Sex You
.
Maknae Line
.
Jimin x V & Jungkook
.
.
.
All the rain keeps falling
And these hoes keep calling
Have you had any good sex lately
.
.
.
Seorang pria berpipi chubby duduk bertopang dagu di depan jendela yang menghadap keluar rumah. Jendela itu basah karena cipratan air hujan yang mengenai atap rumahnya. Ia mendesah, antara kesal dan pasrah karena rencananya untuk jalan-jalan dan menghirup udara segar untuk melepas semua rasa penatnya harus gagal karena berita cuaca sialan yang membohonginya.
"Tsk, padahal mereka bilang hari ini matahari akan bersinar cerah" ucapnya sambil melihat air hujan yang membentuk sebuah gelombang kecil di jalanan.
"Kau seharusnya tidak mempercayai berita cuaca, Jimin hyung..." Seorang pria tinggi keluar dari kamar dan duduk di bagian sofa yang kosong dan meletakkan kepalanya di paha Jimin. "Mereka bukan tuhan, kau tau" sambungnya sambil memeluk bantal dan kembali menutup mata.
Jimin kembali mendesah pasrah kemudian mengalihkan pandangannya dari jendela. Ia beralih menatap wajah pria di bawahnya dan mulai mengusap surainya. "Kenapa kau pindah dari kamar, Jungkook?"
"Dingin, aku ingin dipeluk" ucapnya sambil membalik tubuhnya dan melingkarkan lengannya di pinggang Jimin.
Jimin tersenyum, Jungkook memang manja. Kekasihnya itu manja. Tapi tidak apa, jimin menyukainya. Karena ia juga sering manja pada kekasihnya.
"Mau pindah lagi ke kamar?" tanyanya sambil memainkan beberapa helai rambut Jungkook.
Jungkook menggeleng. Ia makin mengeratkan pelukannya pada Jimin. Jimin hanya tersenyum dan mengecup kepala kekasihnya itu. Ia mengambil sebuah kain yang terlipat rapih di sofa yang kosong dan mulai menyelimuti Jungkook. Setelahnya ia mulai menyalakan TV dan mencari acara yang menurutnya bagus.
.
Jimin belum pernah merasa sangat bosan saat ia harus berada di dalam rumah karena hujan. Karena demi apapun, tidak ada yang bisa menghiburnya kali ini. Acara jalan-jalannya gagal, tidak ada acara TV yang menarik, Jungkook tidur karena semalam ia sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, dan–
Cklek!
"Aku pulang"
Buru-buru Jimin bangun hingga melepaskan pelukan Jungkook dan membuat kepala pria itu terbanting di atas sofa. Jungkook mendecak sebal dan berbalik perlahan menatap Jimin yang berjalan menuju pintu masuk.
"Kau sudah pulang? Yaampun! Kau basah! Apa kau tidak bawa payung?!"
"Ah aku–" belum sempat pria itu berkata lebih banyak, Jimin segera berlari masuk kedalam untuk mengambil handuk. Ia berjinjit di hadapan pria itu dan segera mengusap kepala pria itu dengan handuk.
"Jim, aku–"
"Cepat mandi, aku akan membuat coklat hangat untukmu" lagi-lagi Jimin memotong ucapan pria itu. Ia mengambil tas pria itu, meletakan semua isinya di atas sofa kosong dan membawa tas basah itu ke belakang.
Pria itu hanya bisa menghela nafas melihat Jimin kemudian melanjutkan acara mengeringkan rambutnya. Ia baru saja akan melangkahkan kakinya saat matanya menatap seorang pria yang sedang menatapnya tajam.
"Apa?" tanyanya saat melihat raut kesal pada pria itu.
Pria itu, Jungkook, menghela nafas kesal kemudian duduk di sofa. "Kau menghancurkan mimpi indahku, kau tau?"
