Prolog
Author : cherylion
Title : The Memory From The Past
Main Cast : Park Chanyeol – Byun Baekhyun (ChanBaek/BaekYeol)
Length : Chapter
Genre : Genderswitch
Rate : T
Baekhyun berjalan dengan penuh percaya diri memasuki lobi sebuah restoran yang cukup besar dan mewah. Gadis itu langsung menuju kearah resepsionis yang langsung berdiri dan tersenyum menyambutnya. Rambut blonde panjang bergelombangnya bergoyang seirama langkah kakinya yang perlahan namun pasti dan penuh optimistis. Kulitnya yang pucat dengan polesan make-up tipis dengan lipstick berwarna beige matte yang digunakan untuk menutupi bibirnya yang juga pucat, semakin menambah kesan natural namun dewasa dan profesional pada diri perempuan dengan tinggi 165 sentimeter itu.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, Nona?," sapa sang resepsionis ramah. Baekhyun melirik name tag si resepsionis sekilas, lalu matanya beralih pada sebuah logo restoran yang terdapat di belakang sang resepsionis. Gambar sebuah piring yang diletakkan berdiri dengan gelas didepannya tertera pada kaca transparan yang berada di belakang resepsionis, disertai dengan tulisan JP Café and Restaurant disamping gambar. Lalu, ada sebuah slogan tepat berada dibawah logo tersebut. Drink with Jar and eat as much as you want. We deserve you!
Baekhyun hanya tersenyum miring melihat tulisan tersebut. Dia kembali memfokuskan tatapannya pada sang resepsionis yang masih berusaha mempertahankan senyumnya. Tidak ingin membuat si resepsionis merutuk dalam hati karena membuatnya senyum tidak jelas terlalu lama, Baekhyun membalas senyum sang resepsionis tak kalah lembutnya.
"Aku ada janji bertemu dengan manajer restoran ini. Tuan Park, benar?," ujar Baekhyun lembut. Dilihatnya sang resepsionis membulatkan bibirnya sejenak, lalu kembali tersenyum.
"Apakah anda Nona Byun Baekhyun?," Baekhyun hanya mengangguk kecil.
"Anda sudah ditunggu Manajer Park diruangannya. Silahkan naik dua lantai lagi. Kantor JarPlate ada di lantai paling atas, Nona Byun Baekhyun."
Setelah mengucapkan terima kasih – hanya untuk sekedar basa-basi – perempuan 23 tahun ini melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju ke lantai 3. Dalam hati dia merutuk tidak tersedianya lift di restoran yang sebesar dan semewah ini. Bagaimana mungkin mereka membiarkan para wanita yang sudah berdandan cantik untuk sekedar makan malam romantis dengan pasangannya harus rela naik tangga dengan heels cantik yang terpasang apik di kaki mereka? Sambil berusaha memasang wajah datarnya, Baekhyun memperhatikan sekelilingnya. Sepanjang dia menaiki tangga tadi, terdapat banyak sekali pajangan di dinding, baik itu foto-foto penghargaan yang telah di dapatkan oleh restoran ini, ataupun foto-foto koki terkenal yang pernah bekerja disini. Tak jarang pula terdapat foto-foto cuisine atau pastry yang telah diciptakan oleh restoran ini, membuat Baekhyun mendadak merasa lapar. Padahal, sebelum kesini dia bahkan sempat makan sus kering dan segelas coklat dingin.
Baekhyun memandang ke sekeliling lantai dua restoran tersebut. Tak banyak yang berada di lantai dua, tidak sebanyak lantai satu. Setahu Baekhyun, lantai dua ini diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin private meeting ataupun makan besar seperti lunch atau dinner. Namun, untuk lantai satu, lebih kepada café, dimana kebanyakan diisi oleh anak-anak muda atau para pengusaha muda yang mampir hanya untuk sekedar brunch, minum kopi atau kumpul-kumpul dengan teman-temannya.
Kaki-kaki Baekhyun kembali menapaki tangga menuju lantai tiga – seperti yang dikatakan oleh sang resepsionis. Baekhyun kembali melihat foto-foto yang juga terpasang apik dan cantik di sepanjang dinding menuju lantai tiga. Dia berhenti sekilas di depan foto yang menampilkan seorang lelaki dengan perawakan tinggi dan atletis menggunakan kemeja biru tanpa jas dengan rambut disisir rapi dan klimis berfoto sambil berjabat tangan sambil memegang sebuah penghargaan dengan seorang lelaki tua berpakaian koki. Foto itu adalah foto yang paling besar sejauh yang Baekhyun lihat dari lantai satu hingga kesini. Diletakkan sangat mencolok diantara foto-foto lain yang digantung, seakan ingin menunjukkan siapa pemilik salah satu restoran ternama dan termewah di Seoul ini.
Baekhyun menyipitkan matanya, mencoba membaca tulisan kecil yang tertera di bawah foto besar tersebut. Chanyeol Park, Owner of JarPlate Café and Restaurant, received an award from Le Cordon Bleu in Paris, France.
Jadi ini sang pemilik restoran mewah ini? Baekhyun kembali mengayunkan kakinya menuju lantai atas. Logo Jarplate kembali menyambutnya bersamaan dengan seorang perempuan yang berpakaian layaknya orang kantoran berdiri dari duduknya dan tersenyum menatapnya.
