Judul : Naege Gidae

Cast : Hong Jisoo, Kim Mingyu and Other Seventeen member, NCT member, and BTS member

Genre : School Life, Friendship, slice of life

0oo0

Hari telah beranjak sore, sang lentera hari telah sudah mulai meredup, tenggelam di ufuk barat, menyisakan semburat jingga di langit.

Seorang pemuda manis menapakan kakinya perlahan-lahan menyusuri tepian Sungai Han, terkadang ia menengadah menatap langit yang semakin menggelap, membuang pandangannya pada air Sungai Han yang tenang maupun menatap datar kakinya yang telanjang. Entah apa yang tengah ia pikirkan sekarang hingga ia lupa untuk memakai alas kaki, bahkan kini tubuhnyapun hanya berbalut selembar T-shirt tipis juga Sweater yang juga tak kalah tipis, bahkantak bisa untuk menahan angin musim dingin yang mulai berhembus membawa udara dingin yang menusuk tulang.

"Hah~~"

Helaan nafas yang entah keberapa kalinya untuk hari ini Jisoo keluarkan. Sesungguhnya Jisoo bukanlah seorang pemuda yang mudah bersedih, ia bahkan tak menangis saat kekasihnya selingkuh beberapa tahun yang lalu, namun kini perasaannya sungguh tak menentu saat dirinya melihat sang Appa yang sedang bersama dengan wanita lain, Jisoo mengerti jika ayahnya kesepian setelah ditinggal ibunya yang meninggal 3 tahun lalu, namun jujur saja pemuda yang lahir 30 desember 21 tahun lalu itu belum bias menerima jika sang ayah ingin menggantikan posisi ibunya.

Jisoo menghempaskan dirinya terduduk diatas rerumputan, membaringkan tubuhnya menatap langit musim dingin yang gelap, segelap hatinya.

0oo0

Sementara itu seorang pemuda lain dengan perawakan tinggi dan berkulit tan keluar dari sebuah gedung apartemen dengan wajah yang kalut, tanpa menghiraukan apapun pemuda tan itu berlari tak tentu arah, mengamati sekeliling, mencoba mencari seseorang yang beberapa waktu lalu menelponnya dengan suara yang kalut, seseorang yang membuatnya tak bisa berpaling, orang yang ia sayangi selain keluarganya, orang yang bisa mengalihkan duniannya dan orang yang bisa membuatnya cemas hanya dengan suara bergetarnya saat orang itu menghubunginya.

"Ya! Jisoo Hyung, kau di mana?" Bisiknya kaluat.

Ia sungguh khawatir dan otaknya yang cerdas tak bisa diajak berkompromi karena rasa khawatirnya menutupi semua logika, bahkan ia tak peduli jika saat ini ia benar-benar berada di tengah jalan, untung saja hari sudah sangat larut sehingga jarang ada kendaraan yang melintas.

"Berpikir Kim Mingyu, berpikir, kemana seorang Hong Jisoo akan pergi saat ia sedih, ke mana?, ke mana?" Gumamnya lagi sambil menyigar surai blondenya.

Tiba sebuah ingatan melintas di pikirannya.

"Aku memang selalu datang ke sini jika sedang merasa sedih dan ingin sendiri, di sini nyaman"

"Bahkan saat musim dingin?"

"Ya, apalagi saat musim dingin, aku merasa lebih tenang menikmati udara yang berhembus menusuk hingga ke tulang,"

"Kau aneh hyung,"

"Bukankah kau yang lebih aneh?"

"Ya, benar, Jisoo hyung pasti ada di sana," Gumam Mingyu lagi, tanpa membuang waktu ia langsung berlari menuju tempat itu, tempat menyediri orang yang ia sayangi.