Pria itu terdiam sebentar, menatap ke arah lain dan menghela mafas sejenak sebelum membuka suara. "Lalu? Apa aku harus menggantinya? Atau mengambil lem dan menyatukan kembali mimpimu?"
"Ha ha, lucu sekali hyung" ucap Jungkook yang kemudian beranjak menuju kamarnya.
Pria itu hanya menggedikkan bahunya dan berjalan menuju sofa yang kosong. Bersamaan dengan itu Jimin datang membawa dua gelas coklat hangat dan meletakkannya di meja.
"Kemana Jungkook?" Tanyanya saat melihat sofa kosong dengan selimut yang berantakan. Pria yang ditanya hanya menggedikkan bahu kemudian meminum coklat hangatnya.
Jimin yang melihatnya hanya mendecak kemudian berdiri di hadapan pria itu lalu kembali mengerigkan rambut pria itu. "Ck, kenapa kau belum mandi juga? Nanti kau sakit"
Pria itu tersenyum kemudian memeluk pinggang Jimin. Menempelkan dagunya di perut Jimin dan menatap pria itu dari bawah. "Mandikan aku" ucapnya masih dengan senyumnya.
Jimin menunduk, menatap datar wajah pria itu kemudian menyentil pelan keningnya. Mengundang ringisan dan bisa ia lihat pria itu mengusap keningnya dengan satu tangannya.
"Kau sudah besar Taehyung" ucap Jimin, masih dengan ekspresi datarnya.
Taehyung merigis pelan sebelum kembali memeluk pinggang Jimin. "Sekali ini saja, Jimin. Ayolah, kau jarang mandi denganku, kau selalu mandi dengan si gigi kelinci itu"
"Aku mendengarnya bodoh"
Baik Jimin atau pria yang dipanggil Taehyung itu menengok saat melihat Jungkook sedang melemparkan glarenya pada Taehyung. Jimin menatap Jungkook dan mengerjapkan matanya pelan sebelum membuka suara "ada apa Jungkook?"
Jungkook menunjuk gelas di tangannya. "Aku ingin mengambil ini. Dan kau, alien, akui saja kalau kau tidak seberuntung diriku. Jimin lebih mencintaiku daripada kau tau"
"Sialan kau kelinci besar, aku akan membunuhmu!"
"Hey– stop!" Jimin segera memisahkan kedua pria yang menjabat sebagai kekasihnya itu sebelum ada perang melempar barang terjadi di rumahnya.
"Siapa bilang aku tidak mencintai Taehyung? Aku mencintai kalian, tidak ada yang ku beda-bedakan" ucapnya sambil melempar senyum pada Jungkook dan Taehyung secara bergantian.
"Kalau begitu sekarang mandikan aku, Jimin"
"Aku ikut"
"Apa? Hei kelinci besar, kau baru saja mandi bersamanya kemarin"
"Lalu apa? Kau menghancurkan mimpiku tadi, kau ingat? Kau harus bayar yang itu. Bersyukurlah aku tidak menyuruhmu mandi sendiri"
"Kau–"
Jimin menghela nafas, selalu saja seperti ini. Kedua kekasihnya berebut hanya karena hal kecil. Jimin kembali harus memisahkan mereka sebelum perabotan rumahnya melayang dan hancur di lantai.
"Baiklah baiklah! Kalian berdua hentikan!" Dengan sekali berteriak, Jimin berhasil menghentikan adu mulut yang disertai dengan melempar bantal antara Jungkook dan Taehyung.
Jimin sebenarnya tidak mengerti kenapa ia bisa menerima dua orang sekaligus sebagai kekasihnya. Ditambah lagi, dua orang ini mempunyai sifat yang sama, yaitu kekanak-kanakan.
Jimin meghela nafas, ia menatap Jungkook dan Taehyung secara bergantian. "Baiklah kita akan mandi bersama" ucapnya final dan mengundang desahan kecewa serta senyum kemenangan disaat yang bersamaan.
