Empress Of Phoenix

Summary: Henrieta Dorea Potter dan Harrieta Rosemary Potter adalah kembar Potter. Saat Dumbledore mengklaim bahwa Henrietalah yang merupakan anak terpilih yang berhasil mengalahkan Voldermort bukan Harrieta. Membuat Henrieta mendapat seluruh perlakuan istimewa dari kedua orang tua terbalik dengan adik kembar Henrieta, Harrieta yang selalu diabaikan dan terkadang menjadi kambing hitam dalam setiap kesalahan kakaknya. Tak ada yang tahu bahwa sihir kuno Peverell aktif saat James dan Lily mengabaikan putri bungsu mereka.

Disclaimer : Harry Potter dan chara miliki J.K Rowling .

Sudah mendapatkan izin menggunakan general ide dari SyieraAquilla, dari karyanya the Choosen one

Pair : Female Harry Potter x Draco Malfoy

Prologue

Keluarga Potter selalu identik dengan keluarga Light. Karena itu James dan Lily sangat berharap bila anak kembar mereka memiliki inti sihir light. James dan Lily dapat menarik nafas lega kala, putri pertama mereka yang di beri nama Henrieta Dorea Potter memiliki inti light. Sepuluh menit kemudian, Lily kembali melahirkan seorang anak perempuan yang di beri nama Harrieta Rosemary bahwa Harrieta memiliki inti sihir gelap membuat pasangan Potter itu kecewa.

Mereka lebih memilih memanjakan Henrieta dibanding mengurus Harrieta kecil. Lily selalu melemparkan tanggung jawabnya sebagai ibu bagi Harrieta pada Nyonya Tua Figgs. Nyonya Figgs menyanyangi Harrieta seperti cucunya sendiri dan memperkenalkannya pada keluarga pureblood yang lain. Dengan inti sihirnya yang hitam, Harrieta menarik perhatian keluarga Malfoy,Parkinson,Nott dan Greengrass. Harrieta mendapat kasih sayang dari para nyonya keluarga tersebut. Kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari kedua orang tua kandungnya.

Perlakuan kedua orang tuanya lebih terlihat jelas, ketika Dumbledore menobatkan Henrieta sebagai the choosen one, gadis yang bertahan hidup,gadis yang berhasil mengalahkan pangeran kegelapan tanpa di ketahui orang - orang bahwa Harrietalah yang mengalahkan pengeran kegelapan sekaligus menandai penyihir gelap itu sebagai ayah baptisnya. Semenjak klaim Dumbledore, sudah menjadi hukum tak tertulis bahwa memperlakukan Henrieta bak ratu adalah wajib. Membuat posisi Harrieta semakin sengsara.

Pada ulang tahun kelima kembar Potter, James dan Lily mengadakan pesta ulang tahun untuk Henrieta. Molly membuatkan Hanrieta kue ulang tahun yang paling besar untuknya. Gadis berambut merah itu pun mendapatkan hadiah yang banyak.

Di kamarnya, Harrieta duduk termangu kedua orang tuanya tidak mengizinkannya turun. Pengabaian kedua orang tuanya membuat dirinya terbiasa akan hal itu dan terbiasa tidak menuntut apa pun.

Keluarga Malfoy,Nott,Parkinson dan Greengrass pun diundang. Namun kedatangan mereka hanya untuk Harrieta. Terlebih Draco juga sudah mengatakan pada ayah dan ibunya bahwa Harrietta adalah matenya, belahan jiwanya. Severus Snape dan Lucius Malfoy cukup kecewa karena mereka tidak menemukan Harrieta di pesta. "Katakan padaku, James dimana putrimu yang lain?" tanya Severus tajam.

"Harrieta ? kenapa dengan anak itu? Apa dia mencari masalah lagi?" balas James. Narcissa dan Pandora Lovegood hanya menggelengkan kepalanya. "Jangan khawatirkan anak itu, ia ada dikamarnya." sahut Lily.

"Ini juga hari ulang tahun Harrieta juga. Kenapa ia tidak disini?" Protes Daphne. Di tangannya terdapat boneka lumba - lumba berwarna ungu hadiah untuk sahabatnya. Henrieta melangkah mendekati Daphne. Tangannya terulur. "Berikan padaku" Tuntut Henrieta. Daphne langsung saja menyembunyikan boneka di belakang. "Tidak mau. Ini hadiah untuk Harrieta." Tolak Daphne.

Penolakan Daphne membuat Henrieta menangis keras. "Dasar manja." gumam Theo. Lily dan James sedang menenangkan Henrieta ketika Harrieta masuk ke ruang tamu. "Bu aku lapar."kata Harrieta pelan.

"Sedang apa kau disini? Hah!" Bentak Lily.

"Kembali ke kamarmu, Kau akan mendapatkan makanan besok." kata James.

"Tapi aku belum makan dari siang." jawab Harrieta pelan.