00oo00

Jisoo memejamkan matanya, ia masih berbaring di atas rerumputan di pinggir Sungai Han, entah sudah berapa lama ia di sana, namun hatinya belum jua merasakan lega, padahal ia sudah menggigil, bibirnya yang biasa berwarna peach pun sudah berwarna keunguan, sebentar lagi saja ia di sana bisa dipastikan ia akan terkena hypothermia, tapi lagi-lagi ia tak peduli, ia hanya butuh seseorang yang bisa menjadi sandarannya, yang mengerti hatinya sekarang, yang….

"Jisoo Hyung," Suara itu terdengar bersamaan dengan tubuh Jisoo yang direngkuh dengan erat oleh seseorang.

"M-Mingyu-ya," Ucap pemuda manis itu saat ia membuka matanya dan mendapati Mingyu yang merengkuh tubuh mungilnya dengan erat, tak lupa juga ekspresi khawatir yang kentara di paras rupawan pemuda yang lebih muda dua tahun darinya.

"Ya, Hyung. Aku di sini, aku di sini Hyung" Gumam Mingyu sambil mengeratkan pelukannya.

"Hiks… Hiks…. Mingyu-ah, Huwah…. " jisoo mulai menangis, mengeluarkan semua gejolak di hatinya, segenap emosi yang selama ini terpendam dan ia tanggung sendiri.

"Menangislah Hyung, keluarkan semua gelisah di hatimu, bersandarlah padaku Hyung, aku di sini, memelukmu, berbagilah padaku Hyung," Bisik Mingyu sembari menciumi surai brown honey milik Jisoo dan mengelus punggung sempitnya.

Tangisan Jisoo semakin menjadi, ia meraung, menangis layaknya anak kecil. Selama ini jisoo selalu diam dan jarang mengekspresikan kesedihan, kekecewaan atau kemarahannya, namun kali ini saat Mingyu menawarkan pelukannya untuk menjadi sandaran, Jisoo meluapkan semua emosinya.

Karena memang itulah yang ia butuhkan.

Sebuah sandaran yang bisa menopangnya saat terjatuh.

00oo00

Mata kucing Jisoo sembab namun sudah tak ada air mata yang keluar maupun suara sesenggukannya, hidungnya pun ikut memerah karena udara dingin dan juga karena tadi ia menangis.

"Maaf Mingyu-ah, aku pasti tadi sangat jelek dan terlihat cengeng karena menangis seperti bayi," Ucap Jisoo yang kini tangah dipeluk oleh Mingyu dari belakang, mereka berdua sedang berbagi kehangatan dalam coat hangat Mingyu, tubuh mungil Jisoo seakan tenggelam dalam tubuh Mingyu.

"Tak apa Hyung. Kau harus lebih sering mengekspresikan kesedihanmu, menjadi dewasa bukan berarti kita tak boleh menangis, menjadi dewasa berarti kita harus berbagi kesedihan kita, tak masalah untuk sesekali menangis, sesekali mengekspresikan kemarahan kita ataupun kekecewaan kita, karena kita manusia bukan robot, " Ujar MinGyu. "Tapi soal kau yang terlihat jelek saat menangis, itu benar, kau terlihat jelek saat menangis." Goda Mingyu dengan senyuman jahilnya, membuat Jisoo langsung mencubit lengan Mingyu yang tengah memeluknya.

"Ya! Kau benar-benar menyebalkan," Gerutu Jisoo. Bibir tipisnya ia kerucutkan, membuat pout yang membuat Mingyu semakin tergelak.

"Mingyu-ah, berhenti tertawa!" Ujar Mingyu, kali ini wajahnya benar-benar tertekuk, dengan kesal karena Mingyu yang tidak juga berhenti tertawa, Jisoo berbalik kearah Mingyu, membekap bibir sexy Mingyu membuat wajah mereka kini hanya berjarak 5cm.

Hening.

Keduanya terdiam karena kaget.

Iris Honey Jisoo bertemu dengan Onyx Mingyu.

Deg….Deg…Deg…

Jantung keduanya berpacu cepat namun waktu seakan berhenti.

"Ehem," Sebuah suara deheman dari samping mereka membuat keduannya langsung menoleh kearah sumber suara –dengan tangan Jisoo yang masih membekap Mingyu-.