"Tidak adil" ucap Taehyung sambil melempar glare pada Jungkook yang sedang meledeknya dengan senyum kemenangan di wajah pria itu.
Jimin dengan cepat segera menolehkan kepala Taehyung hingga wajah pria itu menghadap ke arahnya. "Taehyung, please..." Ucapnya sambil memasang wajah memohonnya.
Taehyung mendesah pasrah, tatapan Jimin memang selalu meluluhkan Taehyung. "Tsk, baiklah baiklah, aku mengalah"
Jimin tersenyum kemudian menarik tangan Taehyung agar berdiri dan berjalan lebih dulu ke kamar mandi untuk menyiapkan bak mandi untuk mereka bertiga.
.
Sepertinya acara mandi ini malah membuat Jungkook kesal. Pria itu kini sedang menatap Jimin yang sibuk menggosok punggung Taehyung. Demi boneka kumamon milik seniornya, Jungkook benci ketika diabaikan. Apalagi Taehyung daritadi memberikan tatapan meledeknya pada Jungkook yang mendengus kesal melihatnya.
Setelah melepas semua pakaian, Taehyung dengan cepat mengajak Jimin masuk kedalam bath tub dan meminta pria itu untuk menggosok punggungnya. Sedangkan Jungkook, ia langsung berdiri di bawah shower yang menyala sambil menunggu gilirannya. Tapi demi tuhan, si Taehyung itu terus menerus meminta hal lain agar acara mandinya dengan Jimin menjadi lama.
"Taehyungie~ sudah... Kasihan Jungkookie" ucap Jimin sambil menengok ke belakang dan menatap Taehyung dengan tatapan memohonnya. Ia menyadari tatapan kesal pria bergigi kelinci itu. Bisa gawat jika Jungkook kesal dan berakhir dengan mengukung Jimin dibawah lengannya.
Taehyung mendecak sebal saat melihat Jungkook yang masih menatapnya kesal. Ia mengangkat Jimin perlahan dan medudukkan pria itu di pangkuannya. Ia mengisyaratkan Jungkook agar masuk dan duduk di hadapan Jimin.
"Oh– aku ingin memangku Jimin hyung"
"Tsk, cepat masuk atau mandi di kamar lain sana"
Dengan berat hati Jungkook masuk ke dalam bath tub dan duduk di hadapan Jimin. Jimin tersenyum kemudian mengecup bibir kekasihnya itu.
"Sudah jangan cemberut begitu. Ah, ingin ku gosok punggungmu?"
Jungkook menggangguk dan berbalik sebelum diam-diam memberikan glare pada Taehyung yang menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Jimin. Taehyung hanya tersenyum menatap tangan Jimin yang sedang menggosok punggug Jungkook dengan Jimin yang mengajak Jungkook bicara.
Taehyung mengeratkan pelukannya pada pinggang Jimin. Bermaksud untuk memberi kode agar pria di pangkuannya itu mengalihkan perhatiannya padanya. Tapi Jimin sama sekali tidak menyadari kode iti dan terus saja mengobrol dengan Jungkook.
Taehyung mendengus kesal. Sama seperti Jungkook, ia juga tidak suka jika di abaikan. Dan dengan seringainya Taehyung perlahan meraba pinggang Jimin dan terus turun hingga tangannya berhasil menangkap adik kecil Jimin yang masih tertidur.
"Hyaahhh–!" Jimin menghentikan acara menggosok punggung Jungkook, saat ia merasa sebuah tangan mengurut perlahan adik kecilnya.
Ia menggigit bibir dan meremas pinggiran bath tub untuk menyalurkan rasa terkejutnya. Jungkook menengok ke belakang ketika merasakan kaki Jimin menendangnya perlahan.
"Ada apa hyung?" Tanyanya sambil menatap Jimin yang menunduk sambil menggeleng perlahan sebagai jawaban.
