Hantu adalah seseorang yang belum berhasil. – Sylvia Browne

.

.

.

Prolog

Luhan terus mengembangkan senyumnya hingga ia lupa bernafas kala benda sejenis penyumbat telinga dengan kabel kecil berwarna putih yang berujung pada sebuah lubang di Iphonenya menghantarkan suara seseorang bernyanyi menggunakan iringan gitar, meskipun lagunya terdengar aneh dan tidak dimengerti olehnya, tapi suara serak basah orang itu berhasil membuatnya memekik girang sehingga orang-orang di kampusnya yang berlalu lalang menatapnya sinis, cukup membuang waktu barang sedetik menghentikan sejenak kegiatan mereka hanya untuk melihat seseorang berteriak senang sambil terus menatap layar handphonenya. Autis. Tapi bukan kah itu sudah biasa? Masa bodoh, buru-buru setelahnya, jari-jari panjang nan kecil membuka sebuah ruang obrolan yang disitu terdapat tiga pesan belum dibaca.

OSH0412: I didn't playing guitar

OSH0412: My brother did

OSH0412: Sorry I'm not good at singing

Lagi-lagi bibirnya membuat lengkung bulan sabit dan pipi dengan semburat merah layaknya buah ceri, Luhan segera membalas pesan tersebut.

Me: OMG IM DYING

Selama beberapa menit Luhan mengalihkan pandangannya pada daun-daun yang menari tertiup angin, sesekali sehelai daun berwarna kuning kecoklatan gugur pada permukaan tanah kering di lapangan kampus. Udara Beijing saat ini memang sangat panas, kendati begitu, berteduh di bawah pohon yang rindang mungkin ide bagus daripada mengikuti pelajaran membosankan dari dosen membosankan. Tangannya seperti terkena sengatan listrik saat handphonenya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, tentunya ia tau itu siapa.

OSH0412: Ah is it bad?

Dirinya menatap langit cerah sesaat, merangkai kata-kata tak semudah membacanya, terlebih menggunakan bahasa Inggris. Menyerah, dari pada salah dan memalukan, Luhan membuka aplikasi terjemahan di Iphonenya.

Suara mu sangat bagus.

Buffering tak lebih dari dua detik lalu menampilkan sebuah tulisan dalam bahasa Inggris.

Your voice is very good.

Luhan mengernyit, kalimat tersebut tak ada bedanya dengan di otaknya, menggigit bibir bawahnya, ia menimbang-nimbang akan menggunakan kalimat tersebut atau tidak. Tapi dirinya tak memiliki pilihan bukan? Jadi mendengus berat dan dengan ragu-ragu menulis apa yang ada di pikirannya.

Me: Nonono! OH MY GOD YOUR VOICE IS VERY GOOD!

OSH0412: Ah really? Thanks^^

.

.

.

"Bisakah kamu hentikan? Aku bosan mendengarnya. Kamu bahkan tidak mengerti apa yang lagu itu sampaikan tapi terus memutarnya, bisa saja lagu tersebut berisi tentang menjelek-jelekkan mu. Ah aku penasaran berapa banyak kotoran telinga mu sekarang." Yixing mencerocos dan berakhir dengan lagak menutup telinganya kemudian menopang tubuhnya menggunakan tangan, ia mengambil laptop yang ada di meja berjarak dua lantai tanpa turun dari tempat tidur.

Merasa tersinggung tapi mencoba mengabaikannya, Luhan mencari headset di dalam tasnya lalu memasangnya pada kedua telinganya. Lidahnya mencoba mengikuti apa yang lagu itu nyanyikan, meskipun terdengar menakutkan karena Luhan seperti bayi yang sedang belajar berbicara-menurut Yixing-, ia tetap melakukannya.

Setengah jam berlalu dan akhirnya Luhan mencapai batas lelah, "Aku tak bisa melakukannya." Seraya memanyunkan bibir dan membuat kerutan-kerutan kecil di dahi akibat alisnya yang ditarik, ia melepas dengan kasar headsetnya lantas melempar Iphone tak berdosa (untungnya jatuh pada karpet berbahan wol).

"Jika kamu sudah tidak mau menggunakannya, berikan saja padaku, itu lebih mulia." Ucap Yixing tak mengalihkan pandangan pada layar laptopnya. Sebuah teriakan putus asa terdengar sepuluh detik setelah itu, Yixing melentangkan tubuhnya sambil memandang cahaya lampu, tangannya diusap-usapkan kasar pada wajahnya, tanda ia kecewa. "Aku hampir saja memenangkannya!"

Memutar bola matanya malas, Luhan mengambil Iphone yang tadi dibantingnya. Ia mengecek notifikasi berharap ada pesan dari orang yang ditunggu-tunggu, namun hasilnya nihil. Luhan berpikir apakah ia akan menyapanya terlebih dahulu atau menunggu orang itu menyapa duluan, tapi... entah kenapa ia merasa merindukannya.

Yixing terbahak menatap Luhan, melupakan permainannya yang kalah tadi. "Kamu menyukainya? Itu konyol!"

Luhan menatap teman sekamarnya sinis tapi memancarkan kepasrahan, lalu ia merasa perkataan Yixing barusan membuatnya memutar otak. 'Kamu menyukainya?'

Menarik nafas panjang hingga akhirnya dapat berhenti tertawa, Yixing menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya, sambil tersenyum, ia mendekatkan tubuhnya dan merangkul sahabatnya. "Tapi serius itu memang konyol Lu, coba, kamu bahkan belum pernah bertemu dengannya tapi sudah menyukainya, kamu juga tidak tau kan bagaimana dia sebenarnya?"