"Aku Byun Baekhyun, ada janji dengan Manajer Park," ucap Baekhyun to the point. Restoran ini terlalu banyak resepsionis. Seperti perusahaan saja.
"Ah, silahkan anda masuk. Manajer Park sudah menunggu anda," sang resepsionis membukakan pintu berkaca blur disampingnya. Baekhyun membungkukkan badannya sedikit – lagi-lagi untuk formalitas – dan masuk kedalam ruangan sang manajer yang sejak tadi ditujunya. Ruangan itu lumayan luas, dengan dua buah sofa besar di satu sudut dan sebuah sofa yang sangat besar di sudut lainnya – yang Baekhyun yakin juga berfungsi untuk tempat tidur. Lalu ada sebuah Home Theatre sangat besar dengan sound system dan DVD player. Lalu di sudut lain dekat dengan sebuah pintu lainnya, terdapat sebuah kulkas besar 2 pintu lengkap dengan ice maker. Mata sipit ber-eyeliner Baekhyun memandang kearah sebuah meja yang Baekhyun yakini meja tempat sang manajer bekerja. Kursi dan meja itu tampak kosong. Dibelakangnya terdapat rak buku besar yang sebagian berisi buku – yang Baekhyun yakin buku tentang kuliner – dan sebagian lagi berisi beberapa piagam dan penghargaan.
Baekhyun mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara pintu terbuka. Dilihatnya lelaki yang dia lihat dalam foto di lantai 2 tadi keluar. Baekhyun menyimpulkan bahwa pintu tersebut adalah toilet.
"Oh, kau sudah datang?," sang manajer, Park Chanyeol, langsung mempersilahkan Baekhyun untuk duduk di salah satu sofa.
"Kau ingin minum sesuatu? Aku punya beberapa jus dan espresso kaleng," ujar Chanyeol sambil membuka kulkas tanpa melihat Baekhyun.
"Aku ingin jus jeruk dingin kalau ada."
Chanyeol lalu meletakkan segelas jus jeruk dingin yang tampak segar dimata Baekhyun. dia meliriknya sekilas, berpikir akan menghabiskannya dalam sekali tegukan nanti – mengingat cuaca Seoul saat ini sangat panas.
"Well, aku senang saat kau mau menerima tawaran untuk bekerja di restoranku ini. Aku sangat terkejut saat Mister Ramsey mengatakan bahwa salah satu murid terbaik Le Cordon Bleu adalah orang Korea. Dan suatu kebetulan aku sangat membutuhkan seorang pattiserie saat ini."
Baekhyun hanya meresponnya dengan tersenyum. Dia tidak tahu harus merespon seperti apa, mengingat dia bukan orang yang suka basa-basi. Chanyeol yang melihat itu berdehem kecil.
"Kita belum berkenalan secara resmi. Aku Park Chanyeol, pemilik JarPlate, yang juga lulusan dari Le Cordon Bleu," Chanyeol menyodorkan tangannya, yang langsung disambut oleh Baekhyun.
"Byun Baekhyun." Singkat. Padat. And well, cukup jelas.
Chanyeol yang mengerti bahwa suasana sedikit tidak nyaman, beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah dokumen di mejanya.
"Kau bisa melihat kontrak kerjamu terlebih dahulu."
Baekhyun membuka dokumen yang kata Chanyeol adalah kontrak kerjanya. Membacanya sekilas, lalu mengeluarkan pulpen dan stempel dari dalam tas tangannya.
"Kau tidak mau bertanya sesuatu?," ucapan Chanyeol menghentikan kegiatan Baekhyun yang ingin membubuhkan cap jarinya pada dokumen itu. Baekhyun mendongakkan kepalanya, menatap Chanyeol dengan tatapan heran.
"Aku rasa, kontrak kerja ini sudah cukup jelas dan aku sudah sangat mengerti. Aku rasa itu alasan yang tepat aku tidak bertanya apapun, Manajer Park."
Chanyeol kembali berdehem. Apa dia sedang sakit tenggorokan? Pikir Baekhyun. dia hanya mengedikkan bahunya sekilas dan lanjut menulis tanda tangannya di kertas kontrak kerjanya tersebut.
"Kau… tidak mengingatku, Baekhyun-ssi?," ucapan Chanyeol itu sukses membuat Baekhyun menghentikan kegiatannya memasukkan pulpen dan stempel kedalam tasnya. Dia terpaku sejenak sambil memandang kosong ke dalam tasnya. Tiba-tiba dia mendongak dan tersenyum dengan kecut.
"Tentu saja aku mengingatmu, Manajer Park. Bagaimana mungkin aku melupakan seseorang yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan remajaku, huh?."
Halo~~
Sebenarnya cerita ini awalnya pengen saya buat novel - dan tentu saja cast nya bukan Park Chanyeol dan Byun Baekhyun. Tapi, mengingat kesibukan yang sepertinya tidak memungkinkan untuk dibuat novel, akhirnya saya memutuskan membuat cerita ini dalam bentuk fanfiction. Ini baru prolog emang. Besok saya usahakan akan post chapter 1, bersamaan dengan cerita Recognition.
So, may I get some review?
Sincerely,
Cherylion