"James, apa ini tidak keterlaluan? Harrieta kemarilah"kata Lupin lembut. Lily pun memberikan sepotong roti untuk Harrieta menyuruhnya makan diluar. Draco,Theo, Daphne,Astoria dan Pansy mengikutinya. Harrieta duduk di pojok ruangan berusaha membuat dirinya tak terlihat. "Rietta, selamat ulang tahun." kata Draco sambil menyerahkan boneka naga untuknnya. "Terima kasih. " jawab Harrieta sopan.

"Harrieta sayang kau tidak akan kenyang hanya dengan roti tersebut. Ini ambil sosis dan kentang" kata Cygnus Greengrass. Ayah dari Daphne dan Astoria.

"Aku tidak bisa mempercayai ini, James dan Lily mereka keterlaluan. Mengabaikan anak semanis ini." Pandora dan Lucius hanya bisa tersenyum miris.

Seusai Harrieta menghabiskan makan malamnya. James langsung menarik Harrieta dan mengurung di kamar atas. "Kau keterlaluan James. Apa salah anak itu."kata Lucius.

"Dia hanya akan membawa sial Malfoy."jawab James.

"Aku tidak percaya ini. Lily kau benar - benar tidak pantas menjadi seorang ibu."kata Narcissa yang disetujui oleh Lovegood,Parkinson,Nott dan Greengrass. Draco hanya bisa memandang keluarga matenya itu dengan dingin. Harrieta sama sekali tidak pantas di perlakukan seperti ini.

Didalam kamarnya, Harrieta duduk sambil memeluk kedua kakinya. Ia masih lima tahun, tapi ia sudah lelah menangis. Susah lelah menuntut lebih perhatian dari kedua orang tuanya. Bukankah lebih baik ia menghilang dari sini. Membiarkan kakak kembarnya menjadi putri satu - satunya keluarga Potter.

Ditengah renungannya, sebuah cahaya berwarna orange membentuk seorang wanita. "Oh Dear." kata wanita itu yang kini berlutut dihadapan Harrieta. Gadis kecil itu hanya memandangnya bingung. "Aku salah satu leluhurmu, Bisa di bilang aku nenek buyut buyut buyut buyutmu. Nama ku Hera. "kata wanita berambut keemasan itu memperkenalkan dirinya.

"Harrieta Rosemary Potter." balas Harrieta pelan. Wanita bernama Hera membelai rambut hitam itu dengan lembut. "Ikut denganku pergi dari neraka yang kau sebut rumah."kata Hera.

Harrieta terdiam sesaat. "Jika kedua orang tuamu, tidak menginginkanmu. Aku tahu mereka yang sangat mengingkan anak. Mereka akan menyayangimu"kata Hera. Harrieta mengangguk. Hera pun memeluk gadis kecil itu dan menghilang.

Di lantai bawah, Draco, Severus dan Lucius terdiam. Mereka tidak menemukan hawa keberadaan Harrieta. Khusus untuk Draco, ia tidak mencium aroma vanilla matenya. "Father, aku tidak dapat menemukan hawa keberadaan Harrieta dan aromanya." Rengek Draco.

"Aku rasa Harrieta meninggalkan tempat ini. Jika tak ada Harrieta disini. Lebih baik kita meninggalkan tempat ini."kata Lucius. Kepergian keluarga Malfoy, disusul oleh keluarga gelap lainnya termasuk Snape dan keluarga Lovegood tanpa di sadari oleh siapa pun.

Ditempat lain, sepasang suami istri dengan mengenakan baju kebangsawanan, lengkap dengan mahkota menghiasi kepala mereka tampak sedang menunggu seseorang. Raja dan ratu dari kerajaan kecil bernama Lyon. Sebuah kerajaan sihir di kota Lyon. Sang Raja mendapat pesan dari Tetua Phoenix, bahwa mereka akan mendapatkan seorang putri, anak yang mereka inginkan.

Hera menggendong Harrieta yang tengah tertidur. Ia tersenyum mengetahui takdir besar yang akan ada di tangan gadis kecil yang tengah tertidur tersebut. "Yang Mulia Raja Axel Levianconis dan Yang Mulia Ratu Helena Levianconis Nee Reed. Maaf membuat kalian menunggu." salam Hera.

"Empress of Phoenix, Hera. Selamat datang."balas Axel, Raja Muda itu memberi hormat pada tetua Phoenix tersebut.

Helena Lavianconis memandang gadis kecil yang tengah tertidur didalam pelukan Hera. " Gadis kecil ini diabaikan oleh kedua orang tuanya yang lebih memilih kakak kembarnya. Aku yakin kalian bisa menyayangi dan merawatnya dengan penuh kasih sayang."kata Hera. Hera pun menyerahkan Harrieta pada Helen.

Sang Ratu itu langsung jatuh hati dengan wajah imut gadis kecil yang akan menjadi anaknya ini. "Jangan lupa, Ketujuh Tetua Phoenix akan mulai mengajarinya tentang sihir dan jenisnya." kata Hera. Axel pun mengangguk tanda mengerti. "Tetua Phoenix Hera, bagaimana jika anda memberikan nama baru pada gadis kecil ini?" usul Axel.

"Persephone Phoenix Lavianconis"kata Hera.