Di belakang, Taehyung tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya di tengkuk Jimin. Mengecup dan menjilatinya perlahan bermaksud untuk menggoda pria di pangkuannya. Tak lupa tangannya dibawah sana masih setia mengurut adik kecil dalam genggamannya.
Jungkook mengerutkan keningnya saat melihat Jimin bergerak tak nyaman. Bisa ia rasakan kaki Jimin bergerak gelisah.
"Hyung?" Jungkook memegang pundak Jimin untuk mengangkat wajah pria itu. Dan berhasil, Jimin menatapnya, dengam wajah memerah dan bibir yang mengeluarkan desahan samar. Jungkook mendecak kemudian menatap lengan Taehyung yang sedikit maju dari pinggang Jimin.
"Hei alien mesum, kita sedang mandi disini" ucap Jungkook sambil memukul perlahan lengan Taehyung.
Taehyung hanya terkekeh pelan kemudian meletakan dagunya di bahu Jimin. Menatap Jungkook dengan tatapan kau-tau-maksudku yang bermaksud mengajak Jungkook dalam permainannya. Jungkook yang mengerti hanya menatap datar pria itu.
"Apa?"
"Oh ayolah, aku tau kau juga ingin, Jungkook. Siapa yang bisa menahan pria ini, hm?" Tanya Taehyung sambil mengulum telinga kiri Jimin dan mengundang lenguhan dari pria di pangkuannya itu. Tangannya semakin gencar mengurut kejantanan Jimin yang semakin mengeras.
Jungkook menghela nafas melihat wajah merah Jimin yang menatapnya dengan mata yang sayu. Ditambah lagi ia terus menggeliat berusaha meronta dari pelukan Taehyung.
"J-jungkookhh– anghhh Taehh andwae- nghhh..." Tangan Jimin yang semula ada di pinggiran bath tub kini beralih pada tangan Taehyung yang memilin nipple kirinya.
"Tsk, aku menyerah, maafkan aku hyung" Jungkook menaikan dagu Jimin dan dengan cepat mencium bibir Jimin. Melumat, menghisap, dan menggigit perlahan bibir berisi itu.
Taehyung tersenyum menatap pria di hadapannya yang sedang berciuman panas dengan adiknya. Ia melepas penyumbat air di bath tubnya dan kembali menutupnya saat air itu sudah turun setengah. Memperlihatkan adik kecil Jimin yang menegang sempurna dan mengeluarkan pre-cum di ujungnya.
Jimin akan segera datang, ia memang sensitif. Adik kecilnya dan kedua nipplenya sedang digoda, dan ia tidak pernah bisa menahan rangsangannya lebih lama.
"Hngaahhh J-Jungkookiehh~ anghh–!"
Jimin mengeratkan pelukannya pada kepala Jungkook yang semakin gencar menghisap nipplenya. Bersamaan dengan itu, tubuh Jimin menegang saat ia mencapai puncaknya. Taehyung menatap tidak suka pada Jungkook yang memagut bibir Jimin dan dibalas dengan pria itu yang meremas rambut Jungkook sebagai pelampiasannya.
Setelah Jungkook melepas ciumannya dengan Jimin, buru-buru Taehyung membalikkan tubuh Jimin hingga menghadap ke arahnya dan mengecup bibir pria manis itu.
"Kau tau kau salah menyebutkan nama, hm?" tanya Taehyung sambil meremas kedua bongkahan berisi Jimin dan melebarkannya perlahan hingga membuat pria itu meremas pundak Taehyung.
"Anghh- a-aku minta maaf Taeh... Aakhhh-!" Jimin mendongak saat Taehyung menampar butt Jimin. Menciptakan warna kemerahan yang samar yang membuat Jungkook tidak berkedip menatapnya.
Taehyung yang menyadari tatapan Jungkook langsung mengembangkan seringainya. "Baiklah, karena aku baik hati, maka aku tidak akan berikan hukuman" ucapnya sambil mengusap perlahan pinggang Jimin, membuat pria diatas pangkuannya itu menggeliat perlahan merasakan geli di pinggangnya.
