk bahuku. Aku langsung meloncat karena kaget.

"Pinkie? Sejak kapan kamu disini?" Tanyaku pada Pinkie, yang mengagetkanku saat aku melamun.

"Kebanyakan melamun, tidak sadar aku dibelakangmu"

"Ah... Maaf ya, aku melamun"

"Hahaha... Seharusnya aku yang minta maaf karena mengagetkanmu. Aku takut kalau kamu punya penyakit jantung" Seru Pinkie berlebihan.

"Kau terlalu berlebihan"

"Ngomong-ngomong, novelmu itu sudah dirilis belum?" Tanya Pinkie kepadaku.

"Belum, masih sepuluh halaman. Maunya sih, tiga puluh empat halaman" Jawabku sesekali memandang kelangit yang cerah dihiasi oleh awan-awan putih.

"Panjang sekali, novel seru tidak? Tidak terlalu tebal nanti bukunya nanti?" Tanyanya bertubi-tubi membuatku malas untuk menjawabnya. Jika aku berada didunia anime, pasti aku sudah mengeluarkan satu biji keringat besar dipelipisku.

"Sudahlah Pinkie, pulang bareng yuk?" Tawarku kepada Pinkie.

"Ayo!"

Aku tersenyum, mengingat masa kecilku dulu. Agar aku mengenangnya, aku menuliskannya dibukuku, mengetiknya dan kujadikan sebagai novel.

.

.

.

.

.

.

.

-THE END-


Don't be dark readers!

Maaf pendek, soalnya nggak tau mau nulis apa T_T

-alya-