"Maaf Tuan tapi sebentar lagi toko kami akan tutup," Ucap seorang pria dengan seragam khas mini market.

"Akh, ya… Mmmm kami akan segera pergi," Jawab Jisoo sambil memberikan senyuman canggung, si petugas mini market hanya tersenyum sebelum pergi meninggalkan pasangan yang tengah kasmaran itu –ini menurut pemikiran si petugas mini market-

"Hepassskan bebapkanna hyungggg.." Pinta Mingyu membuat Jisoo menjadi salah tingkah dan langsung melepaskan tanganya yang tadi membekap mulut Mingyu.

"Hah~"

Akhirnya Mingyu bias bernafas dengan benar.

"Jadi, ayo, aku akan menghantar Hyung pulang," Ajak Mingyu sambil melepaskan pelukannya dari pinggang Jisoo, karena sejak tadi sebenarnya tanganya masih betah bertengger di pinggang ramping pemuda yang lebih tua dua tahun darinya itu.

Jisoo terdiam tidak merespon, pemuda manis itu malah menunduk, bahkan ia bergeming saat Mingyu melepaskan coatnya dan memakaikan coat itu pada Jisoo, membuat Jisoo tenggelam dalam coat hangat miliknya.

"A-Aku tidak mau pulang, aku belum sanggup bertemu dengan Dad," Cicit Jisoo.

"Aku mengerti, hyung sebenarnya bukan tidak menyukai Ayah hyung memiliki wanita lain, tapi hyung belum bisa merelakan kepergian Ibu hyung, karena itulah hati hyung membuat pertahanan dirinya. Jika hyung masih ingin menghindar, masalah ini tak akan pernah selesai, aku tidak masalah hyung tinggal di tempatku, tapi masalah ini akan terus berlarut-larut hyung, jadi aku akan mengantar hyung ke rumah," Ujar Mingyu, tanganya menggenggam tangan mungil Jisoo.

"Ta-tapi,"

"Aku akan ada di samping hyung, hyung percayakan padaku?"

"B-baiklah,"

00oo00

Fajar telah sedikit menyingsing membuat semburat jingga di langit, bahkan mataharipun telah menampakan sedikit jati dirinya sementara Mingyu dan Jisoo masih berjalan menuju apartemen Jisoo –sebenarnya hanya Mingyu yang berjalan karena Jisoo tengah nyaman berada digendongan Mingyu, masih ingatkan jika Jisoo tidak memakai sandal?-

"…Jadi begitulah…" Mingyu mengerutkan keningnya tidak mendapat respon dari sang hyung, padahal sepanjang perjalanan Mingy uterus berbicara agar suasananya tidak begitu canggung. Mingyu sedikit menoleh dan mendapati bahwa Jisoo telah terlelap dengan wajah yang lucu.

"Jadi dari tadi aku berbicara hyung malah tidur hah?" Bisik Mingyu sambil menyamankan gendongannya, "Dasar kucing,"

00oo00\

Mingyu mulai memasuki apartemen kediaman Jisoo dengan Jisoo yang masih digendongannya, jangan heran kenapa Mingyu bisa masuk dengan mudah ke sana, karena pemuda itu sudah sering datang ke kediaman Jisoo.

Baru saja pemuda itu memasuki ruang keluarga matanya langsung bertemu pandang dengan 2 orang lain di sana.

"Mingyu-ah, Jisoo kenapa?"

"Eomma?"

To Be Continued

Hi, hi aku author baru di sini, panggil aja W (double Yu), biar nulisnya gampang, aku suka banget sama crack pair itulah kenapa aku bikin FF ini, BTW jika kalian mau request FF dengan Crack pair aku bisa mengabulkannya, jadi mohon Reviewnya ya? Kritik dan saran juga ditunggu, terimakasih sudah menyempatkan membaca, sampai jumpa dinext chapter bye bye! :D

11