"Aku tau! Dia orang Korea, bersekolah di salah satu universitas ternama di sana, usianya empat tahun lebih muda dari ku, kulitnya sangat putih, rahangnya sempurna, hidungnya mancung, bibirnya kecil juga merah, jauh lebih tinggi dari ku, dari mu juga!, punya fashion yang sangat baik, suaranya menggoda dan aku tak akan pernah bosan mendengarnya, dia kaya, asik, terakhir pastinya dia baik!" Sanggah Luhan panjang lebar dengan gaya khasnya ketika terbawa emosi, memonyong-monyongkan bibir.

Yixing menatap Luhan bosan, selang tiga detik ia memukul pelan kepala temannya tersebut. "Kamu tidak bisa menilai buku dari sampulnya, oke, mungkin kamu bisa menarik kesimpulan dari melihat fotonya yang dia kirim bahwa dia baik, tapi wajah saja belum meyakinkan Lu, terlebih kalian sebatas kenal dari dunia maya bukan? Toh kalian hanya berbicara melalui teks. Ah, dia juga bukan orang China. Dia Korea, dan kamu juga tidak mengerti kan bagaimana kehidupan orang sana?"

Masih tetap keukeuh dengan pikirannya, Luhan cepat-cepat menyanggah. "Dia orang Korea dan aku yakin orang Korea tidak buruk seperti si Canadian berengsek Kris."

"Apa kamu pernah berbicara langsung dengannya? Telefon atau video call?"

Pertanyaan singkat itu berhasil mengenai jantungnya seperti panah yang menancap pada target, Luhan menundukkan kepala sambil memilin-milin baju, ia menggeleng.

"Bisa saja dia orang lain yang menggunakan foto orang lain untuk tampilan akun sosial medianya. Bisa saja dia pedofil. Bisa saja dia normal, tidak sepertimu yang..."

"Gay." Luhan melanjutkan dengan nada malas.

"Ya begitulah. Bisa saja dia hanya ingin memiliki banyak teman dan menganggapmu biasa saja, bukan sepertimu yang menyukainya. Kenapa kamu tidak memikirkan kemungkinan itu?" Yixing mengakhiri ucapannya dengan senyuman mengejek lantas menutup laptopnya tanpa mematikan terlebih dahulu dan menyingkirkannya asal ke lantai, sambil membungkus tubuhnya menggunakan selimut, ia mengucapkan selamat malam pada Luhan kemudian memiringkan tubuhnya-memejamkan mata.

Luhan mendengus berat, menoleh pada jarum jam yang menunjukkan pukul 09:00 kemudian membuka ruang obrolan di Iphonenya. Jarinya mengetik sebuah sapaan singkat dengan emoticon ceria.

Me: Hi Sehun! :D

Ia menatap selama beberapa waktu pada pesan itu, ragu akan mengirimnya atau malah menghapusnya. Tapi, jari-jari nakalnya terasa gatal untuk memilih kolom 'send' dan begitu saja pesan konyol tersebut terkirim. Sambil terbaring lemas, ia merutuk dirinya dengan mantra-mantra yang biasanya digunakan ketika telah melakukan kesalahan. 'Kamu bodoh!'. Namun pengucapan mantra itu tak berlangsung lebih dari satu menit karena Luhan mendengar sebuah pesan masuk.

OSH0412: Hey Lu

Dirinya hendak menjerit kalau tidak menyadari bahwa Zhang Yixing tengah tertidur pulas, sambil membungkam mulutnya dan cekikikan kecil tertahan, satu tangannya digunakan untuk membalas pesan orang yang bernama Sehun.

Me: What'cha dun?

Senyuman tak pernah pudar dari wajahnya setiap chat dengan Sehun, sepertinya ia sudah menemukan jawaban dari pertanyaan Yixing beberapa menit lalu. 'Kamu menyukainya?' dan tentu saja jawabannya 'YA!'.

OSH0412: Eating my dinner, you?

Me: Dinner at 10 p.m? do I disturb you? me? Online hehe

OSH0412: Hehe, it's ok, i like to be disturbed anyway lol. Wah you are not tired?

Me: I will sleep if I feel tired haha

OSH0412: Haha okay ;)

Mengabaikan kemungkinan orang lain menggunakan foto orang lain atau pedofil atau apapun yang lebih buruk dari pikiran Yixing, ini adalah pertanyaan terbesar dan dirasa sekarang waktu yang tepat untuk menanyakannya.

Me: May I ask you something?

OSH0412: ?

Me: Do you have boyfriend?

Me: Ah I mean, girlfriend.

OSH0412: No, why?

Me: Ah okay~

Me: I have to sleep now. Bye

OSH0412: Bye

.

.

.


an: okay jadi aku mental breakdown gara2 nem... curcol dikit, mtknya bikin anjlok:(

niatnya pengen publish ff ini pas udah rampung, tp serius aku sedih dan gatau harus ngapain yaudah aku upload ini sekarang aja. ff ini chapter yaaa^^

oiya, ff ini terinspirasi dari novel ghostgirl, tapi jalan ceritanya beda kok^^ aku cuma suka aja sama bahasanya tonya hurley hehehe jadi deh kepengen juga bikin ff hantu, uhmmm sebenernya awal cerita ini tuh berdasarkan pengalaman aku, jadi aku kenalan sama orang canada di instagram pas akhir tahun, dulu kita suka chat di kik, aku suka banget sama dia sampe sekarang:( doi pernah nyanyiin aku treasure , dan suaranya UHHHHHH SUMPAH BIKIN AKU MAKIN SUKA HUHUHU TT -skip-

NAAAAAH buat yeejia authornim, chukhahae ya dapet nem tertinggi di sekolah!^^ sayang kita gak satu SMA TT jan sombong pls nem lo bagus TT lo tep temen kpopers kesayangan gue TT emmm... gue usahain nonton tlp bareng kay!^^ 143 486