Chapter 1 - Before I Dive Right Into You.
Disclaimer: I own nothing. I don't own Inuyasha, I'm just renting them from Rumiko Takahashi, Viz, etc. I will make no money from this fic, I write for my own enjoyment and the enjoyment of my readers.
It's a gift fic to my beloved friend, Renata Higurashi. Happy Belated Birthday!
Halo, Kawan, um ... Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Aku ingin menjerit, tertawa, dan menangis disaat yang sama sekarang juga. Apa aku tak lagi waras? Sebenarnya tidak, kurasa. Tapi, satu hal yang pasti, aku tahu aku akan gila bila tidak segera menuangkan apa yang telah terjadi baru-baru ini. Oleh karena itulah, aku merasa harus menceritakan ini padamu.
Sebaiknya aku menerangkan sedikit tentang diriku terlebih dahulu; Namaku Kagome Higurashi, berambut hitam yang panjangnya mencapai pertengahan punggung, dengan tinggi yang hanya mencapai 158 sentimeter_terima kasih kepada siapapun yang telah menciptakan sepatu hak tinggi. Selain warna iris mataku yang berwarna biru kelabu_yang entah kuwariskan dari buyutku yang mana_aku sadar, secara keseluruhan yang terlihat dari penampilan luar, aku hanyalah salah satu wanita rata-rata Jepang yang tidak terlalu menonjol. Kau dapat melewatiku di sebuah jalan yang penuh kerumunan orang dan tidak menyadari keberadaanku.
Tahun ini, aku berusia dua puluh empat tahun. Aku sudah dewasa secara mental dan spiritual, secara fisik serta seksual. Kau mengerti maksudku, kan? Saat kuliah, aku hanya pernah berhubungan dengan satu orang, namanya Houjo. Dia adalah laki-laki yang baik hati, pintar, sopan, dan berwajah manis yang sudah lama kukenal sejak aku berada di Sekolah Menengah. Meski begitu, aku adalah wanita yang bertanggung jawab, aku mencintai diriku sendiri sebelum mencintai orang lain. Aku selalu menggunakan karet pengaman, sama halnya dengan dirimu, aku tidak mau mati muda karena penyakit kelamin menular. Itu mengerikan, sangat. Membayangkan hal itu saja membuatku bergidik.
Oke, aku tahu apa yang kau pikirkan, tenang saja, aku tidak akan menyiksamu dengan menceritakan kehidupan seksualku secara panjang lebar tapi, sedikit penjelasan yang berkaitan dengan apa yang 'kan kuceritakan kemudian tak akan merugikan siapapun, bukan?
Pun, aku akan berhenti meracau tentang Houjo. Untuk saat ini maupun di masa mendatang, bukan dia yang menjadi topik pembicaraan karena, hubungan kami telah lama berakhir secara baik-baik. Sosok yang kini mengambil alih hati dan otakku adalah orang yang berbeda. Pria yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Walau hanya sekelebatan saja, tidak pernah aku menyangka dapat dekat lebih dari sebatas hubungan kerja dengannya. Tidak. Sama sekali tidak.
Tapi kini, di dalam benakku, segala tentangnya bagai alunan simfoni merdu yang menghipnotis, dengan larik-larik manis setara karya pujangga yang puitis. Semua yang ada pada dirinya menjelma menjadi lagu cinta yang terus-menerus terputar secara otomatis, penuh magis.
Namun, sebelum aku bercerita lebih jauh, aku harus berkata bahwa aku ahli dalam memendam rahasia. Tapi, apakah kau dapat menyimpan rahasia?
Jika kau bisa, maka, mari kita mulai saja.
.
Semuanya berawal karena posisi baruku sebagai sekretaris Sesshoumaru Taisho yang menjabat sebagai Direktur Teknologi. Pria berambut panjang dengan warna musim dingin, hidung mancung, tulang rahang tegas, mata cerdas nan awas yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu muda itu adalah satu dari dua pewaris Perusahaan Taisho yang lebih sering disingkat sebagai T. Corp. Perusahaan besar berskala Internasional yang menjadi tempatku bernaung itu menguasai tujuh puluh persen industri kredit konsumen global di Jepang, memproduksi komputer, beragam gadget, dan memelihara divisi kredit perbankan juga konsumen.
