Hai efriwan... ai kam bek/bahasaInggrismunak!

Hehehe... setelah sekian lama, akhirnya bisa balik juga#nyengir

Kali ini shoujo membuat fic bertema Gore. Sebenarnya baru pertama kali dan shoujo juga agak malas, tapi tangan ini bener-bener gatal untuk ngetik dan akhirnya tercipta lah fanfic ini ^^
Untuk chapter kali ini, hanya menjelaskan awal penderitaan Ying#dibuang

Kayaknya shoujo banyak nyampah ya/barusadar-_-

Enjoy~

Disclaimer: Boboiboy adalah milik Animonsta studio, fanfic ini milik shoujo no sekai

Genre(s): Crime

Rate: M

Warning: Typo tumpah kemana-mana, OOC, Alur kecepetan/kelamaan, Cerita gaje, EYD berantakan dll


Ying POV

Patah hati.

Ya... kau pasti tahu bagaimana rasanya, kan?

Sakit.

Sesak.

Kecewa.

Marah.

Semua itu bercampur menjadi satu. Aku telah merasakan itu semua selama satu tahun. Dimana sahabatku menjalin hubungan dengan pria yang kucintai.

Ya, sahabatku yang bernama Yaya, sedang menjalin hubungan dengan orang yang kucintai, Gempa sang ketua OSIS.

Aku mencintai Gempa sejak menjadi murid kelas 10. Berbagai cara kulakukan untuk menyampaikan perasaanku padanya.

Aku dan Gempa menjadi teman dekat, sangat dekat. Berbagai kesulitan kami hadapi dan kami selesaikan, pulang bersama pun bukanlah hal yang jarang.

Tapi, semua kebahagiaan itu runtuh.

Saat aku ingin menyatakan perasaanku padanya, dia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku hancur.

"Aku mencintai Yaya."

Kau mencintai sahabat masa kecilku. Kau mencintainya. Kenapa?

Saat itu, aku mencoba untuk mengukir senyum dan menahan air mataku.

"Benarkah?"

"Iya dan hari ini aku mau menyatakan perasaanku pada Yaya."

Mendengar kau mengatakan hal itu, senyum yang kuukir hancur. Melihat bagaimana wajahmu yang memerah dan bagaimana kau menggaruk pipimu karna gugup, itu cukup membuat hatiku sakit.

Perlahan penglihatanku kabur karena digenangi air mata. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, berusaha menahan tangisan yang ingin kukeluarkan. Aku menarik napas sejenak kemudian tersenyum.

"Semoga kau berhasil."

Kakiku dengan cepat membawa kupergi dan meninggalkan Gempa disana. Aku sama sekali tidak mau melihat senyumannya itu sekarang.

Apa? Apa yang bagus dari Yaya? Kenapa kau menyukainya Gempa?

Kenapa?

Air mata yang sudah kutahan akhirnya tumpah. Sungguh aku merasa tidak suka saat Gempa mengatakatan bahwa dia menyukai sahabatku.

Sungguh ironis bukan?

Orang yang kau cintai mencintai sahabatmu sendiri.

Seakan keadaanku belum cukup buruk, keesokan harinya Gempa menemuiku dan berkata...

"Ying! Kemarin Yaya menerimaku dan sekarang kami sudah jadian!"

Dalam hati aku mengucapkan selamat padamu karena telah membuat hatiku hancur untuk kedua kalinya. Kenapa kau tega membuatku seperti ini, Gempa?

"Benarkah? Selamat ya! Semoga hubungan kalian langgeng."

Dusta.

Aku justru berharap, semoga selalu ada perkelahian diantara kalian.

Tapi, harapanku tidak terkabul sama sekali.

Dengan santainya, kalian bermesraan. Baik itu dikelas, dikantin, ataupun ditaman sekolah, kalian tetap menunjukkan keromantisan kalian didepan banyak orang.

Bahkan didepanku.

"Sekarang kau sudah satu tahun kau berpacaran dengan Gempa, ya?"

Dengan wajah merah, Yaya menjawab pertanyaanku.

"Iya, dan syukurlah hubungan kami baik-baik saja."

Kejam.

Kau kejam.

Keji sekali kau, Yaya. Kau berbahagia di atas penderitaanku. Aku sungguh tidak percaya, kau tega melakukannya.

Kau merebut Gempaku. Kau merebut Gempa dariku. Apa yang lebih kejam lagi dari itu, Yaya? Tidak sadarkah kau, bahwa kau telah merebut orang yang kucintai?

Cukup!

Aku tidak terima.

Aku tidak terima jika Gempa berpindah kepelukan lain. Dia milikku dan hanya milikku! Tidak ada seorang pun yang boleh memilikinya selain aku!

Aku akan mengambil apa yang sudah menjadi milikku.

Kau akan kubawa kepelukanku lagi, Gempa.

Untuk mendapatkanmu, aku rela untuk mengorbankan sahabatku sekalipun.


Apa ini?#ngeliatlaptop

Maaf kalo pendek... anggap saja ini sebagai prolog#dibantai
Untuk bloody scenenya, akan muncul di chapter berikutnya

Review please~