"Sekarang menungging" ucap Taehyung yang langsung mendapat tatapan bingung dari pria di hadapannya. "Dan berikan aku service dengan mulutmu" sambungnya disertai senyumannya yang perlahan mengembang.
Jimin menatap Jungkook sejenak sebelum akhirnya mulai menungging. Memperlihatkan butt berisinya pada Jungkook, dan mengarahkan wajahnya pada kejantanan Taehyung. Taehyung tersenyum dan membuka penyumbat air di bath tubnya hingga airnya habis.
Jimin mulai dengan jilatan perlahan di kepala kejantanan Taehyung, kemudian ia mulai memasukkan kejantanan Taehyung dan mengulumnya perlahan. Jimin sedikit tersedak saat Taehyung mulai menekan kepalanya.
Taehyung mendesis, merasakan lidah Jimin berusaha membelit miliknya dan geraman geraman kecil yang dihasilkan tenggorokkan Jimin hingga menggetarkan kejantanannya. Di belakang Jimin, Jungkook mendesah malas melihat kedua hyung di hadapannya hanya asik sendiri. Baru saja ia akan bangkit jika Jimin tidak memekik tertahan dan kaki Jimin menyenggol kejantanan Jungkook.
Jungkook terdiam, merasakan ereksinya tertekan dengan kaki Jimin. Ia menatap Taehyung yang menyeringai padanya, tangannya ia gunakan untuk mengocok perlahan kejantanan Jimin.
"Tsk, kalau kalian ingin main, main saja berdua"
"Hei, kau marah padaku? Bukankah aku sudah berbaik hati memberikanmu makanan di hadapan wajahmu?"
Jungkook terdiam, menatap butt berisi Jimin yang bergerak gelisah berusaha menyingkirkan tangan Taehyung dari kejantanannya. Tanpa sadar ia menelan ludahnya. Melihat Jimin yang seperti ini membuatnya ingin menerkam pria manis itu sekarang juga.
Taehyung terkekeh, ia memindahkan tangannya dari kejantanan Jimin menuju hole pink yang menantang Jungkook untuk dimasuki. Dua jari mulai ia masukkan hingga membuat Jimin memekik dan berhenti mengulum kejantanan Taehyung sejenak. Jungkook kembali menelan ludahnya saat melihat Taehyung dengan sengaja melebarkan hole Jimin dengan kedua jarinya.
"Menginginkannya, big baby?" tanya Taehyung sambil menyeringai menatap Jungkook. Perlahan ia mengeluarkan jarinya dan langsung digantikan dengan dua jari Jungkook.
"Aaannhhh~ J-jung–hmph-" baru saja Jimin ingin mengeluarkan desahannya karena kedua jari dalam holenya sedang bergerak liar mencari titik lemah si manis, tapi Taehyung dengan baik hati menekan kepala Jimin hingga pria manis itu tersedak kejantanannya.
"Aku tidak menyuruhmu berhenti mengulum, sayang" ucapnya sambil mengusap surai Jimin.
Jimin hanya mendesah tertahan sambil terus mengulum kejantanan Taehyung. Sesekali ia berhenti saat Jungkook melesakkan jarinya lebih dalam di holenya. Taehyung terkekeh, ia mulai mengocok kejantanan Jimin hingga membuat pria itu berhenti menggeram rendah karena desahannya tertahan. Bersamaan dengan itu, Jungkook dengan gencar menekan titik terdalam Jimin hingga membuat pria itu mengangkat buttnya dan mengikuti pergerakkan jari Jungkook.
"Hanghhh–!" Jimin melenguh panjang saat ia mencapai puncaknya. Ia sudah mengeluarkan kejantanan Taehyung dari tadi.