Sesshoumaru yang sejak awal rapat bersandar santai dibangku dengan dua siku di masing-masing sandaran kursi dan jari-jemari saling terkait di atas perut sambil memandang ke luar jendela kini menoleh. Sambil memberikan pandangan menyelidik pada sang lawan bicara yang mengambil tempat sedikit jauh di kanannya, ia mengulangi apa yang baru saja ditangkap indra pendengarannya, "serangan DDoS."
Aku adalah orang ke lima di dalam ruangan, tengah mencatat berbagai hal dan beberapa istilah yang tak kumengerti di jurnal.
Sasaki Kimura, Wakil Direktur Utama Teknologi, menerangkan tentang peretasan yang kemarin menimpa salah satu perusahaan rival, "Apa yang terjadi pada mereka bukanlah serangan DDoS biasa, rootkit yang ada di server menghapus semua data yang ada di file, mengambil alih sistem sepenuhnya, dan menghentikan program yang berjalan, bahkan virus, worm, dan lainnya." Perkara yang baru saja ia lontarkan itulah yang menjadi alasan rapat pagi mingguan awal pekan itu lebih serius dari biasanya.
Sesshoumaru melirik sesaat map yang ada di hadapannya, dan aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mereka bisa mendapatkan informasi secepat itu bila serangan yang disebutkan saja baru terjadi kurang dari sepuluh jam yang lalu? Karena seingatku, vendor yang menjaga keamanan maya perusahaan malang yang tadi malam diretas dan perusahaan kami tidaklah sama.
Setelah beberapa detik, pria paruh baya yang rambut di kepala bagian atasnya mulai menipis itu melanjutkan, "Rootkit berbahaya karena tidak terpindai. Oleh karena itu, semua server mati dan tidak dapat dihidupkan kembali."
Aku tidak main-main saat berkata tidak mengerti, sejauh yang kupahami tentang teknologi hanya kulit terluarnya saja. Meski aku sudah bekerja tiga tahun lamanya dengan petinggi utama perusahaan_yang kebetulan ayahnya Sesshoumaru_namun, menjadi sekretaris Chief Technology Officer yang disingkat CTO sangatlah berbeda. Terima kasih untuk tuan Touga Taisho, menjadi bawahan anak sulungnya sedikit banyak berhasil membuatku merasa bodoh. Hell, setiap hari akan selalu ada istilah-istilah baru yang harus aku cari tahu dari google. Dan, kata hari ini adalah rootkit.
Pelan-pelan, aku menghela napas. Hingga saat ini, aku masih belum dapat menemukan alasan mengapa pria ramah itu menginginkanku bekerja untuk putranya.
Lamunanku buyar kala suara berwibawa Sesshoumaru mendominasi ruangan, "Setiap server di restart, apakah virus itu berhasil menduplikasi diri dan merusak host?"
Dengan sedikit tergagap Sasaki menjawab, "Benar, Tuan."
"Jika tidak dapat menghidupkan kembali server, maka jaringan akan mati, aktivitas perusahaan akan lumpuh total, dan kerugian besar menjadi sesuatu yang dapat dipastikan," lanjut pria bersurai silver dan berbadan tegap itu.
Ryuichi Sato, wakil dari Safe, perusahaan yang mengkhususkan diri dalam melindungi dan memastikan keamanan maya untuk T. Corp menambahkan, "Mempertahankan data sama saja dengan menyebarkan virus. Upaya terbaik yang dapat dilakukan bila itu terjadi adalah memadamkan seluruh sistem, membersihkan server yang terinfeksi dan membantu memulihkan segalanya dengan ... "
Sesshoumaru mengangguk paham dan melengkapi keterangan pria itu, "back up."
"Anda benar, Tuan Sesshoumaru."