Ia mendongak sedikit menatap Taehyung, takut jika pria di hadapannya marah karena ia tidak membuat pria itu keluar di mulutnya. Hei, tapi itu bukan salah Jimin kan? Salahkan kakak beradik Kim ini yang menggoda tubuhnya tanpa henti.
"T-tae..."
Belum sempat Jimin berbicara, Taehyung segera mengangkat Jimin dan mendudukkannya di pangkuannya. Ia langsung melumat kasar bibir Jimin dan menghisap kedua bibir berisi itu hingga terlihat membengkak.
"Aku belum sampai, kau tau itu kan?"
Jimin mengangguk sebagai jawaban. Ia menatap Taehyung takut-takut. Taehyung sendiri hanya tersenyum, ia mengangkat pinggang Jimin dan mengarahkan kejantanannya pada hole ketat Jimin.
"N-nyaaahh~! T-taehh~"
Jimin memeluk erat leher Taehyung saat ia merasa sebuah benda besar berisi memasuki lubangnya. Taehyung memagut bibir Jimin saat pria itu sedang menggerakkan tubuhnya naik dan turun berusaha mencari kenikmatannya.
Sedangkan Jungkook, ia menatap kakaknya dan Jimin. Perlahan ia mulai mengurut kejantanannya sendiri, membayangkan jika Jiminnya yang ada disana dan membungkus adik kecilnya dengan erat menggunakan hole ketat Jimin. Taehyung mengalihkan pandangannya pada Jungkook saat melihag adiknya sedang memainkan kejantanannya sendiri.
Ia tersenyum kemudian mengecup bibir Jimin, membuat pria itu membuka matanya dan menatap Taehyung. Yang yang ditatap hanya tersenyum, ia mengangkat butt Jimin hingga kejantanannya hampir kelaur seutuhnya dan kembali menekan pinggang Jimin hingga kejantanannya kembali masuk seutuhnya.
"Aaannghhh! Taehyung–nghhh" Jimin menjerit, ia meremas pundak Taehyung sebagai pelampiasan rasa nikmat di titiknya.
Taehyung tersenyum kemudian menatap adiknya. Ia mengangkat sedikit butt Jimin kemudian melebarkannya hingga Jungkook bisa melihat hole Jimin yang terisi. Jungkook kembali mengeras melihatnya.
"Kkk bergabunglah big baby"
"Kau gila, hyung"
"Kita berdua memang gila. Ayolah, aku tau kau menginginkannya, kau belum datang kan?"
Jungkook terdiam menatap kakaknya dan Jimin yang bersandar di dada Taehyung sambil menatapnya sayu. Ia kembali menelan ludah sebelum akhirnya beranjak mendekat Jimin.
"Maafkan aku hyung" ucap Jungkook sambil memasukkan kejantanannya secara perlahan.
Ketiganya mengerang. Kakak beradik Kim itu mengerang merasakan betapa sesaknya lubang Jimin. Kejantanan mereka terasa dibungkus erat oleh lubang hangat Jimin.
Sedangkan Jimin, ia sibuk menjerit bahkan sampai mencakar punggung Taehyung. Lubangnya perih, dan kedua orang ini pasti tidak akan mau mengeluarkan salah satu dari mereka.
"H-hanghh... Sakit... Unghh- k-keluarkan..."
Jimin mengerang perlahan. Ia sedang bersandar di dada Taehyung sambil berusaha membiasakan lubangnya menerima dua kejantanan besar yang terasa semakin mengeras karena dipijat oleh lubangnya.
Perlahan Jungkook mulai bergerak, ia ikut menandai punggung pria manis itu dan memilin nipplenya, mengundang desahan nikmat si manis.
Taehyung tak tinggal diam, ia melumat bibir Jimim dan ikut menggerakkan kejantanannya. Mengeluar-masuk-kan kejantanannya secara bergantian dengan Jungkook, berlomba siapa yang lebih dulu mendapat titik lemah si manis.
"Nyaahhh~! Angghhh~!" Jimin mendongak, tubuhnya menegak dan ia ikut menggerakkan tubuhnya naik dan turun saat titiknya dihujam dengan keras.
Taehyung segera melumat nipple Jimin, sedang Jungkook melumat bibir pria itu dan mengurut perlahan kejantanannya yang sudah mengeluarkan pre-cum.
Kembali mendapat rangsangan di tiga titik sekaligus membuat Jimin hilang akal. Ia tidak bisa melihat dengan jelas kecuali warna putih. Tubuhnya kembali mengejang saat ia mencapai puncaknya.
Tak lama setelah itu, kedua kejantanan itu menghentak dengan keras secara bersamaan diikuti dengan cairan cinta mereka yang keluar di dalam Jimin. Terlalu banyak hingga menetes ke bath tub. Jimin tidak terlalu fokus, masih menyesapi manisnya bibir Jungkook.
Taehyung tersenyum, ia mengeluarkan kejantanannya dan membiarkan adiknya bermain dengan Jimin.
.
.
.
Setelah membersihkan tubuhnya dan memakai bathrobe, Taehyung pergi ke dapur untuk membuat kopi. Ia masih harus begadang nanti malam, menyelesaikan tugas kantornya yang entah kapan akan selesai. Setelah menjemur handuk di tempatnya, Taehyung kembali ke kamar dan terdiam di ambang pintu saat melihat adiknya masih menggagahi Jimin dengan posisi doggy style.
"Ckckck, kau memang kelinci besar yang mesum, eh?"
Jungkook menghentakkan kejantanannya dan dengan telak menghantam titik lemah Jimin. Membuat pria manis itu meremas seprai dengan kuat dan mengangkat buttnya. Ia menatap Taehyung, mengisyaratkannya agar mendekat lewat matanya.
Taehyung tersenyum, ia meletakan gelas kopinya di meja dan melepaskan ikatan di bathrobenya. Berdiri di hadapan wajah Jimin dengan kejantanannya yang langsung dilahap oleh Jimin.
Sangat rakus seperti anak yang mengulum lolipopnya yang tersisa satu. Taehyung mengusap kepala Jimin dengan sayang.
"Yah, aku rasa satu ronde lagi tidak masalah. Besok kau tidak ada acara diluar kan Jimin?"
Jimin hanya diam sambil terus mengulum kejantanan Taehyung, dan Taehyung anggap itu sebagai jawaban 'Ya'. Ia terkekeh dan membantu kepala Jimin untuk bergerak maju dan mundur mengikuti pergerakkan Jungkook di belakangnya.
Yah, sekali lagi mereka melakukannya. Memang satu ronde saja tidak akan pernah cukup untuk Kim bersaudara ini. Kalau begitu kita tinggalkan saja ketiga orang ini dengan aktifitas mereka.
.
.
.
.
End
All these rain drops falling on my window
Got me wishing that we did the things we didn't do
And right now I wanna sex you baby
Has anybody sexed you lately
Bando Jonez – Sex You
HOLLLAAAAA NJI BAAAACCCKKK! v)/
Ada yang kangen? Ada yang nungguin? 'v')
Nggak ya? Aduh ngarep banget ya Nji T^T
Aigo maaf maaf maaf .
Nji malah bikin cerita baruuu .
Ini gara2 FMV di channel Yeonshii .
Sebenernya udah lama mau bikin ini tapi tapi tapi entahlah idenya hilang terus ;-; sama kayak cerita cerita lain yang idenya hilang terus T^T
Maaf ya author yang satu ini rada males nulis trus berujung alesan idenya gaada padahal adaaaa .)9
Buat yang nungguin cerita yang lain, sabar yaaa Nji kayak ngasih harapan palsu ya? Maaf T^T
Nji janji bakal dilanjut /janji mulu/ T^T
Pokoknya makasih yang masih mau nungguin cerita Nji, secepatnya bakal dilanjut yaaa ;^;)b
Last, RnR Juseyooooo T^T