"Kalau begitu, apa yang dapat kalian usulkan?" Pandangan dan pertanyaan itu diarahkan sang CTO kepada para Manajer Teknologi yang sejak tadi bungkam. Bulir-bulir keringat dingin yang ada di dahi mereka kian besar dan banyak berjatuhan di sisi wajah. Setelah beberapa lama, salah satunya memberanikan diri untuk membuka mulut, lalu mengemukakan pemikiran yang mereka miliki. Dengan wajah tenang, Sesshoumaru mendengarkan.
Setelah tak ada lagi ide yang perlu di dengar, putra tertua Touga itu berdiri. "Baiklah, kita akhiri rapat ini." Semua yang ada di ruangan lantas ikut berdiri. Hanya dengan tarikan kepala ke bawah dan tanpa berterima kasih atas usaha keras yang telah dilakukan pegawai-pegawainya seperti yang selayaknya para atasan lakukan, ia meninggalkan ruangan.
Aku mengekor eksekutif muda itu menyusuri ruang, juga lorong, beberapa menit kemudian, aku mencapai mejaku. Alih-alih membuka pintu kantornya, Sesshoumaru berhenti di tempat, menoleh, dan mengajukan pertanyaan yang membuatku memutar otak, "Bagaimana menurutmu tentang gagasan mereka?"
Meski tidak memahami beberapa istilah, tentu saja aku mengerti isi pembahasan rapat tersebut. Setelah berpikir sejenak, aku bertutur, "Akan ada banyak yang harus dipertimbangkan, dengan mengirimkan semua berkas cadangan fisik seperti akta, dokumen-dokumen pinjaman ke dalam satu gedung seperti yang diusulkan, tentu akan menghabiskan banyak waktu dan biaya. Kuharap ada cara lain yang lebih praktis demi mengantisipasi serangan para peretas."
Sesshoumaru mengerutkan alisnya, seketika itu juga aku tersadar bahwa mungkin aku sudah terlalu banyak bicara. Takut dianggap mengecilkan ide mereka yang lebih mengerti, lekas-lekas aku sedikit menunduk dan meminta maaf.
Dengan intonasi monoton ia berkata sebelum beranjak dari tempatnya berdiri, "kau tidak perlu meminta maaf karena telah mengutarakan isi pikiranmu."
Untuk sesaat aku tertegun di tempat. Ia memang berwajah datar, sering bersikap dingin, tapi ia tidak arogan, sombong, dan tidak mau menerima buah pemikiran orang lain seperti yang selama ini digunjingkan.
Perlahan-lahan, seiring berlalunya waktu, semua yang aku dengar tentang kepribadian Sesshoumaru sedikit berhamburan.
Kala itu, aku sama sekali tak menduga bahwa dua bulan kemudian, pendapatku yang terbangun oleh rumor yang beredar akan sepenuhnya terberai dari sosok pria itu.
tbc~
Notes: Yup, benar, bab ini efek dari kebanyakan nonton serial Mr. Robot. Panjang bab-bab kedepannya bervariasi. Cerita (yg hampir selesai) ini mungkin jadi four/five-shot.
For all reader, minna saiko arigatou.
.
Sedikit keterangan yang berasal dari berbagai sumber;
Serangan DDoS: Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang (baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie)
Rootkit: Kit-akar: kumpulan perangkat lunak yang bertujuan untuk menyembunyikan proses, berkas dan data sistem yang sedang berjalan dari sebuah sistem operasi tempat dia bernaung.
Server: sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan (service) tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasi jaringan (network operating system).
Worm: cacing komputer adalah sebuah program komputer yang dapat menggandakan dirinya secara sendiri dalam sistem komputer. ... Worm merupakan evolusi dari virus komputer.
Host : juga dikenal sebagai H2H adalah "sistem antar server yang terhubung satu sama lain secara langsung". Lebih sederhananya: "komunikasi atau hubungan di dalam sebuah jaringan komputer yang terjadi antar host, yaitu komputer dengan perangkat lain yang terhubung satu sama lain".
